Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

T DENGAN
TB PARU

OLEH :

NUR INTAN ANA SOFIAN


144 2021 2169

CI INSTITUSI CI LAHAN

(……………………………) (…..………………………..)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
Nama Mahasiswa: Nur Intan Ana Sofian NIM: 14420212169
Tgl. Masuk RS : 23-5-2020
Tgl. Pengkajian : 15-7-2020
Dx. Medis : TB Paru
A. BIODATA
1. Identitas Klien

a. Na m a :Tn. “T”

b. Umu r :52 tahun

c. Alamat :Jl.PaccelekanKabupatenGowa.

d. Suku/Bangsa :Makassar/Indonesia

e. Pekerjaan :Petani

f. Pendapatan :Rp.500.000,-

g. Pendidikan :SD

h. Agama :Islam

2. Identitas Penanggung :Biaya perawatan ditanggung oleh


BPJS

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama :sesak nafas disertai batuk berdahak
2. Riwayat keluhan utama : dirasakan sejak 1 bulan yang lalu terus menerus
tidak dipengaruhi oleh cuaca dan aktifitas, disertai rasa demam pada
malam hari dan sering berkeringat, dan sakit kepala .Klien mengeluh juga
batuk berdahak disertai pengeluaran sputum sedikit warna putih ke hijau-
hijauan. Klien tidak mampu mengeluarkan secret secara mandiri dengan
batuk
a. Sifat keluhan menetap.
b. Keluhan lain yang menyertai sakit kepala
c. Lokasi dan penyebarannya pada daerah dada paru.
d. Faktor pencetus bila beraktifitas yang berlebihan.
e. Hal-hal yang meringankan beristirahat dan yang memperberat bila
melakukan aktivitas yang berlebihan.

C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


1. Sebelumnya klien pernah dirawat di RSU Gowa  5 bulan yang lalu
dengan penyakityang sama.
2. Klien merokok sejak unur 15 tahun yang lalu.
3. Klien tidak pernah minum minuman keras
4. Klien pernah mengalami kecelakaan ditabrak mobil pada tahun 2007.
5. Klien tidak ada riwayat alergi.

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Genogram 3 Generasi

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien

………. : Tinggal Serumah Dengan Klien


: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
Generasil I 1,2,3,4 : Meninggal dalam usia tua

