Disusun Oleh:
DINI ARFIANI
201410201023
PENDAHULUAN
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh
karena itu rumah sakit harus bisa memberikan pelayanan yang efektif dan
tanpa tinggal di ruang rawat inap (Wikipedia, 2011). Tujuan dari pelayanan
pelayanan rawat jalan adalah waktu yang diperlukan mulai dari pasien
mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan sampai dipanggil untuk
pasien. Dalam segi konteks waktu tunggu merupakan masalah yang sering di
alami oleh pasien. Masalah waktu tunggu ini sering luput dari perhatian pihak
manajemen rumah sakit. Rumah sakit yang mengabaikan waktu tunggu pasien
pasien. Salah satu komponen yang menyebabkan pasien tidak puas terhadap
pelayanan kesehatan adalah waktu tunggu pelayanan yang lama () Dewasa ini
sering di jumpai waktu tunggu pelayanan yang lama di suatu instansi rumah
sakit. Syarat pelayanan yang baik menurut Azwar, 2010 adalah tersedia di
jangkau dan bermutu sehingga dapat menimbulkan perasaan puas pada pasien
melalui pengalaman masa lampau, komentar dari kerabat serta janji dan
informasi dari berbagai media. Pelanggan yang merasa puas akan lebih setia ,
kurang sensitive terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien antar lain perilaku
petugas, kualitas informasi yang diterima, waktu tunggu, dan fasilitas umum
suatu rumah sakit akan berdampak pada banyak sedikitnya jumlah pasien yang
vairabel yang lebih dominn berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat jalan
yaitu lama waktu tunggu dan kebersihan fasilitas kesehatan sebesar 71,2% di
jalan RSUD Kabupaten Indramayu selama 70,18 menit dan sebagaian besar
kategori waktu lama (> 60 menit). Tingkat kepuasan dalam kategori cukup
cukup puas sedangkan pada dimensi reability dalam kategori puas. Adanya
tetap dilestarikan hingga pada tahun 1963 ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Tk II Kulon Progo Nomor 6 Tahun 1963. Saat itu kedudukan rumah sakit masih
menjadi satu dengan Dinas Kesehatan Rakyat (DKR) (Sejarah RSUD Wates)
Sakit Umum Daerah Wates ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas
menjadi lebih mandiri. Selain itu juga mempersiapkan RSUD Wates menjadi
unit Swadana melalui tahap uji coba selama 3 tahun. Setelah itu melalui Surat
Wates resmi menjadi rumah sakit kelas B Non Pendidikan pada tanggal 15 Juni
kategori baik, yaitu pada instalasi rawat jalan sebesar 72,10, instalasi rawat
inap sebesar 68,80 dan instalasi pelayanan penunjang sebesar 66,02. Akan
tetapi nilai-nilai per unsur pelayanan masih tergolong kurang karena masih di
jalan di RSUD Wates didapat kan waktu tunggu pelayanan 1 jam lebih 20
menit. Hal tersebut melebihi waktu standar waktu tunggu yang ditetapkan oleh
peneliti.......................
B. Rumusan Masalah
penelitian ini dapat dirumuskan yaitu “adakah hubungan antara waktu tunggu
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitin ini daat dijadikan sebagai motivasi untuk selalu belajar dan
E. Ruang Lingkup
merupakan rumah sakit umum yang menjadi rujukan bagi warga Kulon
Waktu penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Oktober
Subjek penelitian ini akan dilakukan pada pasien rawat jalan yang
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Shintya (2016) Dengan judul Faktor-
Rawat Jalan Di RSUD Tulehu Ambon. Hasil dari penelitian ini adalah
Persamaan penelitian ini dengan penelitian milik Nur Shintya (2016) adalah
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jatiroto Lumajang. Hasil dari penelitian
baik. Lama waktu tunggu di Instalasi rawat jalan rata-rata 60 menit, 47 detik.
Ada hubungan yang signifikan antara lama waktu tunggu dengan persepsi
rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian ini adalah ada
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Utami Dewi (2015) dengan judul
OR= 15,944. Perbedaan penelitian ini dengan milik Aulia Utami Dewi
(2015) adalah penelitian ini membahas tentang kepuasan pasien rawat jalan