Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny.

Disusun Oleh :

AHMAD SUDIKA SANUSI

NIM: 19103100338

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2020
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Lanjut Usia
1. Pengertian lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998
tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan defenisi secara umum,
seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan
kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

2. Klasifikasi Lansia
3 Klasifikasi lansia Klasifikasi lansia dibagi menjadi lima yaitu pralansia, lansia,
lansia resiko tinggi, lansia potensial, lansia potensial. Pralansia (prasenelis) adalah seseorang
yang berusia antara 45−59 tahun. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
untuk Lansia Resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih dan bermasalah
dengan kesehatan seperti menderita rematik, demensia, mengalami kelemahan dan lain-lain,
lansia potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang atau jasa. Lansia tidak potensial yaitu 14 lansia yang tidak
berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Darmajo,
2009).

3. Tipe Lansia
Tipe lansia dibagi menjadi lima tipe yaitu tipe arif bijaksana, tipe mandiri, tipe tidak puas,
tipe pasrah dan tipe bingung.
1. Tipe arif bijaksana, yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri, yaitu menganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas, yaitu konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak
menuntut. 4. Tipe pasrah, yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan
agama dan melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung, yaitu mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh
(Nugroho, 2008).

4. Tugas Perkembangan Lansia


Tugas Perkembangan Lansia Dalam perkembangan masa lansia juga memiliki tugas
perkembangan yang harus dilaksanakan oleh para individu yang menginjak usia lansia.
Seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (1980: 386) ada tujuh tugas perkembangan selama
hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia, yaitu:
a) Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis
b) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan
c) Menemukan makna kehidupan
d) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
e) Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga
f) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal dunia
g) Menerima dirinya sebagai seorang lansia.

Menurut Erikson (dalam Maryam, 2008: 40) kesiapan lansia untuk menyesuaikan diri
terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang pada
tahap sebelumnya. Apabila tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan
sehari-hari dengan teratur dan baik dan bisa membina hubungan yang serasi dengan
orang- orang sekitarnya, pada otomatis di usia lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan
yang biasa ia lakukan ketika tahap perkembangan sebelumnya, seperti olahraga,
mengembangkan hobi, bercocok tanam dan lain-lain. Tugas perkembangan lansia adalah
sebagai berikut :

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun


2) Mempersiapkan diri untuk pensiun
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukakn penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai
6) Mempersiapkan diri untu kematiannya dan kematian pasangannya.

Dalam mempelajari psikologi perkembangan kita juga akan memahami perubahan emosi
dan sosial seseorang selama fase kehidupannya. Itulah mengapa pentingnya mempelajari
psikologi perkembangan. Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai
berikut :
a) Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b) Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru,
yaitu pensiun dan/atau menduda/menjanda.
c) Lansia harus menyesuaikan diri sebagai akibat perannya yang berakhir di dalam
keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, serta ditinggal
mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.

4. Masalah Fisik Pada Lansia


Banyak perubahan yang terjadi pada lansia. Adapun perubahan yang terjadi pada lanjut
usia:
1. Perubahan fisik
a. Kardiovaskuler: kemampuan memompa darah menurun, elastisitsas pembuluh darah
menurun, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah
meningkat.
b. Respirasi: elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga menarik
napas lebih berat, dan terjadi penyempitan bronkus.
c. Muskuloskeletal: cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis),
bungkuk (kifosis), persendian membesar dan menjadi kaku.
d. Gastrointestinal: esophagus membesar, asam lambung menurun, lapar menurun dan
peristaltik menurun.
e. Persyarafan: saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat
dalam merespon.
f. Vesika urinaria: otot-otot melemah, kapasitasnya menurun, dan retensi urin.
g. Kulit: keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Elastisitas menurun, vaskularisasi
menurun, rambut memutih dan kelenjar keringat menurun (Nugroho, 2008).

5. Penyakit Pada Lansia

pada tahun 2014 angka kesakitan pada lansia adalah sebesar 25,05%. Artinya, dari setiap
100 orang lansia terdapat 25 orang di antaranya yang mengalami sakit. Angka ini dari tahun ke
tahun tampaknya semakin menurun. Ini bagus tapi bukan berarti para lansia tidak harus berhati-
hati terhadap penyakit. Faktanya, semakin tua usia Anda, semakin besar risiko terkena penyakit.
Hal ini karena penyakit dan usia saling berhubungan. Semakin usia bertambah, fungsi tubuh
semakin menurun akibat proses penuaan. Penuaan juga mengakibatkan daya tahan tubuh
menurun, sehingga lansia lebih rentan mengalami penyakit menular maupun tidak menular.Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan sebuah riset kesehatan berskala nasional yang
dilakukan setiap lima sampai enam tahun sekali. Riset ini memaparkan sejumlah kondisi
kesehatan pada berbagai kalangan di Indonesia, termasuk pada lansia.

Berikut ini merupakan penyakit yang paling banyak menyerang lansia di Indonesia, menurut
Riskesdas 2013:

1. Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit nomor satu yang paling banyak diderita lansia,
menurut Riskesdas 2013. Semakin tua usia, tekanan darah cenderung meningkat. Ini merupakan
sebuah proses alami yang terjadi di tubuh saat usia sudah mulai menua. Namun begitu, tekanan
darah tinggi tetap berbahaya bagi lansia karena ini dapat menyebabkan penyakit jantung hingga
stroke.Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai 140/90 mmHg atau
lebih. Jika sudah mencapai angka ini, lansia sebaiknya diberikan pengobatan dan perawatan
untuk hipertensi agar tidak memburuk. Mengurangi asupan garam, berolahraga, kontrol berat
badan, jauhi stres, dan tidak merokok merupakan beberapa cara untuk mengontrol hipertensi.
2. Artritis (radang sendi)

Ini menjadi penyakit nomor dua yang banyak menyerang lansia di


Indonesia. Artritis merupakan peradangan pada salah satu atau lebih sendi . Penyakit ini
ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Sehingga, dapat menyebabkan
ruang gerak menjadi terbatas. Semakin tua usia, gejala penyakit ini bisa semakin bertambah
buruk. Untuk itu, perlu melakukan olahraga teratur dan menjaga berat badan agar artritis tidak
memburuk. Jika merasa sakit, sebaiknya istirahat dan jangan memaksa untuk melakukan
banyak aktivitas.

3. Stroke

Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan butuh pertolongan cepat untuk
meminimalkan kerusakan otak. Stroke terjadi saat suplai darah ke bagian otak tidak terpenuhi,
sehingga jaringan otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup untuk melakukan
fungsinya.Lansia merupakan golongan yang sering mengalami stroke. Beberapa gejala dari
stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki di salah satu sisi tubuh, penurunan
penglihatan di salah satu atau kedua mata, kesulitan bicara atau memahami perkataan orang
lain, sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya, dan kehilangan keseimbangan saat
berjalan.

4. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

mungkin jarang mendengarnya, namun penyakit ini menempati urutan keempat penyakit yang
banyak terjadi pada lansia. PPOK adalah istilah yang mengacu pada sekelompok penyakit paru
yang menghalangi aliran udara sehingga membuat penderitanya sulit
bernapas. Emfisema dan bronkitis kronis merupakan dua kondisi paling umum yang
menyebabkan PPOK. seorang perokok atau pernah merokok harus hati-hati. Merokok
merupakan faktor risiko dari PPOK. Untuk itu, mulai sekarang berhentilah merokok dan/atau
jauhi asap rokok.
5. Diabetes mellitus

Diabetes berada di urutan kelima dalam penyakit pada lansia yang paling banyak terjadi. Usia
yang semakin tua membuat tubuh banyak berubah, termasuk perubahan dalam cara tubuh
menggunakan gula darah. Akibatnya, banyak lansia yang menderita diabetes karena tubuhnya
tidak bisa menggunakan gula darah dengan efisien. Diabetes merupakan penyakit yang dijuluki
sebagai “ibu dari segala penyakit”, sehingga perawatan perlu dilakukan jika mempunyai
diabetes. Mengontrol asupan makanan dan olahraga teratur merupakan dua cara yang penting
dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah .

6. Batasan lansia
Departemen Kesehatan RI (dalam Mubarak et all, 2006) membagi lansia
sebagai berikut:
a. Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
b. Kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
c. Kelompok usia lanjut (65 tahun >) sebagai senium
Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur
yang mencakup batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2
yang berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) ialah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua
(very old) ialah di atas 90 tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama
(fase inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga
(fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup
usia. d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric
age): > 65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi
menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan
very old ( > 80 tahun) (Efendi, 2009).
7. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Mubarak et all (2006), perubahan yang terjadi pada lansia meliputi
perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan psikososial, perubahan
kognitif dan perubahan spiritual.
a. Perubahan kondisi fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai ke semua organ
tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria,
endokrin dan integumen.
1) Keseluruhan
Berkurangnya tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat-to-lean body
mass ratio dan berkuranya cairan tubuh.
b. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastis
karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa, kulit pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan
menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki
menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun rambut wajah meningkat,
rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu, kelenjar keringat berkurang
jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit sebagai proteksi sudah menurun
1) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun,
keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak diakibatkan oleh rendahnya aktifitas otot.

