Anda di halaman 1dari 39

KOLABORASI TB-HIV

Direktorat PPPML
Kementrian Kesehatan RI
SISTEMATIKA

I. PENDAHULUAN
II. KOLABORASI TB-HIV
III. INDIKATOR TB-HIV
IV. ORGANISASI KOLABORASI TB-HIV
V. MODEL KOLABORASI TB-HIV
VI. PENUTUP
POKOK BAHASAN KE SATU

PENDAHULUAN
Kenapa Kita Berkumpul Disini?
• Epidemi HIV berpengaruh terhadap
peningkatan epidemik TB
• TB merupakan salah satu infeksi
penyerta yang banyak terjadi pada
ODHA, dan penyebab utama kematian
pada ODHA
Tujuan Umum Kolaborasi TB-HIV

Menurunkan angka kesakitan


dan kematian akibat TB dan
HIV di Masyarakat
Progra Progra
mHIV m TB
POKOK BAHASAN KE DUA

KOLABORASI TB-HIV
KOLABORASI TB-HIV
A. Membentuk mekanisme kolaborasi antara program
TB dan HIV-AIDS
B. Menurunkan beban TB pada ODHA dan inisiasi
pemberian ART dini
C. Menurunkan beban HIV pada pasien TB
Strategi
Kolaborasi
TB-HIV
(RAN 2015-
2019)
Strategi B
Menurunkan Beban TB pada ODHA dan
Inisiasi Pemberian ART Dini
Komponen Aktivitas Strategi B

B.1. Intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA


termasuk pada populasi kunci HIV dan
memastikan pengobatan TB yang berkualitas
B.2. Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP
INH) pada ODHA
B.3. Penguatan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI TB) di fasilitas kesehatan yang
memberikan layanan HIV, termasuk tempat
orang berkumpul (Lapas/Rutan, Panti
Rehabilitasi untuk pengguna NAPZA)
B1. Intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA termasuk
populasi kunci dan memastikan pengobatan TB yang
berkualitas
Komponen Aktivitas Strategi C

C.1. Menyediakan tes dan konseling HIV pada pasien TB


C.2. Meningkatkan pencegahan HIV untuk pasien TB
C.3. Menyediakan pengobatan pencegahan dengan
kotrimoksasol (PPK) untuk pasien TB-HIV
C.4. Memastikan perawatan, dukungan dan
pengobatan serta pencegahan HIV pada pasien
koinfeksi TB-HIV
C.5. Menyediakan ART bagi pasien koinfeksi TB-HIV
POKOK BAHASAN KE TIGA

INDIKATOR KOLABORASI TB-HIV


Sudahkah
kolaborasi TB-
HIV berjalan?

Indikator kegiatan
kolaborasi TB-HIV di
tingkat pelayanan
kesehatan
Untuk menilai kemajuan atau keberhasilan kegiatan kolaborasi TB-
HIV di tingkat fasyankes akan menekankan kepada hasil kegiatan
yang ada di mekanisme kolaborasi bagian B dan C:
1. Persentase ODHA dikaji TB pada kunjungan
terakhir
• Adalah ODHA - yang pada saat kunjungan
terakhir selama periode pelaporan - dilakukan
pengkajian status TB diantara seluruh ODHA
yang mengunjungi perawatan HIV
• Rumus:
2. Persentase ODHA dengan TB yang
mendapatkan pengobatan TB sesuai standar
• Adalah ODHA yang sakit TB mendapatkan
pengobatan TB sesuai panduan program TB
nasional diantara ODHA yang sakit TB
• Rumus:

catatan: Indikator ini adalah indikator monitoring. Bandingkan indikator 6.5 dengan data di
SITT (pasien TB dengan HIV positif). Kedua angka ini idealnya tidak berbeda jauh
3. Persentasi ODHA baru yang menerima PP
INH per tahun
• Adalah ODHA baru masuk perawatan HIV yang
menerima PP INH diantara seluruh ODHA baru
masuk perawatan HIV
• Rumus:
1. Persentase pasien TB yang
mengetahui status HIV
• Rumus:

*Catatan: Indikator ini juga dilaporkan untuk NFM dan Global TB Report,
pasien TB yang dilaporkan adalah tipe pasien TB baru dan kambuh
2. Persentase pasien TB-HIV yang mendapatkan
PPK selama pengobatan TB

• Adalah pasien TB dengan HIV positif yang


mendapatkan PPK selama periode pengobatan TB,
baik yang melanjutkan PPK sebelumnya atau baru
memulai PPK, diantara seluruh pasien TB terdaftar
dengan status HIV positif.
• Rumus
3. Persentase pasien TB-HIV yang
mendapatkan ART selama pengobatan TB
• Adalah pasien TB dengan HIV positif yang
mendapatkan ART selama periode
pengobatan TB, baik yang melanjutkan ART
sebelumnya atau baru memulai ART, diantara
seluruh pasien TB terdaftar dengan status HIV
positif.
• Rumus:
POKOK BAHASAN KE EMPAT

ORGANISASI KOLABORASI TB-HIV


Wadir Pelayanan/Komite Medik (RS), Kepala Puskesmas
Dokter
Perawat
Petugas Laboratorium
Petugas Farmasi
Konselor
Manajer kasus
Kelompok pendukung
Petugas pencatatan & pelaporan
Petugas kesehatan lainnya
Tugas Tim TB-HIV
Mekanisme Kolaborasi TB-HIV (1)
A. Membentuk mekanisme kolaborasi antara program TB dan HIV-AIDS
– Penguatan koordinasi bersama program TB dan HIV di semua tingkatan
– Melaksanakan surveilans TB-HIV
– Melakukan perencanaan bersama TB-HIV untuk integrasi layanan TB-HIV
– Monitoring dan evaluasi kegiatan TB-HIV
– Mendorong peran serta komunitas dan LSM dalam kegiatan TB-HIV
B. Menurunkan beban TB pada ODHA
– Intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA termasuk pada populasi kunci HIV dan memastikan
pengobatan TB yang berkualitas
– Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid (PP INH) pada ODHA
– Penguatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TB di Fasilitas Kesehatan yang memberikan
layanan HIV, termasuk tempat orang berkumpul (Lapas/Rutan, Panti Rehabilitasi untuk Pengguna
NAPZA)
C. Menurunkan beban HIV pada pasien TB
– Menyediakan tes HIV pada pasien TB
– Meningkatkan Pencegahan HIV untuk pasien TB
– Menyediakan Pengobatan Pencegahan dengan
– Kotrimoksasol (PPK) untuk pasien TB-HIV
– Memastikan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan serta
– pencegahan HIV pada pasien koinfeksi TB-HIV
– Menyediakan ART bagi pasien koinfeksi TB-HIV
Tugas Koordinator TB-HIV Fasyankes
POKOK BAHASAN KE LIMA

MODEL KOLABORASI TB-HIV


Model Kolaborasi
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (1)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (2)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (3)
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV di Setiap
Jenjang Layanan Kesehatan (4)
Tenaga dalam Pelaksanaan Kegiatan
TB-HIV di Faskes (1)
Tenaga dalam Pelaksanaan Kegiatan
TB-HIV di Faskes (2)
POKOK BAHASAN KE ENAM

PENUTUP
Kalau bukan
kita siapa
lagi, Kalau
bukan
sekarang
kapan lagi…

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai