Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KESEHATAN KEPERAWATAN

& UMUM
MAKALAH KESEHATAN KEPERAWATAN & UMUM

Tuesday, May 23, 2017

Makalah Patent Ductus Arteriosus (PDA)

BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Ductus Arteriosus adalah saluran yang berasal dr arkus aorta VI pada janin

yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta descenden. Bayi normal


menutup secara fungsional 10-15 jam setelah lahir secara anatomis mjd
ligamentum arteriosum usia 2-3 mgg. Jika tidak menutup à PDA.

Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah
kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi)
duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar

pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan
menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan

ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan


kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yang menghubungkan aorta &
arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy /
persisten pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi
pada aorta ke tek yang > rendah di arteri pulmunal à menyebabkan Left to Right

Shunt.
B.           Tujuan
1. Mengetahui Asuhan Keperawatan Anak atau Bayi dengan PDA

2. Mengetahui penatalaksanaan Anak atau Bayi dengan PDA


3. Mengetahui cara pemeriksaan fisik Anak atau Bayi dengan PDA

4. Mengetahui pemeriksaan tambahan dan penunjang pada Anak atau Bayi

dengan PDA

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    Konsep Dasar
1. Pengertian

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI


pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens.

Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam


setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2

– 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent


Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus


arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada

minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta

tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi,


Rita Yuliani, 2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus


arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara

langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan
lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)

2. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui

secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

Faktor Prenatal :

1.      Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.


2.      Ibu alkoholisme.
3.      Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4.      Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.

5.      Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.


Faktor Genetik :

1.      Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.

2.      Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.


3.      Kelainan kromosom seperti Sindrom Down

4.      Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.


3. Patofisiologi

Awalnya darah mengalir melalui aorta masuk ke arteri pulmonalis

(karena tekanan darah aorta >>) àLama-kelamaan karena darah memenuhi


pembuluh darah paru-paru, terjadilah hipertensi pulmonal àKarena

peningkatan tahanan a. pulmonalis terjadilah aliran balik, dari a. pulmonalis


menuju aorta àKarena darah yang terdeoxydasi masuk ke arteri sistemik,

otomatis akan timbul sianosis.

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh


masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom

gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 –


6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi
dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung

kongestif (CHF)
-          Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
-                  Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata

terdengar di tepi sternum kiri atas)


-          Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mm Hg)
-          Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik

-          Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.


-          Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah
-          Apnea
-          Tachypnea

-          Nasal flaring


-          Retraksi dada
-          Hipoksemia

-          Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)


5. Komplikasi

-          Endokarditis
-           Obstruksi pembuluh darah pulmonal
-          CHF

-          Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)


-          Enterokolitis nekrosis
-          Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas

atau displasia bronkkopulmoner)


-          Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
-          Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
-          Aritmia

-          Gagal tumbuh


6. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan Konservatif : Restriksi cairan dan bemberianq obat-

obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk

meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular,


Pemberian indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah
penutupan duktus, pemberian antibiotik profilaktik untuk mencegah

endokarditis bakterial. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.


Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu
kateterisasi jantung.(Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ;
236)
7. Pemeriksaan Diagnostik

a.            Foto Thorak : Atrium dan ventrikel kiri membesar secara signifikan

(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.


b.      Ekhokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1
pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan
oleh peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke

kanan)
c.            Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluasi
aliran darah dan arahnya.

d.          Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA


kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih
besar.
e.       Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil

ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek
tambahan lainnya.(Betz & Sowden, 2002 ;377)
B.     Asuhan Keperawatan

1.            Pengkajian
-          Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas
terbatas)
-          Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas,q retraksi,

bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai,


hepatomegali.

-           Kaji adanya hipoksia kronis : Clubbing finger


-          Kaji adanya hiperemia pada ujung jari
-          Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan
-                  Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan

anak,koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap


penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
2.            Diagnosa Keperawatan

a.       Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.


b.      Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
c.            Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen
oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.

d.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai


oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
e.            Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat

makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.


f.       Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan.

g.      Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap
penyakit anak.

3.            Intervensi
a. Mempertahankan curah jantung yang adekuat :

-          Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan

kehangatan kulit

-          Tegakkan derajat sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)


-                  Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah

lelah, periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)

-          Kolaborasi pemberian digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik


pencegahan bahaya toksisitas.

-          Berikan pengobatan untuk menurunkan afterload

-          Berikan diuretik sesuai indikasi.

b. Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru:

-          Monitor kualitas dan irama pernafasan

-          Atur posisi anak dengan posisi fowler


-          Hindari anak dari orang yang terinfeksi

-          Berikan istirahat yang cukup

-          Berikan nutrisi yang optimal


-          Berikan oksigen jika ada indikasi

c. Mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat :


-          Ijinkan anak untuk sering beristirahat, dan hindarkan gangguan pada saat
tidur

-          Anjurkan untuk melakukan permainan dan aktivitas ringan

-          Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi dan
kemampuan anak.

-          Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin
-          Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan / kecemasan pada anak

d. Memberikan support untuk tumbuh kembang

-          Kaji tingkat tumbuh kembang anak

-          Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain, game, nonton TV,
puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.

-          Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat

e. Mempertahankan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sesuai

-                  Sediakan diit yang seimbang, tinggi zat-zat nutrisi untuk mencapai


pertumbuhan yang adekuat

-                  Monitor tinggi badan dan berat badan, dokumentasikan dalam bentuk

grafik untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan anak


-          Timbang berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu

yang sama

-          Catat intake dan output secara benar


-                  Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering untuk menghindari

kelelahan pada saat makan


-          Anak-anak yang mendapatkan diuretik biasanya sangat haus, oleh karena

itu cairan tidak dibatasi.

4.            Evaluasi
a.       Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung.

b.      Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi

pembuluh paru
c.       Anaka akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
d.          Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi

badan
e.            Anaka akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk

mempertahankan berat badan dan menopang pertumbuhan


f.       Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi

g.          Orang tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak

dengan kelainan jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan


memiliki keyakinan bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam

keberhasilan pengobatan.

5.            Perencanaan Pemulangan


-          Kontrol sesuai waktu yang ditentukan

-                  Jelaskan kebutuhan aktiviotas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan

usia dan kondisi penyakit


-          Mengajarkan ketrampilan yang diperlukan di rumah, yaitu :

Ø  Teknik pemberian obat

Ø  Teknik pemberian makanan

Ø  Tindakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang mencemaskan tanda-

tanda komplikasi, siapa yang akan dihubungi jika membutuhkan


pertolongan.

BAB III

PENUTUP

A.          Kesimpulan

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital

(bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang


menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal. Kondisi ini sering

ditemui pada bayi yang lahir prematur namun tidak menutup kemungkinan

terjadi pada bayi cukup bulan. Duktur arteriosus umumnya menutup 12-24 jam
setelah bayi lahir dan mencapai penutupan sempurna pada usia 3 minggu.

Apabila duktus tersebut masih terbuka, penutupan spontan 75% dapat terjadi
sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih dari 3 bulan, penutupan spontan sangat

jarang terjadi.
Gejala dari PDA tergantung dari besarnya kebocoran, apabila Duktus

Arteriosus (DA) kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA

sedang sampai besar dapat mengalami batuk, sering infeksi saluran


pernapasan, dan infeksi paru. Apabila DA besar, maka gagal jantung serta gagal

tumbuh dapat terjadi. Pada PDA manapun juga, penutupan baik dengan operasi

maupun kateterisasi (tanpa operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan


risiko terinfeksinya jantung akibat kelainan ini. Apabila tetap tidak ditangani,

dapat terjadi kemungkinan risiko kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada

usia 45 tahun, dan  60% pada usia 60 tahun.


B.           Saran

1. Semoga makalah sederhana ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi

pembaca

2. makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca terutama perawat

dalam membuat asuhan keperawatan

 DAFTAR PUSTAKA
  Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,

Jakarta.

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan,


Edisi 3, EGC, Jakarta.

Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3,

EGC, Jakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process

Approach, An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company,

Philadelphia.
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN di 2:57:00 AM

Share

No comments:

Post a Comment
Link ke posting ini
Create a Link

‹ Home ›
View web version

Mengenai Saya

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN


View my complete profile

Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai