Oleh:
Ahmad Sudika Sanusi
211030230293
Pembimbing :
Ns. Dewi Fitriani, M.Kep
2.1.1 Pengertian
tidak terjadi (Prabowo, 2014). Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran
dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat
adalah suatu gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat
Stuart dan Laraia (2011) membagi halusinasi menjadi 5 jenis halusinasi yang
penghidu (olfactory).
1. Halusinasi Pendengaran
paling sering suara orang, suara berbentuk kebisingan yang kurang keras
2. Halusinasi Penglihatan
3. Halusinasi Penghidu
darah, bau urin, atau bau feses, umumnya bau-bauan yang tidak
atau dimensia.
4. Halusinasi Pengecapan
atau feses.
5. Halusinasi Perabaan
Halusinasi yang dialami klien bisa berbeda intensitas dan tingkat keparahannya.
Menurut Stuart dan Laraia, (2011) membagi fase –fase halusinasi dalam 4 fase
berdasarkan tingkat ansietas atau kecemasan yang dialami dan kemampuan klien
Menurut Stuart dan Laraia (2011) halusinasi merupakan salah satu respon
suatu stimulus panca indra walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada.
Rentang respon tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini ( Muhith, 2015 )
Keterangan :
a. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal
batas kewajaran.
dan lingkungan.
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang yang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kenyataan sosial.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
Halusinasi dipengaruhi oleh faktor (Stuart dan Laraia, 2011), dibawah ini antara
lain :
a. Faktor Predisposisi
Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang
1. Faktor Genetik.
kecemasan.
3. Faktor neurobiology.
Ditemukan bahwa kortex pre frontal dan kortex limbic pada klien
pada klen skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang
4. Faktor biokimia.
5. Faktor Sosiokultural.
dibesarkan.
6. Psikologis.
realitas.
7. Teori Virus.
8. Study neurotransmitter.
kadar serotin.
b. Faktor Presipitasi
2014) :
1) Biologis
2) Stress lingkungan
stressor.
1. Halusinasi pendengaran
Data subyektif : Klien mendengarkan suara atau bunyi tanpa stimulus nyata,
melihat gambaran tanpa stimulus yang nyata, mencium nyata stimulus yang
nyata, merasa makan sesuatu, merasa ada sesuatu pada kulitnya, takut
terhadap suara atau bunyi yang di dengar, ingin memukul dan melempar
barang.
kacau dan terkadang tidak masuk akal, tidak dapat membedakan hal yang
nyata dan tidak nyata, menarik diri dan menghindar dari orang lain,
perasaan curiga, takut, gelisah, bingung, ekpresi wajah tegang, muka merah
dan pucat, tidak mampu melakukan aktifitas mandiri dan kurang mengontrol
2. Halusinasi penglihatan
Data subyektif: Klien akan menunjuk- nunjuk kearah tertentu, akan merasa
3. Halusinasi penghidu
4. Halusinasi pengecap
Data Subyektif : Klien merasakan seperti rasa darah, urin atau yang lainya
dalam mulutnya.
Data Obyektif : Klien sering meludah, dan muntah- muntah tanpa sebab.
5. Halusinasi Perabaan
Data Subyektif : Klien mengatakan merasa ada hewan atau ada sesuatu yang
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi (Stuart dan
Laraia, 2011) :
internal.
1. Isi Halusinasi, yang dialami oleh klien Ini dapat dikaji dengan menanyakan
suara siap yang didengar dan apa yang dikatakan berkata jika halusinasi yang
klien bila jenis halusinasinya adalah halusinasi penglihatan, bau apa yang
dicium jika halusinasinya adalah halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap
halusinasi ini muncul. Selain itu perawat juga bisa mengobservasi apa yang
klien.
4. Respon klien, untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah
1. Penatalaksanaan Medis
a. Psikofarmakologis
1. Clorpromazine (CPZ)
a) Indikasi
menilai realita, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan
rutin.
b) Mekanisme kerja
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
2. Haloperidol (HLP)
a) Indikasi
ektrapiramidal.
c) Efek samping
d) Kontra indikasi
3. Trihexyphenidyl (THP)
a) Indikasi
b) Mekanisme kerja
kolinergik lainnya.
c) Efek samping
saluran cerna.
b. Terapi Somatis
c. Pengikatan
e. Terapi Modalitas
2. Penatalaksanaan Keperawatan
yang dilakukan :
menghardik
(Prabowo, 2014).
2.2.1 Pengertian
mengacu pada semua aktivitas mental yang terlibat dalam menerima informasi,
memahami, menyimpan, membuka, dan menggunakan. Menurut Palmer Stephen
kognitifnya klien belajar kebiasaan yang tidak tepat untuk memproses dan
dan membantunya memperlajari berbagai macam cara berbeda dan lebih realistis
bahwa terapi kognitif merupakan salah-satu jenis psikoterapi yang didasarkan atas
proses mental yang patologis sehingga yang menjadi fokus pengobatan adalah
modifikasi distorsi pikiran dan perilaku yang maladaptif. Terapi kognitif adalah
terapi jangka pendek yang teratur, yang memberikan dasar berpikir pada klien
(Sysnawati, 2011).
Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi kognitif merupakan terapi
yang berfokus pada perubahan cara berpikir atau persepsi klien sehingga pikiran
yang negatif dapat diubah menjadi pikiran positif. Jika klien memiliki pikiran
positif maka diharapkan klien dapat lebih adaptif dalam mengatasi setiap
Secara umum tujuan terapi kognitif adalah untuk mengubah pikiran negative
menjadi positif sehingga pikiran, emosi serta perilaku lebih adaptif terhadap
stimulus yang ada. Paparan Beck (1987) dalam Towsend (2009) terhadap tujuan
lebih realistik
Terapi kognitif diterapkan untuk masalah depresi dan masalah psikiatrik lainnya,
seperti panic disorder, social fobia, generalized anxiety disorder, OCD, PTSD,
1. Restruktirisasi kognitif
biasanya „‟ apa hal terburuk yang akan terjadi ?” atau „‟akankah begitu
buruk jika hal itu benar0benar terjadi ? „‟ dan bagaimana cara mengatasi
hal tersebut‟‟.
situasi atau perilaku yang ada dengan kegiatan melihat dari perspektif yang
berbeda.
f. Berhenti berpikir : teknik ini sangat baik digunakan pada saat disfungsi
akan berkata „‟stop‟‟ setelah itu klien perlu melatih hal itu sendiri.
