normal maka jumlah responden untuk uji kuesioner dengan uji validitas
1. Uji Validitas
tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau
25
26
dikatakan valid apabila nilai signifikansi lebih besar dari r tabel dengan
nilai r tabel = 0,374. Pada tabel 2, semua variabel memiliki nilai r > r
2. Uji Realibilitas
terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama
(Azwar, 2011).
koefisien cronbach alpha yang diperoleh sama dengan atau lebih besar
bahwa nilai cronbach alpha adalah 0,940 lebih besar dari 0,60 dengan
B. Karakteristis Responden
100 pasien rawat jalan yang memenuhi kriteria inklusi. Berikut adalah
1. Jenis Kelamin
80%
70%
70%
58%
60%
50% 42%
Pasien BPJS
40%
30%
30% Pasien DSM
20%
10%
0%
Pria Wanita
2. Usia
2009 yaitu : remaja awal = 12-16 tahun ; remaja akhir = 17-25 tahun ;
dewasa awal = 26-35 tahun ; dewasa akhir = 36-45 tahun ; lansia awal =
46-55 tahun ; lansia akhir = 56-65 tahun ; dan manula = 66-75 tahun.
120%
100%
100%
80%
60%
40%
24% 24% 24%
20% 12% 14%
2%
0%
< 17 th 17-25 th 26-35 th 36-45 th 46-55 th >55 th
Pasien BPJS Pasien DSM
3. Pekerjaan
120%
100%
100%
80%
60%
40% 22% 22% 28%
20% 12%
4% 4% 4% 4%
0%
mengeluarkan uang.
4. Poli Pemeriksaan
berbeda . Persentase tertinggi adalah pada grafik poli umum dan poli
100%
78%
80%
64%
60%
40%
18% 20%
20% 8% 8%
2% 2%
0%
Poli Umum Poli Umum & Poli Poli Gigi Poli Gigi & Poli
Farmasi Farmasi
Pasien BPJS Pasien DSM
pasien BPJS dan 20% untuk kelompok DSM. Pasien yang memilih poli
pasien tidak bisa diatasi di klinik maka diberi surat rujukan untuk diberi
menunjukkan kelompok pasien DSM lebih besar dibanding BPJS, hal ini
yang berusia lebih tua yang tidak begitu memikirkan penampilan ataupun
5. Kunjungan
60%
52%
50%
42%
40%
28% 28% 30%
30%
20%
20%
10%
0%
1 kali 2-3 kali >3 kali
Pasien BPJS Pasien DSM
kepuasan pasien.
(Arikunto, 1998).
menyatakan kurang luas untuk ruang tunggu dan kursi yang tersedia
diperluas.
tata letak fasilitas jasa, keadaan (setting) dan lingkungan tempat jasa
puas terhadap ruang tunggu yang kurang luas, selain itu antrian
rata kepuasan, yaitu sebesar 77,89% untuk pasien DSM dan 79,76%
tinggi.
tanggap yaitu sebesar 51,7% untuk BPJS dan 68,3% untuk non
diterima.
namun masih ada beberapa hal yang yang diharapkan pasien dapat
disampaikan pasien.
DSM.
pasien antara kelompok pasien BPJS dan kelompok pasien DSM terhadap
sebesar 0,217 (> 0,05) tidak berbeda signifikan yang berarti tidak
sebesar 0,867 (> 0,05) tidak berbeda signifikan yang berarti tidak
42
sebesar 0,360 (> 0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan rerata
DSM.
puas ataupun kurang puas terkait sikap sopan dan ramah petugas,
dengan pelayanan medis dan sikap petugas, selain itu pasien BPJS
nilai ρ sig (2-tailed) > 0,05, Sehingga didapatkan hasil bahwa tidak ada
kesehatannya di Klinik.
dan tetangga, pasien yang puas akan datang kembali untuk kontrol atau
fasilitas.
30%
25% 24%
22%
20%
15%
11%
10%
5%
0%
Pelayanan administrasi Perawatan atau pelayanan Ruangan dan fasilitas
yang tidak mengetahui hal itu sehingga pasien harus mengurus kembali
terhadap proses pelayanan yang didapatkan pada pasien BPJS bukan hanya
dari sisi medis saja, tetapi juga administrasi dimana sebelum mendapatkan
dahulu. Hal ini mempengaruhi kepuasan dari pasien itu sendiri terhadap
selain itu waktu tunggu pelayan untuk diperiksa dan pemberian obat cukup
1 dokter umum, 1 dokter gigi, 1 Apoteker pada saat jam kerja. Hal lain yang
BPJS maupun DSM untuk penyakit ataupun keluhan yang serius dan
yang dirasakan pasien sebelum adanya program BPJS dan sesudah adanya
program BPJS. Pasien ternyata merasa dengan adanya BPJS menjadi lebih
tercukupi untuk berobat karena tidak mengeluarkan biaya lagi. Namun, ada
masih lama. Berkaitan dengan waktu tunggu atau antrian yang masih
panjang. Prosedur sistem rujukan yang tidak bisa langsung juga dirasakan
kelompok DSM mengeluhkan antrian yang lama terutama pada poli gigi
keluhan terhadap pelayanan yang diberikan Klinik Pratama Firdaus. Hal ini
bisa dikarenakan pasien kelompok BPJS sudah memiliki usia yang lebih
BPJS yang sudah merasa cukup dengan pelayanan yang diberikan dan
buka Klinik Pratama Firdaus yang kurang sesuai, dari nama Klinik Pratama
Firdaus 24 jam pasien mengharapkan klinik buka dan dapat melayani pasien
selama 24 jam, namun Klinik menerapkan untuk hari minggu dan hari libur
klinik tidak buka. Hal ini sangat disayangkan oleh pasien yang
mengharapkan klinik bisa selalu buka di hari minggu ataupun hari libur.
dan fasilitas yang tersedia di Klinik Pratama Firdaus. Pada gambar 9, dapat
Pratama Firdaus berkirar 30-40 pasien perhari. Kursi yang tersedia di ruang
tunggu Klinik Pratama Firdaus 20 kursi. Pada waktu tertentu pasien yang
jumlah kursi kurang lebih 15 kursi untuk di ruang tunggu karena pada jam-
49
kesehatannya.
dalam memberikan fasilitas yang baik pada pasien. Hal tersebut dilakukan
memperhatikan tata ruang dekorasi yang indah. Pasien merasa puas apabila
kesehatan yang nyaman dan aman akan memberikan kesan positif bagi