nurazizahr1307@gmail.com
Latar Belakang
Proses keperawatan merupakan suatu kerangka yang dapat digunakan keperawatan untuk
mengidentifikasi keunikan-keunikan yang terapat pada masyarakat yang dapat memudahkan
identifikasi respon masyarakat terhadap masalah kesehatan. Menurut Hidayat (2004), proses
keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien
dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan
tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien,
berorientasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling
berhubungan.
Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang dilakukan
perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis, sistimatis, dinamis dan
terstruktur (Muhlisin, 2011). Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang
sistematis dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang
berfokus pada respon individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung,
2011).
Dimana tujuan diagnosa keperawatan yaitu memungkinkan perawat untuk menganalisis dan
mensintesis data, mengidentifikasi masalah keperawatan, menetukan faktor penyebab
masalah atau faktor risiko timbulnya masalah, dan menentukan hubungan sebba akibat
masalah keperawatan yang timbul. Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respon
klien terhadap perubahan-perubahan pada status kesehatan, masalah yang diidentifikasi, dan
kemampuan perawat untuk membantu menemukan penyelesaian masalah.
Metode
Bisa dikatakan juga jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif
dapat menyelesaikan masalah dengan menganalisa, membandingkan, dan mendeskripsikan
langkah-langkah menetukan diagnosa keperawatan melalui pendokumentasian yang tepat.
Metode ini dilakukan untuk menjelaskan bagaimana langkah langkah menetukan diagnosa
keperawatan melalui analisa materi yang dikumpulkan dari sumber buku dan jurnal.
Hasil
Setiap proses keperawatan merupakan hal yang saling memiliki keterkaitan, mulai dari
pengkajian sampai evaluasi. Disini saya akan mengampil data dari penelitian tentang
kualitas dokumentasi sebelum dan sesudah penerapan NANDA-I,NIC, dan NOC. Dimana
kualitas dokumentasi sangat berpengaruh terhadap diagnosa keperawatan. Dokumentasi
yang baik akan memperlancar dalam penetapan diagnosa keperawatan.
Gambaran hasil penelitian kualitas dokumentasi sebelum penerapan NANDA-I, NIC, dan
NOC adalah sebgai berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Dokumentasi Proses Keperawatan Sebelum Penerapan
NANDA-I, NIC, dan NOC
No. Tingkat Kualitas F25rekuensi Presentase
Dokumentasi
1. Baik 3 10,7
2. Sedang 25 89,3
Total 28
100
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kualitas dokumentasi responden dalam kategori
baik (10,7%), tingkat kualitas dokumentasi 25 responden dalam kategori sedang(89.3%),
dan tidak ada responden dengan tingkat kualitas dokumentasi yang buruk. Data ini
menggambarkan bahwa tingkat kualitas dokumentasi responden sebelum penerapan
NANDA-I, NIC, dn NOC sebagian besae dalam kategori sedangPenerapan NANDA-I,NIC
dan NOC.
Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat kualitas dokumentasi proses pengkajian sebgaian
besar dalam kategori sedang (57,1%), tingkat kualitas dokumentasi proses diagnosa sebgain
bdesar dalam kategori sedang (57,1%), tingkat kualitas dokumentasi proses perencanaan
sebagian besar dalam kategori sedang (57,1%), tingakt kualitas dokumentasi proses
implementasi sebagian besar dalam ketogori baik (100%), tingkat kualiats dokumentasi
proses evaluasi sebgaian besar dalam ketegori sedang (100%), dan tingkat kualitas
dokumentasi catatn asuhan keperawatan sebgaian besar dalam kategori baik (100%)
Perbedaan Kualitas dokumentasi sebelum dan sesudah penerapan NANDA-I, NIC,
dan NOC dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
Berdasarkan Wilcoxon Signed Rank Test yang telah dilakukan, didapatkan hasil p value
yaitu 0,000. Dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) berarti p value yaitu 0,000. Dengan
derajat kepercayaan 95% (α=0,05) berarti p<a sehingga diambil keputusan bahwa Ho
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kualitas dokumentasi proses
keperawatan sebelum dan sesudah penerapan NANDA-I, NIC, dan NOC di ruat Anthurium
RS PTN X Jember. Penilaian kualitas dokumentasi keperawatan dalam penilian ini
dilakukan terhadap 28 rperawat yang bertugas di ruang Anthurium RS PTPN X Jember.
Tingkat kualitas dokumentasi sbelum penerapan NANDA-I, NIC, dan NOC sebgaian besar
berada dalam kategori sedang terjadi karena ada beberapa item dalam standar penilaian
dokumentasi yang tidak terpenuhi oleh sebgaian besar perawat.
