Anda di halaman 1dari 14

BAB I

TINJAUAN TEORI

1.1 Definisi

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus


(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani,
2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus


setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta
(tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz
& Sowden, 2002 ; 375)

1.2 Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui


secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1. Faktor prenatal

a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.


b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

2. Faktor genetik

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.


b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
1.3 Tanda dan gejala

a. Menurut Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

1
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung

2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling


nyata terdengar di tepi sternum kiri atas)

3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan


meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)

4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik

5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.

6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah

7. Apnea

8. Tachypnea

9. Nasal flaring

10. Retraksi dada

11. Hipoksemia

12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)

b. Menurut Departeman Kesehatan RI


1. Pertumbuhan badan normal
2.Ujung-ujung jari hyperaemi
3.Pada defect kecil nadi normal
4.Adanya perbedaan tekanan sytole dan dystole terlalu jauh (kurang lebih
50 mmHg
6.Riwayat kehamilan sering ditemukan rubella

1.4 Fisiologi

Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait


fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-
ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa

2
jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan
bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk
seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah
suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan
oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.Ada 5 pembuluh darah mayor
yang mengalirkan darah dari dan ke jantung.Vena cava inferior dan vena cava
superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan
mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke
atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan,kemudian
ke paru-paru melalui katup pulmonal.Darah yang biru tersebut melepaskan
karbondioksida, mengalami oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini
menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri
melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke
ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.

Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan


tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel
ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke
ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi
darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua
atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.

1.5 Patofisiologi
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran
darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus).
Hubungan ini (shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang
belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Pada saat lahir resistensi
dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik hampir sama, persamaan tersebut juga
pada resistensi dalam aorta dan arteri pulmonalis. Karena tekanan sistemik
melebihi tekanan pulmonal, darah mulai mengalir dari aorta, melintasi ke
duktus ke arteri pulmonalis (left to right shunt) adarah kembali bersirkulasi
melalui paru dan turun ke atrium kiri dan ventrikel kiri pengaruh perubahan
sirkulasi meningkatkan kerja jantung bagian kiri meningkatkan kongesti
pembuluh darah pulmonal dan memungkinkan resistensi meningkatkan
tekanan ventrikel kanan dan hypertrofi. Jika duktus tetap terbuka, darah yang
seharusnya mengalir ke seluruh tubuh akan kembali ke paru-paru sehingga
memenuhi pembuluh paru-paru.

3
4
1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan


(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat

2. Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke
kanan)

3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengeva-luasi


aliran darah dan arahnya.

4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA


kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih
besar.

5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil


ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.

1.7 Pelaksanaan Medis


1. Pemberian indomethacin (inhibitor prostagladin)
2. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
3. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu
kateterisasi jantung

5
BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas
terbatas)

2. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai,
hepatomegali.

3. Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger

4. Kaji adanya hiperemia pada ujung jari

5. Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan

6. Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak,


koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap
penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

2.2 Anamnesa
1. Indentitas (data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus,tapi secara fungsional menutup pada
24 jam pertama setelah kelahiran.Sedangkan secara anomatic menutup
dalam 4 minggu pertama.PDA (Pantent Ductus Arteriosus) lebih sering
insidens pada bayi perempuan 2x lebih banyak dari bayi laki-
laki.Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15%.PDA juga
bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung
bawaan atau juga nisa karena kelainan kromosom.
2. Keluhan utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah,sesak napas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA,biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory
distress,dispnea,tacipnea,hipertropi vertikel kiri,retraksi dada dan
hiposekmia
4. Riwayat penyakit sekarang
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur apa ibu menderita infeksi
dari rubella
5. Riwayat penyakit keluarga

6
Perlu ditanyakan apakah ada anggota kelurga yang menderita PDA juga
bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit
jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
6. Riwayat psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya,bagaimana perilaku
anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,perkembangan
anak,koping yang digunakan,kebiasaan anak,respon kelurga terhadap
penyakit anak,koping keluarga dan penyesuain keluarga terhadap stress.
2.3 Pemeriksaan fisik
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan
otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah
sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urine menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
2.4 Rencana Asuhan Keperawatan

