Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Nuraini

NIM : A2A022171

Tugas Biostatistik

 Penjelasan : (Riset Kesehatan et al., 2017)


ALOS adalah rata-rata lama dirawat seorang pasien. Indikator ini
memeberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan. Berikut adalah perhitungan nilai ALOS dari triwulan I – triwulan IV tahun
2021 di RSU Anna Medika Madura. Nilai ALOS pada Tahun 2021 di Triwulan I =
3,51 , Triwulan II = 3,78 , Triwulan III = 3,47 dan Triwulan IV = 3,40 tidak
mengalami perubahan atau stabil yaitu 3 hari.
 Komentar :
Jika ditinjau dari aspek medis, semakin lama angka ALOS maka bisa
menunjukkan kinerja kulitas medis yang kurang baik karena pasien harus dirawat
lebih lama (lama sembuhnya). Sedangkan jika ditinjau dari aspek ekonomi, semakin
lama nilai ALOS maka semakin tinggi pula pembiayaan nantinya yang harus
dikeluarkan atau di bayar oleh seorang pasien kepada pihak rumah sakit tersebut.
Maka dengan itu perlu adanya keseimbangan antara sudut pandang medis dan
ekonomi untuk menentukan nilai ALOS agar pelayanan yang di berikan kepada
pasien serta pendapatan yang diterima oleh pihak rumah sakit bisa seimbang. Maka
nilai ideal ALOS yaitu antara 6 – 9 hari.
Jadi nilai ALOS yang semakin kecil maka semakin baik dengan
memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien, namun jika ditinjau
dari segi ekonomi hal ini menyebabkan rendahnya pendapatan yang di terima oleh
pihak rumah sakit. Namun jika semakin tinggi atau semakin lama nilai ALOSnya
sampai melebihi nilai ideal maka menunjukan bahwasanya kinerja kualitas medis di
rumah sakit tersebut yang kurang baik sehingga mengakibatkan lama sembuhnya
 Penjelasan : (Riset Kesehatan et al., 2017)
BTO/BOR adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Berikut adalah
perhitungan nilai BTO dari triwulan I – triwulan IV tahun 2021 di RSU Anna Medika
Madura. Dapat di hitung sesuai data tabel nilai BTO pada Triwulan I adalah 7,45 kali,
Triwulan II adalah 6,23 kali dan Triwulan III adalah 5,54 kali sedangkan pada
Triwulan IV adalah 14,42 kali.

 Komentar :
Nilai BTO pada Triwulan I sampai Triwulan III mengalami penurunan
dikarenakan sedikitnya pasien yang melakukan pengobatan terhadap RSU Anna
Medika Madura yang disebabkan oleh kurangnya mutu pelayanan yang kurang
maksimal serta adanya pandemi COVID-19, tetapi berbeda dengan Triiwulan IV telah
mengalami kenaikan dikarenakan rendahnya kasus COVID-19 sehingga mulai banyak
pasien yang melakukan pengobatan terhadap RSU Anna Meduka Madura , namun
meskipun sudah mengalami kenaikan jika dilihat dalam standart Kemenkes RI(2005)
belum termasuk nilai ideal.
Jadi mutu pelayanan di suatu rumah sakit sangatlah berpengaruh terhadap nilai
BTO , semakin baik mutu pelayanannya maka makin banyak pasien yang akan
melakukan pengobatan di karenakan adanya kepuasan begitupun sebaliknya jika mutu
pelayanannya kurang maksimal maka pasien yang melakukan pengobatan akan
rendah dikarenakan kurang puasnya pasien. Serta rendahnya nilai BTO akan
mempengaruhi pendapatan rumah sakit yang semakin rendah namun jika nilai BTO
lebih tinggi atau melebihi nilai ideal maka dapat mengakibatkan kemungkinan
terjadinya infeksi terhadap pasien dikarenakan belum dibersihkannya tempat tidur dan
pada akhirnya kurang puasnya pasien terhadap pelayanan yang dilakukan oleh rumah
sakit.
 Penjelasan : (Setiyabudi, 2016)
Pada unit HD rumah sakit A diperoleh 11 titik sampel, pada unit HD rumah
sakit B diperoleh 5 titik sampel. Pada setiap sampel dilakukan pemeriksaan secara
mikrobiologis dengan cara dilakukan penanaman pada agar R2A, dilakukan hitung
koloni bakteri. Penelitian dilakukan secara makroskopis, mikroskopis, dan uji
biokimia. Pengamatan secara makroskopis dilakukan terhadap pertumbuhan koloni
bakteri pada agar R2A, pengamatan secara mikroskopis dan uji biokimia di lakukan
dengan isolasi bakteri.
 Komentar :
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkam bahwa kualitas air RO pada sarana
pelayanan HD di Kota Bandung masih perlu ditingkatkan. Kualitas air RO pada unit
HD di rumah sakit A perlu segera diperbaiki sebagai bagian dari keselamatan pasien
(patient safety rumah sakit B sudah baik dan diupayakan untuk mempertahankan
kualitas air RO yang sudah baik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air RO secara mikrobiologi
 Penjelasan : (Setiyabudi, 2016)
Dari jurnal mengemukakan bahwa penyajian data bermanfaat sebagai
informasi dan menyajikan data bisa dalam berbagai bentuk (tekstuler, tabuler dan
gambar/grafik), tergantung dari jenis data dan skala pengukurannya. Untuk
mendapatkan penyajian data yang benar, memerlukan pengolahan data terlebih
dahulu. Seharusnya untuk data kematian bayi skalanya diberi keterangan per 1000
kelahiran hidup (per 1000 KH).
 Komentar :
Jika ingin melakukan perbandingan, menunjukkan hubungan, melihat
perkembangan dalam suatu data, grafik bisa membantu kita agar para pembaca bisa
melihat dan mengerti atas apa yang kita sampaikan. Grafik merupakan salah satu
bentuk penyajian data yang bermanfaat untuk menyampaikan data dengan lebih
mudah dicerna, lebih jelas dan lebih menarik tentang sebuah data. Sebuah gambar
setara dengan ribuan kata-kata, itulah kesan sebuah grafik yang menampilkan data
dengan baik.
 Penjelasan : (Vidya Anggraini et al., n.d.)
Hasil uji chi-square menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pelayanan
kesehatan di tempat bersalin dengan pilihan tempat bersalin (p Value = 0.443; =
0.05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap
penting mendapatkan fasilitas kesehatan yang berkualitas di tempat bersalin, yakni
sebanyak 64 orang (51%) dan hanya sebanyak 1 orang (1%) yang menganggap faktor
fasilitas kesehatan di tempat bersalin sangat tidak penting dalam pemilihan tempat
bersalin. Selain itu, sebagian besar respoden lebih memilih fasilitas konsultasi
tambahan sebagai fasilitas kesehatan yang dipertimbangkan dalam pilihan tempat
bersalin, yaitu sebanyak 39 orang (31%).
 Komentar:
Dari 125 responden didapatkan bahwa 57 orang memilih rumah sakit sebagai
pilihan tempat bersalin, baik Rumah Sakit Ibu dan Anak, Rumah Sakit Anak dan
Bersalin, Rumah Sakit Bersalin, ataupun Rumah Sakit Umum dan 68 orang yang
memilih non rumah sakit, baik klinik bersalin, puskesmas, ataupun bersalin di rumah
dengan bidan. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan beberapa faktor yang
mempengaruhi Ibu memilih tempat bersalin dengan pemilihan tempat bersalin, yaitu
fasilitas kesehatan di tempat bersalin. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan
pemilihan tempat bersalin diantaranya jarak tempat bersalin dengan rumah. Hal ini
disebabkan Ibu tidak terlalu mempermasalahkan jarak karena saat ini kendaraan
umum sudah banyak tersedia dan mudah didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan, J., Yogo Waskito, D., & Kresnowati, L. (2017). PEMETAAN SEBARAN SEPULUH BESAR
PENYAKIT DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI BERBASIS SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS. Jurnal Riset Kesehatan, 6(2), 7–16.
http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jrk

Setiyabudi, R. (2016). IDENTIFIKASI KESALAHAN PENYAJIAN DATA PADA PROFIL KESEHATAN


KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA. In MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan (Vol.
14).
Vidya Anggraini, N., Apriyanti, E., Nia Agustian, A., Fathmanda, M., Keperawatan Fatmawati, A., PPNI
Jawa Barat, Stik., & Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, U. (n.d.). Pelayanan dan fasilitas
kesehatan, biaya persalinan, dan kebijakan di tempat bersalin mempengaruhi ibu dalam memilih
tempat bersalin di Kelurahan Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Depok Kontak. Journal of Health,
Education and Literacy (J-Healt. https://doi.org/10.15294/kemas.v14i3.1562

Link jurnal:
https://journals.ums.ac.id/index.php/biomedika/article/download/250/218
https://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/download/1617/2118
https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/article/download/607/340/

Anda mungkin juga menyukai