Beck, J.S (1995) menyatakan beberapa prinsip dalam pelaksanaan terapi kognitif
adalah :
kliennya
4. Terapi kognitif merupakan terapi yang berorientasi pada tujuan penyelesaian
masalah klien
dengan tujuan mengajarkan klien untuk dapat menolong dirinya sendiri dan
8. Program terapi kognitif harus terstruktur dengan baik untuk setiap sesi dalam
pertemuannya
kepercayaannya.
10. Terapi kognitif menggunakan berbagai bentuk atau teknik untuk mengubah
harian.
langkah-langkah yang sama seperti sesi 1,2 dan 3, mendiskusikan cara dan
dan perasaan setelah klien mengikuti terapi (ungkapan hasil dalam mengikuti
terapi).
5. Sesi kelima : Support system, yaitu melibatkan keluarga untuk dapat
Menurut Tirtijiwo (2012) Dasar teori dari terapi kognitif adalah sebagai berikut:
Ada „‟B‟‟ atau belief , yaitu hal-hal yang dipikirkan dan dipercayai oleh
Ada „‟C‟‟ atau consequence atau konsekuensi dari adanya „‟B‟‟ atau
kepercayaan tersebut.
Sebagai contoh : Nanda mendapat nilai jelek ketika ulangan matematika. Ini
adalah „‟A‟‟ atau kejadian nyata yang tidak akan membuat seseorang menjadi
depresi. Namun nanda „‟percaya‟‟ bahwa dia adalah anak tidak berguna adalah
masuk sekolah, mengurung diri dalam kamar sehingga lama kelamaan Nanda
Dalam terapi kognitif, penderita depresi disadarkan akan adanya pola pikir yang
salah (yaitu B) dan menggantinya atau menata ulang B tersebut sehingga terjadi
„‟C‟‟ atau konsekuensinya yang berbeda. Misalnya dalam kasus diatas, Nanda
diajak untuk menyadari bahwa mendapat nilai jelek dalam ulangan adalah hal
biasa yang terjadi pada anak yang tidak cukup belajar. Sebagai konsekuensinya,
Nanda harus lebih banyak belajar, bila perlu dengan mengikuti les privat untuk
pelajaran matematika.
Langkah-langkah Terapi Kognitif, sebagai berikut :
1. Tahap I
2. Tahap II
klien ketika sebuah emosi dipicu, seberapa jauh klien dapat mampu
mengontrol pikirannya.
3. Tahap III
4. Tahap IV
penghilangan gejala dan menekankan untuk mengubah pola pikir klien. Klien
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proes
a. Identitas Klien
Identitas ditulis lengkap meliputi nama, usia dalam tahun, alamat, pendidikan,
agama, status perkawinan, pekerjaan, jenis kelamin, nomor rekam medis dan
diagnosa medisnya.
b. Alasan Masuk
apa yang menyebabkan klien datang kerumah sakit, apa yang sudah dilakukan
bagaimana hasilnya.
d. Faktor predisposisi
faktor genetik dan silsilah orang tuanya dan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan.
dalam pengobatan
e. Faktor Presipitasi
penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelaina stuktur otak, kekerasan dalam
aturan atau tuntutan dalam keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
f. Pemeriksaan Fisik
Mengkaji keadaan umum klien, tanda-tanda vital, tinggi badan/ berat badan,
a. Genogram
gangguan jiwa.
b. Konsep Diri
tersebut.
Nilai dan keyakinan biasanya klien dengan sakit jiwa dipandang tidak
c. Mental
1) Penampilan
Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak serasi atau cocok dan
2) Pembicaraan
3) Aktifitas motorik
abnormal.
4) Alam perasaan
Halusinasi apa yang terjadi dengan klien. Data yang terkait tentang
diri dan menghindar dari orang lain, tidak dapat membedakan nyata
tersinggung.
8) Proses pikir
9) Isi pikir
waham.
dan waktu.
11) Memori
1) Makan
2) BAB/BAK
3) Mandi
4) Berpakaian
5) Istirahat
Observasi tentang lama dan waktu tidur siang dan malam. Biasanya
6) Pemeliharaan Kesehatan
menyapu.
e. Aspek Medis
triplofrazine arkine.
halusinasi muncul.
merawat klien
halusinasi
secara teratur.
Tindakan keperawatan :
menghardik
Sp 2 Menilai kemampuan
1. Evaluasi kegiatan yang perkembangan
lalu Memberikan pemahaman
2. Jelaskan pentingnya pentingnya penggunaan
penggunaan obat pada obat bagi pasien gangguan
pasien dengan gangguan jiwa, akibat bila tidak
jiwa minum obat sesuai
3. Jelaskan akibat bila program, akibat bila putus
putus obat obat, cara mendapatkan
4. Jelaskan cara obat cara menggunakan
mendapatkan obat obat dengan prinsip 6
5. Jelaskan cara benar, memungkunkan
menggunakan obat pelaksanaa obat lebih
(obat,dosis, klien cara efektif guna mendukung
waktu, kontuinitas) proses pengobatan dan
6. Latih cara minum obat penyembuhan
dengan teratur
7. Masukkan dalam jadwal
harian klien
.
Sp 3
1. Evaluasi kegiatan yang Menilai kemajuan
lalu (SP1, dan SP 2) beri perkembangan
pujian. Dengan bercakap cakap
2. latih cara ke 3 akan mengaktifkan focus
mengontrol dengan perhatian dan
bercakap- cakap dengan menghindarkan saat klien
orang lain melihat bayangan
3. masukan dalam jadwal Memungkinkan klien
kegiatan muncul melakukan kegiatan
dengan teratur
Sp 4
1. Evaluasi kegiatan yang Menilai kemajuan
lalu (SP1,2 dan SP 3). perkembangan
Beri pujian Dengan aktivitas
2. Latih melakukan terjadwal memberikan
aktivitas terjadwal agar kesinukan yang menyita
hausinasi tak muncul : waktu dan perhatian
Jelaskan pentingnya untuk menghindarkan
aktivitas aktivitas halusinasi
yang teratur untuk 1. Memberikan
mengatasi halusinasi pemahaman tentang
Diskusikan waktu pentingnya mencegah
yang biasa dilakukan munculnya halusinasi
Latih melakukan dengan melakukan
aktivitas aktivitas yang positif
Susun jadwal ADL yang bermanfaat yang
yang telah dilatih biasa dilakukan.
(dari bangun pagi 2. Pantau pelaksanaan
sampai tidur malam) jadwal kegiatan,
Pantau pelaksanaan jadwal berikan penguatan
kegiatan, berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang positif
Keluarga mampu : Setelah dilakukan Sp 1 Keluarga Dengan diskusi
1. Merawat dan pertemuan keluarga 1. Diskusikan masalah melibatkan keluarga
terlibat dalam Mampu menjelaskan keluarga dalam merawat dalam meningkatkan
perawatan pasien tentang halusinasi pasien kemampuan keluarga
baik di RS maupun 2. Berikan pendidikan untuk merawat pasien
dirumah kesehatan tentang sehingga meningkatkan
2. Menjadi sistem halusinasi pencapaian tujuan
pendukung yang Pengertian perawatan pasien
efektif untuk halusinasi Dengan pendidikan
pasien Jenis halusinasi yang kesehatan dapat
dialami pasien meningkatkan
Tanda dan gejala pemahaman keluarga
halusinasi terhadap masalah
Proses terjadinya halusinasi yang dialami
halusinasi pasien.
Cara merawat pasien
halusinasi (cara
berkomunikasi,
pemberian obat dan
pemberian aktivitas
kepada pasien)
Latih cara merawat
halusinasi
: menghardik
Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal
dan memberi pujian
Setelah dilakukan Sp 3
pertemuan keluarga 1. Evaluasi kegiatan yang Meningkatkan
1. Mampu lalu (SP1,2), berikan pengetahuan dan
mempraktekkan pujian kemampuan keluarga
cara merawat 2. Jelaskan cara bercakap- untuk merawat pasien
pasien halusinasi cakap dan melakukan Memberikan
kegiatan untuk kesempatan, keyakinan
mengontrol halusinasi dan rasa percaya diri
Latih dan sediakan pada keluarga dalam
waktu bercakap-cakap merawat anggota
dengan pasien terutama keluarga dengan
saat halusinasi halusinasi
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
sesuai dan dibutuhkan oleh pasien saat ini. Semua tindakan yang telah
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial Tn. A (L)
Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2022
Umur : 29 Tahun
RM No. : 000130322
Klien mengatakan masuk RS Jiwa diantar oleh keluarga yaitu orang tua dan saudaranya
karena setiap hari selalu mendengar bisikan yang tidak jelas, sering tertawa sendiri, dan
memintanya untuk melakukan hal yang berbahaya seperti melukai dirinya dengan
menggunakan pisau dan api rokok. Klien juga sebelum di bawah ke RS Jiwa. klien
sering marah-marah dengan orang tuanya, dan klien selalu menyendiri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain.
2. Pengobatan sebelumnya?
☐ Berhasil ☐ Kurang berhasil Tidak berhasil
Pengobatan sebelumnya tidak berhasil, klien juga sebelum di bawa ke RS Jiwa. klien
sering marah-marah dengan orang tuanya, dan klien selalu menyendiri dan tidak mau
berinteraksi dengan orang lain .
3. Aniaya fisik :
Klien mengatakan bahwa ia tidak pernah menjadi pelaku, korban ataupun saksi
penganiayaan fisik, dan tidak pernah melakukan tindakan kriminal baik sebagai
pelaku, korban maupun saksi
Aniaya seksual :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami pelecehan seksual dan tidak pernah
menjadi pelaku atau korban penganiayaan seksual.
Penolakan :
Klien mengatakan tidak pernah ditolak dikeluarga ataupun dilingkungan tempat
tinggal, keluarga selalu terbuka dan menerima klien apa adanya. Hal ini terbukti dari
keluarga yang datang mengunjungi klien dirumah sakit jiwa dan orang tua sangat
menyayangi klien karena klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Tindakan kriminal :
Klien mengatakan tidak pernah melakukan tindakan kriminal
Gejala : Klien sering marah-marah dengan orang tuanya, dan klien selalu
menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain .
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmmHg, N : 89x/menit, S : 36,5 C ,P : 22x/menit
2. Ukur : TB : 165 cm, BB : 60 kg
1. Keluhan fisik : ☐ Ya Tidak
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram Keterangan
:
: perempuan
: laki-laki
: meninggal
29
: tinggal serumah
29 : umur klien
Klien adalah anak pertama dari 3 bersaudara, klien tinggal satu rumah dengan ayahnya,
dan ibunya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dalam pengambilan keputusan
dan penanggung jawab dalam hal financial saat ini adalah ayah klien, kemampuan
pengambilan keputusan untuk pelaksanan fungsi kesehatan oleh ayah. Sekarang klien
masuk ke RS Jiwa karena dengar bisikan untuk melakukan hal buruk.
rumah.
c. Peran
Klien juga mengatakan dirinya merasa tidak melakukan perannya sebagai
seorang anak laki-laki dan anak yang pertama yang bisa membantu ayahnya
serta belum mempunyai pasangan yang bisa membuatnya semangat menjalani
hidup.
d. Ideal diri
Klien berharap ingin cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit serta bisa bekerja
dan menikah.
e. Harga diri
klien tampak sedih, klien merasa tidak berguna. Klien mengatakan kurang dapat
perhatian mengenai rawat inap yang harus klien jalani karena keluarga sudah
tidak memperdulikannya.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang terdekatnya saat ini adalah ayahnya dirumah, klien
merupakan anak pertama dari 3 saudara, saudara klien semuanya sibuk dengan
urusannya masing-masing. Sehingga tidak ada kesempatan untuk klien bercerita
tentang masalahnya.
b. Peran serta dalakegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan kurang suka terlibat dalam kegiatan sosial/masyarakat karena klien
merasa tidak ada manfaatnya.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya menganut agama islam dan dirinya adalah seorang muslim
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan jarang melakukan sholat 5 waktu, selama dirumah sakit klien
juga jarang melaksanakan ibadah sholat.
