GIAN EKONOMI
HARI DIABETES SEDUNIA
TAHUN 2018
Definisi Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup
insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat
yang penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus
meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO Global Report, 2016).
Kriteria diagnosis Diabetes Melitus (DM) menurut pedoman American Diabetes Association (ADA) 2011
dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2011:
1. Glukosa plasma puasa 126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta;
2. Glukosa 2 jam pasca pembebanan 200 mg/dl;
3. Glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM seperti banyak kencing
(poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia), dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Kriteria diagnosis DM (konsensus PERKENI 2015) :
1. Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori
minimal 8 jam, atau
2. Pemeriksaan glukosa plasma 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
dengan beban glukosa 75 gram, atau
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria, polidipsia,
polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya), atau
4. Pemeriksaan HbA1c 6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular pada tahun 2004 yang
mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%.
Bahkan penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%). (Faktor
Risiko Diabetes Mellitus di Indonesia (Analisis Data Sakerti 2007), Dita Garnita, FKM UI, 2012).
Sebagai bagian dari agenda untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030, negara anggota
telah menetapkan target untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular (termasuk
diabetes), menjadi sepertiganya, agar dapat mencapai Universal Health Coverage (UHC) dan
menyediakan akses terhadap obat-obatan esensial yang terjangkau pada tahun 2030.
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan
dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah
meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi
orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau
obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat
lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara berpenghasilan tinggi.
1
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang lebih tinggi dari batas
maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum
usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum usia 70
tahun lebih tinggi di negara- negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-
negara berpenghasilan tinggi. (WHO Global Report, 2016).
60,5%
56,3%
70% RIP
RIP 48%
60% 46% 45,2%
30% 14%
20% RIP
10%
0%
Penghasilan Penghasilan Penghasilan Penghasilan
rendah menengah menengah tinggi
ke bawah ke atas
Pria Wanita
Tabel 1. Estimasi Prevalensi dan Jumlah Penderita Diabetes (Dewasa Usia > 18 Tahun)
WHO memperkirakan bahwa, secara global, 422 juta orang dewasa berusia di atas 18 tahun
hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes diperkirakan
berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah kasus diabetes di dunia. Di
seluruh dunia, jumlah penderita diabetes telah meningkat secara substansial antara tahun 1980 dan
2014, meningkat dari 108 juta menjadi 422 juta atau sekitar empat kali lipat.
2
Tabel 2. Estimasi Jumlah Penderita Diabetes Melitus di Sepuluh Besar Negara dengan
Penderita Diabetes Terbanyak Tahun 2000 dan 2030
2000 2030
Meskipun faktor risikonya sering dikaitkan dengan gaya hidup, namun jumlah kematian akibat
penyakit kardiovaskular dan diabetes cenderung lebih banyak terjadi di negara berkembang
dibandingkan dengan negara maju. Menurut data WHO tahun 2008, jumlah kematian yang
disebabkan diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular di negara maju seperti Jepang, Inggris,
Swedia, dan Amerika Serikat lebih sedikit dibandingkan dengan di negara berkembang seperti di
Laos, Kamboja, dan Myanmar. Selengkapnya dapat dilihat di tabel berikut ini.
Tabel 3. Estimasi Prevalensi dan Jumlah Penderita Diabetes (Dewasa Usia > 18 Tahun)
Melitus dan Penyakit
Kardiovaskular (ribuan)
No Negara
Pria Wanita Total
Diabetes dan komplikasinya membawa kerugian ekonomi yang besar bagi penderita diabetes
dan keluarga mereka, sistem kesehatan dan ekonomi nasional melalui biaya medis langsung,
kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Termasuk komponen biaya utama adalah rumah sakit dan
perawatan rawat jalan, faktor lain yang membutuhkan biaya besar adalah kenaikan biaya untuk
insulin analog 1 yang semakin banyak diresepkan meskipun sedikit bukti bahwa insulin tipe
tersebut memberikan efek yang signifikan dibandingkan insulin manusia yang lebih murah.
Tindakan Preventif
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dengan ilmu kedokteran saat ini. Pendekatan yang efektif
sangat dibutuhkan untuk mencegah diabetes tipe 2 dan untuk mencegah komplikasi dan kematian
prematur yang bisa disebabkan oleh berbagi tipe diabetes. Termasuk di antaranya kebijakan dan
penerapan langsung di populasi dan di lingkungan tertentu (sekolah, rumah, lingkungan kerja)
yang berkontribusi kepada kesehatan semua orang, baik pengidap diabetes atau bukan, seperti
olahraga teratur, pola makan sehat, menghindari merokok, serta mengontrol kadar lemak dan
tekanan darah.
70
60 59,5
50 49,9
44,2
40 41,7
30 31,2
28,1
20
10,1
10 6,0 6,0
5,9 7,3 6,5
0
Gangguan Penyakit Penyakit
Cedera
Perinatal/Maternal Menular Tidak Menular
4
3,5 3,4
3,1 3,1
3,0 2,6
2,5 2,4 2,4
3,0 2,3
2,5 2,1 2,0 2,0
1,9 1,9 1,8 1,8
2,0 2,5 2,4 2,3 2,2 2,2 1,7 1,6 1,6 1,6 1,6 1,5 1,5
1,4 1,4 1,3 1,3 1,3 1,1 1,1
2,6 2,1 1,7 1,7
1,5 1,8 1,8 1,2
1,5 1,6 1,6 1,6
1,0 1,3
1,5 1,4 1,3 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2 1,1
1,0 1,0 1,1 1,0 0,9 0,8
0,5 0,9
0,7
0,9 0,8
0 0,8 0,9
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur
15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi 2%. Prevalensi DM berdasarkan diagnosis dokter
dan usia 15 tahun yang terendah terdapat di Provinsi NTT, yaitu sebesar 0,9%, sedangkan
prevalensi DM tertinggi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 3,4%.
Prevalensi DM semua umur di Indonesia pada Riskesdas 2018 sedikit lebih rendah dibandingkan
prevalensi DM pada usia 15 tahun, yaitu sebesar 1,5%. Sedangkan provinsi dengan prevalensi DM
tertinggi semua umur berdasarkan diagnosis dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah di
NTT.
4,1
5,2
3,
7
2,9
5
Gambar di atas membandingkan prevalensi diabetes melitus pada semua umur dengan rutin periksa
kadar gula darah di Indonesia selama tahun 2018, dimana dapat diketahui bahwa kesadaran untuk
memeriksa kadar gula darah secara rutin pada penderita diabetes sudah cukup baik, karena
prevalensinya lebih tinggi dibandingkan penderita DM semua umur.
2. Kadang-kadang :
Jika ART memeriksakan kadar gula darah tidak sesuai petunjuk dokter (bagi ART yang pernah
didiagnosis diabetes melitus oleh dokter) atau jika ART memeriksakan kadar gula darah kurang
dari 1 kali per tahun (bagi ART yang belum pernah didiagnosis diabetes melitus oleh dokter).
3. Tidak pernah :
Jika ART tidak pernah memeriksakan kadar gula darah.
7
6,3
6,03
6
5
3,9
4
3,3
3
2
1,1
1
0,007 0,05 0,2
0,003 0,004
0
<1 1-4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-44 55-64 65-74 75+
3 1,9
2.5
2 1,8
2
1.5 1,2
1,0
1 1
0.5
0 0
Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
Sumber: Riskesdas, Badan Litbangkes 2018
Gambar di atas memperlihatkan prevalensi DM pada tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter,
jenis kelamin, dan daerah domisili. Berdasarkan kategori usia, penderita DM terbesar berada
pada rentang usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Selain itu, penderita DM di Indonesia lebih
banyak
berjenis kelamin perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk
daerah domisili lebih banyak penderita diabetes melitus yang berada di
perkotaan (1,9%) dibandingkan dengan di perdesaan (1,0%).
6
Gambar 6. Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Status
Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Tahun 2018
3 2,8
2
1,6 1,8
1,6
1,4 1,4
0
Tidak/ belum
Tidak tamat Tamat Tamat Tamat Tamat
pernah sekolah
SD/MI SD/MI SLTP/MTS SLTA/MA D1/D2/D3/PT
5 4,2
4
2,9
3 2,6 2,6
2
1,3 1,2 1,1 1,1
1
0,1
0
Daftar Pustaka:
Dita Garnita, Faktor Risiko Diabetes Melitus di Indonesia (Analisis Data
Sakerti 2007), FKM UI, 2012
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Hasil Riskesdas 2018
WHO Fact Sheet of Diabetes, 2016
7
8
TIM REDAKSI:
Penanggung Jawab : Didik Budijanto
Kontributor : Direktorat Pencegahan dan
Redaktur : Rudy
Kurniawan Pengendalian Penyakit Tidak
Penyunting : Nuning Kurniasih Menular, Badan Litbangkes
Penulis : Khairani (Julianty Pradono)
Desainer Grafis : Rizqitha Maula
2019
Kementerian Kesehatan RI
Pusat Data dan Informasi
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Lantai 10
Blok A Jakarta Selatan
9