Anda di halaman 1dari 43

SEMBILAN LANGKAH

KESELAMATAN PASIEN
SEMBILAN SOLUSI LIVE SAVING KESELAMATAN PASIEN

WHO menyatakan bhw pengetahuan yg paling penting


dlm bidang keselamatan pasien adlh bagaimana
mencegah bahaya dr terjadi pd pasien rs selama
pengobatan dan perawatan.

Liam Donaldson, ketua WHO Dunia Aliansi utk Patient


Safety dan Chief Medical Officer utk Inggris, mengatakan
keselamatan pasien skg diakui sbg prioritas o/ sistem
kesehatan di seluruh dunia dan check list harus
membantu mengurangi “jumlah sangat tinggi dari
cedera medis sekitar dunia”
KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KPPRS)
MENCANANGKAN SEMBILAN SOLUSI LIVE SAVING

1. Perhatikan Nama Obat, 5. Kendalikan cairan elektrolit


Rupa dan ucapan Mirip pekat
(Look – Alike, Sound – 6. Pastikan akurasi pemberian
Alike Medication Names) obat pd pengalihan
2. Pastikan identifikasi pasien pelayanan.
3. Komunikasi secara benar 7. Hindari salah kateter dan
saat serah salah sambung selang
terima/pengoperan pasien. 8. Gunakan alat injeksi sekali
4. Pastikan tindakan yg benar pakai
pd sisi tubuh yg benar 9. Tingkatkan kebersihan
tangan
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa & Ucapan Mirip

• Nama Obat Rupa da Ucapan Mirip (NORUM)


membingungkan staf pelaksana adalah satu penyebab
yang paling sering dlm kesalahan obat medication error.
• Dg puluhan ribu obat yg ada saat ini di pasar, maka sangat
signifikan potensi terjadinya kesalahan akibat bingung
terhadap nama merk atau generik serta kemasan.
NORUM/LASA
2. Pastikan identifikasi pasien

Kesalahan identifikasi dpt terjadi pd saat


pengobatan, tranfusi maupun pemeriksaan darah,
pelaksanaan prosedur keliru orang, penyerahan bayi
kpd bukan klgnya.
Rekomendasi ditekankan kpd : verifikasi identitas
psn, keterlibatan pasien, standarisasi identifikasi,
prosedur utk membedakan identifikasi psn dg nama
yg sama.
Gelang identitas & gelang identifikasi resiko

Pemakaian gelang identitas dan gelang resiko dibedakan berdasarkan warna,


 
 
   
   
   
   
 
   
  jelas
  as tidak Latex
  Laki-laki Ididentit Alergi DNR
 
Perem- Alergi
Perem-
puan
puan
Kemo-
Obat
Resiko terapi
Jatuh
IPSG.1 IDENTIFIKASI PASIEN
SECARA BENAR
GELANG
IDENTITAS PASIEN
Identifikasi Pasien Berisiko
Warna gelang risiko menunjukkan :
Merah : Pasien dengan risiko alergi
Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Ungu : Pasien DNR (Do Not Resuscitate)
Abu-abu : Pasien dengan pemasangan implant
radio aktif
Putih : Keterbatasan ekstremitas.

 
 
3. Komunikasi secara benar saat serah
terima/pengoperan pasien.

1. Melaporkan kondisi pasien kritis kepada DPJP/


serah terima pasien kritis, menggunakan teknik
SBAR (Situation - Background – Assessment –
Recommendation).

2. Ketika menerima pesan verbal/ per telepon


menerapkan TBaK  Tulis Baca Konfirmasi/
write down read back confirmation/.
 SITUASI/SITUATION
 Saya menelfon tentang (nama pasien, umur dan tempat perawatan)
 Pasien : Ny. Salma umur 50 tahun, diruang Baitussalam 2 dok.
 Masalah yang ingin disampaikan adalah :
 Saya khawatir pasien akan mengalami syok
 Tanda – tanda vital :
 TD : …... / … mmHg, Nadi : …… x/m, Pernafasan : …… x/m, dan Suhu …. 00C.
 Saya khawatir tentang :
 Tekanan darah karena lebih dari 200 atau kurang dari 100 atau 30 mmHg dibawah
dari biasanya.
 Nadi karena lebih dari 140 atau kurang dari 50
 Pernafasan karena kurang dari 5 atau lebih dari 40
 Suhu karena kurang dari 3500C atau lebih 4000C.
 
 BACKGROUND/LATAR BELAKANG
 Status mental klien :
 Sadar dan orientasi orang, waktu dan tempat baik
 Kebingungan dan kooperatif / tidak kooperatif
 Gelisah atau mengacau
 Lesu tapi dapat berbicara dan dapat menelan
 Koma, mata tertutup, tidak respon terhadap situasi
 Kulit hangat dan kering, pucat berbintik, ekstremitas dingin/hangat
 Pasien memakai / tidak memakai oksigen
 Pasien memakai oksigen …. l/m atau % selama …. Menit / jam
 Oksimeter menunjukkan … %
 Oksimeter tidak menunjukkan denyut nadi yang baik dan sulit dibaca
 
 ASSESMENT/PENILAIAN
 Masalah yang saya pikirkan adalah :(katakana apa masalah yang
anda fikirkan).
 Masalah tampaknya adalah neurologis, sepsis, pulmo, antug, dll
 Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk
 Saya tidak yakin masalahnya tapi pasiennya makin memburuk
 RECOMMENDATION / REKOMENDASI
 Apakah (katakana apa yang ingin disarankan)
 Apakah pasien dapat ditansfer ke ICU/NICU, dok ?
 Dokter dapat melihat pasien sekarang ?
 Dokter dapat berbicara pada keluarga pasien tentang kondisi pasien sekarang ?
 Dokter dapat menghubungi dokter jaga/konsulen …… untuk melihat pasien sekarang?
 Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan :
 Apakah dokter membutuhkan pemeriksaan seperti ronthgen, analisa gas darah, EKG, BNP,
dll ?
 Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan :
 Seberapa sering perlu dilaporkan tanda vital ke dokter ?
 Menurut perkiraan dokter berapa lama masalah ini akan berakhir ?
 Jika pasien tidak membaik apakah dokter ingin diberitahu / ditelephone lagi ?

 
4. Pastikan tindakan yg benar pd sisi tubuh yg benar

Rekomendasi : mencegah jenis2 kekeliruan yg


tergantung pd pelaksanaan proses verifikasi pra
pembedahan, pemberian tanda pd sisi yg akan
dibedah, adanya tim yg terlibat dlm time out sesaat
sebelum memulai prosedur utk mengkonfirmasi
identitas pasien, prosedur dan sisi yg akan dibedah.
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat

Rekomendasi : membuat standarisasi dari dosis,


unit, ukuran dan istilah dan pencegahan atas campur
aduk ttg cairan elektrolit pekat yg spesisfik.
High
OBAT HIGH ALERT Aler
KEBIJAKAN UNTUK PENYIMPANAN ELEKTROLIT PEKAT: t
1. Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar operasi jantung dan unit perawatan intensif
(ICU).

2. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi
dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stike r “High
Alert”

BENTUK
NO NAMA GENERIK NAMA DAGANG KEKUATAN KET
SEDIAAN

1 KALIUM KLORIDA INJEKSI OTSU-KCL 7.46 (7.46% 7.46% 25 ML Instalasi Farmasi menyediakan
POTASSIUM CHLORIDE premixed solution dengan
INJECTION) konsentrasi 12,5 mek dan 25
mek per 500 ml NaCl 0,9%

2 NATRIUM KLORIDA > 0.9% INJEKSI OTSU-SALIN 3 (3% 3% 500 ML  


SODIUM CHLORIDE)
Elektrolit Pekat

Natrium klorida 3%
Kolf 500 ml

Kalium klorida 7,46%


ampul 25 ml
PREMIXED KALIUM KLORIDA SOLUTION

 Instalasi Farmasi menyediakan premixed solution untuk elektrolit


KCl infus

Premixed Kalium Premixed Kalium Premixed Kalium


Klorida Sol. Standar Klorida Sol. Standar Klorida Sol. Standar
25 meq dalam NaCl 12,5 meq dalam NaCl 10 meq dalam
0,9% 0,9% KAEN1B
6. Pastikan akurasi pemberian obat pd pengalihan pelayanan.

Rekomendasi : menciptaka suatu daftar yg paling


lengkap dan akurat dan seluruh medikasi yg sedang
diterima pasien/ home medication list.
7. Hindari salah kateter dan salah sambung selang

Selang, kateter, spuit hrs didesain sedemikian rupa


agar tidak terjadi kemungkinan KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan) yg bisa menyebakan cedera pd
pasien.
Rekomendasi : perlunya perhatian khusus bila
sedang memberikan pemberian medikasi,
pemberian makan dan bilamana menyambungkan
alat2 kpd pasien.
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai

Penyebaran HIV, HBV, HCV yg diakibatkan oleh


pakai ulang/reuse dari jarum suntik.
Rekomendasi : melarang pemakaian ulang jarum
suntik, pelatihan periodik para petugas di lembaga
layanan kes khususnya prinsip2 pengendalian
infeksi, edukasi pasien dan klg mengenai penularan
infeksi melalui darah dan jarum sekali pakai.
9. Tingkatkan kebersihan tangan utk pencegahan infeksi nosokomial

Diperkirakan lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia


menderita infeksi yg diperoleh di rs2.
Kebersihan tangan yg efektif adl ukuran preventif yg
primer utk menghindarkan masalah ini.
Rekomendasi : mendorong implementasi penggunaan
cairan berbahan dasar alkohol, tersedia sumber air pd
semua kran, pendidikan staf mengenai tehnik kebersihan
tangan yg benar di tempat kerja, pengukuran kepatuhan
penerapan kebersihan tangan.
1. DILARANG
MENYIMPA
N DUA
JENIS OBAT
ATAU
LEBIH
DALAM
SATU BOX
2. DILARANG
MENYIMPA
N OBAT
LASA
DALAM
SATU BOX
3. DILARANG
MENYIMPA
KARS N OBAT
 OBAT HIGH
ALERT
DISIMPAN
DALAM SATU
RAK
 DIBERI LABEL
HIGH ALERT

KARS
Look Alike Sound Alike
 Dilarang disimpan berjejeran
 Diberi label NORUM

NORUM
NORUM

Sutoto.KARS
NORUM
30

NORUM

Sutoto.KARS
ISO NORM 26825
CONTOH LASA (look alike sound alike)
(Nama Obat ,Rupa dan Ucapan Mirip)

Sediaan injeksi dengan kekuatan berbeda yang memiliki kemasan luar


berbeda tetapi kemasan dalam (ampul) hampir sama
NORUM
32

Sutoto.KARS
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT HIGH
(ISMPs) ALER
1 T

2
3
4
5

6
7
8
Sutoto.KARS
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT
(ISMPs)
34
9
HIGH
10 ALER
T
11
12
13
14
15
16

 ISMP: Institute for Safe Medication Practices

Sutoto.KARS
HIGH
ALER
OBAT HIGH ALERT: KATAGORI OBAT T
17 35

18

19

20

21

22

23

24

Sutoto.KARS
DAFTAR OBAT HIGH ALERT HIGH
ALER
OBAT SPESIFIK T

1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9%
14 Warfarin
Sutoto.KARS
CONTOH: KEBIJAKAN PENANGANAN OBAT HIGH ALERT

 DEFINISI:
 Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya
yang bermakna bila digunakan secara salah
 KETENTUAN :

1. Setiap unit yan obat harus punya daftar obat


high alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat,
serta panduan penata laksanaan obat high alert
2. Setiap staf klinis terkait harus tahu penata
laksanaan obat high alert
3. Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4. Instruksi lisan obat high alert hanya boleh
dalam keadaan emergensi, atau nama obat
harus di eja perhuruf HIGH
ALER
Sutoto.KARS
T
CONTOH:KEBIJAKAN PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DI
INSTALASI FARMASI

1. Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dosis obat


2. Beri stiker high alert pada setiap ampul obat high alert
yang akan diserahkan kepada perawat
3. Pisahkan obat high alert dengan obat lain/ dalam rak
tersendiri
4. Simpan obat sitostatika secara terpisah dari obat lainnya
dan diberi stiker high alert
5. Simpan Obat Narkotika secara terpisah dalam lemari
terkunci double, setiap pengeluaran harus diketahui oleh
penanggung jawabnya dan dicatat
6. Sebelum perawat memberikan obat high alert lakukan
double check kepada perawat lain untuk memastikan 5
benar (pasien, obat, dosis , rute, waktu)
7. Obat hig alert dalam infus: cek selalu kecepatan dan
ketepatan pompa infus, tempel stiker label nama obat padaHIGH
botol infus. Dan di isi dengan catatan sesuai ketentuan ALER
Sutoto.KARS T
Look alike High Alert Drugs

HIGH ALERT
Semua obat
high alert HIGH ALERT
disimpan dalam
rak tersendiri

KARS
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
3. Natrium/sodium klorida > 0.9%
4. Magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

Semua obat high


alert disimpan
dalam rak
tersendiri

Sutoto.KARS
Perawat harus memastikan kebenaran pemberian obat antara
resep/perintah dr sampai ke pasien sebelum memberikan obat
(5 BENAR)

Obat dalam Etiket obat

1. Identitas Pasien
2. Nama Obat
RESEP/PERINTAH
3. Dosis/Konsentrasi
DOKTER
4. Rute/Cara Pemberian
5. Waktu Pemberian

KHUSUS OBAT HIGH ALERT/HIGH RISK: DOUBLE CHECK


LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN

1. Di Rumah Sakit Pusat


 Membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit di bawah perhimpunan rumah sakit seluruh
Indonesia.
 Menyusun panduan nasional ttg keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
 Melakukan sosialisasi dan advokasi program
keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan
propinsi/kabupaten/kota, PERSI daerah dan rs
pendidikan dg jejaring pendidikan.
2. Di rumah sakit
 Di rumah sakit agar terbentuk Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit dg susunan organisasi sebagai
berikut : Anggota : dokter, dokter gigi, perawat,
tenaga kefarmasian dan tenaga kes lainnya.
 Rumah sakit agar mengembangkan sistim informasi
pencatatan dan pelaporan internal ttg pasien.
 Rumah sakit agar melakukann pelaporan insiden ke
Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) secara
rahasia.
 Rumah skit agar memenuhi standar keselamatan
pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rs.
 Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar
pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisa akar
masalah dan sebagai tempat pelatihan standar2 yg
baru dikembangkan.
3. Di propinsi/Kabupaten/Kota
 Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke
rs2 di wilayahnya.
 Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar
tersedia dukungan anggaran terkait dg program
keselamatan pasien rs.
 Melakukan pembinaan pelaksanaan program
keselamatan pasien rs.

Anda mungkin juga menyukai