Abstract
Background: Patient satisfaction created patient loyalty to health facilities that
can give a great quality health services. It means that one of indicators of patient
satisfaction is by measuring patient satisfaction level. Objectives: To identified
outpatient care in polyclinic towards patient satisfaction at Puskesmas
Pesantren Kediri. Methods: crossectional approach by distributing
questionnaires for patients at polyclinic puskesmas pesantren, kediri. Total
sample of 30 patients polyclinic taken by random sampling technique.
Independent variables are 5 dimensions of service quality, while the dependent
variable is the level of patient satisfaction. Results: The level of patient
satisfaction were highest in asurance dimension on aspect of the drugs given by
puskesmas pesantren are cheap and effective for 100%, and for the level of
patients satisfaction were lowest for the reliability dimension on aspect limited
opening hours for prolyclinic from 07.30 to 11.30 for 63,3%. Conclusions and
suggestions: The quality of outpatient care in polyclinic towards patient
satisfaction at Puskesmas Pesantren Kediri is good enough, evidenced by the
results of the identification for the level of patient satisfaction already quite
high. Puskesmas Pesantren Kediri expected to improve some point plus
especially on reliability.
Dimensi tangibles pada aspek penyakit secara lengkap, cara perawatan, dan
bangunan puskesmas memiliki tingkat cara minum obat, serta pada aspek petugas
kepuasan pasien yang paling tinggi, yaitu kesehatan yang melakukan tindakan sesuai
96,8%. SOP, keduanya memiliki tingkat kepuasan
pasien yang paling tinggi, yaitu 96,6%.
Tabel 2. Distribusi tingkat kepuasan pasien
pada dimensi emphaty Tabel 4. Distribusi tingkat kepuasan pasien
pada dimensi responsiveness
Aspek %
Petugas kesehatan yang meluangkan 86,6 Aspek %
waktu untuk melayani pasien Petugas kesehatan yang melayani 96,6
Petugas kesehatan yang 89,9 dengan baik
memberikan pelayanan sesuai Petugas kesehatan yang melakukan 86,6
dengan keinginan dan kebutuhan tindakan secara tepat dan cepat
pasien. Petugas kesehatan yang tanggap 96,6
Petugas kesehatan yang 96,6 melayani.
mendengarkan keluhan penyakit Petugas kesehatan yang cekatan 93,3
serta memberikan solusi pada saat dalam melayani
pasien berkonsultasi
Petugas kesehatan dan petugas 86.6 Dimensi responsiveness pada aspek
lainnya yang bersikap sopan dan petugas kesehatan yang melayani dengan baik
ramah dan pada aspek petugas kesehatan yang
Petugas kesehatan dan petugas tanggap melayani, keduanya memiliki tingkat
lainnya yang membantu jika ada 93,3
kepuasan pasien yang paling tinggi, yaitu
permasalahan.
96,6%.
Dimensi emphaty pada aspek petugas
kesehatan yang mendengarkan keluhan Tabel 5. Distribusi tingkat kepuasan pasien
penyakit serta memberikan solusi pada saat pada dimensi assurance
pasien berkonsultasi memiliki tingkat Aspek %
kepuasan pasien yang paling tinggi, yaitu Petugas kesehatan yang mempunyai 93.2
96,6%. kemampuan dan pengetahuan dalam
menentukan diagnosa penyakit
Tabel 3. Distribusi tingkat kepuasan pasien dengan cukup baik sehingga mampu
pada dimensi reliability menjawab pertanyaan pasien secara
meyakinkan
Aspek % Petugas kesehatan yang 96.6
Petugas kesehatan yang teliti dan 69.9 menyediakan obat-obatan atau alat
tepat waktu medis secara lengkap.
Alur pelayanan 93.3 Petugas kesehatan yang mempunyai 93.2
Petugas kesehatan yang memberi 96.6 catatan medis pasien.
tahu jenis penyakit secara lengkap, Obat-obatan yang diberikan murah 100
cara perawatan, dan cara minum obat dan manjur.
Petugas kesehatan yang bersedia 93.2
menanggapi keluhan pasien Dimensi asurance pada aspek obat-
Petugas kesehatan yang melakukan 96.6 obatan yang diberikan puskesmas murah dan
tindakan sesuai SOP manjur memiliki tingkat kepuasan pasien
Jam buka puskesmas pukul 07.30- 63.3 yang paling tinggi, yaitu 100%. Berdasarkan
11.30
data di atas, terlihat bahwa rata-rata tingkat
Dimensi reliability pada aspek kepuasan pasien yang tertinggi berdasarkan
petugas kesehatan yang memberi tahu jenis
petugas kesehatan terhadap pasien. Selain itu, 7. Fenton, J.J., A.F. Jerant, K.D. Bertakis,
perlu adanya penambahan jam buka dan A. 2012. Franks. The Cost of
pelayanan untuk menambah nilai tingkat Satisfaction: A National Study of Patient
kepuasan pasien, khusunya dalam dimensi Satisfaction, Health Care Utlization,
reliability pada aspek jam buka layanan. Expenditures, and Mortality. Arch Intern
Med 172(5).
REFERENSI 8. Bertakis, K.D. dan R. Azari. 2011.
1. Kmenterian Kesehatan RI. 2014. Pusat Patient-Centered Care is Associated with
Kesehatan Masyarakat. Peraturan Decreased Health Care Utilization. J Am
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Board Fam Med 24(3).
Nomor 75 Tahun 2014. Kementerian 9. Epstein, R.M., Franks, P., Shields, C.G.,
Kesehatan RI. Jakarta. Meldrum, S.C., Miller, K.N, Campbell,
2. Mariano, C., L.C. dan A.M. Hanson. T.L., dan Fiscella, K. 2005. Patient-
2016. Deal Healthcare Satisfaction in Centered Communication and Diagnostic
Older and Younger Patients with Cancer. Testing. Ann Fam Med 3(5).
Journal of Geriatric Oncology 7. 10. Davis, K., S.C. Schoenbaum, dan A.M.
3. Mosleh, S, M. Alja’afreh, dan A.J. Lee. Audet. 2005. A 2020 Vision of Patient-
2015. Patient and Family/Friend Centered Primary Care. J Gen Intern Med
Satisfaction in a Sample of Jordanian 20(10).
Critival Care Units. Intensive and Critical 11. Audet, A.M., K. Davis, dan S.C.
Care Nursing 31. Schoenbaum. 2006. Adoption of Patient-
4. Vogus, T.J., dan L.E. Mc Clelland. 2016. Centered Care Practices by Physicians:
When the Customer is the Patient: Results from a National Survey. Arch
Lessons from Healthcare Reasearch on Intern Med 166(7).
Patient Satisfaction and Service Quality 12. Chaniotakis, I.E., dan Lymperopoulos.
Ratings. Human Resoource Management 2009. Service Quality Effect on
Review 26. Satisfaction and Word of Mouth in the
5. Kitapci, O., C. Akdigan, dan I.T. Dortyol. Health Care Industry. Managing Service
2014. The Impact of Service Quality Quality 19(2).
Dimensions on Patient Satisfaction, 13. Saunders, S.G. 2008. Measuring and
Repurchase Intentions, and Word-of- Applying the PAKSERV Service Quality
Mouth Communication in the Public Construct: Evidence from a South African
Healthcare Industry. Social and Cultural Context. Managing Service
Behavioral Sciences 148. Quality 18(5).
6. Anbori, A., S.N. Ghani, H. Yadav, A.M.
Daher, dan T.T. Su. 2010. Patient
Satisfaction and Loyalty to the Private
Hospitals in Sana’a, Yemen.
International Journal for Quality in
Healthcare 22(4).