Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEIN

RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD. BARRU

Yasir Haskas

STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat korespondensi :(yasir@stikesnh.ac.id /085399690012)

ABSTRAK

Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan


menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata
masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Perilaku
Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawat bermutu atau tidak pada rumah sakit
tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan caring perawat dengan tingkat kepuasan
pasien di ruang rawat inap kelas III RSUD Barru. Penelitian ini menggunakan rancangan observasi
analitk, dengan jenis penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
61 orang yang didapat dengan metode propability sampling dengan teknik claster sampling.
Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan wawancara, kemudian data diolah
menggunakan komputer program SPSS versi 16,0 uji che-square dengan hasil nilai ρ = 0,003 lebih
kecil dari α = 0,05. Disimpulkan bahwa ada hubungan cari.

Kata Kunci : Caring, Kepuasan Pasien, Perawat.

PENDAHULUAN Pelayanan keperawatan prima adalah


Era globalisasi yang sedang dan akan pelayanan yang diberikan kepada pasien
kita hadapi dibidang kesehatan menimbulkan berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi
secercah harapan akan peluang (opportunity) kebutuhan dan keinginan pasien sehingga
meningkatkan pelayanan kesehatan. pasien dapat memperoleh kepuasan dan
Terbukanya pasar bebas memberikan akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan
pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik kepada rumah sakit (Ginting, 2006) dalam
pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan (Putri, 2016: 199). Pelayanan prima,
akhir adalah untuk meningkatkan pelayanan. sebagaimana tuntutan pelayanan yang
Tuntutan masyarakat akan pelayanan memuaskan pelanggan atau masyarakat,
kesehatan yang memadai semakin meningkat maka memiliki kualitas kompetensi yang
turut memberikan warna diera globalisasi dan profesional, dengan demikian kualitas
memacu rumah sakit untuk memberikan kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu
layanan terbaiknya agar tidak dimarginalkan aspek penting dan wajar dalam setiap
oleh masyarakat. transaksi.
Pelayanan kesehatan dapat tercapai Perubahan pelayanan kesehatan/
dengan baik bila seorang perawat keperawatan merupakan kesatuan dalam
memberikan pelayanan prima sesuai standar perkembangan dan perubahan keperawatan di
operasional prosedur sebagaimana diketahui Indonesia. Bahkan, menjadi hal aneh atau
pegawai sebagai role model, perawat tidak semestinya terjadi. Apabila masyarakat
merupakan bagian dari tenaga kesehatan umum dan lingkungannya terus-menerus
yang ada di lingkungan masyarakat. Tidak berubah, sedangkan keperawatan yang
hanya itu perawat bahkan dapat dijumpai merupakan bagian masyarakat tersebut tidak
sampai pelosok tanah air. Oleh karena itu berubah dalam menata kehidupan profesi
perawat hidup ditengah masyarakat haruslah keperawatan. Perubahan adalah cara perawat
menjadi panutan/contoh (role model) dalam mempertahankan diri sebagai profesi dan
berkehidupan di masyarakat. Karena perawat berperan aktif dalam menghadapi era global.
merupakan publik figure yang ada di tengah Mutu pelayanan keperawatan sangat
masyarakat Indonesia, maka semua perilaku mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan,
atau kebiasaan perawat akan menjadi contoh bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra
di masyarakat. Terlebih lagi kebiasaan dalam institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di
bidang kesehatan, misal perilaku hidup bersih mata masyarakat. Hal ini terjadi kerena
dan sehat, ini akan menjadi sorotan keperawatan merupakan kelompok profesi
masyarakat dalam (Putri, 2016). dengan jumlah terbanyak, paling depan dan
terdekat dengan penderitaan orang lain,