2) Sistem muskular
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang, pengecilan otot
akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos tidak begitu terpengaruh.
3) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa
darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac output, berkurangnya
heart rate terhadap respon stres, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan, arteria termasuk aorta, intima
bertambah tebal, fibrosis.
4) Sistem perkemiha
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, filtrasi glomerulus menurun sampai 50%, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurang mampu mempekatkan urin, BJ urin menurun,
proteinuria, BUN meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot yang melemah,
frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan pada pria
akibatnya retensi urin meningkat, pembesaran prostat (75% usia di atas 65
tahun), bertambahnya glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood
flow, berat ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal menurun.
5) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru, alveoli ukurannya melebar dari
biasa dan jumlah berkurang, oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg,
berkurangnya maximal oxygen uptake, berkurangnya reflek batuk.
6) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar, rasa lapar
menurun, asam lambung menurun, waktu pengosongan lambung menurun,
peristaltik melemah sehingga dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan
absorbsi menurun, produksi saliva menurun, produksi HCL dan pepsin
menurun pada lambung.
7) Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
8) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya
respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang
pengamatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah
melihat cahaya gelap), berkurangnya atau hilangnya daya akomodasi,
menurunnya lapang pandang (berkurangnya luas pandangan, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna yaitu menurunnya daya membedakan warna
hijau atau biru pada skala dan depth perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia, membran timpani
menjadi atropi menyebabkan otoklerosis, penumpukan serumen sehingga
mengeras karena meningkatnya keratin, perubahan degeneratif osikel,
bertambahnya obstruksi tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.
10) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel kortikol, reaksi
menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap sentuhan, berkurangnya aktifitas
sel T, hantaran neuron motorik melemah, kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya ATCH, TSH, FSH
dan LH, menurunnya aktivitas tiroid akibatnya basal metabolisme menurun,
menurunnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads yaitu
progesteron, estrogen dan aldosteron. Bertambahnya insulin, norefinefrin,
parathormon.
12) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie dan uterus,
atropi payudara, testis masih dapat memproduksi, meskipun adanya
penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks menetap sampai di atas usia
70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat
menopause.
13) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan pembauan,
sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula, garam, mentega, asam,
setelah usia 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor.
Dari segi mental emosional sering muncul perasaan pesimis, timbulnya perasaan
tidak aman dan cemas, adanya kekacauan mental akut, merasa terancam akan
timbulnya suatu penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak berguna lagi.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu:
1) Perubahan fisik, terutama organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8) Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
d. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja
mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Bila ia
cukup beruntung dan bijaksana, mempersiapkan diri untuk pensiun dengan
menciptakan minat untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa pensiun
memberikan kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi banyak pekerja
pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman yang akrab dan
disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah. Perubahan psikososial yang lain
adalah merasakan atau sadar akan kematian, kesepian akibat pengasingan diri
lingkungan sosial, kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga, hilangnya
kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan konsep diri dan kematian pasangan
hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila
tidak ada penyakit.
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya.
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat
dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler: universalizing,
perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan keadilan.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien
a. Nama : Ny. K
b. Umur : 77 Tahun
c. Alamat : ulujami raya no 27 pesanggarahn jakarta selatan
d. Pendidikan : SD
e. Jenis kelamin : Perempuan
f. Suku : Jawa
g. Agama : Islam
h. Status perkawinan : Janda
i. Tanggal pengkajian : Senin, 11 july 2020

2. Status kesehatan saat ini


a. Klien mengatakan memiliki penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat antihipertensi secara rutin.
c. Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
d. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada saat siang
hari.
e. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar saat berjalan.
f. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya.

g. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu aktivitasnya.

h. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu banyak melakukan aktivitas (P)
i. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
j. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
k. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
l. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)
m. Wajah klien tampak meringis saat menahan nyeri.
3. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama Saat Ini
Klien mengatakan sering pusing, masuk angin dan merasa sakit pada bagian
tengkuknya, rasa nyeri yang dirasakan terkadang mengganggu aktivitasnya.

2) riwayat kesehatan dahulu


a. Penyakit : Masa kanak-kanak Ny. K tidak pernah dirawat di rumah sakit dan jika
sakit panas hanya di rawat jalan, dan pada masa tua pasien mengalami tekanan darah
tinggi sejak usia 55 tahun.
b. Alergi : Ny. K mengatakan alergi dengan udang, jika makan udang seluruh badannya
gatal-gatal seperti biduran.
c. Kebiasaan : Ny. K tidak merokok, tidak minum kopi, dan tidak minum alcohol.

3) Riwayat kesehatan keluarga


Ny. K mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
hipertensi atau darah tinggi dan strok yaitu adiknya yang bungsu.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : Composmentis (E4V5M6).
Tanda Vital
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi : 98
Respiratory Rate : 22 x/menit
Suhu : 36.7C

b. Integumen : Kulit terlihat keriput warna kulit sawo matang.


c. Kepala : Bentuk bulat, distribusi rambut merata, warna hitam
keputihan.
d. Mata : Simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva tidak
Anemis.
e. Telinga : Simetris,Tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada
benjolan, tidak cairan yang keluar.
f. Mulut & tenggorokan : Mulut bersih, gigi sudah banyak yang tanggal tersisa
tinggal 4 buah, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
h. Dada : Simetris, tidak ada pembengkakan.
i. Sistem pernafasan : Pernafasan normal, tidak ada masalah
j. Sistem kardiovaskuler : TD 150/80 mmHg
k. Sistem gastrointestinal : Tidak ada masalah, terdengar suara bising usus, makan
3x sehari hanya bisa menghabiskan 1 porsi, BAB 1x
sehari.
l. Sistem perkemihan : BAK lancar 6x sehari, tidak ada inkontinensia urin.

5. The Mini Nutrition Asssessment

NO. PERTANYAAN KETERANGAN SKOR


1. SCREENING
1. Apakah anda mengalami penurunan 0: kehilangan nafsu makan
asupan makanan selama 3 bulan berat
terakhir disebabkan kehilangan 1: kehilangan nafsu makan 1
nafsu makan, gangguan saluran sedang 2: tidak kehilangan
cerna, kesulitan mengunyah atau nafsu makan
menelan?
2. Apakah anda mengalami 0: kehilangan berat badan lebih
penurunan berat badan dalam 3 3 kg
bulan terakhir? 1: tidak tahu 3
2: kehilangan BB antara 1-3 kg
3: tidak mengalami kehilangan BB
3. Bagaimana aktivitas atau 0: diranjang saja atau dikursi roda
pergerakan tubuh anda saat ini? 1: dapat meninggalkan ranjang
atau kursi roda namun tidak bisa 1
pergi/jalan-jalan ke luar
2: dapat berjalan atau pergi dengan
leluasa
4. Apakah anda mengalami stress 0: ya
psikologis atau penyakit akut selama 2: tidak 0
3 bulan terakhir?
5. Apakah anda mengalami masalah 0: demensia atau depresi
penyakit psikologis yang berkaitan berat 1
dengan saraf otak? 1: demensia sedang
2: tidak ada masalah psikologis
6. Bagaimana hasil Indeks Massa 0: IMT < 19 kg/m ଶ
Tubuh (IMT) anda?
1: IMT antara 19-21
berat badan (kg) /tinggi badan (m2) 2: IMT antara 21-23 3

3: IMT > 23
Total 9

Interpretasi hasil : Skor 9, kemungkinan malnutrisi

2. PENGKAJIAN

7. Apakah anda tinggal mandiri? 0: tidak


(bukan di panti/ rumah sakit)
1: ya

8. Apakah anda menggunakan lebih 0: ya


dari 3 macam
1: tidak
obat per hari

9. Apakah ada luka akibat tekanan atau 0: ya


luka dikulit?
1:tidak

10. Berapa kali anda mengosumsi 0: 1 kali


makan lengkap/ utama per hari?
1: 2 kali

2: 3 kali

11. Berapa banyak anda 0: jika tidak ada atau hanya 1


mengosumsi jawaban disamping
makanan sumber 0.5: jika terdapat 2 jawaban ya
protein?
1.0 : jika semua jawaban ya
a. Sedikitnya 1 dairy porsi produk
(seperti susu, keju, yoghurt) per
hari (Ya/tidak)
b. 2 atau lebih porsi kacang-
kacangan atau telur perminggu
(Ya/tidak)
c. Daging, ikan, atau unggas setiap
hari
(Ya/tidak)

12. Apakah anda mengkonsumsi sayur 0: tidak


atau buah 2
1: ya
porsi atau lebih per hari?

13. Seberapa banyak asupan cairan yang 0.0: kurang dari 3 gelas
anda minum per hari (air putih, jus,
0.5: 3-5 gelas
kopi, teh, susu)
1.0: lebih dari 5 gelas

14. Bagaimana cara anda makan? 0: harus disuapi

1: bisa makan sendiri dengan


sedikit kesulitan

2: makan sendirian tanpa kesulitan


apapun juga

15. Bagaimana pandangan anda 0: merasa ada masalah gizi


mengenai status gizi anda?
1: ragu/ tidak tahu terhadap
status gizi 2: tidak ada masalah
terhadap status gizi

16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak sebaik


kesehatan orang lain yang dia 0.5: tidak
sebaya/seumur, bagaimana tahu
pendapat anda tentang keadaan
1: sama baiknya
anda dibandingkan orang
2: lebih baik
tersebut?

17. Lingkar lengan atas (LLA) anda (cm)? 0: kurang dari 21 cm

0.5: 21-22 cm

1: lebih dari 22 cm

16. Jika dibandingkan dengan 0: tidak sebaik


kesehatan orang lain yang dia 0.5: tidak
sebaya/seumur, bagaimana tahu
pendapat anda tentang keadaan 1: sama baiknya
anda dibandingkan orang 2: lebih baik
tersebut?
18. Lingkar betis (LB) anda (cm)? 0: kurang dari 31 cm
1: lebih dari 31 cm

Total

Interpretasi hasil :

Normal :12-14 poin

Resiko mal nutrisi: 8-11 poin

Malnutrisi : 0-7 poin

3) Pengkajian Psikososial dan spritual


a. Psikososial
Kemampuan bersosialisasi saat ini baik kadang saling ngobrol dengan teman satu
kamarnya dan penghuni wisma lain.
b. Masalah emosional
Klien mengatakan mengalami susah tidur, gelisah, tetapi tidak banyak pikiran.
c. Spiritual
Klien beragama islam dan melakukan sholat lima waktu sehari di panti. Klien
mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan di panti.

4) Pengkajian Fungsional Klien


a. KATZ Indeks
Klien termasuk dalam kategori A karena semuanya masih bisa dilakukan secara
mandiri tanpa pengawasan , pengarahan atau bantuan dari orang lain di antaranya
yaitu makan, kontinensia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi, pasien tidak menggunakan alat bantu berjalan.
b. Modifikasi dari bartel indeks

Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan 10 Frekuensi: 3x sehari
Jumlah: secukupnya
Jenis, nasi, sayur, lauk
2 Minum 10 Frekuensi: 6-8 kali
sehari
Jumlah: secangkir
kecil
Jenis: air putih, dan
susu
3 Berpindah dari satu tempat 15 Mandiri
ketempat lain
4 Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi: 3x
menyisir rambut, gosok gigi).
5 Keluar masuk toilet 5 Frekuensi: 2-3 kali
( mencuci pakaian, menyeka
tubuh, meyiram)
6 Mandi 15 2x sehari pada pagi
hari dan sore hari
sebelum Ashar.
7 Jalan dipermukaan datar 10 Setiap ingin
melakukan sesuatu
misalnya mengambil
minum atau ke kamar
mandi.
8 Naik turun tangga 10 Baik tapi harus pelan-
pelan
9 Mengenakan pakaian 10 Mandiri dan rapi
10 Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi: 1x sehari
Konsistensi: padat
11 Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi: 6x sehari
Warna: kuning
12 Olah raga/ latihan 10 Klien mengikuti
senam yang diadakan
PSTW saat pagi hari
13 Rekreasi/ pemanfaatan waktu 10 Jenis: rekreasi keluar
luang 1 tahun sekali dari
bpstw/hanya duduk
saja kadang
mengobrol dengan
teman.
Keterangan:
a. 130 : mandiri
b. 65-125 : ketergantungan sebagian
c. 60 : ketergantungan total
Setelah dikaji didapatkan skor : 130 yang termasuk dalam kategori mandiri

5) Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir?
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
Jumla Jumla 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
h h angka baru, semua secara menurun

Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat
Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu salah 2 sehingga disimpulkan Ny. K
memiliki fungsi intelektual utuh.

b. MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun : 2020
b. Musim : Hujan
c. Tanggal: 3
d. Hari : Jumat
e. Bulan : April
Orientasi 5 5 Diamana kita sekarang?
a. Negara : Indonesia
b. Provinsi: DKI
c. Kota : Jakarta
d. Di : Budi Luhur
2 Registras 3 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh pemeriksa) 1
i detik dan mengatakan asing-masing obyek.
a. Meja, Kursi, Bunga.
*Klien mampu menyebutkan kembali
obyek yang di perintahkan
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali / tingkat:
kalkulasi (93, 86, 79, 72, 65)
*Klien dapat menghitung pertanyaan
semuanya.
4. Menging 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
at pada no 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
masing-masing obyek.
*Klien mampu mengulang obyek yang
disebutkan

5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan nama pada klien
a. Missal jam tangan
b. Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi kata berikut:
“tidak ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
a. Pertanyaan benar 2 buah: tak ada,
tetapi
Minta klien untuk menuruti perintah berikut
terdiri dari 3 langkah.
“ ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”
a. Ambil kertas ditangan anda
b. Lipat dua
c. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut ( bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
a. “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
b. Tulis satu kalimat
c. Menyalin gambar
*Klien bisa menyebutkan benda yang
ditunjuk pemeriksa. Selain itu, klien bisa
mengambil kertas, melipat jadi dua, dan
menaruh di bawah sesuai perintah. klien dapat
menulis satu kalimat.
Total 29
Nilai

Interpretasi hasil : 29 (>23)


Keterangan : Terdapat aspek fungsi mental baik

6) Pengkajian Depresi Geriatrik (YESAVAGE)


PERTANYAAN JAWABAN SKOR
YA/ TIDAK
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya 0
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau minat Ya 1
atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 0
Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 0
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya 0
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak 0
anda?
Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup anda? Ya 0
Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 0
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi Ya 1
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Tidak 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya 0
menyenangkan?
Apakah anda merasa berharga? Ya 1
Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada Tidak 0
anda?
Jumlah 3

Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor :3
5-9 : kemungkinan depresi
10 atau lebih : depresi
Kesimpulan : Skor yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu 3 sehingga
disimpulkan Ny. K kemungkinan depresi.

7) Pengkajian Skala Resiko Dekubitus


Persepsi 1 2 3 4
Sensori Terbatas penuh Sangat terbatas Agak Terbatas Tidak terbatas
Kelembapan Lembab Sangat lembab Kadang lembab Jarang
konstan Lembab
Aktifitas Di tempat tidur Dikursi Kadang jalan Jalan Keluar
Mobilisasi Imobil penuh Sangat terbatas Kadang terbatas Tidak
Terbatas
Nutrisi Sangat jelek Tidak Adekuat Adekuat Sempurna
Gerakan/ Masalah Masalah Resiko Tidak Ada Sempurna
cubitan Masalah
Total skor = 22
Keterangan :
Paisien dengan total nilai :
a. <16 mempunyai risiko terkena dekubitus
b. 15/16 risiko rendah
c. 13/14 risiko sedang
d. <13 risiko tinggi

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan total skor : 22 sehingga


disimpulkan klien tidak mengalami resiko dekubitus.

8) Pengkajian Risiko Jatuh : Test Skala Keseimbangan Berg


a. Pengkajian Skala Resiko Jatuh dengan Postural
Hypotensi
Reach Test (FR test) Hasil
Mengukur tekanan darah lansia dalam tiga Diperoleh hasil pengukuran dalam tiga
posisi yaitu: posisi pada Ny. K sebagai berikut:
a. Tidur a. Tidur : 130/70 mmHg
b. Duduk b. Duduk : 140/90 mmHg
c. Berdiri c. Berdiri : 140/90 mmHg
Catatan jarak antar posisi pengukuran
kurang lebih 5 – 10 menit.
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 20 mmHg maka dapat
dikatakan bahwa Tn. S memiliki resiko jatuh mengingat usia Ny. K juga sudah
semakin tua dan kemunduruan fungsi organ karena usia tua serta penyakit yang di
derita.

