Anda di halaman 1dari 22

TINJAUAN KRISTEN TENTANG

HIV –AIDS
dan
KEMATIAN
Dr. Eva Nirmala , SpPK
AIDS √
ADALAH
KUTUKAN
???????
TUHAN
X
Dasar iman Kristen yang menjadi dasar
menyikapi epidemik AIDS adalah :
Bagaimana kita memahamai teologi
Penciptaan, tubuh dan seksualitas manusia,
teologi penderitaan dan kematian,
pengharapan dan kebangkitan dengan pola
pendekatan pelayanan yang dilakukan oleh
Yesus Kristus dalam KASIH.
PENCIPTAAN MANUSIA
• ALLAH menciptakan manusia dengan maksud dan tujuan
• Tujuan ALLAH adalah :
• Untuk memiliki relasi
• Menjadi objek kasih ALLAH
• Memenuhi bumi
ALLAH mencipatkan kita dengan keadaan kita sekarang bukan tanpa
maksud
Maksud Allah adalah :
Mengasihi DIA √ Mengasihi sesama √ Memberitakan kabar baik
Menjadi keluarga ALLAH √ Serupa dgn Kristus
• Berbeda dengan ciptaan-ciptaan Allah lainnya, manusia diciptakan
menurut gambar dan rupa Allah. Manusia dipilih dan diciptakan oleh
Allah bagi diri-Nya. Allah memilih manusia bahkan sebelum dunia
dijadikan. Dia menginginkan manusia untuk hidup kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya dalam kasih. Dengan demikian, Allah
menciptakan manusia untuk kemuliaan-Nya, yaitu, memuliakan nama-
Nya, melayani Dia dengan sukacita danmenyembah-Nya dalam roh
kebenaran.

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan


rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang
melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia
itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-
laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1 : 26-27
PENDERITAAN DAN KEMATIAN
• Kitab Kejadian melukiskan secara realistik bahwa manusia sebagai
mahkota ciptaan dalam kebebasannya selalu memilih jalan yang
penuh risiko berujung pada maut atau jatuh ke dalam dosa.
• Dalam kondisi yang demikian manusia mengalami penderitaan yang
komprehensif (fisik, jiwa, roh dan sosial). Manusia dihadapkan dengan
maut dan kematian. Sejak itu bumi dan segala isinya berada pada
kondisi yang sangat berisiko tinggi untuk menderita. Disebut sebagai
bumi yang sakit dan membutuhkan penyelamatan atau
penyembuhan. Dalam kerangka inilah maka HIV/ AIDS menjadi bagian
dari bentuk penderitaan dunia itu.
Sejak perbuatan dosa pertama oleh Adam dan Hawa, semua (seluruh
umat manusia) telah jatuh ke dalam pola dosa dan menjadi fana,
kehilangan kemuliaan Allah:

* Roma 5:12
Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena
semua orang telah berbuat dosa.

* Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah.
TUBUH DAN SEKSUALITAS
• Alkitab melukiskan bahwa fungsi sosial seksualitas manusia adalah
untuk menjadi mitra dalam mengelola bumi secara adil, dan penuh
cinta kasih. Dalam hubungan personal atau hubungan intim antara
laki-laki dan perempuan yang paling fundamental adalah untuk
ekspresi cinta kasih yang paling tinggi dan mendalam, melaluinya
terjadi prokreasi.
• Dalam konteks ekspresi cinta kasih yang mendalam untuk prokreasi
ini maka Allah mempercayakan fungsi regenerasi
• Namun kenyataannya, kebebasan tersebut tidak dapat dipahami dan
dikelola secara bertanggung jawab sehingga berdampak pada
kekacauan yang menimbulkan penyakit dan penderitaan.
PENGHARAPAN
• Bagi pemahaman Kristiani, Allah adalah Allah pemelihara dan penuh
kasih setia
• Hal itu dimanifestasikan melalui tindakan keselamatan kepada
manusia. Ia membuka jalan keselamatan bagi manusia dan kemudian
mendidik umatnya untuk kembali ke jalan yang benar (bertobat)
• Bentuk solidaritas Allah dalam penderitaan manusia yang paling
puncak adalah dalam Yesus Kristus. Melalui Kristus, Allah bersentuhan
langsung dengan penderitaan dan kematian. Dalam Kristus, Allah
merawat umat-Nya. Dalam Kristus, kasih dan pengampunan Allah
menjadi nyata. Dalam Kristus, maut dikalahkan melalui kebangkitan-
Nya.
Dalam kerangka pemahaman iman
ini maka epidemik HIV/ AIDS
bukanlah kutukan Allah, tetapi resiko
dari kebebasan manusia yang hidup
dalam dunia yang menderita dan
sakit.
World Council of Churches :
• Meminta perhatian gereja-gereja untuk mengembangkan suatu iklim dan
tempat yang penuh cinta kasih, penerimaan, dan dukungan bagi mereka
yang rentan atau yang telah terkena HIV/ AIDS tanpa memandang latar
belakang agama,suku, status sosial maupun keberadaan personal
seseorang
• Meminta perhatian gereja untuk bersama-sama berefleksi pada basis
pemahaman teologinya dalam rangka merespons tantangan HIV/ AIDS.
• Meminta perhatian gereja untuk bersama-sama berefleksi masalah-
masalah etik yang timbul karena pandemik ini, bagaimana
menginterpretasikannya ke dalam konteks lokal dan menawarkan panduan
bagi mereka yang menghadapi kesulitan dalam menentukan pilihan.
• Meminta perhatian gereja supaya terlibat aktif dalam berbagai diskusi
di masyarakat mengenai isu-isu etik yang muncul karena HIV/ AIDS,
dan mendukung warga jemaatnya, khususnya yang melayani dibidang
kesehatan, yang menghadapi kesulitan menentukan keputusan etis
dalam hal pencegahan dan perawatan.
Kesaksian gereja dalam hubungannya dengan
masalah langsung HIV/ AIDS:
• Meminta perhatian gereja-gereja untuk melayani sebaik mungkin mereka
yang hidup dengan HIV/ AIDS.
• Meminta perhatian gereja untuk memberikan perhatian khusus bagi bayi
dan anak-anak yang hidup dengan HIV/ AIDS dan mencari jalan keluar
dalam membangun lingkup yang mendukung.
• Meminta perhatian gereja untuk membantu melindungi hak-hak mereka
yang hidup dengan HIV/ AIDS, mempelajari, mengembangkan dan
mempromosikan HAM dari ODHA. Meminta perhatian gereja untuk
memberikan informasi yang akurat tentang HIV/ AIDS, mempromosikan
kondisi yang memungkinkan diskusi terbuka dalam rangka menanggulangi
penyebaran informasi yang salah yang bisa mengakibatkan reaksi takut.
• Meminta perhatian gereja untuk meningkatkan advokasi dan
dukungan bagi upaya yang telah dilakukan pemerintah dan fasilitas
kesehatan untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang ada baik
masalah sosial maupun medis.
• Gereja tidak boleh lagi tabu dalam memberikan informasi dan edukasi
tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi pada kelompok umur
dengan pendekatan dan metodologi yang bertanggung jawab, sebab
penyelamatan Allah secara holistik menyangkut tubuh dan berbagai
dimensinya, mental, rohani dan sosial, bukan hanya rohani saja.
KEMATIAN ????
• Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden
supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia
diambil. Ia menghalau manusia itu dan di
sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah
beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-
nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga
jalan ke pohon kehidupan. Kejadian 3:23-24
Allah menciptakan manusia berbeda dengan menciptakan binatang,
tumbuh-tumbuhan dan alam semesta dan isinya. Yang lain hanya
diciptakan berdasarkan Firman-Nya dan menurut jenisnya saja, tetapi
manusia diciptakan menurut gambar dan rupa dari Allah, oleh sebab
itu tidak mungkin membawa benih kehancuran dan kematian. Jadi
manusia secara natural diciptakan untuk tidak akan mati.

