Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu perlu dipahami tentang pengertian,
dan beberapa konsep tentang biaya. Apabila ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa
defenisi tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1. Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada
konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam
menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung
penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.(Gaspersz, 2003)
2. Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
4. Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh
suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu
maupun kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk dapat
memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga
dihitung sebagai biaya, yang disebut biaya kesempatan/opportunity cost. (Maidin,
2003)
5. Bagi seorang Akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu (Rahardja & Manurung, 2002)
Sehingga, dalam pengertian tentang biaya tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur
pokok, yaitu :
- Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
- Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
- Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
- Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
Contoh FC adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan (besar)
kedokteran, ataupun nilai tanah. Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya
gedung yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat
maupun menurun. Demikian pula dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif
tetap, baik untuk memeriksa dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya
untuk memeriksa dengan suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk
memeriksa sepuluh pasien. Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak
berubah meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
b. Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh
banyaknya output .
Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat
tulis kantor, biaya pemeliharaan. Biaya obat dan makanan dimasukan dalam VC
karena jumlah biaya tersebut secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya
pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan makanan untuk melayani dua pasien
akan berbeda dengan biaya obat dan makanan untuk melayani sepuluh pasien.
Dengan demikian besarnya biaya obat atau makanan akan selalu berpengaruh
secara langsung oleh banyaknya pasien yang dilayani
Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin. Oleh
sebab itu VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam praktek sering kali
dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah suatu biaya termasuk
FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai misalnya, apakah gaji
pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai kadang–kadang tidak
dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah. Dalam
praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji pegawai
terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan dan
penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai sebenarnya
dipengaruhi oleh besarnya output.
Disebuah poliklinik misalnya jika pasien rawat jalan naik pada jumlah tertentu
perlu ditambah tenaga sehingga besar biaya pegawai akan berubah seiring
dengan bertambahnya jumlah pasien. Oleh sebab itu ada yang mengelompokan
gaji pegawai sebagai semi variable cost (SVC).
c. Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost yang dalam
persamaan sbb :
TC = FC + VC
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu
Biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat terus
berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan.
Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek sering
disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and
mantainance cost). Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang
habis pakai pada umumnya dikeluarkan secara berulang. Karena itu biaya
pemeliharaan sering disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost)
c. Biaya total (total cost = TC), adalah jumlah dari biaya investasi ditambah biaya
operasional, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
Total Cost = Investment Cost (+) Operasional Cost
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), adalah biaya yang dibebankan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung)
terhadap output
Contoh : gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya ATK, TU dan biaya
peralatan non medis
c. Total Cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost,
yang dirumuskan sebagai berikut :
Total Cost = Direct Cost (+) Indirect Cost
Beberapa rumus dari konsep-konsep biaya lanjutan, antara lain :
AC = AFC + AVC