b. Fungsional reach test (FR Tests)


Reach Test (FR test) Hasil
1. Minta lansia untuk menempel 1. Lansia dapat berdiri sendiri tanpa
ditembok bantuan / mandiri.
2. Minta lansia untuk 2. Hasil pemeriksaan diperoleh < 6 ichi
mencondongkan badannya ke (5,5 inchi)
depan tanpa melangkahkan
kakiknya.
3. Ukur jarak condong antara
tembok dengan punggung lansia
dan biarkan kecondongan terjadi
selama 1 – 2 menit.
KESIMPULAN
Dari hasil skoring pada Ny. K diperoleh hasil skoring total = 5,5 inchi, maka
dapat dikatakan bahwa Ny. K memiliki resiko jatuh.

c. The Time Up Ana Go (TUG Test)


Berdasarkan pengkajian, didapatkan data bahwa Klien masuk dalam kategori
varable mobility yaitu dengan jumlah score 24 detik.
B. ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds: Ansietas Insomnia
1. Klien mengatakan memiliki penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Saat ini Ny. K masih mengkonsumsi obat
antihipertensi secara rutin.
3. Klien mengatakan sering terbangun pada
malam hari jika ingin BAK sampai 3 kali.
4. Klien mengatakan tidak pernah tidur siang,
karena tidak bisa tidur pada saat siang hari.
5. Klien mengatakan mengalami susah tidur,
gelisah, tetapi tidak banyak pikiran.
Do :
1. Klien tampak tidak tidur di waktu siang hari.
2. TD 150/80 mmHg

Ds : Proses Nyeri kronis


1. Klien mengatakan sering pusing, masuk angin penyakit
dan merasa sakit pada bagian tengkuknya.
2. Klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan
terkadang mengganggu aktivitasnya.
3. Klien mengatakan nyeri dirasakan saat terlalu
banyak melakukan aktivitas (P)
4. Nyeri terasa seperti mencengkram (Q)
5. Klien mengatakan nyeri di tengkuk (R)
6. Klien mengatakan skala nyeri 5 (S)
7. Nyeri yang dirasakan hilang timbul (T)

Do :
1. Wajah klien tampak meringis saat menahan
nyeri.

2 Ds: Resiko jatuh


1. Klien mengatakan kakinya terkadang gemetar
saat berjalan.

Do:
1. Klien tampak gemetar saat memegang gelas
berisi susu yang mau dipindahkan ke kamar.
2. Hasil postural hypotensi lebih dari 20 mmHg
pada tekanan diastolik.
3. Hasil reach test <6 inchi
4. Pada saat diminta berdiri dan mengangkat
satu kaki klien hanya melakukan sebentar dan
kembali duduk.
5. Hasil TUG Test 24 detik.
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
2. Insomnia berhubungan dengan ansietas
3. Risiko jatuh berhubungan dengan kesulitan gaya berjalan

D. NURSING CARE PLAN

No Diagnosa NOC NIC


1 Domain 12 : Setelah di lakukan asuhan keperawatan manajemen Domain 1 : Psikologikal Dasar
Kenyamanan Nyeri Kronis selama kurang dari 1 jam di harapkan Kelas E : Promosi Kenyamanan Fisik
Kelas 1 : Kenyamanan Nyeri Kronis dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : 10004 : ManajemenNyeri
Fisik Domain 4 : Kesehatan  Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen
Diagnose Keperawatan : Kelas Q : Kesehatan behavior nyeri
Nyeri Kronis (00133)
Tujuan :  Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
 Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
 1605 : control Nyeri  Lakukan tekhnik non farmakologis (Relaksasi,
 16051 : LaporanKontrolNyeri Massage Punggung)
 160505 : menggunakan analgesic (2-  Monitor kepuasan pasien dengan managemen
4) nyeri pada selang waktu tertentu
1. 160509 : MemonitorNyeri (2-4)
2 Insomnia berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Monitor TTV
dengan ansietas lebih dari 1 jam, diharapkan masalah insomnia 2. Lakukan penyuluhan tentang tekhnik relaksasi
Ny. K dapat teratasi dengan kriteria hasil: otot progresif kepada klien
1. Klien tampak bergairah saat mengikuti 3. Latih klien untuk melakukan tekhnik relaksasi
kegiatan pagi di panti otot progresif
2. Mata klien tidak nampak merah 4. Evaluasi tekhnik relaksasi otot progresif yang
(mengantuk) dilakukan oleh klien
3. Ny.K tidak terbangun pada malam hari
4. Melaporkan secara verbal bahwa insomnia
berkurang
3 Domain 11 : Keamanan / Setelah dilakukan tindkan keperawatan selama lebih Domain 4 : Keselamatan
perlindungan dari 1 jam diharapkan resiko jatuh dapat teratasi Kelas V : Manajemen resiko
Kelas 2 : Cedera fisik dengan kriteria hasil : 6490 Pencegahan jatuh
Diagnose Keperawatan : Domain 4 : Pengetahuan kesehatan dan tingkah laku a) Identifikasi faktor dan tingkah laku yang
Resiko Jatuh (00155) Kelas S : Pengetahuan kesehatan dapat menyebabkan jatuh
1828 Pengetahuan Kesehatan b) Identifikasi karakteristik dari lingkungan
182802 Penggunaan yang benar dari perangkat yang dapat meningkatkan potensial untuk jatuh
keselamatan c) Meminta pasien untuk persepsi
182803 Alas kaki yang sesuai keseimbangan yang sesuai
182815 Perubahan tekanan darah yang d) Ajarkan pasien bagaimana cara
meningkatkan resiko jatuh meminimalkan jatuh dan cedera
182817 Strategi untuk ambulasi aman e) Posisikan tempat tidur dalam posisi
182819 Penggunaan yang aman dari bangku an rendah
tangga f) Monitor kemampuan untuk berpindah
dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Diagnosa Hari, Jam Implementasi Evaluasi Ttd