Tetapi tetapi kematian adalah akibat dosa. Selain itu, kematian


bukanlah suatu hal yang natural, apalagi menyenangkan, tetapi hal
yang menakutkan dan menggentarkan, karena ini adalah hukuman,
penghakiman dan kutukan dari Allah atas dosa manusia (Roma 1:32;
5:16; Galatia 3:13). Manusia tidak seharusnya mati. Manusia mati
akibat pelanggarannya terhadap perintah Tuhan.
KEMATIAN FISIK VS HIDUP KEKAL
Janji keselamatan diberikan kepada manusia sebelum mati secara fisik.
Ini adalah janji pertama dari kasih karunia Allah, bahwa akan datang
Sang Penebus yaitu Mesias. Mesias yang dijanjikan ini adalah "benih
perempuan" – bahwa Ia akan lahir dari seorang perempuan (bukan
keturunan perempuan dan laki-laki seperti semua manusia sejak dari
Adam dan Hawa).
Kejadian 3:15. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu a dan keturunannya; b keturunannya akan meremukkan kepalamu, c dan engkau akan
meremukkan tumitnya 1 ." Aku akan menaruh permusuhan antara engkau dan perempuan itu, dan
di antara keturunanmu dan keturunannya.
Ketetapan reproduksi (Kejadian 1:28 ) adalah ketika wanita dan pria
dalam persetubuhan yang menghasilkan begitu banyak keturunan laki-
laki dan perempuan sepanjang sejarah manusia, ini merupakan metode
ketiga. Tetapi satu-satunya metode yang dipakai Tuhan adalah seorang
yang dilahirkan melalui seorang perempuan tanpa laki-laki. Yaitu
lahirnya Yesus Kristus, inilah yang disebut benih perempuan atau
keturunan perempuan.
• Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria, bukan ciptaan. Ia datang
dengan membawa hidup sorgawi ke dalam dunia dan Yesus adalah
satu-satunya yang disebut sebagai benih perempuan, keturunan
wanita. Yesus dilahirkan melalui anak dara Maria tanpa mewarisi dosa
asal. Ia berasal dari Bapa yang suci, sehingga dalam nubuat yang
disampaikan malaikat Gibrael, "The Holy One of God/Yang Suci dari
Allah." Istilah ini sering dipakai khususnya dalam kitab Yesaya. Bukan
dalam bentuk jamak, melainkan tunggal, hanya satu. Satu-satunya
yang kudus dari Allah, yaitu Yesus Kristus, datang ke dalam dunia.
BAGAIMANAKAH YESUS MEREMUKKAN IBLIS?

Yesus adalah satu-satunya manusia yang tanpa dosa, dalam beberapa


pernyataanNya Iapun mengampuni dosa dan mengajarkan implikasi Taurat
yang sebenarnya. Para ahli Taurat yang menganggap dirinya lebih mengerti
Taurat, menuduh Yesus menghujat Allah, berdasarkan ayat kitab suci dari
Musa. Mereka menuduh Yesus Kristus dengan bermacam-macam tuduhan.
Dalam situasi seperti ini Yesus pun tidak terganggu dalam perjalanannya
mengajarkan Injil/ Kabar Baik
Cara peperangan Yesus Kristus tidak memakai nafsu emosi, senjata,
melainkan dengan kekuatan rohani, ketaatan kepada Allah dan menunggu
sampai saat terakhir Tuhan bekerja. Inilah peperangan rohani yang belum
pernah terjadi sebelum ini, memasuki suatu era baru dalam sejarah di mana
kasih mengalahkan dendam, perdamaian mengalahkan permusuhan.
Yesus Kristus menyelesaikan puncak peperangan itu di atas kayu salib dengan
baik,
Ia bukan berperang membela kesejahteraanNya sendiri. Waktu
kesejahteraanNya dirampas habis, kesehatanNya sudah terancam, hidupNya
sudah dirusakkan, tubuhNya sudah ditusuk, darahNya sudah dialirkan, dan Ia
mati diatas kayu salib.
Itulah sebabnya di kayu salib Yesus mengatakan “Sudah selesai” atau
“genaplah”atau “sudah terlaksana” dalam bahasa aslinya ditulis dengan
“tetelestai” dari kata "telos", yakni akhir yang merangkum perjalanan dari
awal, yang memberi arti pada semua yang telah dijalani (Yohanes 19:30). Aku
sudah menyempurnakan, Aku sudah sukses, menang dan menggenapi
rencana Allah dimana anak keturunan perempuan akan meremukkan kepala
ular."
Pemahaman dasar Alkitabiah Kristiani dalam menyikapi HIV/ AIDS
yaitu
Mat. 25: 35-36 : “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan;
ketika Aku haus kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang
asing kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang kamu
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit kamu merawat Aku; ketika
Aku di dalam penjara kamu mengunjungi Aku.
Mat. 45: 35-36: “Maka la akan menjawab mereka: Aku berkata
kepadamu sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan
untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak
melakukannya juga untuk Aku.”
Suatu identifikasi empatis bersama mereka yang paling hina dan
menderita sebagai etika pelayanan Kristiani yang berporos pada
Kristus.

Anda mungkin juga menyukai