Anda di halaman 1dari 30

Koalisi Organisasi Profesi untuk

Penanggulangan Tuberkulosis
(KOPI TB)
PROVINSI
Penasehat KOPI TB Provinsi Riau
Dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO
Koalisi Organisasi Profesi Indonesia
Untuk Penanggulangan TB
(KOPI TB)
 Merupakan gabungan organisasi profesi yang
mempunyai komitmen terlibat dalam upaya
penanggulangan TB di tingkat nasional, provinsi dan
di kabupaten/kota melalui jejaring PPM TB.

 Merupakan penggerak para sejawatnya dalam


mendukung pelaksanaan PPM (Public Private Mix)
Jejaring pelayanan TB Pemerintah dan Swasta
berbasis kabupaten/kota.
PROFIL KOPI TB PROVINSI RIAU
3
 Tanggal Pembentukan : 1 November 2018
 Tempat Pembentukan : Pekanbaru
 Organisasi Yang Terlibat :
PDSRI PPNI
PDS-PATKLIN HAKLI
IAI PERSAGI
PABOI PERSAKMI
PAMKI AKADEMISI
PATELKI IPPKKI
 PAMKI IBI
PERDOSKI IDAI
PERDOKI PDKI
PDUI PDPI
PDSKJI PAPDI
PERHATI-KL POGI
PERDAMI IKABI
PAEI PERDOSSI
IDI WILAYAH
Struktur KOPI TB Provinsi Riau
Penasehat KOPI TB Koordinator
Dr. Ruswaldi Munir, Sp.KO Dr. INDRA YOVI,Sp.P (K)

Sekretaris
Dr. Dani Rosdiana, Sp.PD

Bidang peningkatan mutu Bidang Advokasi dan Bidang Pengembangan


Bidang Monev
layanan hubungan antar organisasi kapasitas SDM

Dr. Dewi Anggraini, SpMK Dr. Imawan Hardiman, Suharmadji, M. Kes (PAEI) dr Riza Yefri, Sp. A
(PAMKI) Sp.KK (PERDOSKI) 1. dr. Yetty Rohayati (IDI (IDAI)
1. dr. Alfi Budiman, Sp.PK WILAYAH)
1. dr. Mardiansyah 1. dr. Silvia Indriani
(PDSRI) 2. Ns. Zelyu Fitri, S.Kep
2. Kustiasih Lestari, SKM,
Kusuma, Sp.OK (PPNI) (PDKI)
M.Si (PATELKI) (PERDOKI) 3. Ignatius Trismon, SKM, 2. dr.Zafiardy, Sp.P
3. dr. Armelia Adel, Sp. Rad 2. dr. Ahmad Yani MKL (HAKLI) (K) (PDPI)
(PDSRI) (PDUI) 4. Gustiyanti,SKM, M.Kes 3. dr. Faisal, Sp. PD
4. Jenny Susantry , S. Farm , 3. dr. Efhandi, Sp.M (PERSAGI) (PAPDI)
Apt (IAI) 5. H. Rasul Alim, M. Kes
(PERDAMI) 4. DR.dr Hamido,
5. dr. Fauzia Andrini (PERSAKMI)
Djojosugito, M.Kes (PAMKI)
4. dr. Dewi Afrisanti, 6. Ns. Ardenny, S. Kep, SPOG (POGI)
6. dr. Rangga, Sp.OT Sp.KJ (PDSKJI) M.kep (AKADEMISI) 5. dr . Hariadi Hatta,
(PABOI) 5. dr. Yolazenia , Sp. THT- 7. DR.Reni Zulfitri, Sp.Kom Sp.B-TKV (IKABI)
KL (PERHATI-KL) (IPPKKI) 6. dr. Sucipto, Sp.S
8. Dewani, Amd Keb, (PERDOSSI)
M.Kes (IBI)
Peran masing-masing Bagian (1)

Koordinator Koalisi
 Koordinator koalisi adalah salah satu organisasi profesi anggota koalisi yang
dipilih secara aklamasi oleh anggota koalisi. Organisasi profesi terpilih
menunjuk anggotanya untuk melaksanakan tugas koordinasi.
 Koordinator koalisi bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
kegiatan koalisi organisasi profesi dengan Subdit TB dan Dinas Kesehatan
Provinsi/Kab/Kota.

Sekretaris
 Membantu koordinator pelaksanaan kegiatan koalisi organisasi Profesi
 Memberikan dukungan pelaksanaan rencana kerja koalisi
 Mendokumentasikan program kerja koalisi dan pengembangan koalisi di
tingkat provinsi dan kab/kota
 Dalam menjalankan tugasnya, pengurus koalisi akan dibantu oleh
sekretariat koalisi yang berkedudukan di Subdit TB.
Peran masing-masing Bidang (2)
Bidang Peningkatan Mutu Layanan

 Memastikan diagnosis dan terapi sesuai standar


 Memastikan anggota koalisi ikut jejaring KOPI TB di kab/kota
 Memastikan bahwa anggota KOPI TB kab/kota terlibat aktif dalam
pelatihan (Sebagai fasilitator, narasumber, dan peserta)
Bidang advokasi dan hubungan antar anggota

 Melakukan advokasi ke Pemda dan DPR, serta bidang terkait


 Melakukan advokasi internal terhadap anggota masing-masing OP
Bidang Monitoring dan Evaluasi

 Memastikan bahwa setiap kegiatan KOPI TB sesuai dengan rencana


kerja
 Memastikan bahwa monitoring dan evaluasi di tingkat provinsi dan
kab/kota sesuai dengan rencana kerja
Peran masing-masing Bidang (3)

Bidang Pengembangan Kapasitas SDM

 Memotivasi anggota mengikuti perkembangan terkini mengenai diagnosis, tata laksana,


serta program penanggulangan TB
 Standarisasi diagnosis, tata laksana, serta program penanggulangan TB bagi anggota
KOPI TB sesuai dengan standar yang berlaku
 Mensosialisasikan dan diseminasi standar diagnosis, tata laksana, serta program
penanggulangan TB terkini
Permasalahan TB di Provinsi Riau
 Dari hasil penyisiran kasus yang dilakukan oleh dinas
kesehatan Provinsi Riau dan IO PPM Kota Pekanbaru Masih
terdapat 6.326 kasus yang telah ditemukan dan diobati
oleh Rumah Sakit Pemerintah dan swasta di kab/kota se-
provinsi Riau tidak terlaporkan ke Sistem Informasi
Tuberkulosis Terpadu (SITT)
 Dari hasil penemuan kasus tersebut belum diketahui
apakah pasien diobati sesuai standar dengan melakukan
pemeriksaan follow up dan pemeriksaan penunjang lain
sesuai standar dan pemantauan hingga sembuh
 Masih terdapat pasien TB yang beobat ke layanan
kesehatan lain yang didiagnosa tanpa melakukan
pemeriksaan mikroskopis
 Angka Lost to follow up pasien TB masih tinggi
 Upaya promotif dan preventif terhadap kasus TB masih
rendah

Sumber : Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2018


PENEMUAN KASUS TB PER
FASKES
PROV. RIAUDPM
TAHUN 2017 KLINIK
0% (6) Perusahaan
0% (29)
RS Pemerintah
24% (2.468) RS TNI
0% (13)
RS POLRI
Puskesmas RS Swasta/ 1% (36)
59% (5.952) Perorangan
16% (1.620

Lapas/Rutan
0% (34)
Sumber :Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2018
PENEMUAN KASUS TB PER
FASKES
PROV.
KLINIK RIAU TAHUN 2018
Perusahaan
0% (20)
RS Pemerintah
24% (2.810)
RS TNI
0% (16)
Puskesmas RS Swasta/
56% (6.508) Perorangan RS POLRI
19% (2.223) 1% (48)

Lapas/Rutan
Sumber : Data Dinas kesehatan Provinsi Riau Tahun 2108 0% (26)
PERAN SERTA ORGANISASI PROFESI
11
IDI
PDPI,PAPDI,IDAI,PERDOKI,PAMKI,PERDOSRI,PERKI,PABI,PERDO
SSI,POGI,PDSKJI,PAEI,PDS PATKLIN, PERDOKI,
PERHATI,PDRSI,PDUI dan PDKI

 Mensosialisasikan Permasalahan TB di Provinsi Riau dan


regulasi Organisasi Profesi yang mewajibkan anggotanya
untuk melakukan tatalaksana TB sesuai standar
 Melaporkan kasus TB yang ditemukan dan atau diobati.
12
PATELKI
 Melakukan permeriksaan TB sesuai pedoman;
 Memastikan layanan laboratoriumnya ikut dalam uji mutu
kualitas laboratorium pemeriksaan TB
 Memastikan adanya kelanjut layanan bagi orang yang
terindikasi TB.
IAI
Tidak melayani pembelian OAT tanpa resep;

 melakukankonfirmasikepadadokter yang memberikan OAT tidak
13
sesuai standar
 memastikan orang dengan gejala TB untuk memeriksakan diri ke
fasyankes.

PPNI
 memastikan orang dengan gejala TB mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar;
 mendukung pengobatan TB sesuai standar;
 memberikan edukasi dan informasi tentang
penanggulangan TB kepada kelurgadan masyarakat.

IBI
 memastikan orang dengan gejala TB mendapatkan
pemeriksaan sesuai standar;
 mendukung pengobatan TB sesuai standar;
 memberikan edukasi dan informasi tentang
penanggulangan TB kepada keluarga dan masyarakat.
PAEI
14
 Melakukan kegiatan promotif dan preventif di lingkungan masyarakat;
 Melakukan sosialisasi tentang pengendalian penyakit TB di masyarakat
 mendukungpenelitianakademistentang TB di masyarakat.

BPJS
 Memberikan informasi tentang data pasien TBC yang diobati di seluruh
fasyankes.
 bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Organisasi profesi
memberikan masukan terkait standarisasi pengobatan TB
 Penguatan pencatatan dan pelaporan yang nantinya dapat dikaitkan
dengan kinerja dan kapitasi faskes primer.

DinkesProvinsi Riau dan PERSI


 Melakukan Monitoring dan Evaluasi dalam memastikan Rumah Sakit di
Riau melaksanakan program DOTS dan ISTC di semua RS yang
terakreditasi dan selanjutnya DILAKUKAN tindak lanjut.
Output yang diharapkan : 15

 Kesamaan standar dalam penata laksanaan


pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis.
 Penanggulangan kasus TB dapat di laksanakan
oleh semua pihak terkait sehingga Eliminasi TB Di
Provinsi Riau dapat dicapai
 Pasien TB Resisten LOST to Follow UP menurun
16
17
 Memastikan Diagnosis dan Terapi sesuai standar
 Workshop Diseminasi dan persamaan persepsi tentang ISTC
 Memaksimalkan pemanfaatan TCM di Fasyankes Kab/Kota se Provinsi Riau.
 KOPI TB merupakan perpanjangan Informasi kesejawat dan Masing-masing
Organisasi Profesi terkait, mamastikan anggota koalisi ikut jejaring KOPI TB di
Kab/Kota
 Update Kompetensi dasar untuk dokter umum melalui PDUI
 Sosialisasi dan fasilitasi standar pengobatan dan sarana serta prasarana
penunjang logistic dan non logistik bagi dokter praktek.
 Memastikan anggota KOPI TB yang telah terpapar ISTC terlibat aktif sebagai
narasumber/fasilitator di organisasi profesi terkait untuk sosialisasi ISTC dan Tes
Cepat Molekuler (Gen expert)
18
 Melakukan advokasi ke Pemda dan DPR, serta bidang terkait
 Merencanakan audiensi ke Pemerintah Daerah untuk menetapkan
regulasi terkait Tuberculosis terkait Standar Pelayanan Minimal
Kepala Daerah
 Melakukan advokasi internal terhadap anggota masing-masing OP
20
Permasalahan TB
1. Case Finding
 Rendahnya realisasi Case Detection Rate (CDR)

2. Case Holding (Case Treatment)


 Masih ditemukan pengobatan TB Non Standar

 Pengobatan tanpa pemeriksaan mikroskopis

 Lost to follow up masih tinggi

3. Recording & Reporting


 Belum seluruh fasyankes melaksanakan SITT
Tugas Inti

1. Penyamaan persepsi anggota organisasi profesi


tentang diagnosis, tatalaksana dan
penanggulangan penyakit tuberkulosis sesuai
standar ISTC
2. Sosialisasi dan diseminasi standar diagnosis,
tatalaksana dan penanggulangan tuberkulosis
sesuai standar ISTC
3. Memberikan pemahaman tentang pentingnya
untuk melaporkan dan mencatat kasus
tuberkulosis
RENCANA KEGIATAN
Ad. 1. Persamaan persepsi
 Pemberian materi penyegaran tentang diagnosis, tatalaksana
dan penanggulangan tuberkulosis sesuai ISTC dalam
organisasi profesi: PDPI, PAPDI, IDAI, Perdoski dll
 Pembuatan komitmen bersama untuk pemberantasan
tuberkulosis sesuai standar ISTC dalam organisasi profesi

Ad.2. Sosialisasi dan diseminasi


 Pembuatan video singkat tentang diagnosis, tatalaksana dan
penanggulangan tuberkulosis untuk ditayangkan di setiap
kegiatan ilmiah ataupun seminar awam
 Talk show melalui media televisi ataupun radio yang
melibatkan semua organisasi profesi secara bergantian dan
berkesinambungan
 Memotivasi anggota untuk membuat tulisan ilmiah dalam
rangka sosialisasi informasi tentang penyakit tuberkulosis di
koran atau majalah lokal
Ad.3. Pencatatan dan pelaporan

 Mengenalkan dan sosialisasi sistem pencatatan dan


pelaporan tuberkulosis, wajib notifikasi tuberkulosis “wifi
tb”
 Bekerjasama dengan Dinkes dalam mengevaluasi
pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kasus
tuberkulosis terutama di faskes baik pemerintah ataupun
swasta
 Menyampaikan hasil evaluasi ke kepada Kepala Dinkes
Prov, PERSI atau KARS
W
E
M
U
S
T
C
A
R
E
•Usia : 41 Tahun
•Kasus RSAA, TB Tulang
clavicula dan paru
•Paru penuh nanah, dirawat 1
bulan di ruangan
• tidak diketahui berapa
banyak yang sudah ditulari
• Sudah dilaporkan ke Dr. yopi
Harapan untuk KOPI TB 29

1. Sebagai wadah information sharing tuberculosis kepada setiap


anggota profesi
2. Sebagai think tank untuk menggerakkan dan memicu
berjalannya layanan TB standar dan jejaring PPM
3. Sebagai praktisi ahli di tempat praktik yang merupakan bagian
dari jejaring PPM dalam pelayanan TB dan pelaporan kasus TB
4. Sebagai tenaga ahli, motivator, fasilitator, pelaksana pelayanan
kesehatan dan mendorong terbentuknya jejaring internal layanan
TB yang sinergis.
5. Sebagai fasilitator untuk meningkatkan kapasitas petugas
kesehatan fasyankes melalui pelatihan, pembinaan, supervisi
dan mentoring
30

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai