Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PERAWAT


DENGAN KUALITAS PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT RUANG
RAWAT INAP INSTALASI RAJAWALI RSUP DR. KARIADI

Nopi Reknasari1, Nurjazuli1, Mursid Raharjo1


1
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Latar belakang : Instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi merupakan instalasi yang
memberikan pelayan rawat inap yang menghasilkan limbah medis padat pada
tahun 2017 sebesar 79.483, 05 kg sedangkan pada tahun 2018 sebesar
81.420,59 kg. Perawat belum mengetahui beberapa fungsi dan simbol limbah
medis padat. Perawat berperan dalam mewujudkan kualitas pengelolaan limbah
medis padat rumah sakit yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan pengetahuan, sikap dan praktik perawat dengan kualitas pengelolaan
limbah medis padat.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat
observasional yang dilakukan pada ruang rawat inap instalasi Rajawali RSUP Dr.
Kariadi. Populasi penelitian ini terdiri dari 277 perawat yang bekerja di instalasi
Rajawali. Sampel penelitian berjumlah 72 orang yang diambil dengan teknik
purposive sampling.
Hasil : Analisis hubungan antara variabel pengetahuan perawat dan kualitas
pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,011.
Variabel sikap perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki
nilai signifikansi p value=0,524. Sedangkan untuk variabel praktik perawat
dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p
value=0,059 .
Simpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan kualitas
pengelolaan limbah medis padat.
Kata kunci : Limbah medis padat, Perilaku, Kualitas, instalasi Rajawali Kariadi

ABSTRACT
Title : Relationship of Knowledge, Attitude and Nursing Practices Wwth The
Quality of Medical Waste Management Solid Space In Rajawali Installation
RSUP Dr. Kariadi

Background: Rajawali installation RSUP Dr. Kariadi is an installation that


provides hospitalized waiters who produce solid medical waste in 2017 amount to
79,483,50 kg while in 2018 amount to 81,420.59 kg. The nurse does not yet
know some of the functions and symbols of solid medical waste. Nurses play a
role in realizing the quality of good hospital solid medical waste management.
The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge,
attitudes and practices of nurses with the quality of management of solid medical
waste.
Method: This study used a cross-sectional design and was observational in the
inpatient room of the Rajawali installation of RSUP Dr. Kariadi. The population of
this study consisted of 277 nurses working in the Rajawali installation. The
research sample amounted to 72 people taken by purposive sampling technique.

87
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Results: Analysis of the relationship between variable knowledge of nurses and


the quality of management of solid medical waste has a significance value of p
value = 0.011. The variable attitude of nurses with the quality of management of
solid medical waste has a significance value of p value = 0.524. Whereas the
nurse practice variable with the quality of management of solid medical waste
has a significance value of p value = 0.059.
Conclusion: There is a relationship between nurses' knowledge and the quality
of management of solid medical waste.

Keywords: Solid medical waste, Behavior, Quality, Rajawali installation of


Kariadi

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan pengelolaan limbah rumah sakit


manusia seperti rumah sakit adalah sebagai upaya meningkatkan
suatu instansi yang memberikan pengendalian infeksi maupun dalam
fasilitas pelayanan rawat inap dan menangani pengolahan limbah juga
mampu menghasilkan limbah medis harus didukung dengan
padat baik yang bersifat infeksius pengetahuan Petugas Pengelola
dan tidak infeksius dari kegiatan Limbah (PPL), tenaga kesehatan
perawatan.(1)(2)(3)(4) Secara nasional seperti dokter, perawat, analis
dari 1.523 rumah sakit di Indonesia kesehatan dan bidan juga meliliki
memproduksi limbah padat 376.089 peran dan upaya pengelolaan
ton/hari dan limbah cair 48.985,70 limbah.(8)(9)(10)(11)
ton/hari.(5) Sedangkan untuk Kota Survei pendahuluan yang
Semarang perkiraan total timbulan dilaksanakan pada bulan November
limbah bahan berbahaya dan 2018 di RSUP Dr. Kariadi
beracun rumah sakit tipe A, B, C dan Semarang, diperoleh data limbah
D sebanyak 105.220,00 kg/bulan. medis padat di ruang rawat inap
Berdasarkan data WHO yang Instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi
termasuk limbah medis hasil fasilitas Semarang pada tahun 2017 total
pelayanan kesehatan antara lain limbah medis padat yang dihasilkan
limbah infeksius (15% hingga 25% sebesar 79.483, 05 kg sedangkan
dari total limbah layanan kesehatan) pada tahun 2018 sebesar 81.420,59
di antaranya adalah limbah benda kg dan data kunjungan rawat inap
tajam (1%), limbah patologi (1%), pada bulan Januari-September 2018
limbah kimia atau farmasi (3%), dan di Instalasi Rajawali sebanyak 9.453
limbah radioaktif dan sitotoksik atau kunjungan. Maka dari itu dapat
termometer rusak (kurang dari disimpulkan bahwa kegiatan
1%).(6) Limbah medis selanjutnya perawatan di instalasi Rajawali
dikelola dengan baik dan benar RSUP Kariadi Semarang dapat
sesuai apabila tidak dilakukan menghasilkan limbah medis padat,
dengan baik maka dapat beresiko sehingga perlu pengelolaan yang
menimbulkan penularan penyakit baik dan benar agar tidak
atau yang lebih sering dikenal menimbulkan masalah kesehatan.
dengan infeksi nosokomial.(7) Berdasarkan hal tersebut,
Upaya penanggulangan penelitian ini bertujuan untuk
penyebaran penyakit nosokomial mengetahui Hubungan
yang dilakukan rumah sakit berupa Pengetahuan, Sikap dan Praktik

88
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Perawat dengan Kualitas menggunakan kuisioner dan


Pengelolaan Limbah Medis Padat pengamatan menggunakan lembar
Ruang Rawat Inap Instalasi Rajawali observasi. Kuisioner digunakan
RSUP Dr. Kariadi. untuk mengukur variabel bebas yaitu
pengetahuan, sikap dan praktik
METODE perawat. Sedangkan lembar
Penelitian ini merupakan observasi untuk mengukur variabel
penelitian deskriptif kuantitatif terikat yaitu kualitas pengelolaan
dengan desain cross sectional dan limbah. Analisis data menggunakan
bersifat observasional. Populasi program SPSS IBM 23 terdiri dari
perawat yang ada di instalasi analisis univariat untuk mengetahui
Rajawali RSUP Dr. Kariadi sebararan data dengan
berjumlah 277 orang dengan sampel menggunakan distribusi frekuensi
penelitian sebanyak 72 perawat. dan analisis bivariat dengan
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan uji Rank Spearman
cara purposive sampling. untuk mengetahui hubungan antar
Pengumpulan data dengan variabel.
melakukan wawancara

HASIL dan PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil wawancara RSUP Dr. Kariadi maka diperoleh
dengan 72 perawat yang bekerja di hasil seperti pada tabel 1 :
ruang rawat inap instalasi Rajawali

Tabel 1. Karakteristik Responden


Karakteristik f % Min Max Rata-rata±SD
Responden
Umur (tahun) 23 58 30,44 ± 6,476
≥21 10 13,9
26-45 59 81,9
˃45 3 4,2
Jenis Kelamin
Perempuan 50 69,4
Laki-laki 22 30,6
Masa Kerja (tahun) 1 27 6,79±5,990
<6 38 52,8
6-10 23 31,9
>10 11 15,3
Tingkat Pendidikan
D3 47 65,3
D4/S1/Ners 24 33,3
S2 1 1,4
Status Kepegawaian
PNS 26 36,1
Non PNS/BLU 46 63,9
Dari 72 perawat diperoleh ±6,476 tahun dan termasuk dalam
hasil bahwa sebanyak 59 perawat usia produktif sesorang sehingga
berusia 26 sampai 45 tahun dengan lebih tanggap dalam melayani
rerata umur perawat yaitu 30,44 pasien. Sebanyak 50 orang (69,4%)

89
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berjenis kelamin perempuan. maupun S2 akan mempunyai tingkat


Perawat perempuan lebih banyak profesionalitas dalam bekerja yang
daripada perawat laki-laki karena berbeda juga. Semakin tinggi tingkat
perawat perempuan lebih dapat pendidikan perawat maka perilaku
berkomunikasi dengan baik kepada penanganan limbah medis poleh
pasien. Sebanyak 38 (52,8%) perawat juga akan semakin baik.(13)
perawat bekerja kurang dari 6 tahun. Sedangkan untuk status
Rerata masa kerja perawat 6,79 kepegawaian perawat yang
±5,99 tahun dan masa kerja paling tergolong non PNS atau BLU
lama yaitu 27 tahun. Masa kerja sebanyak 46 orang (63,9%).
akan menambah pengalaman serta Berdasarkan hasil kegiatan
keterampilan dari perawat dalam wawancara menggunakan kuisoner
bekerja.(12) Semakin lama masa dengan 72 perawat yang bekerja di
kerja perawat maka kualitas kerja ruang rawat inap instalasi Rajawali
perawat juga semakin baik. diperoleh hasil distribusi frekuensi
Sebanyak 47 orang (65,3%) pengetahuan, sikap, praktik dan
berlatarbelakang pendidikan D3. kualitas pengelolaan limbah medis
Tingkat pendidikan perawat yang padat, digambarkan pada tabel 2:
berbeda-beda baik D3, S1/Ners
No Hubungan antar Variabel rs p value Keterangan
1 Pengetahuan dengan 0,298 0,011 Signifikan
TabelKualitas
2. Distribusi FrekuensiLimbah
Pengelolaan Pengetahuan, Sikap, Praktik Perawat dan Kualitas
Pengelolaan Limbah
Medis Padat Medis Padat Ruang Rawat Inap Instalasi Rajawali RSUP
Dr.
2 Kariadi
Sikap dengan Kualitas 0,076 0,524 Tidak Signifikan
Variabel
Pengelolaan Limbah MedisKategori f %
Pengetahuan
Padat Baik 68 94,4
3 Praktik dengan KualitasCukup Baik
0,224 40,059 5,6
Tidak Signifikan
SikapPengelolaan Limbah MedisBaik 66 91,7
Cukup Baik 6 8,3
Praktik Baik 71 98,6
Cukup Baik 1 1,4
Kualits Pengelolaan Limbah Baik 65 90,3
Medis Padat Cukup Baik 7 9,7

Analisis hubungan menggunakan uji pengelolaan limbah medis padat


rank spearman (rs) yang dilakukan seperti pada tabel 3:
terhadap variabel bebas meliputi
pengetahuan, sikap, praktik perawat
dengan variabel terikat yaitu kualitas
Tabel 3. Hubungan antar Pengetahuan, Sikap dan Praktik Perawat dengan
Kualitas Pengelolaan Limbah Medis Padat

90
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Padat

Dari 72 perawat yang atau memahami suatu objek yang


memiliki pengetahuan baik sebanyak diperoleh dari proses melihat dan
68 orang (94,4%) dari 72 perawat. mendengarkan untuk dikembangkan
Namun masih terdapat 4 perawat menjadi suatu bentuk praktik.(10)(11)
(5,6%) yang memiliki pengetahuan Pengetahuan seseorang dipengaruhi
degan kategori cukup baik karena oleh beberapa faktor baik secara
masih terdapat perawat yang belum internal maupun eksternal. Faktor
mengetahui tentang simbol limbah dari dalam diri individu sendiri
medis, ketentuan syarat pengikatan meliputi umur, motivasi dan
kantong platik limbah medis dan non pendidikan. Faktor yang berasal dari
medis serta belum tahu cara yang luar diri individu meliputi sosial
benar ketika membuang jarum suntik budaya, lingkungan dan pengaruh
bekas. Berdasarkan uji korelasi media massa.(10)
spearman diperoleh nilai signifikansi Dalam penelitian ini untuk
p value yaitu 0,011 dan Ho ditolak. mengukur pengetahuan perawat
Nilai koefisien korelasi sebesar meliputi pengetahuan tentang
0,298 dan bernilai positif. Sehingga pengelolaan limbah terutama
dapat disimpulkan bahwa terdapat pemilahan ddan pewadahan limbah
hubungan antara pengetahuan medis padat, jenis limbah medis
perawat dengan kualitas padat rumah sakit, simbol limbah
pengelolaan limbah medis padat medis, fungsi safety box, serta
dengan kekuatan hubungan cukup pengetahuan tentang APD.
kuat dan arah hubungan positif Pengetahuan erat kaitannya dengan
berarti jika pengetahuan perawat tingkat pendidikan perawat dimana
baik maka kualitas pengelolaan perawat berlatarbelakang pendidikan
limbah medis padat juga semakin D3 dan S1/Ners sehingga dalam
baik. pendidikan formal perawat telah
Hasil penelitian lain juga memperoleh ilmu pengetahuan yang
menyatakan bahwa terdapat baik sehingga mendukung
hubungan yang kuat dan positif terwujudnya kualitas pengelolaan
antara tingkat pengetahuan dengan limbah medis padat yang baik pula.
perilaku perawat dalam Perawat yang memiliki sikap
pembuangan sampah medis di dengan kategori baik sebanyak 66
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah orang (91,7%) dan sebanyak 6
Yogyakarta dengan nilai Signifikan orang (8,3%) meliliki sikap cukup
(ρ) yaitu 0,002 atau nilai ρ baik terhadap pengelolaan limbah
value<0,05.(7) Penelitian yang medis padat ruang rawat inap. Hal
dilakukan oleh Lailatul Fahriyah ini dikarenakan, masih terdapat
yang menyatakan bahwa terdapat perawat yang melakukan recapping
hubungan yang sangat signifikan jarum suntik dan tidak memakai APD
antara pengetahuan dengan perilaku saat melakukan perawatan.
perawat dalam pemilahan dan Berdasarkan uji korelasi spearman
pewadahan limbah medis padat di diperoleh nilai signifikansi p value
RSUD dr. H. Soemarno yaitu 0,524 dan Ho diterima. Nilai
Sosroatmodjo Kuala Kapuas nilai p koefisien korelasi sebesar 0,079 dan
value yaitu 0,000 <0,05.(9) bernilai positif. Sehingga dapat
Pengetahuan sesorang disimpulkan bahwa tidak terdapat
didefinisikan apabila seseorang tahu hubungan antara sikap perawat

91
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan kualitas pengelolaan limbah Khairunnisa mengenai Hubungan


medis padat dengan kekuatan Pengetahuan, Sikap dan
hubungan sangat lemah dan arah Ketersediaan Fasilitas dengan
hubungan positif. Praktik Petugas Pengumpul Limbah
Sikap perawat termasuk Medis di Rumah Sakit Umum Cut
dalam kategori baik. Namun, masih Meutia Kabupaten Aceh Utara yang
terdapat perawat yang melakukan menunjukkan hasil bahwa dari uji chi
recapping jarum suntik pahadal hal square diperoleh nilai p value
itu sudah dilarang dalam peraturan sebesar 0,569 yaitu menunjukkan
kesehatan lingkungn rumah sakit bahwa tidak terdapat hubungan
nomor 1204 tahun 2004. Masih antara sikap dengan praktik petugas
terdapat perawat yang tidak setuju pengumpul limbah medis.(14)
menggunakan APD dengan alasan Sikap seseorang meliputi
tergantung kondisi dan jenis adanya proses menerima
kegiatan perawatan yang dilakukan. rangsangan atau stimulus,
Misalkan hanya memeriksa kondisi menanggapi pertanyaan dengan
pasien saja maka perawat tidak cara memberikan pendapat, menilai
memakai APD. dengan positif objek yang diketahui
Penelitian yang dilakukan dan bertanggung jawab atas resiko
oleh Annisa Fitri Maharani tentang yang muncul. Sikap seseorang
Pengetahuan dan Sikap Tenaga dipengaruhi oleh beberapa faktor
Kesehatan terhadap Pengelolaan meliputi pendidikan, media massa,
Limbah Medis Padat pada Salah kejiwaan, emosi, pengalaman
Satu Rumah Sakit di Kota Bandung pribadi serta lembaga pendidikan
(10)
menunjukkan hasil bahwa nilai p maupun agama. Sikap
value yaitu 0,3 dan dapat merupakan bentuk dari respon
disimpulkan bahwa antara sikap tertutup yang hanya terbatas pada
dengan pengelolaan limbah medis emosi, rasa percaya, perasaan,
padat oleh tenaga kesehatan baik keyakinan dan pendapat dari
dokter dan non dokter tidak terdapat individu atau dikenal sebagai
hubungan.(8) Hasil penelitian ini juga syndrome of response consistency
sejalan dengan penelitian yang with regard to object.(15)
dilakukan oleh Elfrida dan Cut
Sikap perawat yang masih masih terdapat (1,4%) kategori
melakukan recapping jarum suntik praktik cukup baik dalam
dikarenakan ada anggapan apabila pengelolaan limbah medis padat
tidak di recapping akan ruang rawat inap terutama dalam
menimbulkan resiko tertusuk. pemilahan dan pewadahan limbah.
Padahal hal tersebut sudah dilarang Hal ini dikarenakan, masih terdapat
dalam Kepmenkes nomor 1204 perawat yang melakukan recapping
tahun 2004. Sehingga perawat harus jarum suntik padahal kegiatan sudah
merancang suatu alternatif dalam dilarang dalam peraturan kesehatan
pengelolaan limbah jarum suntik lingkungan rumah sakit dan tidak
seta memberikan edukasi dan memakai APD. Berdasarkan uji
pelatihan kepada mengenai korelasi spearman diperoleh nilai
pengelolaan jarum suntik dengan signifikansi p value sebesar 0,059.
cara yang benar. Nilai koefisien korelasi sebesar
Perawat yang memiliki 0,224 dan bernilai positif. Sehingga
praktik dengan kategori baik dapat disimpulkan bahwa tidak
sebanyak 71 orang (98,6%) namun terdapat hubungan antara sikap

92
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

perawat dengan kualitas Praktik perawat dalam


pengelolaan limbah medis padat pengelolaan limbah medis padat
dengan kekuatan hubungan sangat terutama dalam membantu untuk
lemah dan arah hubungan positif. mengganti dan mengikat kantong
Hal ini dikarenakan masih terdapat plastik limbah jika sudah terisi 2/3
kegiatan melapisi dan mengganti penuh masih rendah karena sudaj
kantong plastik yang digunakan ada pembagian tugas bahwa
untuk melapisi tempat sampah kegiatan tersebut sudah dilakukan
sudah dilakukan oleh cleaning oleh petugas kebersihan. Sehingga,
service, serta kegiatan mengikat proses pengikatan dan mengganti
kantong limbah juga dilakukan oleh kantong plastik limbah hanya
cleaning service. dilakukan sesuai dengan shift kerja
Hasil penelitian hubungan petugas kebersihan sehingga masih
ketersediaan dengan perilaku ditemukan tempat sampah dengan
petugas kesehatan menunjukkan kondisi penh dengan limbah dan
terdapat hubungan dengan nilai berbau tidak sedap. Namun, demi
p=0,018 (p<0,05). Semakin baik mewujudkan kualitas pengelolaan
ketersediaan fasilitas maka perilaku limbah yang baik maka perawat juga
petugas kesehatan dalam memiliki peran dalam hal tersebut.
penanganan limbah medis juga akan
semakin baik dengan ditunjukkan KESIMPULAN
nilai korelasi dengan arah positif Rerata umur 72 perawat
sebesar 0,327.(13) Sejalan dengan yaitu 30,44 ±6,476 tahun dan
penelitian yang dilakukan oleh sebanyak 50 orang (69,4%) berjenis
Elfrida bahwa praktik petugas tidak kelamin perempuan. Sebanyak 38
memiliki hubungan dengan (52,8%) perawat bekerja kurang dari
ketersediaan fasilitas pengumpul 6 tahun. Rerata masa kerja perawat
limbah dengan ditunjukkan dengan 6,79 ±5,99 tahun. Sebanyak 47
nilai p value 0,225.(14) Penelitian orang (65,3%) berlatarbelakang
yang dilakukan oleh Risma juga pendidikan D3. Sedangkan untuk
menunjukkan bahwa antara praktik status kepegawaian perawat yang
perawat dengan ketersediaan tergolong non PNS atau BLU
fasilitas dalam penyimpanan dan sebanyak 46 orang (63,9%).
pengumpulan sampah medis di Terdapat hubungan antara
rumah sakit X Kudus tidak terdapat pengetahuan perawat denga kualitas
hubungan karena skor yang pengelolaan limbah medis padat
diperoleh cenderung homogen.(16) ruang inap instalasi Rajawali dengan
Praktik merupakan tindakan nilai p value sebesar 0,011 (p
nyata dari seseorang yang value<α) dengan nilai koefisien
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan korelasi sebesar 0,298 dan memiliki
dan sikap individu untuk melakukan arah hubungan yang positif.
tindakan nyata.(10)(11)

DAFTAR PUSTAKA Indonesia Nomor : P.56/Menlhk-


1. Undang-Undang Republik Setjen/2015 Tentang Tata Cara
Indonesia Nomor 44 Tahun dan Persyaratan Teknis
2009 Tentang Rumah Sakit. Pengelolaan Limbah Bahan
2009. Berbahaya dan Beracun dari
2. Peraturan Menteri Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Hidup dan Kehutanan Republik 2015.

93
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

3. Peraturan Menteri Kesehatan Masy Indones. 2015;3(3):94–9.


Republik Indonesia Nomor 10. Notoatmodjo S. Promosi
340/Menkes/Per/III/2010 Kesehatan: Teori dan Aplikasi.
tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
2010. 11. . Promosi
4. Satrianegara M. Pendekatan Kesehatan Dan Perilaku
Analisis Manajemen Kebijakan Kesehatan. Rineka Cipta; 2014.
dalam Pengelolaan Limbah 12. Budiono A, Bunga R. Higiene
Rumah Sakit. Higiene. Perusahaan Ergonomi
2016;2(2):62–6. (Hiperkes) dan Kesehatan dan
5. Department of Protection of the Keselamatan Kerja. Semarang:
Human Environment Water Badan Penerbit Univesitas
Sanitation and Health. Safe Diponegoro; 2008.
Health-Care Waste 13. Maironah, Subari D, Mariani,
Management [Internet]. WHO, Noor E. Perilaku Petugas
editor. Geneva: WHO; 2004. 3– Kesehatan dalam Penanganan
4 p. Limbah Medis di Rumah Sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Umum Daerah Ulin
Republik Indonesia Nomor 27 Banjarmasin. EnviroScienteae.
Tahun 2017 Tentang Pedoman 2011;7(2):93–102.
Pencegahan dan Pengendalian 14. Purba ES, Khairunnisa C.
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Hubungan Pengetahuan, Sikap
Kesehatan. 2017. dan Ketersediaan Fasilitas
7. Sudiharti, Solikhah. Hubungan dengan Praktik Petugas
Pengetahuan dan Sikap dengan Pengumpul Limbah Medis di
Perilaku Perawat dalam Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Pembuangan Sampah Medis di Kabupaten Aceh Utara Tahun
Rumah Sakit PKU 2015. Averrous. 2015;1(2):23–
Muhammadiyah Yogyakarta. J 37.
Kesehat Masy. 1978;6(1):49– 15. Cahyo K, Widjanarko B.
59. Perencanaan Dan Evaluasi
8. Maharani AF, Afriandi I, Promosi Kesehatan Masyarakat.
Nurhayati T. Pengetahuan dan Ad-Mediakreatif; 2016.
Sikap Tenaga Kesehatan 16. Yulianti RD, Darundiati YH,
Terhadap Pengelolaan Limbah Dangiran HL. The Assosiation
Medis Padat pada Salah Satu between The Level of
Rumah Sakit di Kota Bandung. J Knowledge, Attitudes, and
Sist Kesehat. 2017;3(2):84–9. Availability of Facilities with The
Practice of Nurses and Cleaning
Services Hospitalization Unit In
9. Fahriyah L, Husaini N. Medical Waste Management X
Pengetahuan dan Sikap Dengan Kudus Hospital. J Kesehat
Perilaku Perawat Dalam Masyarakat. 2017;5(5):850-9.
Pemilahan dan Pewadahan
Limbah Medis Padat. J Kesehat

94
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 7, Nomor 3, Juli 2019 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

95

Anda mungkin juga menyukai