1. Penurunan curah jantung b.d malformasi jantung.

A. Batasan Karakteristik :

a. Perubahan frekuensi/irama jantung (bradikardia, palpitasi


jantung,perubahab elektrokardio-gram,takikardia)

b. Perubahan preload (distensi vena jugularis, edema, keletihan,


murmur jantung,peningkatan berat badan,peningkatan CVP,
peningkatan PAWP,penurunan pulmonry artery wedge pressure,
penurunan tekanan vena sentral)

c. Perubahan afterlood ( dispnea,kulit lembab,oliguria,pengisian


kapiler memanjang,peningkatan PVR,peningkatan SVR,
penurunab nadi perifer, penurunan resistensi vaskuler paru,

7
penurunan ristensi vaskuler sistemik,perubahan tekanan
darah,perubahan warna kulit)

B. Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat

C. Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah


jantung

D. Intervensi dan Rasional

a. Intervensi

1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer,


warna dan kehangatan kulit

2. Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa,


clubbing)

3. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak,


mudah lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)

b. Rasional

1. Untuk mengetahui kekuatan denyut jantung

2. Untuk mengetahui derajat dari sianosis

3. Untuk mengetahui tanda-tanda CHF

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.

A. Batasan karakteristik : Disforesis,dispnea,gangguan peninglihatan,gas


darah arteri abnormal, gelisah, hiperkapnia, hipoksemia, hipoksia,
iritabilitas,konfuksi,nafas cuping hidung,penurunan karbon dioksida,ph
arteri abnormal,pola pernafasan abnormal,sakit kepalasaat bangun,
sianosis,somnolen,takikardia,warna kulit abnormal

B. Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru

C. Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya


peningkatan resistensi pembuluh darah.

D. Intervensi dan Rasional

a. Intervensi

8
1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer,
warna dan kehangatan kulit. Atur posisi anak dengan posisi
fowler

2. Hindari anak dari orang yang terinfeksi

3. Berikan istirahat yang cukup.

4. Berikan oksigen jika ada indikasi

b. Rasional

1. Untuk memudahkan pasien dalam bernapas.

2. Agar anak tidak tertular infeksi yang akan memperburuk


keadaan.

3. Menurunkan kebutuhan oksigen dalam tubuh.

4.Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen


oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

A. Batasan karakteristik : Dispnea setelah beraktivitas,Keletihan,Ketidak


nyamanan setelah beraktivitas,Perubahan rlrktrokardiogram (EKG) (mis:
aritmia, abnormalitas konduksi, iskemia),Respons frekuensi jantung
abnormal terhadap aktivitas,Respons tekanan darah abnormal terhadap
aktivitas
B. Tujuan : Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.

C.Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang


adekuat.

D. Intervensi Rasional

a. Intervensi

1.Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas menggunakan parameter


berikut : Nadi 20 per menit diatas frekuensi istirahat, catat
peningkatan TD, Nyeri dada, kelelahan berat, berkeringat, pusing
dan pingsan.

2. Kaji kesiapan pasien untuk meningkatkan aktivitas.

9
3. Dorong memajukan aktivitas.

4. Berikan bantuan sesuai dengan kebutuhan dan anjurkan


penggunaan kursi mandi.

b. Rasional:

1. Jika tidak sesuai parameter, klien dikaji ulang untuk


mendapatkan perawatan lebih lanjut.

2. Persiapkan dan dukung klien untuk melakukan aktivitas jika


sudah mampu.

3. Agar klien termotivasi untuk melakukan aktivitas sehingga


terpacu untuk sembuh.

4. Memudahkan klien untuk beraktivitas tapi tidak memanjakan.

4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai


oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

A. Batasan karakteristik :

B. Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang

C. Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan


berat dan tinggi badan.

D. Intervensi dan Rasional

a. Intervensi

1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak

2. Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game,


nonton TV, puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan
usia anak.

3. Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama


dirawat

b. Rasional

1. Memantau masa tumbuh kembang anak.

2. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

10
3.Anggota keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap proses
pertumbuhan dan juga perkembangan anak-anak.

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.