Masalah keperawatan : Distres spiritual
Jelaskan :
2. Pembicaraan
☐Cepat ☐Keras ☐Gagap ☐Inkoheren
Jelaskan :
Klien mengatakan jarang ngobrol dengan orang lain karena klien mengatakan lebih
sering sendiri, dan klien juga mengatakan malas untuk bergaul keluar rumah. Klien
mengatakan ia hanya bicara seperlunya saja dengan orang-orang. Klien mengatakan
semenjak masuk RS klien hanya berbicara kepada beberapa orang saja dan itu juga
seperlunya saja.
3. Aktivitas motorik
☐Lesu ☐Tegang Gelisah ☐Agitasi
☐Tik ☐Grimase ☐Tremor ☐Kompulsip
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
4. Alam perasaan
Sedih ☐ Ketakutan ☐ Putus asa ☐ Khawatir ☐ Gembira
Jelaskan
Klien mengatakan kurang dapat perhatian mengenai rawat inap yang harus klien
jalani karena keluarga sudah tidak memperdulikannya Klien mengatakan sering
mendengar suara bisikan yang tidak jelas suaranya, klien mengatakan bisikan itu
terkadang menyurunya untuk melakukan hal yang berbahaya, klien mengatakan
suara bisikan sering muncul tidak menentu kadang muncul kadang tidak, dan suara
itu lamanya biasa 5-10 detik, klien mengatakan bisikan muncul pada saat sedang
sendiri, klien mengatakan jika bisikan itu muncul klien selalu berusaha
mendengarkan apa yang dibisikan oleh suara itu, dan klien kadang marah-marah
ketika mendengar suara itu.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
5. Afek
☐ Datar Tumpul ☐ Labil ☐ Tidak sesuai
Jelaskan
Selama wawancara klien selalu memperhatikan apa yang perawat tanya dan
menjawabnya.
Masalah keperawatan : Tidak ada
7. Persepsi
Pendengaran ☐ Penglihatan ☐ Perabaan ☐ Pengecapan ☐ Penghidu
Jelaskan :
Klien mengatakan sering mendengar suara bisikan yang tidak jelas suaranya, klien
mengatakan bisikan itu terkadang menyurunya untuk melakukan hal yang
berbahaya, klien mengatakan suara bisikan sering muncul tidak menentu kadang
muncul kadang tidak, dan suara itu lamanya biasa 5-10 detik, klien mengatakan
bisikan muncul pada saat sedang sendiri, klien mengatakan jika bisikan itu muncul
klien selalu berusaha mendengarkan apa yang dibisikan oleh suara itu, dan klien
kadang marah-marah ketika mendengar suara itu.
8. Proses pikir
☐ Sirkumtansial ☐ Tangensial ☐ Kehilangan asosiasi
Jelaskan
Pada saat interaksi klien berbicara kooferatif, tiba-tiba terhenti beberapa saat setelah
itu klien kembali melanjutkan percakapannya. Klien mengatakan susah untuk
berkomunikasi.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Pikiran magis
Waham
☐Agama ☐Somatik ☐Kebesaran ☐Curiga
Jelaskan :
Pada saat interaksi klien tidak ada ditemukan hambatan isi pikir seperti waham dan
depersonalisasi pikiran megis
Jelaskan :
Klien mengatakan ia menyadari bahwa ia berada di RSJ , klien mengetahui nama
anggota keluarganya. Klien juga mampu menyebutkan alamat tempat tinggalnya.
Pada saat interaksi klien dapat menyebutkan tanggal, waktu dan tempat dengan
benar.
Masalah keperawatan : Tidak ada
11. Memori
☐ Gangguan daya ingat jangka panjang ☐ Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : -
Jelaskan : Saat interaksi dengan klien, perhatian klien tidak fokus kepada perawat,
klien sukar berkonsentrasi saat ditanyakan perawat, terkadang yang dijawab oleh klien
banyak ngaur. Perhatian klien mudah terpecah dan membuat perawat sering
mengulang pertanyaan, karena hal tersebut membuat klien susah diajak dalam
berhitung sederhana
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan : -
2. BAB/BAK
☐Bantuan minimal ☐Bantuan total
Jelaskan
Masalah keperawatan: -
3. Mandi
☐ Bantuan minimal ☐ Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
☐ Bantuan minimal ☐ Bantuan total
Klien selama ini tidak mengalami gangguan tidur karena klien dapat tidur dengan
kualitas 6-8 jam perhari, baik malam maupun siang
6. Penggunaan obat
☐Bantuan minimal ☐ Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan ☐Ya ☐Tidak
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
Adaptif Maladaptif
☐Bicara dengan orang lain ☐Minum alkohol
☐Lainnya ☐Lainnya
Pada pengkajian mekanisme koping, mekanisme koping klien bila ada masalah lebih
baik menghindar dari masalah tersebut. Tidak mudah untuk mengutarakan apa yang
dirasakannya
Masalah keperawatan : -
Klien mengatakan hubungan dengan kelompok biasa saja, terkadang klien ada
☐Lainnya
b. Terapi medik :
Ruangan : Arjuna
No. Mr : 000130322
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
- Klien tampak gelisah dan banyak diam
- Klien tampak mau mengungkapkan
pikiran negatifnya dengan perawat
- Klien tampak mampu meragakan
cara menghardik dengan benar
- Klien tampak bisa mengubah pola
pikirnya bahwa suara itu suara palsu
tidak nyata dengan cara latihan
menghardik
- Klien tampak senang mengikuti
Terapi kognitif
A:
- Klien mampu melakukan SP 1 yaitu
mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik dengan inovasi terapi kognitif
P:
- Lanjutkan SP 2 Sesi II (Minum obat
secara teratur) dan Inovasi Terapi
Kognitif tanggapan pikiran otomatis
negatif kedua
No Diagnosa Tgl dan Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1 Gangguan persepsi Selasa, 11 SP 2 S:
sensori : Januari 2022 - Klien mengatakan semalam masih
Halusinasi (Jam 11.00) 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian mendengar suara- suara dan ia
pasien. (apakah bapak sudah dipakai mencoba memutus dengan cara
cara yang telah kita latih menghardik menghardik.
halusinasinya? - Klien mengatakan sudah mulai tahu
Bagus , sesuai janji kita kemaren dengan prinsip 6 benar minum obat
kita hari ini akan membahas (jenis, guna, frekuensi, cara,
pentingnya penggunaan obat kontinuitas minum obat)
halusinasi. - Klien mengatakan senang mengikuti
2. Memberikan pendidikan kesehatan Terapi Kognitif
tentang penggunaan obat secara teratur - Klien mengatakan minum obat 2x
(Nah pak obat halusinasi itu ada 3 sehari pagi jam
macam yaitu (ZPC warna orange, THP 06.00 dan sore jam 18.00 wib
warna putih, HP merah jambu) ketiga - Klien mengatakan jika saya tidak
macam obat ini bapak gunakan untu marah-marah saya akan segera sembuh
mengendalikan halusinasi yang bapak dan cepat pulang.
rasakan, jika uang orang tua bapak O:
tidak ada bapak bisa kok berobat ke - Klien masih tampak tampak
puskesmas ya pak) bingung ketika ditanya tentang
3. Menganjurkan pasien memasukan prinsip 6
dalam jadwa kegiatan harian pasien.
(bagaimana perasaan bapak setelah
latihan hari ini ? jadi sudah dua cara
yang bapak pelajari untuk mencegah benar obat
suara-suara itu ? baik, coba lah - Klien tampak senang mengikuti
kedua cara ini jika suara- suara itu Terapi Kognitif
muncul kembali.
Bagaimana kalau kita masukan A:
kejadwal kegiatan harian bapak) - Masalah gangguan sensori
persepsi: halusinasi dengan SP 2
(latihan minum obat secara
teratur) belum optimal
P:
- Latih kembali cara mengontrol
halusinasi prinsip 6 benar dengan
inovasi terapi kognitif
No Diagnosa Tgl dan Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1 Gangguan selasa, 11 SP 2 Sesi II S:
persepsi Janari 2022 Mengevaluasi tanda dan gejala - Klien mengatakan paham dengan
sensori : (Jam 14.00) halusinasi prinsip 6 benar minum obat ( Jenis,
Halusinasi Mengevaluasi kemampuan klien guna, dosis, frekuensi, cara,
Pendengaran dalam melakukan latihan kontinuitas minum obat)
menghardik dan beri pujian - Klien mengatakan senang
Evaluasi manfaat melakukan mengikuti terapi kognitif
menghardik - Klien mengatakan bisa mengulang
Melatih cara mengontrol halusinasi kembali terapi latihan cara
dengan obat menghardik
(jenis,guna,dosis,frekuensi, cara, - Klien mengatakan mengontrol
kontinuitas minum obat) dan melatih halusinasi dengan minum obat
kemampuan mengubah pola pikir teratur
negatif pasien dengan melakukan - Klien mengatakan tidak malas lagi
latihan menghardik dan berikan pujian untuk minum obat
Penggunaan tanggapan rasional - Klien mengatakan
terhadap pikiran negatif yang kedua
: bahwa klien malas untuk minum
obat
mampu mengubah pola pikir bahwa
dengan minum obat bisa membuat
pikiran tenang dan suara tidak
datang lagi
- Klien mengatakan minum obat 2x
sehari pagi jam 06.00 dan sore jam
18.00 wib
O:
- Klien tampak paham ketika
ditanya tentang prinsip 6 benar
obat
- Klien mengatakan senang mengikuti
Terapi Kognitif
- Klien tampak tenang setelah
diberikan latihan mengubah pola
pikir negatif dengan cara
mengontrol halusinasi dengan
minum obat
- Konsentrasi sudah lebih baik.
- Klien tampak mampu
mempraktekan kembali atau
mengulangi cara
mengubah pola pikir negatif
dengan
mengontrol halusinasi
menghardik dan minum
obat secara teratur
A:
- Masalah gangguan
persepsi sensori :
halusinasi dengan SP 2
(latihan minum obat
secara teratur) dengan
inovasi terapi kognitif
sudah optimal
P:
- Lanjutkan SP3 Sesi III
(latihan bercakap-cakap
dengan orang lain) dan
tanggapan rasional pikiran
otomatis negatif yang
ketiga
No Diagnosa Tgl dan Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1 Gangguan Rabu , 12 SP 3 S:
persepsi (Januari 2022 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan - Klien mengatakan
sensori : Jam 10.00) harian pasien (apakah sudah mampu menyebutkan 2
Halusinasi dipakai dua cara yang telah kita cara mengontrol
Pendengaran latih ? bagaimana hasilnya ? Bagus halusinasi dengan
sesuai janji hari ini kita akan menghardik dan minum
membahas caramengontrol obat.