tanggal
1 Nyeri kronis Jumat, 3 12.30  Memonitor kepuasan pasien S:
berhubungan April 2020 terhadap manajemen nyeri P: klien mengatakan masih nyeri
dengan Q: nyeri terasa mencengkram
proses  Meningkatkan istirahat dan R: nyeri di tengkuk
penyakit tidur yang adekuat S: skala 5
T: hilang timbul
 Menjelaskan pada pasien
penyebab nyeri O: TD: 140/90 mmHg, Nadi: 80x/menit, ,
 Melakukan tekhnik non
RR: 22x/menit.

farmakologis (Relaksasi, A: Masalah nyeri kronis belum teratasi


Massage Punggung)
P:
 Memonitor kepuasan pasien
1. Kaji nyeri klien
dengan managemen nyeri 2. Evaluasi senam ergonomis
pada selang waktu tertentu

Saptu, 4 16.00  Memonitor kepuasan pasien S:


April 2020 terhadap manajemen nyeri P: klien mengatakan nyeri mulai
berkurang
 Meningkatkan istirahat dan Q: nyeri terasa mencengkram
tidur yang adekuat R: nyeri di tengkuk
S: skala 4
 Menjelaskan pada pasien T: hilang timbul
penyebab nyeri
 Melakukan tekhnik non O: TD: 140/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, ,
RR: 20x/menit.
farmakologis (Relaksasi,
Massage Punggung) A: Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
 Memonitor kepuasan pasien
P:
dengan managemen nyeri 1. Kaji nyeri klien
pada selang waktu tertentu 2. Motivasi klien untuk melakukan
senam ergonomis
Minggu, 5 12.30  Memonitor kepuasan pasien S:
April 2020 terhadap manajemen nyeri P: klien mengatakan nyeri sudah
berkurang
 Meningkatkan istirahat dan Q: nyeri terasa mencengkram
tidur yang adekuat R: nyeri di tengkuk
S: skala 2
 Menjelaskan pada pasien T: hilang timbul
penyebab nyeri
 Melakukan tekhnik non
O: TD: 140/80 mmHg, Nadi: 80x/menit, ,
RR: 22x/menit.
farmakologis (Relaksasi,
Massage Punggung) A: Masalah nyeri kronis teratasi sebagian
 Memonitor kepuasan pasien
P:
dengan managemen nyeri 1. Kaji nyeri klien
pada selang waktu tertentu 2. Motivasi klien untuk selalu
melakukan senam ergonomis

2 Insomnia Jumat, 3 13.00 1. Mengukur tekanan darah S:


berhubungan April 2020 2. Mengajarkan klien tentang Klien mengatakan senang diajarkan
dengan relaksasi otot progresif: senam relaksasi otot progresif.
ansietas a. Relaksasi otot tangan O:
b. Relaksasi otot muka Klien nampak mempraktikan relaksasi
c. Relaksasi otot perut otot progresif sesuai intruksi meskipun
d. Relaksasi otot kaki ada beberapa gerakan yang kurang
tepat.
TD : 140/90 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia teratasi
sebagian.
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap
sebelum.bangun tidur.

Sabtu, 4 16.30 1. Mengukur tekanan darah S:


april 2020 2. Mengevaluasi tentang relaksasi 1. Klien mengatakan masih ada
otot progresif beberapa gerakan yang belum di
kuasai.
2. Klien mengatakan dapat tidur pada
siang hari 15 menit tetapi tidur
pada malam hari masih terbangun.

O:
Klien mampu melakukan gerakan
senam relaksasi progresif tetapi masih
sering lupa.
TD : 140/70 mmHg
A:
Masalah keperawatan insomnia teratasi
sebagian

P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari

Minggu, 5 13.00 1. Mengukur tekanan darah S:


April 2020 2. Mengevaluasi tentang relaksasi 1. Klien
otot progresif mengatakan sudah mempraktekkan
setelah bangun tidur.
2. Klien
mengatakan masih terbangun di
malam hari karena pipis

O:
Klien mampu mempraktekkan kembali
senam seralksasi otot progresif,
meskipun tidak berurutan.
TD : 140/70 mmHg

A:
Masalah keperawatan insomnia teratasi
sebagian
P:
Motivasi klien untuk melakukan
relaksasi otot progresif setiap hari