Pembahasan
Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi menurut Wahid & Suprapto (2012)
sebagai berikut:
a. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
b. Faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah.
c. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
d. Mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan.
e. Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam indentifikasi masalah klien.
f. Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.
International Council of Nurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan suatu sistem
klasifikasi yang disebut dengan International Classification for Nursing Practice (ICNP).
Sistem klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan tujuan (outcome)
keperawatan saja. sistem klasifikasi ini disusun untuk mengharmonisasikan terminologi-
terminologi keperawatan yang digunakan diberbagai negara diantaranya seperti, Clinical
Care Classification (CCC), North american Nursing Diagnosis Association (NANDA),
Home Helath Care Clasification (HHCC), Systematized Nomenclature of Medicine Clinical
Terms (SNOMED CT), International Classification of Functioning, Disability and Health
(ICF), Omaha System, dan Nursing Diagnosis System of the Centre for Nursing
Development and Research (ZEFP). ICNP membagi diagnosis keperawatan menjadi 5
kategori, yaitu Fisiologis, Psikologis, Perilaku, Relasional dan Lingkungan (Wake &
Coenen, 1998).
Contoh diagnosis NANDA : CONTOH • Kerusakan integritas kulit b/d immobilisasi lama,
sekunder terhadap fraktur pelvis yang ditandai dengan lesi di sakral 2 cm, Resiko infeksi b/d
imunosupresi , Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi ditandai dengan mengkonsumsi
makanan yang adekuat, Sindrom pasca trauma b/d bencana alam gempa bumi ditandai
dengan panik, sulit berkonsentrasi.
Jenis jenis keperawatan NANDA yaitu diagnosa keperawatan aktual (PES), diagnosa
keperawatan resiko (PE), Diagnosa keperawatan promosi kesehatan/wellness (PS) dan
diagnosa keperawatan sindrom (PES).
Diagnosa keperawatan telah diterapkan di berbagai rumah sakit, puskesmas dan fasilitas
kesehatan lainnya, namun pengetahuan perawat terkait indikator - indikator diagnostik
untuk penegakan diagnosisi masih perlu ditingkatkan agar penegakan dapat dilakukan
secara tepat dan terstandarisasi. Selain itu, proses penegakan diagnosisi tidak dianggap sulit
dan perlunya keseragaman agar nantinya dapat disesuaikan dalam proses asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien. Berkaitan persamaan persepsi mengenai Standar
Diagnosis Indonesia, PPNI juga telah membuat persamaan persepsi tentang Standar
Intervensi (SIKI) dan Standar Luaran (SLKI) asuhan keperawatan di Indonesia.
Perumusan diagnosis SDKI : 1. Aktual: masalah b/d penyebab d/d Tanda atau gejala 2.
Risiko: masalah b/d faktor risiko 3. Promosi kesehatan: masalah d/d tanda dan gejala.
Penutupan
Dapat disimpulkan terdapat perubahan ke arah yang lebih bagi pada saat sistem Diagnosa
NANDA di terapkan dalam pembuatan diagnosa keperawatan. Sebelum diterapkannya
NANDA, tingkat kualitas dokumentasi proses diagnosa sebagian besar dalam kategori
buruk (85,7%). Setelah diterpkannya NANDA, tingkat kualitas dokumentasi proses
diagnosa sebgain besar dalam kategori sedang (57,1%).
Daftar Pustaka
Nikmatur Rohmah dan Saiful Walid. 2019. Proses Keperawatan Berbasis KKNI( Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia).Malang : Edulitera ( Anggota IKAPI)
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: ANDI
Dewi Rosmaliya dan Hariyadi. 2019. Dokumentasi keperawatn pada Poliklinik Gigi
( Kajian Manual dan Komputerisasi). Yogyakarta: Deepublish
Made Ermayani dan Aprilia Nuryanti. 2017. Pengembangan Format Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Berbasis Standardized Nursing Language (SNL) NANDA-I, NOC, dan
NIC Di Ruang Rawat Inap. Mahakam Nursing Journal. Vol:2,No.2.
Intansari Nurjanna dan Dewi Retno Pamungkas, S. 2017. Perbandingan Antara Diagnosis
Yang Sering Ditegakkan Dan Possible Diagnosis Yang Diprediksikan Oleh Perawat
Pada Klien Dengan Gngguan Jiwa . Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas.
Vol01,No.01, 8-15.
Simamora, R. H., Bukit, E., Purba, J. M., & Siahaan, J. (2017). Penguatan kinerja perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan melalui pelatihan ronde keperawatan di rumah
sakit royal prima medan. Jurnal pengabdian kepada masyarakat, 23(2), 300-304.