General II 1,2,3,4,5,6,7 : Meninggal karena usia tua


Generasi II 9 : Meninggal karena dibunuh oleh suaminya

Kesimpulan : Tidak ada salah satu anggota keluarga menderita


penyakit keturunan dan penyakit yang sama dengan
klien

E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Klien nampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80mmHg
Nadi :100 x/menit BB : 47 kg
Suhu : 38oC TB : 170 cm
P : 40x/menit
1. Kepala
Inspeksi:
a. Bentuk kepala Mesochepal
b. Warna rambut hitam merata tidak ada ketombe
c. Tidak nampak adanya alopesia pada daerah kepala
d. Kulit kepala bersih tidak ada ketombe.
Palpasi:
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak teraba adanya massa
c. Rambut tidak mudah tercabut
2. Muka
Inspeksi
a. Muka simetris kiri dan kanan
b. Ekspresi wajah nampak murung/pucat
c. Warna kulit sama dengan sekitarnya
3. Mata
Inspeksi
a. Palpebra tidak oedema
b. Sclera tidak icterus
c. Conjungtiva nampak pucat
d. Nampak adanya catarak pada bagian mata kiri
e. Gerakan bola mata dapat bergerak kesegala arah
f. Tidak menggunakan alat bantu kaca mata.
Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. TIO tidak meningkat.
4. Hidung
Inspeksi:
a. Lubang hidung simetris kiri dan kanan
b. Tidak tampak adanya sekret/cairan
c. Tidak tampak adanya tanda-tanda radang
d. Tidak ada evisi sputum nasi
e. Tidak tampak adanya polip
Palpasi:
Tidak adanya nyeri tekan pada sinus-sinus
5. Telinga
Inspeksi:
a. Bentuk telinga simestris kiri/kana
b. Tidak tampak adanya cairan
c. Tidak tampak adanya peradangan
d. Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Palpasi:
Tidak adanya nyeri tekan
6. Rongga mulut
Inspeksi:
a. Bibir tidak pecah-pecah, tidak cyanosis
b. Gusi merah muda, tidak ada lesi/sariawan
c. Tidak nampak adanya peradangan
d. Jumlah gigi tanggal 1
e. Keadaan lidah bersih
7. Leher
Inspeksi:
a. Tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid/kelenjar lymfe
b. Warna kulit sama dengan sekitarnya
c. Tekanan vena jugularis tidak meningkat
d. Tidak ada kaku kuduk
Palpasi:
a. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid
b. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar lymfe
c. Tidak adanya nyeri tekan
8. Dada dan paru
Inspeksi:
a. Bantuk dada simestris kiri dan kanan (normal chest)
b. Warna kulit sama dengan sekitarnya
c. Tidak nampak adanya benjolan/tumor
d. Frekuensi nafas 40x/menit
e. Irama pernafasan ikut gerak nafas
Palpasi:
a. Tidak teraba adanya massa/tumor
b. Tidak adanya nyeri tekan
c. Ekspansi dada: pengembangan dada seimbang kiri/kanan
d. Vocal fremitus: menurun terutama pada area kanan
Perkusi:
Terdengar sonor dari ICS 2 – 6
Batas hati/paru dari sonar ke pekak
Batas paru jantung ICS 2 – 3 dari sonor ke pekak
Batas paru abdomen ICS 2 – 8 dari sonor ke Tympani.
Auskultasi
Terdengar ronchi pada apeks paru kiri dan kanan.
9. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak disekitas ICS 5
Palpasi : Tenyut apex teraba pada ICS 5 midclavikula kiri
Perkusi : Terdengar bunyi pekak pada ICS 3 – 5 kiri
Auskultasi : Bunyo jantung I dan II terdengar murni
10. Abdomen
Inspeksi:
a. Perut nampak datar
b. Warna kulit sama dengan sekitarnya
c. Tidak nampak adanya massa/tumor
Auskultasi:
Peristaltik terdengar 7x/menit
Perkusi:
Terdengar bunyi tympani pada seluruh area perut
Palpasi:
a. Tidak teraba adanya pembesaran hepar
b. Tidak adanya pembesaran limfe
c. Ginjal tidak teraba
d. Tidak ada nyeri tekan
11. Genetalia dan anus
Tidak dilakukan pengkajian karena tidak ada keluhan
12. Ekstrimitas
Atas dan bawah
Inspeksi:
a. Tidak nampak adanya oedema
b. Tidak nampak adanya atrofi/hypertrofi
c. Warna kulit sama dengan sekitarnya
Palpasi:
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak teraba adanya massa
c. Kekuatan otot 4 (ROM)
d. Tidak ada clubbing finger
e. Kuku tidak pucat/cyanosis
Perkusi refleks fidiologis:
a. Biceps+/+
b. Triceps+/+
c. Patella+/+
d. Achilles+/+
Refleks patologi:
Babinsky( - )

F. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
a. Kebiasaan
Pola makan: Nasi, sayur, lauk pauk
Frekuensi makan: 3x sehari
Nafsu makan: baik
Tidak ada makanan pantangan
Banyak minum: 1500 – 2000 cc
Jenis makanan yang tidak sesuai tidak ada
b. Perubahan selama sakit
Klien mengatakan nafsu makan menurun
Porsi makan tidak dihabiskan
2. Eliminasi
a. BAK
1) Kebiasaan
Frekuensi 3 – 4 x/hari
Warna kuning jernih
Bau pesing
Jumlah ± 1000 – 100 cc
2) Perubahan selama sakit
Frekuensi tidak ada perubahan
Warna merah
b. BAB
1) Kebiasaan
Frekuensi 1x sehari
Warna kuning
Konsistensi lembek
2) Selama sakit tidak ada perubahan.
3. Olahraga dan aktifitas
a. Klien tidak suka berolahraga
b. Aktifitas sehari-hari sebagai petani
Selama sakit:
a. Klien mengatakan badan terasa lemah
b. Semua aktifitas diabntu oleh keluarga di tempat tidur seperti maka,
minum dan mandi, karena semakin sesak jika melakukan aktifitas
c. Klien mengatakan jantungnya berdebar setelah melakukan aktifitas
d. Klien tampak lemah.
4. Istrahat dan tidur
Kebiasaan:
a. Tidur malam jam 22.00 s.d jam 06.00
b. Tidur siang jam 14.00 s.d 15.00
c. Klien tidak mengalami kesulitan untuk tidur
Prubahan selama sakit:
a. Klien mudah terbangun
b. Kalau malam tidur jam 24.00 dan kalau batuk terbangun lagi.
c. Kalau tidur dengan setengah duduk
d. Jumlah tidur 4 – 5 jam sehari – malam.
5. Hygiene
a. Kebiasaan:
1) Mandi 2x sehari pakai sabun mandi
2) Gosok gigi 2x sehari
3) Cuci rambut 2x sehari
b. Selama sakit:
Selama sakit klien di bantu oleh keluarga di tempat tidur

G. POLA INTERAKSI
1. Orang yang terdekat dengan klien adalah istri
2. Klien suka bergaul dengan keluarga
3. Bila ada masalah klien selalu bicara denngan istri
4. Cara mengatasi masalah atas kesepakatan bersama
5. Interaksi dalam keluarga baik

H. DATA PSIKOLOGIS
1. Klien merasa sakitnya tidak bisa sembuh.
2. Klien sering bertanya tentang penyakitnya, yaitu menanyakan bahwa
apakah penyakit bisa sembuh.
3. Klien dan keluarga berharap penyakitnya cepat sembuh.
4. Klien tampak gelisa dan murung.
5. Klien merasa khawatir dengan kondisi yang dialami.

I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto thoraks tanggal 15 – 7 – 2020
Kesan :
KP duplex lama aktif disertai tanda atelektasis paru kanan.
Gant bulle paru kiri/kana
Pleura section kanan
2. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 2-7-2020
Sputum BTA (+)
Darah: Normal
WBC 18, 9 H 103/mm3 4,0/10000
RBC 4,19 106/mm3 4.00/6.00
HGB 9,9 gr/dl 12,0/16,0
HCT 28,9 l% 37,0/48,0
HCV 69 1m3 86/97
Lym %5,6 L 1.06 20,0/40,0
Mono % 23 3H 4,30Lh 2,0/80
Neu % 69 8 13,2H 52/75
Bas %0,5 0,15 l 1,0/30
LED
Jam I : 20 mm ( L 10, P 20 )
Jam II : 50 mm

J. PERAWATAN DAN PENGOBATAN


1. Perawatan
a. Bedrest
b. Posisi semi fowler
c. Diet TKTP
d. Pemberian O2
2. Pengobatan
a. Ciprofloxacin 2 × 500 mg
b. INM 1 × 400 mg
c. Ethambutol 2 × 500 mg
d. Rifampicin 2 × 500 mg
e. OBH syr 3 × 1 sendok the
f. Norvask 1 × 10 mg
g. Provita 3×1

K. PATOFISOLOGI KEPERAWATAN
Mytuberculosis terhirup
masuk paru-paru

Menempel bronkhiolus
/alveoli

Poli ferasiselepitel di sekeliling basil dan membentuk


dinding antara basil dan organ terinfeksi

Menyebar melalui kelenjar getah baning ke kelenjar


regional menimbulkan reaksi edukasi

Resiko tinggi Proses inflamasi


Penyebaran infeksi

Panas Lesi primer menimbulkan


kerusakan jaringan

Hipertermi

Meningkatnya Produksi secret Disfusi O2 menurun


rangsang batuk meningkat

Pola nafas tidak Bersihan jalan Intoleransi


efektif nafas tidak efektif Aktifitas

Terbangun saat Tidur tidak puas Gangguan pola


batuk tidur
ANALISIS DATA

DATA ETIOLOGI DIAGNOSIS


Data subjektif: Mycobacterium Bersihan jalan nafas tidak
- Klien mengatakan tuberculosis
efektif
batuk berdahak
- Klien mengeluh Masuk dalam lapang
sesak nafas Paru

Data objektif Sampai ke alveoli


- Klien tidak mampu
mengeluarkan secret
Pembentukan tuber
secara mandiri peradangan
- Sputum berwarna
putuh kehijauan
Produksi secret berlebihan
- Terdengar ronchi
pada apeks paru
kiri/kanan Secret kental

Tidak mampu batuk


Data subjektif: Mycobacterium Pola nafas tidak efektif
tuberculosis
- Klien mengeluh
sesak nafas Masuk dalam lapang paru
Data objektif
- Frekuensi Sampai ke alveoli
pernafasann
40x/menit
Kadar O2 dan CO3 tidak
seimbang

Sesak nafas
Data subjektif: Mycobacterium Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan tuberculosis
jantung berdebar-
Masuk dalam lapang paru
debar
- Klien mengatakan
badan terus lemah

Data objektif: Sampai ke alveoli


- Klien tampak lemah
- Semua aktifitas klien Proses inflamasi
tampak dibantu
Meningkatkan aktivitas
keluarga seluluer

Cadang energy
berkurang

Kelemahan otot-otot

Intoleransi aktivitas

Data Subjektif: Sputum berlebihan Gangguan pola tidur


- Klien mengeluh
mudah terbangun Tidak mampu batuk
- Klien mengeluh efektif
sering terbangun saat
batuk
- Klien mengeluh tidak Terbangun saat batuk
puas tidur
- Klien mengatakan Gangguan pola tidur
jumlah tidur 4-5 jam
sehari semalam
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. DIAGNOSIS TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL TINDAKAN


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan intervensi Latihan batuk efektif
efektif b/d secret yang keperawatan selama 3 × 24 Observasi
bertahan d/d klien mengeluh jam, maka bersihan jalan - Identifikasi kemampuan - Kemampuan batuk
sesak nafas, klien mengeluh nafas meningkat dengan batuk penting untuk
batuk berdahak, klien tidak kriteria: mengeluarkan dahak
mampu mengeluarkan - Batuk efektif - Monitor adanya retensi - Retensi sputum
secret secara mandiri, - Produksi sputum sputum dapat menyebabkan
sputum berwarna putih menurun atelektasi
kehijauan, terdengan ronchi - Frekuensi nafas - Untuk mengetahui
- Monitor tanda dan gejala
pada apeks paru kiri/kanan. membaik perubahan pada klien
infeksi saluran napas
- Wheezing menurun
Terapiotik
- Pola nafas membaik - Atur posisi semi fowler - Membuka jalan napas
dank lien bernapas lega
- Pasang perlak dan bengkok - Menjaga kebersihan
di pangkuan pasien dan kenyamanan
pasien
- Buang secret pada tempat - Menjaga kebersihan
sputum klien
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan - Agar pasien mengetahui
prosedur batuk efektif dan mudah untuk
mengeluarkan dahak
- Anjurkan tarik nafas dalam
- Untuk meningkatkan
melalui hidung selama 4 ventilasi
detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan
dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
Kolaborasi - Kerjasama dalam
- Kolaborasi pemberian keperawatan holistik
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu
2. Pola nafas tidak efektif b/d Setelah dilakuakan Manajemen jalan napas
hambatan upaya napas d/d intervensi keperawatan Observasi
klien mengeluh sesak nafas, selama 3 × 24 jam, maka - Monitor pola napas - Mengetahui perubahan

frekuensi pernapasan 40 pola nafas membaik dengan (frekuensi, kedalaman, pola napas pada tubuh

×/menit kriteria hasil: usaha napas) pasien

- Dispnea menurun - Monitor bunyi napas - Mengetahui adanya

- Penggunaan otot bantu tambahan (mis. Gurgling, suara napas tambahan

nafas menurun mengi, wheezing, ronkhi atau tidak

- Frekuensi napas kering)


membaik Terapiotik
- Kedalaman napas - Pertahankan kepatenan jalan - Agar membukan jalan
membaik napas dengan head-tilt dan napas
chin-lift - Agar klien dapat
- Posisikan semi fowler atau bernapas dengan lega
fowler - Untuk mengetahui
- Keluarkan sumbatan benda adanya pengunaan otot-
padat dengan forsep McGill otot bantu pernapasan
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan - Agar menambah
2000 ml/hari, jika tidak pengetahuan klien
kontraindikasi tentang penyakit
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Kerjasama dalam
Kolaborasi
keperawatan holistik
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
3. Intoleransi aktifitas b/d Setelah dilakuakan Manajemen energi
kelemahan d.d klien intervensi keperawatan Observasi
mengatakan badan terasa selama 3 × 24 jam, maka - Identifikasi gangguan fungsi - Untuk mengetahui

lemah, klien mengatakan pola nafas membaik dengan tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh

jantung berdebar –debar kriteria hasil: kelelahan yang di alami pasien

saat melakukan aktifitas, - Kemudahan dalam akibat kelelahan

klien nampak lemah melakukan aktivitas - Monitor kelelahan fisik dan - Untuk mengetahui

aktifitas klien nampak di sehari-hari meningkat emosional tingkat kelelahan fisik

bantu oleh keluarga, klien - Perasaan lemah dan emosional

mengeluh kemampuan menurun - Monitor lokasi dan - Mengetahui lokasi dan

aktivitas menurun. - Dispnea setelah ketidaknyamanan selama tingkat

beraktifitas menurun melakukan aktivitas ketidaknyamanan


selama melakukan
aktifitas
Terapiotik
- Sediakan lingkungan - Memberikan rasa
nyaman dan rendah stimulus nyaman bagi klien
(mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan latihan rentang - Meningkatkan dan
gerak pasif dan /atu aktif melatih massa otot dan
gerak ekstremitas klien
- Berikan aktivitas distraksi - Mengalihkan rasa
yang menenangkan ketidaknyamanan yang
dialami pasien

Edukasi
- Memberikan
- Anjurkan tirah baring
kenymanan klien saat
bersistirahat

- Anjurkan melakukan - Menunjukan


aktifitas secara bertahap kesembuhan klien
secara bertahap
Kolaborasi
- Memaksimalkan proses
- Kolaborasi dengan ahli gizi
penyembuhan penyakit
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

4. Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakuakan Dukungan Tidur


kurang control tidut d.d intervensi keperawatan Obeservasi
klien mengeluh mudah selama 3 × 24 jam, maka - Identivikasi pola aktivitas - Pola dan jam tidur

terbangun, klien mengeluh pola nafas membaik dengan dan tidur member manfaat untuk

mudah terbangun saat kriteria hasil: kesehatan

batuk, klien mengeluh - Keluhan sulit tidur - Identifikasi faktor - Mengetahui faktor

mudah terbangun, klien menurun panggangu tidur (fisik pengganggu tidur untuk

mengatakan jumlah tidur 4- - Keluhan tidak puas tidur dan/atau psikologis) meningkatkan kualitas

5 jam sehari-semalam menurun Terapiotik tidur

- Keluhan pola tidur - Modifikasi lingkungan - Lingkungan nyaman

berubah menurun dapat meningkatkan

- Keluhan istirahat tidak - Batasi waktu tidur siang, kualitas tidur

cukup menurun jika perlu - Untuk tidur dimalam


- Fasilitasi penghilang stress hari lebih nyaman
sebelum tidur - Stress dapat membuat
terjaga lebih lama dan
- Tetapkan jadwal tidur rutin sulit tidur
- Tidur rutin dapat
meningkatkan
Edukasi
kesehatan
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Tidur cukup dapat
meningkatkan
- Anjurkan menepati
kekebalan tubuh
kebiasaan waktu tidur
- Kebiasaan waktu tidur
dapat meningkatkan
- Ajarkan rileksasi otot kualitas tidur
autogenic atau cara - Relaksasi autogenic
nonfarmakologi lainnya dapat membuat pikiran
tentram dan membantu
untuk tidur cepat

Anda mungkin juga menyukai