3 Risiko jatuh Jumat, 3 13.00  Mengidentifikasi faktor dan S:


April 2020 tingkah laku yang dapat 1. Klien mengatakan senang diajarkan
menyebabkan jatuh tentang latihan keseimbangan.
 Mengidentifikasi 2. Klien mengatakan akan melakukan
karakteristik dari lingkungan latihan keseimbangan setiap hari.
yang dapat meningkatkan
potensial untuk jatuh
O:
 Meminta pasien untuk
Klien tampak mampu mempraktekkan
persepsi keseimbangan yang
sesuai latihan keseimbangan.
 Mengajarkan pasien
bagaimana cara A:
meminimalkan jatuh dan Masalah keperawatan resiko jatuh
cedera teratasi sebagian.
 Memosisikan tempat tidur
dalam posisi rendah P:
 Memonitor kemampuan Evaluasi latihan keseimbangan.
untuk berpindah dari tempat
tidur ke kursi dan sebaliknya
Sabtu, 4 13.00  Mengidentifikasi faktor dan S:
april 2020 tingkah laku yang dapat Klien mengatakan masih ingat sebagian
menyebabkan jatuh gerakan latihan keseimbangan.
 Mengidentifikasi O:
karakteristik dari lingkungan Klien mampu mempraktekkan latihan
yang dapat meningkatkan keseimbangan, meskipun gerakan yang
potensial untuk jatuh
lainnya masih lupa.
 Meminta pasien untuk
persepsi keseimbangan yang
sesuai A:
 Mengajarkan pasien Masalah keperawatan resiko jatuh
bagaimana cara teratasi sebagian.
meminimalkan jatuh dan
cedera P:
 Memosisikan tempat tidur Motivasi klien untuk latihan
dalam posisi rendah keseimbangan.
 Memonitor kemampuan
untuk berpindah dari tempat
tidur ke kursi dan sebaliknya

Minggu, 5 13.00  Mengidentifikasi faktor dan S:


April 2020 tingkah laku yang dapat Klien mengatakan belum perlu
menyebabkan jatuh menggunakan alat bantu untuk berjalan.
 Mengidentifikasi O:
karakteristik dari lingkungan Klien masih mampu berjalan tanpa
yang dapat meningkatkan menggunakan alat bantu.
potensial untuk jatuh
A:
 Meminta pasien untuk
Masalah keperawatan resiko jatuh
persepsi keseimbangan yang
sesuai teratasi sebagian.
 Mengajarkan pasien P:
bagaimana cara Motivasi klien untuk latihan
meminimalkan jatuh dan keseimbangan.
cedera
 Memosisikan tempat tidur
dalam posisi rendah
 Memonitor kemampuan
untuk berpindah dari tempat
tidur ke kursi dan sebaliknya
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Gerontik pada klien Ny. K dengan
insonsomnia dan risiko jatuh di Wisma A BPSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur selama
3 x 12 jam didapatkan hasil :
1. Nyeri kronis pada Ny. K di Wisma A BPSTW Kasongan Yogyakarta masalah
teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien mengatakan nyeri sudah berkurang
dengan skala 2.
2. Insomnia pada Ny. K di Wisma A BPSTW Kasongan Yogyakarta masalah teratasi
sebagian, ditunjukkan dengan klien mengatakan masih terbangun di malam hari
karena pipis.
3. Resiko jatuh pada Ny. K di wisma A BPSTW Kasongan Yogyakarta masalah
teratasi sebagian, ditunjukkan dengan klien mengatakan belum perlu menggunakan
alat bantu untuk berjalan.

B. Saran
a. Bagi petugas kesehatan
1) Bagi perawat dalam memiliki tanggung jawab untuk selalu memperbaharui
pengetahuan dan keterampilannya perawat juga harus memperhatikan dalam
pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya lansia yang mengalami
hipertensi untuk menerapkan terapi relakasi otot progresif untuk dilakukan
sehari-hari.
2) Petugas PSTW memperhatikan lingkungan kelayan sehingga dapat mengurangi
resiko jatuh

b. Bagi lansia
1) Bagi lansia relaksasi otot progresif ini di harapkan dapat menjadi terapi mandiri
untuk lansia saat lansia mengalami hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Delta Agustin. 2015. Pemberian Massage Punggung Terhadap Kualitas Tidur Pada
Asuhan Keperawatan Ny.U dengan Stroke Non Haemorogik di Ruang
Anggrek II RSUD dr. Muwardi Surakarta. Surakarta : Karya Tulis Stikes
Kusuma Husada.
Depkes. 2009. Pedoman Nasional Penanggulangan Hipertensi. Jakarta.
Dinas Kesehatan Sleman. 2013. Kesehatan Usia Lanjut. http://dinkes.slemankab.
go.id/kesehatan-usia-lanjut. Dikutip pada tanggal 27 April 2016.
Herbert Benson, dkk. 2012. Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.
Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi
Action.
Kaplan N, M. 2010. Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical
Hypertension. 10th Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.

Herdman,  Heather.  2010.  Diagnosis  Keperawatan:  Definisi  dan  Klasifikasi  2009-
2011.Jakarta : EGC

Hidayat.  2009.  Konsep  Personal  Hygiene  diakses  dalam  http://hidayat2.wordpress.com
diakses tanggal 18 Juli 2013

PPNP-SIK STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. 2012. Buku Evaluasi Mahasiswa 

KeperawatanGerontik. Yogyakarta: STIKES ‘Aisyiyah

Wilkinson, Judith M. 2007,Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai