AHMAD SUDIKA
NIM: 211030230293
SELATAN 2021
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Anatomi
2
Gambar 2.1.1 Anatomi Apendiks
2.1.2 Fisiologi
3
mempengaruhi pada sistem imun tubuh disebabkan jumlah
2.2.1 Pengertian
paling sering. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia baik laki-
4
2.2.2 Penyebab
limfoid.
5
berkembang biak sebagai infeksi yang menimbulkan peradangan
2.2.3 Patofisiologi
6
apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan appendisitis
relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya
tahan tubuh yang masih kurang, demikian juga pada orang tua
terdiri dari: mual, muntah, dan nyeri yang hebat di perut kanan
jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah keperut kanan bagian
tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini
nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri
7
dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa
8
apendiks dan menimbulkan terjadinya trombosis. Kondisi ini
nyeri pada saat melakukan gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans
perut sebelah kanan bawah dengan waktu lebih dari dua minggu,
9
patologi menunjukan adanya peradangan akut. Kelainan ini terjadi
dengan keluhan ringan dan adanya rasa tidak enak di perut kanan
iliaka kanan. Suatu saat apabila terjadi sebuah infeksi, akan timbul
apendiktomi.
10
didiagnosis pra bedah,namun biasanya ditemukan dengan cara
atas.
2.2.6 Komplikasi
pada 70% kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari
waktu 36 jam sejak sakit, panas lebih dari 38,5 derajat Celcius,
11
leukositosis terutama polymorphonuclear (PMN). Perforasi, baik
peritonitis.
lunak dikuadran kanan bawah atau pada daerah pelvis. Massa ini
appenddiksitis infiltrat.
12
Rongent appendicogram didapatkan hasil positif berupa
13
Pada kebanyakan kasus. Diagnosa ditegakkan dengan
menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar
14
dengan hasil kultur. Transfusi untuk mengatasi anemia, dan
15
PATHWAY
Obstruksi lumen
Mukosa terkikis
Menekan
gaster
Pe produksi HCL
Insisi Bedah
Mual,muntah
Resiko terjadi infeksi
Nyeri
2.1 Pengkajian
1) Anamnesis
a) Identitas
rumah sakit.
b) Keluhan Utama
17
dengan skala (0-10) dan nyeri timbul memberat ketika
bergerak.
menjadi apendisitis.
alkohol.
18
Umumnya klien mengalami keterbatasan dalam
apendisitis
dianutnya
2) Pemeriksaan Fisik
19
meliputi : tingkat kesadaran, integumen, abdomen, thorax dan
paru, ekstremitas.
1) Diagnosa Keperawatan
20
Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan spasme otot
Tabel 2.1
memberikan
lingkungan akan
memperberat nyeri
Kolaboratif
21
pemberian terapi analgetik 1. Analgetik dapat
mengurangi nyeri
2) Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.2
Intervensi Rasional
Mandiri:
keadekuatan sirkuler
22
konsentrasi dan berat diduga
jenis dehidrasi/kebutuhan
peningkatan cairan
sesuai toleransi
6. Berikan perawatan
Kolaborasi:
dengan menghasilkan
sirkulasi darah
mengakibatkan
seimbangan elektrolit
23
3) Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.3
Intervensi Rasional
Mandiri:
sirkuler
3. Jelaskan tujuan
diduga
dehidrasi/kebutuhan
24
1. Pemberian IVFD
terhadap iritasi/infeksi
dengan menghasilkan
sirkulasi darah
mengakibatkan
tubuh
4) Diagnosa Keperawatan
perawatan
Tabel 2.4
25
Intervensi Rasional
1. Kaji ulang 1. memberikan informasi
berat.
kembali ke aktivitas
5) Diagnosa Keperawatan
Tabel 2.5
26
Intervensi Rasional
1. Monitor tanda-tanda 1. Mengiddentifikasi adanya
demam, perubahan
mental, meningkatnya
nyeri abdomen.
pasien.
tindakan keperawatan.
2.5 Evaluasi
27
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
dilaksanakan.
BAB 3
28
ARTIKEL PENELITIAN TERKAIT
(2020)
29
3.4 Implementasi Penelitian
informasi.
30
diharapkan sehingga intervensi tetap dilanjutkan. Sedangkan
DAFTAR PUSTAKA
31
Brunner, & Suddeth. (2009). Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta:
EGC.
https://www.scribd.com/doc/133983298/Konsep-Dasar-Asuhan-Keperawatan
Smeltzer, Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner &
Suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
32