A.Batasan karakteristik : Berat badan 20% atau lebih dari rentang berat
badan ideal,Bisig usus hiperaktif,Cepat kenyang setalah makan,Diere,
Ganguan sensasi rasa,Kehilangan rambut berlebihan,Kelemahan otot
pengunyah,Kelemahan otot untuk menelan, Kerapuhan kapiler,Kesalahan
informasi ,Kesalahan persepsi, Ketidak mampuan memakana makanan,
Kram abdomen,Kurang informasi,Kurang minat pada makanan,Kurang
minat pada makanan,Membran mukosa pucat,Nyeri abdomen,Penurunan
berat badan dengan asupan makan adekuat,Penurunan berat badan dengan
asupan makanan adekuat,Sariawan rongga mulut,Tonus otot menurun

B.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul


kembali dan status nutrisi terpenuhi.

C.Kriteria hasil :Status nutrisi terpenuhi dan nafsu makan klien timbul
kembali

D.Intervensi dan Rasional

a.Intervensi

1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien

2. Mencatat intake dan output makanan klien.

3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan


yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama sakit.

4. Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering

b.Rasional

1.Mengetahui kekurangan nutrisi klien.

2.Mengetahui perkembangan pemenuhan nutrisi klien.

3.Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu


klien memilih makanan sesuai dengan keadaan sakitnya, usia,
tinggi, berat badannya.

11
4.Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang
berlebihan pada lambung.

6. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya status kesehatan

A.Batasan karakteristik : Tidak ada

B.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan anak tidak akan


menjukkan tanda tanda infeksi

C.Kriteria hasil : Anak tidak akan menjukkan tanda tanda infeksi

D.Intervensi dan Rasional

a. Intervensi

1. Hindari kontak dengan individu yang terinfeksi


2. Berikan istirahat yang adekuat
3. Berikan kebutuhan nutrisi yang optimal

b.Rasional

1. Supaya terhindar dari infeksi

2. Supaya instirahat cukup

3. Supaya ststus nutrisi terpenuhi

7. Perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak


kekwatiran terhadap penyakit anak
A.Batasan karakteristik :
B.Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan memberikan suport
pada orang tua
C.Kriteria hasil : Rasa takut pada orang tau teratasi
D.Intervensi dan Rasional
a.Intervensi
1. Ajarkan keluarga / orang tua untuk mengekspresikan
perasaanya karena memiliki anak dengan kelainan jantung ,
mediskusikan rencana pengobatan ,dan memiliki peranaan
penting dalam keberhasilan pengobatan
2.Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di
rumah sakit

12
3.Memberikan dorongan kepada keluarga untuk melibatkan
anggota keluarga lainya dalam perawatatan anak

b.Rasional

1.Untuk membantu orang tua dalam mengepresikan


perasaannya

2.Untuk membantu orang tua dalam melakukan perawatan


pada anak

3.Untuk memberikan dorongan kepada orang tua dalam


menghadapi takutnya

2.5 Evaluasi

1. Anak akan menunjukan tanda tanda membaiknya curah janung


2. Anak akan menunjukan tabda tanda tidak adanya peningkatan
resistensi pembulu paru
3. Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
4. Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi
badan
5. Anak akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk
mempertahankan berat badan dan menompang pertumbuhan.
6. Anak tidak menunjukan anda tanda infeksi
7. Orang tua akan mengekpresikan perasaanya akibat memiliki anak
dengan kelainan jantung , mendiskusikan rencana pengobatan , dan
memiliki keyakinan bahwa orang tua memilikiperanan penting dalam
keberhasilan pengobatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Axton Sharon,Terry Fugate.2013.Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik


Edisi 3.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

Markum A.H.1991.Buku Ajar Kesehatan Ilmu Anak.Jakarta:Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Hassan Rusepno.Dkk.1985.Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak


2.Jakarta:Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia

Vania.Repository.usu.ac.id.pdf

Suriyadi,Rita Yuliani.2010.Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi


2.Jakarta:Perpus Nasional RI

Lowry Adam W.2014.Buku Saku Pediatri dan


Neonatologi.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

14

Anda mungkin juga menyukai