Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN

PADA PASIEN RAWAT JALAN POLI KIA DI PUSKESMAS


AMBARAWA

Andini Setyo Utami1, Luvi Dian Afriyani2


Program Studi Kebidanan Program Sarjana, Universitas Ngudi Waluyo
Email: andinisetyo26@gmail.com ,luviqanaiz@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: AKI dan AKB merupakan indikator yang dapat digunakan
untuk melihat keberhasilan upaya pelayananan kesehatan. AKI dan AKB semakin
meningkat di Indonesia dan pemerintah berupaya untuk menekan AKI dan AKB
dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di
Puskesmas. Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas Ambarawa didapatkan
hasil bahwa ada penurunan kunjungan pasien pada poli KIA ditahun 2020–2021
sebanyak 395 pasien. Hasil wawancara mengenai persepsi mutu pelayanan pada
12 pasien 5 diantaranya menyatakan persepsi kurang baik yaitu: 2 pasien
menyatakan bahwa waktu tunggu pemeriksaan relatif lama, waktu tunggu
pengambilan obat relatif lama. 1 pasien menyatakan lahan parkir Puskesmas
Ambarawa kurang memadai, 2 pasien lainnya menyatakan bahwa pelayanan pada
poli KIA terkadang lama dan ruangan poli KIA menurut pasien kurang memadai
dan sempit. Tujuannya untuk mengetahui persepsi mutu pelayanan kesehatan pada
pasien rawat jalan di Puskesmas Ambarawa.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Populasi
penelitian pasien poli KIA tanggal 26 Desember 2022-9 Januari 2023.Sampel
penelitian ini adalah pasien poli KIA Puskesmas Ambarawa sejumlah 65
responden. Teknik sampling yang digunakan adalah acidental sampling.
Pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur menggunakan panduan
kuisioner.Analisis data univariat menggunakan persentase.
Hasil: analisis univariat menunjukan bahwa gambaran persepsi mutu pelayanan di
Puskesmas Ambarawa sudah baik sebanyak 70,8% dan persepsi mutu kurang baik
sebanyak 29,2%.
Simpulan: Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
responden menyatakan persepsi mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
Ambarawa baik.

Kata Kunci: Persepsi, Mutu pelayanan, Puskesmas

1
Abstract
Background: MMR and IMR are indicators that can be used to see the success of
health service efforts. MMR and IMR are increasing in Indonesia and the
government is trying to suppress MMR and IMR by improving the quality of
maternal and child health services, especially at the Puskesmas. From the results
of a preliminary study at the Ambarawa Health Center, it was found that there
was a decrease in patient visits to the MCH poly in 2020–2021 by 395 patients.
The results of interviews regarding the perception of service quality in 12
patients, 5 of whom stated that the perception was not good, namely: 2 patients
stated that the waiting time for examination was relatively long, the waiting time
for taking the drug was relatively long. 1 patient stated that the parking area for
the Ambarawa Health Center was inadequate, 2 other patients stated that
services at the MCH polyclinic were sometimes long and according to the
patients the MCH poly rooms were inadequate and cramped. The aim is to
determine the perception of the quality of health services in outpatients at the
Ambarawa Health Center.
Method: The type of research used is descriptive quantitative. The study
population was patients at the MCH polyclinic on 26 December 2022-9 January
2023. The sample for this study was the MCH poly patients at the Ambarawa
Health Center with a total of 65 respondents. The sampling technique used is
accidental sampling. Data collection used structured interviews using a
questionnaire guide. Univariate data analysis used percentages.
Results: univariate analysis showed that the picture of perceived quality of
service at the Ambarawa Health Center was good by 70.8% and 29.2% of
perceptions of poor quality.
Conclusion: From this study it can be concluded that the majority of respondents
stated that the perception of the quality of health services at the Ambarawa
Health Center was good.

Keywords: Perception, Service Quality, Health Center

PENDAHULUAN
Pada saat ini Indonesia sulit untuk mencapai target Sustainable

Development Goals (SDGs) menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran

hidup pada tahun 2030. Sampai tahun 2019, AKI Indonesia masih tetap tinggi,

yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup (Susiana S, 2019). Sedangkan Angka

Kematian Bayi menunjukan tren penurunan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 24

pada tahun 2017 atau turun 3,93% per tahun. Sama halnya dengan AKI, angka

penurunan AKB belum mencapai target MDGs tahun 2015 yaitu 23 dan target

2
SDGs tahun 2030 yaitu 12. Puskesmas merupakan tempat penyelenggaraan Pusat

Kesehatan Masyarakat perlu ditata ulang untuk meningkatan aksebilitas,

keterjangkauan dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan derajat

masyarakat serta menyukseskan program jaminan sosial.

Persepsi mutu pelayanan adalah salah satu indikator pengukuran mutu

pelayanan kesehatan yang bersifat objektif. Persepsi pasien dapat dipengaruhi

oleh karakteristik yaitu sosio – psikologis dan demografi (usia, kompetensi

pribadi, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, status pernikahan, gaya hidup,

dst). Kepuasan dinilai dari pelayanan, suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien

apabila kenyataan sesuai dengan apa yang diharapkan. Kepuasan pasien

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi ruangan, kelengakapan sarana

dan fasilitas serta sikap pemberi layanan (Kemenkes RI, 2017).

Hasil dari studi pendahuluan yang sudah dilakukan didapatkan hasil bahwa

ada penurunan kunjungan pasien poli KIA di Puskesmas Ambarawa tahun 2020 –

2021 sebanyak 395 pasien. Dari hasil wawancara yang dilakukan secara acak pada

12 pasien , 5 diantaranya menyatakan persepsi kurang baik ini dibuktikan dengn

ada 2 pasien yang menyatakan bahwa waktu tunggu pemeriksaan relatif lama,

waktu tunggu pengambilan obat relatif lama. 1 pasien menyatakan lahan parkir di

Puskesmas Ambarawa kurang memadai, 2 pasien lainya menyatakan bahwa

pelayanan pada poli KIA terkadang lama dan ruangan poli KIA menurut pasien

kurang memadai dan sempit. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang

sudah dilakukan, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

3
“Persepsi Mutu Pelayanan Kesehatan Pada Pasien Rawat Jalan Poli KIA Di

Puskesmas Ambarawa”

METODE

Penelitian ini ialah penelitian deskriptif kuantitatif . Penelitian dilakukan di


Puskesmas Ambarawa pada tanggal 26 Desember 2022 – 9 Januari 2023. Populasi
dakam penelitian ini ada seluruh pasien Poli KIA Puskesmas Ambarawa pada
bulan Desember 2022 – Januari 2023, dan teknik pengambilan sampling yang
digunakan adalah acidental sampling. Pengumpulan data menggunakan
wawancara terstruktur menggunakan panduan kuisioner.Analisis data univariat
menggunakan persentase.
HASIL
Analisis Univariat
Tabel 1. Gambaran Persepsi Mutu Pelayanan Keshatan

Persepsi Mutu Pelayanan Kesehatan Frekuensi Persentase (%)


Baik 46 70,8
Kurang Baik 19 29,2
Jumlah 65 100,0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 46 responden (70,8%)
menyatakan pendapat yang baik tentang kualitas pelayanan medis rawat jalan di
Puskesmas Ambarawa khususnya poli KIA. Namun, 19 responden (29,8%)
menyatakan pendapat mereka tentang kualitas layanan yang rendah.
Tabel 2. Gambaran Keseluruhan dari Tiap Dimensi Mutu Pelayanan

Dimensi Mutu Dimensi Mutu Baik Dimensi Mutu


Kurang Baik
n % n %
Dimensi mutu keandalan 38 55,4 29 44,6
Dimensi mutu daya tanggap 50 76.9 15 23,1
Dimensi mutu jaminan 39 60,0 26 40,0
Dimensi mutu empati 47 72,3 18 28,7
Dimensi mutu bukti fisik 44 67.7 21 32,3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar sudah menyatakan
persepsi tiap dimensi baik. Terlihat hasil yang paling tinggi dapat dilihat dari
dimensi mutu daya tanggap yaitu sebanyak 50 responden menyatakan persepsi
mutu baik. Dan yang menyatakan persepsi kurang baik paling banyak dapat

4
dilihat dari dimensi mutu keandalan dengan total responden yang menyatakan
dimensi kurang baik sebanyak 29 responden (44,6%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan
Dimensi Keandalan
No Pernyataan KATEGORI
STS TS S SS Jumlah

n % n % n % n % n %

1. Waktu pengurusan
pendaftaran dan
administrasi selalu
memeperhatikan 4 6,3 27 41,5 27 41,5 7 10,7 65 100
kecepatan pelayanan
dan dilakukan dengan
baik

2 Kemauan petugas 1 0,1 10 15,4 41 63,0 14 21,6 65 100


dalam memberikan
pelayanan pendaftaran
dan administrasi

3 Kemauan tenaga 0 0 0 0 60 92,3 5 7,7 65 100


kesehatan dalam
memberikan pelayanan
pengobatan

4 Ketepatan waktu 1 1,9 5 7,8 48 73,9 11 16,4 65 100


tenaga kesehatan dalam
memeberikan
pelayanan (cepat, tepat
dan tidak berbelit)

5 Tenaga kesehatan 0 0 37 57 21 32,3 7 10,7 65 100


selalu ada pada saat
jam kerja puskesmas
setiap hari kerjat

6 Kemauan tenaga 0 0 1 1,9 56 86,1 8 12 65 100


kesehatan dalam
memberikan pelayanan
7 Pada saat 0 0 0 0 57 87,6 8 12,4 65 100
membutuhkan bantuan,
petugas selalu
memeberikan
pelayanan sesuai
prosedur

5
8 Kemauan Petugas 0 0 0 0 55 84,6 10 15,4 65 100
apotek dalam
memberikan pelayanan
obat – obatan

Dari tabel diatas dapat dilihat sebagian besar sudah menyatakan persepsi
baik pada dimensi keandalan hal ini dibuktikan dari pengisian kuisioner nomor 3
dengan total responden yang menyatakan setuju sebanyak 48 responden (73,9%)
dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 11 responden (16,4%). Namun
masih ada responden yang menyatakan persepsi kurang baik pada dimensi
keandalan hal ini dapat dilihat dari pengisian kuisoner nomor 5 dengan total
responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 37 responden (57%).
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan
Dimensi Daya Tanggap
No Pernyataan KATEGORI
STS TS S SS Jumlah
n % n % n % n % n %

1 Ketanggapan tenaga 0 0 0 0 61 93,8 4 6,2 65 100


kesehatan dalam
menangani masalah
kesehatan pasien

2 Kecepatan tenaga 0 0 3 4,6 54 83,1 8 12,3 65 100


kesehatan dalam
memberi respon terhadap
permintaan anda dalam
pelayanan kesehatan
3 Kecepatan tenaga 0 0 2 3,1 49 75,3 14 21,6 65 100
kesehatan dalam
memperhatikan dan
mengatasi keluhan
pasien
4 Kesiapan dan 0 0 1 1,5 48 73,9 16 24,6 65 100
ketanggapan tenaga
kesehatan untuk
merespon permintaan
pasien sudah tepat

5 Ketanggapan tenaga 0 0 0 0 51 78,4 14 21,6 65 100


kesehatan dalam
memberikan pelayanan
kebidanan kepada pasien

6
6 Kecapatan dan 0 0 6 9,2 47 72,2 12 18,5 65 100
ketanggapan petugas
apotek dalam
memberikan pelayanan
obat – obatan

7 Kemudahan persyaratan 2 3 17 26, 37 56,9 9 14 65 100


yang diminta tidak 1
berbelit – belit dalam
pendaftaran pasien

8 Kecepatan dan ketepatan 6 9,3 30 46, 25 38,4 4 6,2 65 100


petugas pendaftaraan dan 1
administrasi dalam
memberikan pelayanan

9 Tenaga kesehatan 0 0 2 3 52 080 11 17 65 100


memberikan informasi
sebulam melakukan
tindakan pelayanan

Dari tabel diatas sebagian besar responden sudah menyatakan persepsi baik pada
dimensi mutu daya tanggap hal ini dapat dibuktikan dari pengisian kuisioner pada
nomor 5 ada 51 responden (78,4%) menyatakan setuju dan 14 responden (21,6%)
menyatakan sangat setuju. Namun masih ada beberapa responden yang
menyatakan persepsi mutu daya tanggap kurang baik, hal ini dapat dibuktikan dari
pengisian kuisioner nomor 8 sebanyak 30 respinden (46,1%) menyatakan tidak
setuju dan 6 responden (9,3%) menyatakan sangat tidak setuju.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan
Dimensi Jaminan
No Pernyataan KATEGORI
STS TS S SS Jumlah

n % n % n % n % n %

1 Kejelasan informasi yang 0 0 0 0 55 84,6 10 15,4 65 100


diberikan tenaga
kesehatan tentang
keluhan pasien

7
2 Pengetahuan dan 0 0 1 1,5 48 73,9 16 24,6 65 100
kemampuan tenaga
kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan
dengan kepercayaan
bebas resiko

3 Tenaga kesehatan 0 0 0 0 45 64,2 20 30,8 65 100


menguasai dan terampil
dalam memberikan
pelayanan kepada pasien

4 Pengobatan yang 0 0 1 1,5 53 81,5 11 12 65 100


diberikan tenaga
kesehatan mampu
mengatasi penyakit
5 Ketepatan diagnosa 0 0 0 0 51 78,4 14 21,6 65 100
penyakit yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan
sudah benar

6 Memiliki jaminan 0 0 0 0 46 70,7 19 29,3 65 100


keamanan pelayanan dan
kepercayaan terhadap
pelayanan

7 Penjelasan prosedur yang 0 0 1 1,5 49 75,4 15 23,1 65 100


akan dilaksanakan sudah
baik

8 Obat – obatan yang 0 0 0 0 42 64,6 23 35,4 65 100


diberikan murah dan
manjur
9 Tenaga kesehatan 0 0 0 0 42 64,6 23 35,4 65 100
menguasai dan terampil
dalam memberikan
pelayanan

10 Pasien dapat dengan 0 0 10 15, 34 52,4 20 31 65 100


mudah menghubungi 6
petugas

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pada dimensi mutu jaminan sebagian besar
responden sudah menyatakan persepsi mutu baik. Hal ini dapayt dibuktikan dari
pengisian kuisioner pada nomor 1 dengan total jawaban yang menjawab setuju
sebanyak 55 responden (84,6%), dan yang menjawab sangat setuju sebanyak 10
responden (15,4%). Akan tetapi masih ada beberapa responden yang menyatakan

8
persepsi kurng baik hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengisian kuisioner pada
nomor 10 , ada sebanyak 10 responden (15,6%) yang menyatakan tidak setuju.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan
Dimensi Empati
No Pernyataan KATEGORI
STS TS S SS Jumlah
n % n % n % n % n %

1 Tenaga kesehatan 0 0 4 6,3 57 87,4 4 6,3 65 100


memberikan perhatian
secara khusus kepada
setiap pasien
2 Tenaga kesehatan yang 0 0 6 9,3 41 63 18 27,7 65 100
selalu bersikap ramah
dan sopan dalam
memberikan pelayanan

3 Pelayanan yang 0 0 5 7,6 45 69,3 15 23,1 65 100


diberikan tanpa
memandang status sosial

4 Tenaga kesehatan 1 1,5 23 35,3 32 49,2 9 14 65 100


mengenal pasien 0
5 Keramahan dan 0 0 4 6,3 52 80 8 19,6 65 100
kesopanan tenaga
kesehatan ketika
memberikan pelayanan
kebidanan

6 Keramahan dan 0 0 4 6,1 51 78,5 10 15,4 65 100


kesopanan petugas
apotek ketika
memberikan pelayanan
obat – obatan

7 Petugas apotek selalu 0 0 0 0 60 92,3 5 7,2 65 100


senantiasa memberikan
perhatian terhadap
masalah obat – obatan
yang pasien hadapi

8 Keramahan dan 5 7,7 56 86,2 3 4,6 1 1,5 65 100


kesopanan petugas
pendaftaran dan
administrasi

9
9 Petugas pendaftaran dan 3 4,6 56 86,2 4 6,2 2 3,0 65 100
administrasi memberikan
perhatian khusus
terhadap masalah yang
anda hadapi ketika
mendaftar

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menyatakan
persepsi pada dimensi mutu empati baik. Hal ini dapat dilihat dari pengisian
kuesioner diatas bahwa pada pernyataan nomor 1 ada sebanyak 57 responden
(87,4%) menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Namun masih ada
beberapa responden yang menyatakan persepsi kurang baik pada dimensi empati
hal ini dapat dibuktikan dari pengisian kuisioner pada nomor 8 dengan total
jawaban tidak setuju sebanyak 56 responden (86,2%).
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Mutu Pelayanan
Dimensi Bukti Langsung.
No Pernyataan KATEGORI
STS TS S SS Jumlah
N % n % n % n % n %

1 Kelengkapan, kesepian, 0 0 0 0 61 93,8 4 6,2 65 100


dan kebersihan alat – alat
yang dipakai

2 Kebersihan, kerapihan 0 0 4 6,2 56 86,2 5 7,6 65 100


dan keamanan ruangan

3 Suasana ruang perawatan 13 20 42 64,6 8 12,4 2 3 65 100


yang nyaman

4 Kebersihan pakaian 0 0 0 0 61 93,8 4 6,2 65 100


tenaga kesehatan
5 Kerapihan pakaian 0 0 1 1,5 57 87,5 7 4 65 100
tenaga kesehatan
6 Arena parkir yang cukup 54 84 7 10 2 3 2 3 65 100
luas
7 Kebersihan dan 0 0 2 3 58 89,2 5 7,8 65 100
kerapihan ruang tunggu

8 Ketersediaan kamar 0 0 0 0 52 80 13 20 65 100


mandi dan WC

10
9 Kemudahan akses dalam 0 0 0 0 24 36,9 41 63,1 65 100
mencapai puskesmas
(ketersediaan angkutan
umum dari tempat
tinggal pasien)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada persepsi mutu dimensi bukti
langsung sudah banyak responden yang menyatakan persepsi baik, hal ini dapat
dibuktikan dari pengsisian kuisoner pada nomor 1 dengan total jawaban setuju
sebanyak 61 responden (93,8%) dan 4 responden menyatak sangat setuju . akan
tetapi masih ada beberapa responden yang menyatakan dimensi mutu bukti
langsung kurang baik sebanyak 54 responden (84%) menyatakan sangat tidak
setuju dengan pernyataan tersebut.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mutu pelayanan yang berada di
Poli KIA Puskesmas Ambarawa menunjukan persepsi baik sebanyak 46
responden (70,8%) dan yang menyatakan persepsi kurang baik sebanyak 19
responden (29,2%) . Ketika Puskesmasa memberikan pelayanan kesehatan,
diharapkan dapat melayani masyarakat dengan baik dan memuaskan, namun tidak
semua kualitas pelayanan yang baik dapat diterima secara sama, karena pasien
memiliki persepsi yang berbeda – beda .Hal ini dapat dilihat dari tabel distribusi
frekuensi tiap dimensi mutu pelayanan. Menurut Papp et al., 2014 persepsi
kualitas pelayanan kesehatan tergantung pada pihak yang bertugas memberikan
layanan. Dan didukung juga dengan penelitian oleh Assila Anis Asnawai
et,al.,2019 bahwa kualitas pelayanan yang baik akan berdampak yang besar
terhadap persepsi pasien.
SIMPULAN
Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan terhadap persepsi mutu
pelayanan kesehatan pasien rawat jalan poli KIA Puskesmas Ambarawa Tahun
2022 dapat disimpulkan bahwa, gambaran persepsi mutu pelayanan yang berada
di Poli KIA Puskesmas Ambarawa sebagian besar responden sudah menyatakan
persepsi mutu pelayanan baik.

11
Saran kepada Puskesmas Ambarawa untuk memberikan kualitas pelayanan
yang lebih baik lagi agar semua pasien menyatakan persepsi mutu pelayanan baik
dan memuaskan. Secara keseluruhan, banyak responden menyatakan persepsi baik
tentang kualitas layanan yang diberikan. Dan saran untuk pihak Puskesmas
Ambarawa untuk menjaga, mutu pelayanan Puskesmas sebaiknya selalu
mengingatkan pasien agar mengisi kotak saran yang sudah disediakan oleh pihak
puskesmas. Saran yang diberikan oleh pasien ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi bulanan untuk meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas Ambarawa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Parasuraman.,2014.The Behaviorial Consequenses of Service Quality. New
Jersey: Prentice Hall
Aditya, & Tjiptono.2012. Pengaruh Kuallitas Pelayanan Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian. Jakarta
Assila Anis Asnawai et al, 2019. The influence of Hospital Image and Service
Quality On Patients Satisfaction and loyalty. Vol 9 Issue 6 pp.911-920.
Albarq,A.N.2013.Measuring the Impacts of Online Word-of-Mouth on Tourists
Attitude and Intentions to Visit Jordan: An Emirical Study. International
Bussiness Reasearch, Vol. 7 No.1 pp.14-22
Alvaro Rendy,dkk.2021.Analisis RKP Dan Pembicaraan Pendahuluan APBN
DAK Fisik Bidang Kesehatan Dalam Mendukung Target Penurunan
Angka Kematian Ibu Dan Anak. Jakarta: Pusat Kajian Anggaran Badan
Keahlian Setjen DPR RI.
Bahrudin, M.& Zuhro,S.2016.Pengaruh Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Loyalitas Pelanggan. Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam
Damayanti dkk, 2018. Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan PAsien terhadap
Mutu Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas berstatus akreditasi utama dan
Paripurna di Kota Semarang. Jurnal KEsehatan MAsyarakat (e-Jurnal)
Volume 6 Nomor 5, Oktober (issn: 2356-3346)
Fatimah Ahmad.(2019). Pengaruh Persepsi Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat
Kepuasaan Pasien Di Puskesmas Titi Papan Kecamatan Medan Deli Tahun
2019. Dari http://repository.uinsu.ac.id/7743/
Felix, R.(2017). Service Quality and Customer Satisfaction in Selected Banks in
Rwanda. Business & Affairs,5.
Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakart: Trussmedia
Grafika
Hardani,dkk.2020.Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menes/320/
2020 tentang Standar Profesi Bidan
Lacerda Barbosa Anderson et al. 2021. Basic Health Units Services Quality
Assament Through Kano and SERQUAL models. Vol 29 Issue 9

12
Larsson,G.& Wilde- Larsson B.2010. Quality of Care and Patient Satisfaction: A
New Theorectical and Methodological Approach, International Journal of
Health Care Quality Assurance, 23(2):228-47
Papp et.,al.2014. Perceptions of Quality In Primary Health Care: Perspectives of
Patients and Professionals Based On Focus Group Discussions. Dari
https://bmcprimcare.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2296-15-
128#Tab3. Diakses Tanggal 22 Januari 2023 jam 07.00 WIB.
Peraturan Kementrian Kesehatan RI.No43.2019. Tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidan Kesehatan. Jakarta.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Pradono Julianty.2018. Panduan Manajemen Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembagan Kesehata (LPB).
Putri Dinda Ginaya, Afriyani Dian Luvi.2021. Hubungan Antara Persepsi Mutu
Pelayanan dengan Tingkat Kepuasan Pasien KIA di Puskesmas Sepaso
Kecamatan Bengalon.
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=id&user=NRbUpmoAAAAJ&cstart=20&pag
esize=80&citation_for_view=NRbUpmoAAAAJ:ULOm3_A8WrAC .
Diakses Tanggal 22 Januari 2023 Jam 08.30 WIB
Maila El Izzah.2021.Kepuasan Pasien Rawat Jalan Giriatri Ditinjau Dari Mutu
Pelayanan, Persepsi, Dan Respons Time Di Puskesmas.Kediri:Strada
Press.

13

Anda mungkin juga menyukai