halusinasi dengan mengendalikan - Klien mengatakan masih
halusinasi dengan bercakap-cakap sering lupa
dengan orang lain. Cara ketiga untu mempraktekan cara
mencegah halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi
bercakap- cakap dengan orang lain, dengan cara bercakap-
jadi kalau bapak mendengar suara- cakap
suara, langsung ajak perawat atau O:
teman yang disamping bapak - Klien tampak mampu
ngobrol misalnya : tolong, saya menyebutkan 2 cara
mulai mendengar suara-suara, ayok mengontrol halusinasi
ngobrol dengan saya menghardik dan 6 benar
prinsip minum obat
2. Menganjurkan pasien memasukan dengan terapi kognitif
dalam jadwal kegiatan harian - Klien tampak bingung
pasien. (Bagaimana perasaan ketika ditanya tentang
bapak
? Coba bapak sebutkan 3 cara cara mengontrol
untuk mencegah halusinasinya halusinasi dengan cara
yang telah kita latih, wah bagus ya bercakap-cakap
pak. Nah mari kita masukan A:
kedalam jadwal kegiatan harian - Masalah gangguan
bapak. Besok kita akan membahas O: sensori persepsi:
cara mengontrol halusinasi dengan - Klien tampak
halusinasi mampu
dengan
melakukan kegiatan dirumah bercakap-cakap
bercakap-cakap dengan belum
seperti menyapu ya pak) perawat
optimal dan orang lain
P: - Klien tampak sudah
- sudah
Latih berpikir
cara positif
bahwa dengan
mengontrol bercakap-
halusinasi
cakap dengan
bercakap- cakap orang lain
dapat
denganmengontrol
terapi kognitif
halusinasinya
No Diagnosa Tgl dan Jam Implementasi Keperawatan - KlienEvaluasi
tampak senang dan Paraf
1 Gangguan rabu, 12 SP 3 Sesi III S: bersemangat dengan
persepsi (Januari 2022 latihan
- Klien terapi yang
mengatakan sudah
suara-
sensori : Jam 14.00) Mengevaluasi tanda dan gejala diajarkan.
suara bisikan sudah
Halusinasi halusinasi A: berkurang
Pendengaran Memvalidasi kemampuan pasien - - Klien
Masalah gangguan
mengatakan mampu
(sensori persepsi:
menyebutkan 2 cara
melakukan latihan menghardik
halusinasihalusinasi
mengontrol ) bercakap-
danjadwal minum obat, berika cakapmenghardik
dengan dengan inovasi dan
pujian terapiobat.
minum kognitif sudah
Melatih cara mengontrol halusinasi optimal
- Klien mengatakan sudah
dengan bercakap-cakap P: mampu mengontrol
Memvalidasi kemampuan - halusinasi
Lanjutkan SP4 latihan
bercakap-cakap
mengubah pola pikir negatif pasien aktivitas
dengan teman terjadwal) dan
dan perawat
terapi kognitif
diruangan
melakukan latihan menghardik dan
Sesimengatakan
- Klien IV dengan sudah
jadwal minum obat,berikan pujian tanggapan
mampu mengubahrasionalpola
Penggunaan tanggapan rasional pikiran
pikir negatif
negatif denganyang
latihan
terhadap pikiran negatif yang keempat dan manfaat
bercakap-cakap dengan
ketiga dari lain
orang penerapan latihan
: bahwa klien sering bicara sendiri yang sudah dilatih
dengan suara bisikan yang didengar dan diterapkan
No Diagnosa Tgl dan Jam Implementasi Keperawatan Evaluasi Paraf
1 Gangguan SP 4 S:
persepsi 3. Mengevaluasi jadwal kegiatan - Klien mengatakan
sensori : harian pasien. bahwa dirinya sudah
Halusinasi (apakah suara-suaranya masih dapat mengontrol
Pendengaran sering muncul ? apakah sudah halusinasinya
dipakai 3 cara yang telah kita - Klien mengatakan
latih ? bagaimana hasilnya ? mampu mengulang
coba saya lihat jadwal kembali latihan 1,2,
kegiatan harian bapak. Bagus dan 3
ya pak.
Sesuai janji kita, hari ini akan O:
mendiskusikan tentang - Klien tampak tenang
mengendalikan halusinasi - Klien tampak mampu
dengan melakukan kegiatan memasukan kegiatan
rumah seperti menyapu ya pak) kedalam kegiatan
4. Melatih pasien mengendalikan harian
halusinasi dengan melakukan A:
kegiatan yang dirumah. - Masalah gangguan
(apa saja yang bisa bapak sensori persepsi:
lakukan dirumah ? wah bagus halusinasi optimal
ya pak banyak yang bisa bapak sebagian
lakukan dirumah sakit ini. Nah P: Lanjutkan cara mengontrol
sekarang kita akan melakukan halusinasi dengan cara
menyapu rumah ya pak ? memasukan latihan kedalam
caranya : Ambil sapu, pegang jadwal kegiatan
gangangya, menyapu dengan
searah ya pak. Kegiatan ini
dapat bapak lakukan jika suara-
suara itu muncul)
5. Menganjurkan pasien
memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian pasien.
(bagaimana perasaan bapak ?
coba bapak sebutkan 3 cara
untuk mencegah halusinasi
yang telah kita latih, wah bagus
ya pak. Nah mari kita masukan
dalam kejadwal kegiatan
harian bapak.
Gangguan SP 4 Sesi IV S:
persepsi Memvalidasi kemampuan klien - Klien mengatakan
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN KE 1
Pertemuan / SP :I/I
Nama Klien : Tn. A
Hari / Tanggal : Senin, 10 Januari 2022
Ruangan : Arjuna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
a. Data Subyektif
Klien setiap hari selalu mendengar bisikan yang tidak jelas, sering tertawa
sendiri, dan memintanya untuk melakukan hal yang berbahaya seperti melukai
dirinya dengan menggunakan pisau dan api rokok
b. Data Obyektif :
e. Tindakan keperawatan :
- Jabat tangan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
C. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien erhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan setelah latihan
tadi Pak?” “Bisa diulang Pak bagaimana cara menghardik?”
- Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
Klien mampu memperagakan cara menghardik suara-suara
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan):
“Bagaimana jika besok kita bertemu lagi Pak untuk berbincang-bincang
kembali?” “Bapak bersedia?”
c. Kontrak yang akan datang:
- Topik : “Besok kita bertemu lagi untuk berlatih bagaimana cara
mengendalikan suara-suara dengan cara kedua”
- Waktu : “Untuk besok Bapak ingin kita berbincang – bincang pukul
berapa Pak?” “Bapak mau kita berbincang-bincang berapa menit?”
- Tempat : “Bapak ingin berbincang – bincang dimana untuk besok?”
“Baik kalau begitu, kita bertemu lagi besok ya Pak. Saya kembali ke nurse
station, Selamat Siang”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Arjuna
Tgl/Jam :10 Desember 2022 Jam : 10.00
Tindakan Keperawatan :
- Mengidentifikasi penyebab isolasi P : Planning Pasien
sosial pasien - Masukan kegiatan
- Berdiskusi dengan pasien tentang kedalam jadwal kegiatan
menghardik suara-suara harian
- Mengajarkan pasien mengahrdik
suara-suara
- Menganjurkan pasien memasukan
kegiatan berkenalan dengan orang
lain dalam jadwal kegiatan harian
PERTEMUAN KE 2
Pertemuan / SP : II / II
Nama Klien : Tn. A
Hari / Tanggal : Selasa, 11 Januari 2022
Ruangan : Arjuna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
a. Data Subyektif
Klien setiap hari selalu mendengar bisikan yang tidak jelas, sering tertawa
sendiri, dan memintanya untuk melakukan hal yang berbahaya seperti melukai
dirinya dengan menggunakan pisau dan api rokok
b. Data Obyektif :
Tindakan keperawatan :
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
C. FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien erhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi klien (subjektif)
”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?
Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah bayang-bayang itu?
Coba jelaskan! Bagus, (jika jawaban benar).
- Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
Klien mampu memperagakan minum obat
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan):
”Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Bapak. Jangan
lupa pada waktu minum minta obat pada perawat atau keluarga kalau dirumah.
Nah makanan sudah datang.”
c. Kontrak yang akan datang:
- Topik : “Besok kita bertemu lagi untuk berlatih bagaimana cara
mengendalikan suara-suara dengan cara ketiga”
- Waktu : “Untuk besok Bapak ingin kita berbincang – bincang pukul
berapa Pak?” “Bapak mau kita berbincang-bincang berapa menit?”
- Tempat : “Bapak ingin berbincang – bincang dimana untuk besok?”
“Baik kalau begitu, kita bertemu lagi besok ya Pak. Saya kembali ke nurse
station, Selamat Siang”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Arjuna
Tgl/Jam :11 Desember 2020 Jam : 10.00
Tindakan Keperawatan :
P : Planning Pasien
- Menjelaskan kegunaan obat
- Masukan kegiatan
kedalam jadwal kegiatan
- Menjelaskan akibat bila putus harian
obat
PERTEMUAN KE 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
a. Data Subyektif
Klien setiap hari selalu mendengar bisikan yang tidak jelas, sering tertawa sendiri, dan
memintanya untuk melakukan hal yang berbahaya seperti melukai dirinya dengan
menggunakan pisau dan api rokok
b. Data Obyektif :
Pasien mampu mengontrol halusinansinya dengan cara minum obat secara teratur
Tindakan keperawatan :
- Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak bercakap-cakap dengan orang lain
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan):
Waktu : “Untuk besok Bapak ingin kita berbincang – bincang pukul berapa
Pak?” “Bapak mau kita berbincang-bincang berapa menit?”
PERTEMUAN KE 4
Pertemuan / SP : IV / IV
Nama Klien : Tn. A
Hari / Tanggal : Selasa, 13 Januari 2022
Ruangan : Arjuna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
a. Data Subyektif
Klien setiap hari selalu mendengar bisikan yang tidak jelas, sering tertawa
sendiri, dan memintanya untuk melakukan hal yang berbahaya seperti melukai
dirinya dengan menggunakan pisau dan api rokok
b. Data Obyektif :
Tindakan keperawatan :
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
C. FASE TERMINASI
e. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan):
Waktu : “Untuk besok Bapak ingin kita berbincang – bincang pukul berapa
Pak?” “Bapak mau kita berbincang-bincang berapa menit?”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Arjuna
Tgl/Jam :12 Desember 2022 Jam : 10.00
keuntungan bercakap-cakap
dengan orang lain
PERTEMUAN KE 1
Pertemuan / SP :I/I
Nama Klien : Tn A
Hari / Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Ruangan : Arjuna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
a. Data Subyektif
Klien mengatakan selalu menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain
b. Data Obyektif :
d. Tujuan khusus :
Tindakan keperawatan :
- Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bapak, perkenalkan nama saya perawat Ahmad Sudika S, senang
dipanggil Dika, Saya yang berdinas diruangan ini dari jam 07.00- 14.00 WIB.
Kalau boleh tahu nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini?” Semalam bisa tidur tidak?
c. Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal
Bapak?”
Tujuan nya Agar Bapak dan saya dapat saling mengenal sekaligus dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain. “Berapa lama mba mau berbincang-binacang
dengan saya? “Bapak ingin kita berbincang-bincang dimana?”
2. Fase Kerja
“Kalau saya boleh tahu orang yang paling dekat dengan Bapak siapa?” “Menurut
Bapak apa saja keuntungan berinteraksi dengan orang lain?” “Kerugian apa saja
jika Bapak tidak berinteraksi dengan orang lain?” “Bagus sekali Bapak sudah
menyebutkannya dengan baik. Saya akan menambahkannya ya, jadi keuntungan
dari berinteraksi dengan orang lain yaitu Bapak punya banyak teman, saling
menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian. Sekarang Saya akan
mempraktekkan bagaimana cara berkenalan.” “Apakah Bapk ingin tau cara
berkenalan dengan orang lain?” “Bagus sekali bapak dapat mempraktekannya
dengan baik.” ”Bagaimana kalau kegiatan berinteraksi dengan orang lain
dimasukan dalam jadwal kegiatan harian?” Bapak ingin melakukan kegiatan ini
berapa kali?” Bapak ingin melakukannya pada jam berapa saja?
3 FASE TERMINASI
a. Evaluasi respon klien erhadap tindakan keperawatan
- Evaluasi klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan setelah latihan
berkenalan tadi Pak?” “Bisa diulang Pak bagaimana cara berkenalan?”
- Evaluasi perawatan (objektif setelah reinforcement)
Kontak mata beberapa detik, klien tampak lebih terbuka.
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan
yangtelah dilakukan)
“Bagaimana jika besok kita bertemu lagi Pak untuk berbincang-bincang
kembali?” “Bapak bersedia?”
4 Kontrak yang akan datang:
- Topik : “Besok kita bertemu lagi untuk berlatih bagaimana berbincang-
bincang dalam kegiatan sehari – hari Bapak”
- Waktu : “Untuk besok Bapak ingin kita berbincang – bincang pukul
berapa Pak?” “Bapak mau kita berbincang-bincang berapa menit?”
- Tempat : “Bapak ingin berbincang – bincang dimana untuk besok?”
“Baik kalau begitu, kita bertemu lagi besok ya Pak. Saya kembali ke nurse
station, Selamat Siang”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Arjuna
Tgl/Jam :17 Januari 2022 Jam : 10.00
Pertemuan / SP : II / II
Nama Klien : Tn A
Hari / Tanggal : Selasa, 18 Januari 2022
Ruangan : Arjuna
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data subjektif:
• Klien mengatakan malas berinteraksi
• Klien mengatakan cepat lelah kalau banyak jalan
b. Data objektif:
•Klien menyendiri di kamar
•Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar
•Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya
5 Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
6 Tujuan
a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan dengan orang lain
b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain.
7 Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang
c. Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bapak!” masih ingat dengan saya? Benar Bapak! saya perawat
Dika..
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya
ajarkan?”
c. Kontrak
- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan
bagaimana cara berkenalan dengan satu...”
- Waktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama
15 menit... bagaimana menurut Bapak ?
- Tempat
“Bagaimana kalua kita berbincang di sini?”..Bapak setuju?
- Tujuan
“Agar Bapak dengan orang lain dapat saling kenal”
2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba Bapak perlihatkan kepada saya
bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... Bapak dapat melakukannya
dengan baik... sekarang, mari kita melakukannya dengan satu orang yang belum
Bapak kenal!! Bagus... Bapak dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang saya ajarkan.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang
lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa nama orang yang Bapak ajak berkenalan tadi?”
- Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 1
orang”
b. Tindak Lanjut
“Bapak saat saya tidak ada, Bapak dapat melakukan hal seperti yang ibu
lakukan tadi dengan orang yang belum Bapak kenal... kemudian Bapak
ingat nama yang pernah Bapak ajak kenalan atau bisa Bapak catat di buku
saat berkenalan.”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik
“baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan
melakukan interaksi/ berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang
atau lebih?
- Waktu
“berapa lama Bapak punya waktu untuk interaksi dengan orang lain?
Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15 menit?”
- Tempat
“ di mana Bapak bisa melakukannya besok? Ya sudah... bagaimana
kalau besok kita melakukannya di tempat ini lagi?...
selamat siang Bapak!!!”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Melati
Tgl/Jam :18 Januari 2022 Jam :10.00
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data subjektif:
• Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
• Klien mengatakan sudah mengajak beberapa untuk berkenalan
b. Data objektif:
•Klien tampak sudah mau keluar kamar
•Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
• Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih
• Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a. mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orentasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi Bapak ” masih ingat dengan saya? Benar Bapak. saya suster
Dika….
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin
Bapak lakukan?”
c. Kontrak
- Topik
“ sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini Bapak akan melakukan interaksi
dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak Bapak kenal
atau orang baru...”
-W aktu
“ sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama 15
menit... bagaimana menurut Bapak ?
- Tempat
“Bagaimana Kalau di sini... apakah Bapak setuju?”
- Tujuan
“Agar Bapak dengan orang lain dapat saling kenal dan mempunyai teman yang
banyak”
2. Fase kerja
“sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba Bapak perlihatkan kepada
saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... Bapk dapat
melakukannya dengan baik... sekarang, mari kita melakukannya dengan orang
lain yang Bapak tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus... Bapak
dapat mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi
dengan orang lain.. bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain
yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan setelah kita berbincang-bincang tadi?
Siapa-siapa saja nama orang yang Bapak ajak berkenalan tadi?”
- Evaluasi Objektif
“klien terlihat berkenalan dengan orang yang baru di kenalnya sebanyak 2
orang”
b. Tindak Lanjut
“nah.. saat saya tidak ada, Bapk dapat melakukannya hal seperti yang Bapak
lakukan tadi dengan orang yang baru Bapak kenal... kemudian Bapak ingat
nama yang pernah Bapak ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat
berkenalan.”
c. Kontrak yang akan datang
- Topik
“baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah kita
pelajari dari kemarin ya Pak. apakah Bapak bersedia?
-Waktu
“berapa lama Bapak mau melakukannya? Bagaimana kalau besok kita
melakukannya selama 15 menit?”
- Tempat
“ di mana Bapak bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini
saja....
selamat siang Bapak!!”
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn A Ruangan : Arjuna
Tgl/Jam :19 Januari 2022 Jam :10.00
Publishing.
EGC
Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. (2013). Jakarta:Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI
Maslim, R. (2011). Diagnosa gangguan jiwa PPDGJ III. Jakarta: FK. Unika Atmajaya. Muhith, A. (2015).
Maramis, W.F,. & Maramis, A.A. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Nasir A dan Muhith
Palmer, Stephen. (2011). Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Prabowo, Eko. 2014.
Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediet Course). EGC: Jakarta. Sri, Nyumirah (2013)
(https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkj/article/view/3906/3637) diakses pada tanggal 9 juli 2019
jam 12.00
Stuart, G. W. dan Laraia (2001), Principles and Practice of Psychiatric. Nursing seventh edition.
Missouri : Mosby.
Sysnawati. Keperawatan Jiwa. Makassar : Alauddin Universitas Press,2011 Towsend, T.C. Psychiatry
Videbeck, S.L.Psychiatric Mental Health Nursing. Philadelphia : Lippicont Williams & Wilkins, 2006.
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.