Landasan Hukum
Strategi
RENCANA AKSI
Pencegahan
Pencegahan Khusus
1. Penyediaan paket pencegahan dan pengawasannya (KIE, kondom, dan JASS)
2. Menerapkan PITC (Provider Initiated Test and Conseling) untuk 10% ibu hamil
3. Meningkatkan layanan PMTCT
Pencegahan Umum
1. Sosialisasi untuk pimpinan OPD mengenai HIV AIDS
2. Sosialisasi dari pimpinan OPD mengenai HIV -AIDS kepada staf
3. Sosialisasi melalui media cetak dan elekktronik, Banner, Poster, Iklan
4. Sosialisasi kepada pimpinan perusahaan dan tempat hiburan malam mengenai HIV-
AIDS
5. Sosialisasi untuk tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai HIV-AIDS
6. Peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan mengenai HIV
AIDS dalam forum/pertemuan dengan masyarakat
7. Lomba penyuluhan HIV-AIDS bagi masyarakat
8. Proses Kegaiatn Belajar Mengajar (KBM) yang menyisipkan materi/informasi HIV-AIDS
pada mata pelajaran agama, penjaskes, dan biologi sesuai dengan kompetensi dasar
9. Workshop bagi guru mata pelajaran agama, penjaskes dan biologi mengenai HIV-AIDS
10. Melibatkan kreatifitas siswa dalam bentuk lomba mengenai HIV-AIDS
11. Sosialisasi tentang HIV-AIDS kepada kelurahan-kelurahan se Kota Cirebon
12. Pembentukan Warga Peduli HIV-AIDS
13. Sosialisasi dari Warga Peduli HIV-AIDS kepada masyarakat disekitarnya dengan
menggunakan media seni (drama, film , puisi)
14. Sosialisasi mengenai universal precaution / kewaspadaan umum kepada tenaga medis
dan paramedis
15. Mengimplementasikan universal precaution
16. Monitoring penerapan universal precaution
Penanggulangan
Kegiatan pokok dari area penanggulangan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkanan layanan CST di Klinik Seroja RSUD
2. Membangun komitmen dan penguatan Tim HIV-AIDS RSUD
3. Deseminasi Infomasi bagi seluruh provider RSUD
4. Advokasi pemegang kebijakan untuk penguatan Tim HIV-AIDS RSUD
5. Kontinuitas pelayanan di Klinik Intan
6. Peningkatan layanan komprehensif IMS HIV-AIDS bagi Klinik Intan (Layanan IMS,
Layanan VCT (6000 orang), Layanan TB-HIV
7. Set up layanan PICT di semua rumah sakit
8. Set up layanan VCT di semua puskesmas
9. Pemberian ARV profilaksis pada semua ibu hamil HIV positif dan bayi baru lahir sampai
usia bayi 6 minggu
Pemberdayaan
Kegiatan pokok dari area pemberdayaan adalah sebagai berikut :
1. Menambahkan program penanggulangan HIV-AIDS pada renstra masing-masing OPD
2. Pelaksanaan program penanggulangan HIV-AIDS yang telah dimasukan dalam renstra
masig-masing OPD
3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program penanggulangan HIV-AIDS pada masing-
masing OPD
4. Pengajuan proposal pembiayaan upaya penanggulangan HIV-AIDS dari OPD kepada
perusahaan
5. Kerjasama dengan media cetak dan media elektronik untuk mensosialisasikan
penanggulangan HIV-AIDS
6. Pemeriksaan kesehatan secara berkala seluruh karyawan dan pemilik tempat hiburan
7. Bimbingan dan konseling oleh petugas kesehatan dan warga peduli HIV-AIDS
8. Menyediakan lahan pelatihan sesuai dengan minat dan kompetensi ODHA
9. Pengadaan pelatihan ESQ bagi ODHA dan OHIDHA
10. Pencerahan / familly gathering bagi ODHA dan OHIDHA
11. Adanya pendamping dalam kewirausahaan ODHA dan OHIDHA
12. Menjalin kemitraan dengan stakeholder dengan memberikan rekomendasi pekerjaan
bagi ODHA dan OHIDA
Monitoring dan evaluasi dijalankan mengikuti suatu kerangka kerja sistem yang dapat
menilai setiap tahap pelaksanaan program, mulai dari tahap input, proses kegiatan,
output, hasil sampai dengan dampak program, sebagaimana tergambar pada diagram
berikut:
1. Indikator Input
Indikator input meliputi pengeluaran dana baik oleh mitra nasional maupun mitra
internasional, pengembangan kebijakan HIV - AIDS serta status implementasi kebijakan
tersebut, dan penguatan kelembagaan yang mencakup kelembagaan KPA (berikut
seluruh sektor yang menjadi anggota) baik di tingkat nasional maupun daerah. Indikator
ini penting untuk menilai perkembangan keberlangsungan program (sustainability).
2. Indikator Process
Indikator proses mencakup pelaksanaan program nasional, yaitu keamanan darah,
pelayanan ART, pencegahan transmisi dari ibu ke anak, co-management pengobatan
TBC dan HIV, tes HIV, pendidikan dan mitigasi dampak.
3. Indikator Output
Indikator output adalah cakupan program (coverage) khususnya terhadap populasi
kunci, ditambah dengan masyarakat umum untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Cakupan program nasional diukur terhadap seluruh populasi kunci yang dijangkau oleh
program komunikasi perubahan perilaku, diantaranya program edukasi, komunikasi
pendidikan sebaya, penilaian risiko individu/kelompok, dan akses terhadap kondom dan
alat suntik, program VCT, IMS serta perawatan, dukungan dan pengobatan.
4. Indikator Outcome
Indikator outcome untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan program telah dapat
merubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman dari kelompok kunci, baik perilaku
pencegahan maupun perilaku pengobatan. Indikator ini penting untuk menilai
perkembangan efektifitas program (effectiveness).
5. Indikator Impact
Indikator impact digunakan untuk melihat dampak epidemi dan program HIV dan AIDS,
yang diukur dengan prevalensi HIV dan IMS pada populasi kunci, dan populasi umum.
1. Monitoring
Monitoring diperlukan untuk memantau perkembangan penyebaran HIV-AIDS dan
pelaksanaan upaya-upaya atau kegiatan dalam lingkup strategi ini di Kota Cirebon.
Monitoring dapat dianggap sebagai pekerjaan koordinasi, sehingga monitoring oleh
setiap instansi baik Pemerintah maupun LSM yang dilakukan secara terintegrasi.
Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan melalui :
a. Pembentukan tim monitoring dan evaluasi (monev) KPA
b. Menyusun format/indikator (tools/instrumen monev KPA)
c. Penyediaan dana untuk monev dari APBD
d. Kunjungan ke pusat-pusat kegiatan program secara teratur, minimal dua kali dalam
setahun.
e. Laporan satu bulanan, tiga bulanan dan tahunan perkembangan program dari setiap
sektor terkait dan KPA Kota Cirebon.
f. Pertemuan koordinasi KPA Kota Cirebon tiap tiga bulan sekali
2. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengadakan penilaian dan analisa terhadap situasi epidemi
dan pelaksanaan Rencana Strategis Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS Kota
Cirebon bagi penyempurnaan rencana dan kegiatan selanjutnya. Hal ini dibutuhkan
untuk perencanaan dan pengembangan kebijaksanaan dalam upaya penanggulangan
HIV-AIDS di Kota Cirebon.
Karena pentingnya kegiatan monitoring dan evaluasi dalam strategi ini, maka dalam
penyusunan setiap rencana kegiatan dari semua organisasi dan kelompok, harus
dianggarkan waktu, dana, dan tenaga untuk monitoring dan evaluasi. Hal ini harus
dilakukan secara berkala dan diselenggarakan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan
agar penanggulangan HIV-AIDS dapat mencapai efisiensi yang tinggi, mampu
meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan program serta dapat melakukan tindakan
koreksi yang tepat untuk mengarahkan program dan memberikan informasi yang
berguna bagi pengelola program. Dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi berjalan
efektif dan efisien maka perlu disusun pedoman monitoring dan evaluasi.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan