Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.

S DENGAN RISIKO
BUNUH DIRI DI RUANG 4 DEWA RUCI
RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Pembimbing Akademik :
Dr. Meidiana Dwidiyanti, M.Sc
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M. Kep.
Pembimbing Klinik :
Ns. Slamet S., S.Kep., S.KM

Disusun oleh:
Noor Dhyana Muftiani
22020118210045

\
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. S DENGAN RISIKO
BUNUH DIRI DI RUANG 4 DEWA RUCI RSJD DR AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

I. IDENTITAS
1. Identitas Klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 51 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Gempolkuning Jatipurwo Kendal RT. 3
RW. 4
f. Pendidikan : S1
g. Pekerjaan : PNS
h. Tgl.Masuk RS : 8 Maret 2019, jam 12.30 WIB
i. Tgl Masuk Ruangn : 20 Maret 2019, jam 16.00 WIB
j. Tgl.Pengkajian : 21 Maret 2019, jam 09.00 WIB
k. Dx.Medis : Depresi berat tanpa psikotik
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. S
b. Hub.dengan klien : Suami
c. Alamat : Gempolkuning Jatipurwo Kendal

II. ALASAN MASUK


Klien dibawa oleh keluarganya ke RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah karena sejak seminggu sebelum
klien dibawa ke RSJ, klien sering menyendiri dengan tatapan kosong,
menangis, marah-marah, membanting barang-barang dirumah, berbicara
ingin mati, pasien melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat
ke sungai.
Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri
III. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
A. Presdiposisi
1. Gangguan Jiwa Masa Lalu
Keluarga klien mengatakan bahwa klien belum pernah sakit jiwa
sebelumnya. Klien mengalami gangguan jiwa ini baru pertama
kalinya saat klien mencoba untuk bunuh diri melompat ke sungai.
2. Pengobatan Sebelumnya
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak menjalankan
pengobatan apapun.
3. Trauma
Klien dan keluarga mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami
trauma fisik seperti terjatuh kepala terbentur atau trauma yang
lainnya.
4. Anggota Keluarga Lain yang Mengalami Gangguan Jiwa
Klien dan keluarga mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang
mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan
Klien mengatakan sedih dan bingung dengan kondisi dirinya. Klien
mengatakan tidak memiliki teman ketika di rumah, tidak berguna
bagi suami dan anak-anaknya. Klien pernah meminta untuk pension
muda, namun tidak diperbolehkan, sehingga menjadikan klien
bingung, kesal.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
B. Presipitasi
Faktor pencetus yang membuat klien adalah klien merasa malu
dengan lingkungan sekitarnya karena merasa kurang dari teman-
temannya yang tidak mengalami maslah seperti dirinya. Klien menjadi
menyendiri dan bingung apa yang harus dilakukan, padahal suami tidak
mempermasalahkan, karena rejeki bisa di dapat dari mana saja. Namun,
klien masih memikirkannya, ditambah dengan masalah-masalah
anaknya yang rewel dan murid-muridnya yang juga rewel. Sehingga
klien sudah pengen mati dan mencoba untuk bunuh diri melompat ke
sungai.
Masalah keperawatan : Risiko Bunuh Diri, Harga Diri Rendah

IV. FISIK TTV, TB, BB, KELUHAN FISIK.


A. Kesadaran
Kesadaran klien composmentis (E4M5V6)
B. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Frekuensi nadi : 80 x/ menit
3. Frekuensi nafas : 20 x/ menit
4. Suhu : 36,60C
C. Data Antropometri
1. TB : 155 cm
2. BB : 49 kg
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 49
D. IMT : = = 20,4 𝑘𝑔/𝑚2 (status gizi baik)
1,68(𝑚) 1.552

E. Keluhan Fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik yang dialaminya.
F. Riwayat Makan dan Minum di Rumah
Klien makan sebanyak 3 kali sehari dirumah dengan porsi normal dan
selalu habis.
G. Tanda-Tanda Dehidrasi
Klien tampak tidak dehidrasi, dapat dilihat dari bibir klien yang lembab,
rambut tidak kering, dan jika diberi minum selalu dihabiskan.
H. Pemeriksaan Head to toe
Bagian Hasil Pemeriksaan
Kepala Inspeksi:
Bentuk kepala mesocephal, simetris, rambut pendek dan lurus,
penyebaran rambut merata, rambut hitam, kulit kepala bersih,
dan sedikit berketombe, tidak ada luka.
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Wajah/ Inspeksi:
Muka Bentuk wajah bulat, simetris, tidak terdapat luka, kulit bersih,
penyebaran warna kulit merata, warna kulit merata.
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Mata Inspeksi:
Konjungtiva tidak anemis, mata simetris, tidak menggunakan
alat bantu penglihatan, pergerakan kelopak mata dan bola mata
normal (tidak katarak), sklera tidak ikterik, pupil mata isokor,
refleks cahaya langsung baik, tidak ada riwayat penyakit mata.
Palpasi:
Tidak terdapat keluhan nyeri
Hidung Inspeksi:
Bentuk hidung simetris, hidung bersih, tidak terdapat cairan
keluar dari hidung, tidak terdapat lesi/jaringan parut
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Telinga Inspeksi:
Telingasimetris, tidak ada luka, terlihat sedikit serumen di
rongga telinga, tidak memakai alat bantu dengar, kulit telinga
bersih.
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba benjolan
Mulut dan Inspeksi:
Gigi Bibir tidak ada luka, mukosa bibir kering, lidah bersih dan
berwarna merah pucat, tidak terdapat sariawan dan pendarahan
pada gusi.
Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan
Leher Inspeksi:
Warna merata, tidak ada lesi/jaringan parut, tidak tampak
adanya pembesaran tiroid
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa/benjolan
Dada Inspeksi:
Dada simetris, napas reguler, bentuk dada normal, tidak terlihat
penggunaan otot bantu napas, tidak terdapat adanya retraksi
dada. RR : 20x/menit,
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada dada, taktil fremitussimetris
Perkusi:
Terdengar suara sonor pada kedua lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi:
Vesikuler pada kedua lapang paru
Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di IC 5, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : terdengar bunyi pekak
Auskultasi :Terdengar lup (S1) dan dup (S2), tidak ada mur-
mur, tidak ada gallop.
Abdomen Inspeksi:
Perut tampak datar, tidak ada tanda inflamasi, warna kulit
abdomen merata kuning langsat seperti kulit sekitarnya.
Auskultasi :Terdengar bising usus .
Palpasi:
Tidak terdapat massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
distensi abdomen, hepar tidak membesar, lien tidak teraba.
Perkusi:
Timpani disemua lapang abdomen,
Ekstremitas Inspeksi:
atas Warna kulit sawo matang, kedua tangan dapat digerakkan
normal dengan bebas, turgor kulit elastis, tidak terdapat edema
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, akral hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas atas 5|5 (gerakan aktif menahan
gravitasi dan tahanan penuh)
Ekstremitas Inspeksi:
bawah Warna kulit sawo matang, turgor kulit elastis, tidak ada edema
pada kaki
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, kulit teraba hangat, CRT <2 detik,
kekuatan otot pada ekstremitas bawah 5|5
V. PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
A. Genogram

Ny.S Tn. S
51 th 55 th

Keterangan

: Laki-laki/Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Anak
: Tinggal satu rumah
: Pasien
Klien merupakan seorang perempuan bernama Ny. S berusia 51
tahun, sudah menikah dan mempunyai 4 orang anak. Klien tinggal
bersama suami dan anak terakhirnya. Anak pertama hingga ketiga berada
di pondok Jepara. Komunikasi antara Ny. S dan keluarganya baik,
namun untuk anak-anak yang di pondok biasanya Ny. S, suami dan anak
terakhirnya menengok sebulan sekali. Pengambilan keputusan dalam
keluarga adalah suami klien. Pola asuh yang diterapkan dalam keluarga
adalah demokratis dimana setiap anggota keluarga dapat memberi
masukan dalam mengambil sebuah keputusan. Keluarga klien yang lain
tidak mengalami gangguan jiwa atau tidak memiliki riwayat gangguan
jiwa.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien mampu menggambarkan dirinya sendiri. Klien
mengatakan bahwa ia menyukai semua tubuhnya. Klien juga
mengatakan bahwa menurut orang-orang di sekitar klien, tubuh klien
tidak mengalami masalah apapun.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya bernama S, berjenis
kelamin perempuan dan berumur 51 tahun, serta belum menikah.
Klien merupakan seorang istri dan ibu dari 4 orang anak. Klien
bekerja sebagai guru TK di Grobogan.
3. Peran
Klien mengatakan bahwa dirumah perannya sebagai istri dan
ibu yang setiap hari harus menyiapkan kebutuhannya mulai dari
masak, bersih-bersih rumah, cuci pakaian dan piring. Selain itu, klien
juga bekerja untuk membantu suami memenuhi kebutuhan
keluarganya.
4. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa ia ingin segera pulang dari Rumah
Sakit, dan saat sembuh nanti ingin bekerja lagi sebagai guru TK.
Selain itu, klien ingin berkumpul dengan keluarga, ingin
menjalankan aktivitasnya seperti biasa.
5. Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa tidak berguna,
karena tidak bisa menyelesaikan masalah yang terjadi. Klien merasa
tidak punya apa-apa setelah usaha suami bangkrut. Klien malu
karena tidak seperti yang dulu, tidak seperti dengen teman-temannya
yang hidupnya lebih dari dirinya.
Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah
C. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti
Klien mengatakan sangat dekat dengan suami dan anak-
anaknya. Namun, semenjak masalah yang terjadi pada dirinya, klien
sering diam dan memendam masalahnya sendiri.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat di rumah dan di
RS
a. Di Rumah
Klien memiliki pekerjaan tetap, yaitu sebagai guru TK.
Sebelum 3 bulan yang lalu, klien masih bersosialisasi dengan
teman-temannya misalnya kumpul pada malam hari ataupun
jalan-jalan. Namun, selama 3 bulan terakhir ini, klien tidak
pernah berbaur dengan orang sekitarnya di lingkungan rumah
dan jarang keluar rumah. Pada saat di rumah,klien lebih banyak
diam menyendiri di rumah dan berdiam diri di kamar. Klien
hanya keluar kamar untuk makan.
b. Di Rumah Sakit
Selama di rumah sakit klien lebih banyak diam, namun
klien tetap mau mengikuti kegiatan yang dilakukan bersama
dengan pasien lainnya seperti makan bersama, senam bersama
dan nonton TV bersama. Namun klien lebih banyak diam apabila
tidak ditanya oleh teman ataupun perawat. Suara yang pelan dan
kadang kurang jelas perkataannya.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien terlihat jarang untuk memulai pembicaraan dengan
orang lain. Klien mau menjawab pertanyaan dari pasien lainnya
maupun dari perawat. Klien terlihat hanya terdiam. Namun ketika
sering diajak berbicara klien mampu berbicara dan bercerita dengan
baik.
D. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia beragama Islam. Klien memiliki
keyakinan bahwa suatu masalah itu datangnya dari Allah.
2. Kegiatan ibadah
Klien terlihat tetap melakukan shalat 5 waktu selama di
rumah sakit. Klien sering menanyakan arah kiblat, kemudian
berwudhu dan melakukan ibadah sholat walaupun masih salah arah
kiblat.

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Badan klien terlihat bersih dan tidak berbau, rambut klien rapi
dan pendek, pakaian yang digunakan adalah seragam dari rumah sakit.
B. Pembicaraan
Klien lebih banyak diam ketika tidak ditanya, namun ketika
didekati dan ditanya menjawab pertanyaan perawat dan bercerita dengan
suara yang sangat pelan. Kecepatan bicara klien lambat dan dengan
volume yang lirih. Klien lebih banyak diam ketika tidak ditanya, namun
ketika didekati dan ditanya menjawab pertanyaan perawat dan bercerita
dengan suara yang sangat pelan. Klien mampu memulai pembicaraan
dengan teman-temannya maupun dengan perawat ketika meminta untuk
ditelfonkan ibuya. Kecepatan bicara klien lambat dan dengan volume
yang lirih.
C. Aktifitas motorik
Klien tidak menundukkan pandangan saat berbicara dengan
orang lain atau fokus dengan lawan bicaranya kadang memancang
kedepan. Klien terlihat lesu dan tidak bersemangat..
D. Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih dan rindu dengan keluarga di
rumah. Selain itu, klien mengatakan ingin dijenguk keluarganya.
E. Afek
Afek klien adalah hypothimia yaitu afek cenderung merendah
yang menggambarkan bentuk kesedihan atau murung. Ketika diajak
berbicara, wajah klien menunjukkan ekspresi sedih dan menangis. Klien
dapat mengekspresikan perasaannya
F. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif saat menjawab pertanyaan dengan perawat.
Klien menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh perawat, Klien
bercerita dengan runtut. Ada kontak mata selama diajak bicara, klien
selalu melihat ke perawat ketika sedang ditanya, tidak menundukkan
kepalanya.
G. Persepsi
Klien tidak memiliki gangguan persepsi seperti halusinasi. Klien
mengatakan bahwa tidak pernah mendengar bisikan-bisikan maupun
melihat yang tidak nyata.
H. Proses fikir
Proses fikir klien adalah bloking, pada saat klien menjawab
pertanyaan, pembicaraan klien sering terhenti tiba-tiba kemudian
dilanjutkan kembali namun dengan jarak yang cukup lama.
I. Isi fikir
Isi fikir klien adalah rendah diri, yaitu perasaaan menghina dan
merendahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya akan suatu hal yang
saat ini dialaminya. Ketika klien ditanya mengenai perasaannya, klien
menjawab tidak berguna, di rumah sendiri.
J. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran baik. Orientasi klien terhadap waktu dan
tempat baik, dibuktikan dengan klien dapat menjawab pertanyaan
dimana tempat sekarang ini dan klien menjawab Rumah Sakit Jiwa
Amino Gondohutomo.
K. Memori
1. Memori saat ini
Klien mampu mengingat kejadian yang baru terjadi seperti
kegiatan yang tadi pagi dilakukan serta makanan yang di makan.
Klien mengatakan bahwa tadi pagi mandi jam 6, sebelumnya sholat
subuh dulu. Kemudian makan pagi tadi sama nasi, sayur, tempe,
kerupuk dan buah melon. Selain itu, klien masih mengingat nama
mahasiswa yang diajak kenalan tadi pagi.
2. Memori jangka pendek
Klien mengingat saat klien masuk ke Rumah Sakit jiwa klien
dibawa oleh suami dan kakaknya. Klien masih mengingat kapan
minum obat dan menceritakan kegiatan kemarin.
3. Memori jangka panjang
Klien dapat menyebutkan pengalaman-pengalaman yang dulu
pernah dialami. Pengalaman menyenangkan yang dialami klien yaitu
ketika liburan bersama keluarganya dan pengalama yang
menyedihkan ketika ibunya meninggal.
L. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien baik. Klien mampu berkonsentrasi,
konsentrasi terus terjaga selama pengkajian. Klien dapat menebak warna
dengan benar. Klien mampu berhitung dengan benar. Saat klien diminta
untuk menambahkan angka 6 ditambah 3, klien menjawab 9 yang artinya
benar.
M. Kemampuan penilaian
Klien tidak mampu mengambil keputusan sederhana dan klien
terlihat bingung.
N. Daya tilik diri
Klien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa.
Pada saat dilakukan pengkajian, klien menanyakan sebenarnya klien
sakit apa.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


A. Makan
Klien terlihat mampu makan dan minum secara mandiri dan tidak
ada hambatan. Selin itu, klien mampu menggunakan sendok dengan
benar dan menghabiskan satu porsi makanan.
B. BAB/ BAK
Klien mengatakan mampu BAB dan BAK secara mandiri di
kamar mandi. Selain itu, selama perwatan di rumah sakit, klien tidak ada
masalah dalam BAB dan BAK.
C. Mandi
Klien mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara
mandiri. Klien menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan mandi
dengan menggunakan air, sabun dan shampo secara mandiri namun tidak
rutin 2 kali sehari.
D. Berpakaian/ berhias
Setelah mandi, klien mampu berpakaian secara mandiri, berhias
dengan wajar seperti menyisir rambutnya.
E. Istirahat dan tidur
Klien tidak mengalami kesulitan baik saat tidur malam maupun
tidur siang, tidur malam ± 8 jam, tidur siang ± 3 jam.
No Kondisi Saat Dikaji
1. Kebisaan Sebelum Tidak ada
Tidur
2. Waktu Tidur Siang : 12.00 – 15.00
Malam : 21.00 – 05.00 WIB
Total = 10 jam perhari
3. Kualitas Tidur Klien mengatakan tidak ada gangguan saat tidur,
tidak mengalami kebangun di tengah malam.
4. Kebiasaan Setelah Klien mengatakan setelah bangun tidur yaitu
Tidur mandi.
F. Penggunaan obat
Selama perawatan di rumah sakit, klien mengkonsumsi obat
secara teratur. Obat diberikan oleh perawat sudah dalam keadaan terbuka
saat makan pagi, siang dan sore serta klien diminta untuk langsung
meminumnya.
G. Pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan akan memastikan klien untuk minum obat
secara teratur. Jika klien mengalami tanda-tanda kekambuhan seperti
mengurung diri, mematung, tidak bisa tidur, tidak mau makan,
ketakutan, dan tampak bingung akan segera membawa klien ke RSJD
atau mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Keluarga klien
mengatakan, ketika klien sakit pasti akan dibawa ke RSJD dengan
diantar oleh orang tuanya atau kakaknya jika mengalami kekambuhan.
H. Kegiatan di dalam rumah
1. Merencanakan, mengolah, dan menyajikan makanan
Klien mengatakan bahwa sebagai seorang istri dan ibu harus bisa
masak. Sehingga klien setiap hari masak untuk suami dan anak
terakhirnya.
2. Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
Klien mengatakan bahwa ketika dirumah klien selalu bersih-bersih
rumah yang dilakukan setiap pagi dan sore hari, seperti menyapu,
mengepel, membereskan dapur dan tempat tidur.
3. Mencuci pakaian sendiri
Klien mengatakan bahwa ketika di rumah, klien mencuci bajunya
sendiri, suami dan anaknya.
4. Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
Biasanya klien selalu mengatur uangnya ketika sudah mendapat upah
atau gaji dari pekerjaannya.
I. Kegiatan di luar rumah
1. Belanja untuk keperluan sehari-hari
Ketika di rumah, klien biasanya membeli kebutuhan keluarganya
seperti sayur, lauk pauk, sabun mandi, dan lain-lain.
2. Melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi
Klien berjalan kaki jika ke tempat yang tidak jauh, namun jika jauh
klien menggunakan motor, seperti ke tempat kerja.
3. Mengajar TK
Klien mengatakan bahwa berangkat kerja jam 06.30. Klien bekerja
sebagai guru TK. Klien mengatakan bahwa bingung dengan murid-
muridnya yang sering rewel.

VIII. MEKANISME KOPING


Klien mengatakan ketika ada masalah selalu memikirkannya sendiri
dan diam di kamar. Klien merasa tidak berguna bagi siapapun semenjak
usaha suaminya bangkrut dan ditambah dengan rewelnya anak-anak dan
muridnya, sehingga klien merasa bingung ingin mati.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan bahwa semenjak usaha suaminya bangkrut dan
bingung, klien sering menyendiri, namun klien tidak mempunyai masalah
dengan tetangganya. Klien juga tidak memiliki masalah dengan pelayanan
kesehatan, karena klien mempunyai jaminan kesehatan berupa BPJS – PNS
daerah, sehingga klien dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan
baik.
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien mengatakan bahwa tidak mengatahui gangguan jiwa yang
dideritanya, dan mengapa klien bisa masuk di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, klien juga tidak mengetahui
faktor pencetus dan pendukung terjadinya masalah klien, sistem pendukung,
obat-obatan yang dikonsumsi serta bagaimana koping yang adaptif ketika
masalahnya muncul. Klien terlihat menggelengkan kepala saat ditanya.

XI. ASSESMEN RISIKO BUNUH DIRI


No. Faktor-Faktor Ya Tidak
Faktor Risiko
1. Riwayat melakukan tindakan merugikan diri sendiri di

masa lalu
2. Memikirkan tindakan untuk membahayakan diri √
3. Saat ini merencanakan untuk bunuh diri √
4. Memikirkan metode untuk bunuh diri √
5. Terdapat riwayat anggota keluarga bunuh diri √
6. Terdapat rasa putus asa, cemas, panik/ halusinasi

perintah
7. Terdapat riwayat depresi √
8. Terdapat peristiwa kehidupan penting yang baru-baru

ini yang mengubah kehidupan
9. Isolasi sosial/ kurangnya dukungan √
10. Baru-baru ini terdapat peristiwa yang menyebabkan

rasa malu, penghinaan atau putus asa
11. Ada penyakit kronis yang serius √
12. Saat ini menggunakan alkohol/ menyalahgunakan zat √
Faktor Protektif
1. Keyakinan agama-budaya yang kuat √
2. Komunikatif dan terampil mengatasi masalah √
3. Bertanggung jawab pada anak-anak atau hewan-hewan

peliharaan
4. Tersedia dukungan sosial √
5. Bersedia menerima pengobatan √

Interpretasi
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Faktor risiko minimal/ 2 atau lebih faktor Kurang dari 2 faktor
dapat dikelola protektif protektif
Tidak ada risiko 4 atau lebih faktor Memiliki riwayat
langsung risiko sejarah ide bunuh diri,
rencana bunuh diri atau
komorbiditas
Pemantauan rutin Mungkin memiliki Niat yang langsung atau
rencana bunuh diri tapi dalam waktu dekat
tidak benar-benar rencana yang
tersedia/ dekat mematikan
observasi Observasi ketat
XII. ANALISA DATA
Data Fokus Masalah
DS: Risiko Bunuh Diri
- Keluarga mengatakan klien sering marah tenpa sebab, mengamuk, berbicara ingin mati.
- Klien mengatakan bahwa pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat ke sungai,
namun diketahui oleh keluarganya.
- Klien mengatakan bahwa pernah ingin mati
DO:
- Klien tidak mampu mengambil keputusan sederhana dan klien terlihat bingung
- Hasil assesmen risiko bunuh diri: risiko rendah
- Klien terlihat diam dan melamun
DS : Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan sedih dan bingung dengan kondisi dirinya. klien mengatakan tidak berguna
bagi suami dan anak-anaknya
- Klien merasa malu dengan kondisinya sekarang yang berbeda dari yang dulu semenjak usaha
suaminya bangkrut
DO :
- Klien terlihat sering melamun
- Klien terlihat diam dan jarang untuk memulai pembicaraan
- Klien sering menyalahkan diri sendiri
XIII. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri sendiri dan orang Effect
lain

Risiko Bunuh Diri (Core problem)

Harga Diri Rendah Cause

XIV. DAFTAR MASALAH


1. Resiko Bunuh Diri
2. Harga diri rendah

XV. ASPEK MEDIK


A. Diagnosa Medik : Depresi berat tanpa gejala psikotik
B. Terapi Medik :
Nama obat Jenis Dosis Indikasi Kontraindikasi Efek samping
Olanzapin Anti- 1x 10 Meredakan gejala Wanita hamil Bengkakpada
psikotik mg skizofrenia dan dan menyusui, wajah, tangan,
gangguan bipolar, penyakit hati, mulut kering,
mengatasi ginjal, jantung, rasa kantuk,
mencegah gejala hipersensitivitas
mania terhadap obat
Sandepril Antipsi 2x 25 Mengatasi gejala Hipersenivitas Sembelit, mulut
kotik mg depresi terhadap obat kering, pusing
Caproliv suplem 3x1 Menjaga Hipersesitivitas Sakit kepala,
en kesehatan hati tehadap obat, diare, penyakit
pada pasien yang ginjal apabila
mengalami digunakan
masalah hati dalam waktu
yang lama
XVI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Hari/ Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Tanggal Keperawatan
1. Kamis, Risiko Bunuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1 : Melindungi pasien dari ancaan/percobaan bunuh diri
21 Maret Diri selama 3x30 menit klien dapat mengatasi - Bina hubungan saling percaya dengan klien
2019 keinginan untuk bunuh diri dengan - Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri
kriteria hasil : (isyarat, ancaman, percobaan bunuh diri)
- Klien terlindungi dari benda-benda - Beri kesempatan pasien mengungkapkan
berbahaya perasaannya
- Kien tetap aman dan selamat - Identifikasi atau jauhkan semua benda-benda
- Klien dapat mengungkapkan berbahaya
perasaannya - Memeriksa apakah pasien benar-benar minum obat
- Klien dapat meningkatkan harga SP 2 : Melatih cara mengendalikan dari dorongan bunuh diri
dirinya - Mendiskusikan cara mengtaasi keinginan bunuh diri
- Klien dapat menggunakan cara yaitu dengan meminta bantuan teman, perawat atau
penyelesaian masalah dengan baik. keluarga
- Jelaskan bahwa saudara akan melindungi pasien agar
tidak ada lagi keinginan bunuh diri
SP 3 : Meningkatkan harga diri pasien
- Buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan berfikir
aspek positif yang dimiliki
- Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya
disyukuri oleh pasien
- Diskusikan keuntungan dan kerugian bunuh diri
- Mendiskusikan harapan masa depan
- Mendiskusikan cara mencapai harapan dan masa
depan
XVII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi
21/3/2019 Risiko Bunuh SP 1 : Melindungi pasien dari S :
diri ancaan/percobaan bunuh diri - Klien mengatakan namanya adalah S, sudah makan, sudah
1. Bina hubungan saling mandi
percaya dengan klien - Klien mengatakan “senang”bisa bercerita dan kenal dengan
2. Identifikasi beratnya mahasiswa
masalah resiko bunuh diri - Klien mengatakan bahwa pernah melakukan percobaan bunuh
(isyarat, ancaman, percobaan diri karena merasa putus asa bingung dengan keadaan yang
bunuh diri) berbeda di dalam kelurganya, banyak masalah di pekerjaan
3. Beri kesempatan pasien dan di rumah
mengungkapkan - Klien mengatakan bahwa pernah mencoba lompat ke sungai
perasaannya - Klien mengatakan bahwa tidak terdapat benda tajam pisau
4. Identifikasi atau jauhkan atau gunting dikamar
semua benda-benda - Klien mengatakan bahwa tidak menyembunyikan benda tajam
berbahaya O:
1. BHSP terjalin
2. Kontak mata baik
3. Tidak terdapat benda tajam yang dapat melukai klien
A : Risiko Bunuh diri (+)
Masalah keperawatan risiko bunuh diri belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
P : Melatih cara mengendalikan bunuh diri
1. Mendiskusikan cara mengtaasi keinginan bunuh diri yaitu
dengan meminta bantuan teman, perawat atau keluarga
2. Jelaskan bahwa saudara akan melindungi pasien agar tidak
ada lagi keinginan bunuh diri

22/3/2019 Risiko Bunuh SP 2 : Melatih cara mengendalikan S :


diri dari dorongan bunuh diri 1. Klien mengatakan mau diajari cara mengendalikan diri
1. Mendiskusikan cara 2. Klien mengucapkan terimakasih
mengtaasi keinginan bunuh 3. Klien mengatakan senang ada temannya untuk bercerita
diri yaitu dengan meminta O :
bantuan teman, perawat atau 1. Klien kooperatif
keluarga 2. Ada kontak mata
2. Jelaskan bahwa saudara akan 3. Klien dapat menirukan cara meminta bantuan ke teman yang
melindungi pasien agar tidak dipercaya atau perawat
ada lagi keinginan bunuh
diri A : Risiko Bunuh Diri
Masalah keperawatan Risiko Bunuh dri belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
SP 3 : Meningkatkan harga diri pasien
- Buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan berfikir aspek
positif yang dimiliki
- Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri
oleh pasien
- Diskusikan keuntungan dan kerugian bunuh diri
- Mendiskusikan harapan masa depan
- Mendiskusikan cara mencapai harapan dan masa depan

24/3/2019 Risiko Bunuh SP 3 : Meningkatkan harga diri pasien S:


Diri - Buat daftar aspek positif diri - Klien mengatakan bersyukur masih bisa hidup dengan
sendiri, latihan berfikir aspek keadaan seperti ini, masih punya pekerjaan dan masih
positif yang dimiliki berpenghasilan.
- Membicarakan tentang - Klien mengatakan, “kalau bunuh diri itu kerugiannya
keadaan yang sepatutnya arwahnya gentayangan ya mbak?, nanti orang tua, suami dan
disyukuri oleh pasien anak-anak saya sedih, kasian anak-anak juga Mbak, mereka
- Diskusikan keuntungan dan masih butuh saya”.
kerugian bunuh diri - Klien mengatakan bahwa jika bunuh diri tidak masuk surga
- Mendiskusikan harapan masa - Klien mengatakan bahawa tidak ada untungnya bunuh diri
depan - Klien mengatakan bahwa tidak mau bunuh diri karna banyak
- Mendiskusikan cara mencapai ruginya
harapan dan masa depan - Klien mengatakan bahwa ingin bekerja kembali sebagai guru
TK
O:
1. Kontak mata baik
2. Klien kooperatif
3. Klien mengetahui keuntungan dan kerugian bunuh diri
4. Klien memiliki harapan dimasa depan, namun belum tahu cara
mencapainya
5. Klien terlihat tenang

A : Risiko Bunuh diri


Masalah risiko bunuh diri belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Mendiskusikan cara mencapai harapan masa depan

Anda mungkin juga menyukai