296
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
kesakitan, kesengsaraan, yang dialami 2. Data Sekunder
masyarakat. Salah satu indikator mutu Data Sekunder didapatkan dari
layanan keperawatan adalah kepuasan instansi terkait yaitu RSUD.BARRU.
pasien. Perilaku Caring perawat menjadi
jaminan apakah layanan perawat bermutu Pengolahan Data:
atau tidak pada rumah sakit tersebut. 1. Editing
Berdasarkan data indeks kepuasan Merupakan kegiatan untuk melakukan
masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah pengecekan isian formulir atau kuesioner
Barru pada Januari-April 2017 ke Mei-Agustus apakah jawaban yang ada di kuesioner
2017 mengalami penurunan nilai indeks. sudah.
Meskipun terdapat beberapa unsur yang 2. Coding
meningkat dari bulan januari-april ke mei- Coding merupakan kegiatan mengubah
agustus, namun tidak sedikit pula unsur yang data berbentuk huruf menjadi data
mengalami penurunan yang berpengaruh berbentuk angka/bilangan.
pada nilai indeks kepuasan masyarakat yakni 3. Processing
persyaratan pelayanan dari nilai 458 ke 453, Setelah semua kuesioner terisi penuh dan
kecepatan pelayanan dari 437 ke 442, benar, serta sudah melewati pengkodean,
keadilan mendapatkan pelayanan 473 ke 467 maka langkah selanjutnya adalah
dan kenyamanan lingkungan dari 455 ke 446. memproses data agar data yang sudah di-
Dari salah satu nilai yang menurun yaitu entry dapat dianalisis. Pemerosesan data
kecepatan pelayanan. Kecepatan pelayanan dilakukan dengan cara meng-entry data
salah satunya berkaitan dengan sikap perawat dari kuesioner ke paket program komputer.
dalam melayani pasien terutama kepedulian 4. Cleaning
perawat (caring). Cleaning (pembrsihan data) merupakan
Berdasarkan uraian data diatas, maka kegiatan pengecekan kembali data yang
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sudah di-entry apakah ada kesalahan atau
dengan judul, “Hubungan Caring Perawat tidak(Hastono, 2016: 8-9).
Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap
Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Barru”. Anlisis Data
1. Analisis Univariat
BAHAN DAN METODE Analisis univariat bertujuan untuk
Lokasi, Populasi, Sampel menjelaskan atau mendekskripsikan
Penlitain ini dilakukan di RSUD. Barru karakteristik setiap variabel penelitian
Tahun 2017. Populasi dalam penlitian ini (Notoatmodjo, 2012:182).
adalah seluruh kelas III pasien Interna dari 2. Analisis Bivariat
bulan Juli-September yang berjumlah 155. Analisis Bivariat adalah Analisis yang
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak dilakukan terhadap dua variabel yang
61 orang. diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoadmodjo S, 2012:183).
Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi HASIL PENELITIAN
a. Pasien yang hadir pada saat penelitian. 1. Analisis Univariat
b. Pasien yang bersedia menjadi Tabel 1 Karakteristik Responden di RSUD
responden. Barru (n: 61).
2. Kriteria Ekslusi Karakteristik n %
a. Pasien yang tidak bersedia menjadi Umur
responden. 15-25 Tahun 2 3,3
b. Pasien yang tidak hadir pada saat 26-35 Tahun 5 8,2
penelitian. 36-45 Tahun 7 11,5
46-55 Tahun 22 36,1
Pengumpulan Data > 55 Tahun 25 41,0
1. Data Primer Jenis Kelamin
Untuk memproleh data dilakukan Laki-laki 28 45,9
dengan cara menyebarkan kuesioner Perempuan 33 54,1
kepada responden dan melakukan Pendidikan Terakhir
observasi terhadap responden. Setiap SD 11 18,0
pernyataan dan poin observasi diberikan SMP 25 41,0
nilai dengan menggunakan Skala Likers SMA 12 19,7
dengan 4 dan 5 interval jawaban. D-III 11 18,0
S1 2 3,3

297
Berdasarkan Tabel 1 Karakteristik perawat terhadap tingkat kepuasan pasien
Responden di RSUD.Barru, diketahui di ruang rawat inap kelas III RSUD. Barru.
bahwa Kelompok Umur yang paling banyak Hasil penelitian ini sejalan dengan
yaitu umur >55 Tahun sebanyak 25 orang penelitian yang telah dilakukan oleh Ngura
(41,0%), Jenis Kelamin yang paling banyak Darmawan, (2016) tentang Hubungan
yaitu Perempuan sebanyak 33 orang Perilaku Caring Perawat Terhadap Tingkat
(54,1%), Pendidikan Terakhir yang paling Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD
banyak yaitu SMP sebanyak 25 orang Klungkung, dimana berdasakan hasil uji
(41,0%). Chi Squaredidapatkan hasil dengan nilai
ρ=0,003 < 0,05 yang menunjukkan terdapat
2. Analisa Bivariat hubungan yang bermakna antara caring
Tabel 2 Hubungan Caring Perawat dengan perawat dengan kepuasan pasien di ruang
Tingkat Kepuasan rawat inap RSUD. Klungkung.
Kepuasan Pasien Hasil penelitian ini didukung dari teori
Caring
Perawat
Puas Tidak Puas Total yang dikemukakan oleh Deffy (2009) dalam
n % n % Kusmiran (2015), bahwa caring merupakan
Baik 24 29,3 12 19,7 36 59,0 tindakan dengan sikap peduli kepada
Cukup 7 11,5 18 29,5 25 41,0 orang, menenangkan, memberikan
Total 31 50,8 30 49,2 61 100 perlindungan terhadap kerugian,
memelihara martabat orang lain. Perilaku
α = 0,05
caring dapat dinyatakan seagai suatu
ρ = 0,003 perasaan untuk memberikan keamanan,
berupa perilaku dan bekerja sesuai
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dari standar. Interaksi caring merupakan
61 orang responden didapatkan, 36 orang harapan dari penerima pelayanan kesehata
responden (59,0%) yang dalam kategori dalam proses perawatan. Teori ini juga
caring perawat yang baik, 24 orang dijelaskan oleh Watson (1979) dalm Putri
diantaranya (29,3%) dalam kategori (2016: 12) bahwa caring adalah manifestasi
kepuasan pasien puas, dan 12 orang dari perhatian orang lain, menghormati
responden (19,7%) dalam kategori harga diri dam kemanusiaan, komitmen
kepuasan pasien tidak puas. Sedangkan untuk mencegah terjadinyasesuatu yang
dari total 25 orang respoden (41,0%) yang buruk, cinta dan ikatan, selalu bersama,
dalam kategori caring perawat cukup, 7 empati, penghargaan dan menyenangkan.
orang (11,5%) diantaranya dalam kategori Berdasarkan uaraian di atas peneliti
kepuasan pasien puas, dan 18 orang berasumsi bahwa caring perawat sangat
responden (29,5%) dalam kategori berpengaruh pada tingkat kepuasan
kepuasan pasien tidak puas. pasien, dimana dalam pemberian asuhan
Dari hasi uji statistic Chi Square, keperawatannya perwat merupakan
diketahui bahwa nilai ρ = 0,003 dimana kegiatan transaksional antara panggilan
yang artinya ρ < α (0,05), maka kebutuhan dari pasien dengan respon
disimpulkan bahwa terdapat hubungan perawat.
antara caring perawat dengan tingkat
kepuasan pasien di ruang rawat inap kelas KESIMPULAN
III RSUD. Barru. 1. Secara umum terdapat Hubungan Caring
Perawat dengan Tinkat Kepuasan Pasien
PEMBAHASAN di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD.
1. Hubungan Caring Perawat dengan Tingkat Barru.
Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap 2. Dapat diketahui Caring Perawat di Rawat
Kelas III RSUD. Barru. Inap Kelas III RSUD Barru.
Berdasarkan hasil penelitian yang 3. Dapat diketahui tingkat kepuasan pasien di
telah dilakukan oleh peneliti di ruang rawat Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Barru.
inap kelas III RSUD. Barru, dan dari
pengolahan data yang telah dilakukan oleh SARAN
peneliti dengan menggunakan uji Chi 1. Bagi pelayanan kesehatan dapat dijadikan
Square, sehingga diperoleh nilai ρ = 0,003, sebagai suatu masukan serta untuk dapat
yang berarti ρ < α (0,05) sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 berperilaku caring terhadap pasien di
ditolak dengan interpretasi menunjukkan RSUD. Barru.
bahwa ada hubungan antara caring

298
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan khusunya bagi mahasiswa keperawatan.
bahan bacaan dan menambah wawasan

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, N, K, 2013. HubunganCaring PerawatTerhadap Tingkat KepuasanPasienRuangRawatInap di RSUD


Kulungkung.JurnalDuniaKesehatan.

Hastono, Sutanto, Priyo. 2016. Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Ilkafah & Harniah 2017.Perilaku Caring PerawatDenganKepuasanPasien di RuangRawatInap Private Care


Centre RSUP DR WahidinSudirohusodo Makassar. Makassar:UniversitasHasanuddin. Volume: 8

Kusmiran, Eny. 2015. Soft Skills Caring dalam pelayanan keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Notoatmodjo, soekidjo. 2014. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: PT RinekaCipta.

Putri, Astuti, Ardi. 2016. StrategiBudayaKarakter Caring of Nursing.Bogor: IN MEDIA.

299

Anda mungkin juga menyukai