Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI & PROGRAM

Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS Kota Cirebon Tahun


2011 - 2015 disusun dengan maksud untuk mensinergikan program-program
pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS yang dilaksanakan oleh berbagai sektor
terkait dan stakeholder pembangunan lainnya. Adapun tujuannya adalah sebagai arah
dan pedoman bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun program
dan kegiatan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS secara komprehensif,
terpadu dan berkesinambungan.

Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Hak Asasi Manusia;


2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam
Rumah Tangga;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berikut
perubahan-perubahannya;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional;
15. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nomor : 02/Per/Menko/Kesra/I/2007
tentang Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV-AIDS melalui Pengurangan
Dampak Buruk Pengguna Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
16. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nomor 08/Per/Menko/Kesra/I/2010
tentang Strategi dan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV-AIDS Tahun
20102014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah berikut perubahannya;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS dan Pemberdayaan
Masyarakat dalam Rangka Penanggulangan HIV-AIDS di Daerah;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 22 Tahun 1992 tentang Kewajiban
Pemeriksaan HIV pada Darah Donor;
20. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 68/Men/IV/2004
tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS di Tempat Kerja;
21. Keputusan Gubernur Nomor 443/Kep.215-Yansos/2005 tentang Komisi
Penanggulangan AIDS Daerah;
22. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan
yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon;
23. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-Dinas Daerah pada
Pemerintah Kota Cirebon;
24. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon;
25. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV-AIDS;
26. Keputusan Walikota Nomor 443.05/Kep.268Adm. Kesra/2009 tentang
Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah.

Kebijakan dan Strategi


Kebijakan

1. Upaya penanggulangan HIV-AIDS harus memperhatikan nilai-nilai agama,


budaya, norma kemasyarakatan, menghormati hak dan martabat manusia, serta
memperhatikan keadilan.
2. HIV-AIDS merupakan masalah sosial kemasyarakatan dan pembangunan, oleh
sebab itu upaya penanggulangannya harus diintegrasikan ke dalam program
pembangunan di tingkat daerah.
3. Upaya penanggulangan HIV-AIDS dilkuakan secara sistematik dan terpadu,
mulai dari peningkatan perilaku hidup sehat, pencegahan penyakit, perawatan,
dukungan dan pengobatan bagi ODHA dan orang-orang terdampak HIV-AIDS.
4.
Upaya penanggulangan HIV-AIDS dilakukan oleh masyarakat sipil dan
pemerintah secara bersama berdasarkan prinsip kemitraan.
5.
Populasi kunci dan ODHA serta orang-orang terdampak HIV-AIDS berperan aktif
secara bermakna dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS.
6.
Dukungan yang diberikan kepada ODHA dan orang-orang terdampak HIV-AIDS
yang miskin bertujuan untuk pemberdayaan dan mempertahankan kehidupan
sosial ekonomi yang layak dan produktif.
7.
Peraturan perundang-undangan diusahakan untuk dapat mendukung dan
selaras dengan upaya penanggulangan HIV-AIDS di semua tingkat.

Strategi

1. Perlu regulasi Pemerintah berupa kebijakan strategis maupun operasional untuk


mendukung dan melakukan percepatan pencegahan dan penanggulangan HIV-
AIDS.
2. Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS harus terintegrasi dalam program
pembangunan pada Pemerintah Kota Cirebon, yang dibiayai oleh berbagai
sumber dana.
3. Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS menjadi tanggungjawab bersama
Pemerintah, pelaku dunia usaha dan masyarakat berdasarkan prinsip kemitraan.
4. Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS harus memperhatikan nilai-nilai
agama, budaya, norma kemasyarakatan, menghormati harkat dan martabat
manusia, serta memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.
5. Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS dilakukan secara sistematik,
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, mulai dari peningkatan perilaku
hidup sehat, pencegahan penyakit, perawatan, dukungan dan pengobatan bagi
ODHA dan orang-orang terdampak HIV-AIDS.
6. Populasi kunci dan ODHA serta orang-orang disekitarnya perlu berperan aktif
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS.
7. Pemberdayaan terhadap ODHA dan OHIDHA melalui pendekatan sosial,
ekonomi dan agama.

RENCANA AKSI
Pencegahan
Pencegahan Khusus
1. Penyediaan paket pencegahan dan pengawasannya (KIE, kondom, dan JASS)
2. Menerapkan PITC (Provider Initiated Test and Conseling) untuk 10% ibu hamil
3. Meningkatkan layanan PMTCT

Pencegahan Umum
1. Sosialisasi untuk pimpinan OPD mengenai HIV AIDS
2. Sosialisasi dari pimpinan OPD mengenai HIV -AIDS kepada staf
3. Sosialisasi melalui media cetak dan elekktronik, Banner, Poster, Iklan
4. Sosialisasi kepada pimpinan perusahaan dan tempat hiburan malam mengenai HIV-
AIDS
5. Sosialisasi untuk tokoh agama dan tokoh masyarakat mengenai HIV-AIDS
6. Peran serta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan mengenai HIV
AIDS dalam forum/pertemuan dengan masyarakat
7. Lomba penyuluhan HIV-AIDS bagi masyarakat
8. Proses Kegaiatn Belajar Mengajar (KBM) yang menyisipkan materi/informasi HIV-AIDS
pada mata pelajaran agama, penjaskes, dan biologi sesuai dengan kompetensi dasar
9. Workshop bagi guru mata pelajaran agama, penjaskes dan biologi mengenai HIV-AIDS
10. Melibatkan kreatifitas siswa dalam bentuk lomba mengenai HIV-AIDS
11. Sosialisasi tentang HIV-AIDS kepada kelurahan-kelurahan se Kota Cirebon
12. Pembentukan Warga Peduli HIV-AIDS
13. Sosialisasi dari Warga Peduli HIV-AIDS kepada masyarakat disekitarnya dengan
menggunakan media seni (drama, film , puisi)
14. Sosialisasi mengenai universal precaution / kewaspadaan umum kepada tenaga medis
dan paramedis
15. Mengimplementasikan universal precaution
16. Monitoring penerapan universal precaution

Penanggulangan
Kegiatan pokok dari area penanggulangan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkanan layanan CST di Klinik Seroja RSUD
2. Membangun komitmen dan penguatan Tim HIV-AIDS RSUD
3. Deseminasi Infomasi bagi seluruh provider RSUD
4. Advokasi pemegang kebijakan untuk penguatan Tim HIV-AIDS RSUD
5. Kontinuitas pelayanan di Klinik Intan
6. Peningkatan layanan komprehensif IMS HIV-AIDS bagi Klinik Intan (Layanan IMS,
Layanan VCT (6000 orang), Layanan TB-HIV
7. Set up layanan PICT di semua rumah sakit
8. Set up layanan VCT di semua puskesmas
9. Pemberian ARV profilaksis pada semua ibu hamil HIV positif dan bayi baru lahir sampai
usia bayi 6 minggu

Pemberdayaan
Kegiatan pokok dari area pemberdayaan adalah sebagai berikut :
1. Menambahkan program penanggulangan HIV-AIDS pada renstra masing-masing OPD
2. Pelaksanaan program penanggulangan HIV-AIDS yang telah dimasukan dalam renstra
masig-masing OPD
3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program penanggulangan HIV-AIDS pada masing-
masing OPD
4. Pengajuan proposal pembiayaan upaya penanggulangan HIV-AIDS dari OPD kepada
perusahaan
5. Kerjasama dengan media cetak dan media elektronik untuk mensosialisasikan
penanggulangan HIV-AIDS
6. Pemeriksaan kesehatan secara berkala seluruh karyawan dan pemilik tempat hiburan
7. Bimbingan dan konseling oleh petugas kesehatan dan warga peduli HIV-AIDS
8. Menyediakan lahan pelatihan sesuai dengan minat dan kompetensi ODHA
9. Pengadaan pelatihan ESQ bagi ODHA dan OHIDHA
10. Pencerahan / familly gathering bagi ODHA dan OHIDHA
11. Adanya pendamping dalam kewirausahaan ODHA dan OHIDHA
12. Menjalin kemitraan dengan stakeholder dengan memberikan rekomendasi pekerjaan
bagi ODHA dan OHIDA

MONITORING DAN EVALUASI


Kerangka Kerja dan Indikator Kinerja

Monitoring dan evaluasi dijalankan mengikuti suatu kerangka kerja sistem yang dapat
menilai setiap tahap pelaksanaan program, mulai dari tahap input, proses kegiatan,
output, hasil sampai dengan dampak program, sebagaimana tergambar pada diagram
berikut:

1. Indikator Input
Indikator input meliputi pengeluaran dana baik oleh mitra nasional maupun mitra
internasional, pengembangan kebijakan HIV - AIDS serta status implementasi kebijakan
tersebut, dan penguatan kelembagaan yang mencakup kelembagaan KPA (berikut
seluruh sektor yang menjadi anggota) baik di tingkat nasional maupun daerah. Indikator
ini penting untuk menilai perkembangan keberlangsungan program (sustainability).

2. Indikator Process
Indikator proses mencakup pelaksanaan program nasional, yaitu keamanan darah,
pelayanan ART, pencegahan transmisi dari ibu ke anak, co-management pengobatan
TBC dan HIV, tes HIV, pendidikan dan mitigasi dampak.

3. Indikator Output
Indikator output adalah cakupan program (coverage) khususnya terhadap populasi
kunci, ditambah dengan masyarakat umum untuk Provinsi Papua dan Papua Barat.
Cakupan program nasional diukur terhadap seluruh populasi kunci yang dijangkau oleh
program komunikasi perubahan perilaku, diantaranya program edukasi, komunikasi
pendidikan sebaya, penilaian risiko individu/kelompok, dan akses terhadap kondom dan
alat suntik, program VCT, IMS serta perawatan, dukungan dan pengobatan.

4. Indikator Outcome
Indikator outcome untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan program telah dapat
merubah perilaku berisiko menjadi perilaku aman dari kelompok kunci, baik perilaku
pencegahan maupun perilaku pengobatan. Indikator ini penting untuk menilai
perkembangan efektifitas program (effectiveness).

5. Indikator Impact
Indikator impact digunakan untuk melihat dampak epidemi dan program HIV dan AIDS,
yang diukur dengan prevalensi HIV dan IMS pada populasi kunci, dan populasi umum.

Monitoring dan Evaluasi

1. Monitoring
Monitoring diperlukan untuk memantau perkembangan penyebaran HIV-AIDS dan
pelaksanaan upaya-upaya atau kegiatan dalam lingkup strategi ini di Kota Cirebon.
Monitoring dapat dianggap sebagai pekerjaan koordinasi, sehingga monitoring oleh
setiap instansi baik Pemerintah maupun LSM yang dilakukan secara terintegrasi.
Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan melalui :
a. Pembentukan tim monitoring dan evaluasi (monev) KPA
b. Menyusun format/indikator (tools/instrumen monev KPA)
c. Penyediaan dana untuk monev dari APBD
d. Kunjungan ke pusat-pusat kegiatan program secara teratur, minimal dua kali dalam
setahun.
e. Laporan satu bulanan, tiga bulanan dan tahunan perkembangan program dari setiap
sektor terkait dan KPA Kota Cirebon.
f. Pertemuan koordinasi KPA Kota Cirebon tiap tiga bulan sekali

2. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengadakan penilaian dan analisa terhadap situasi epidemi
dan pelaksanaan Rencana Strategis Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS Kota
Cirebon bagi penyempurnaan rencana dan kegiatan selanjutnya. Hal ini dibutuhkan
untuk perencanaan dan pengembangan kebijaksanaan dalam upaya penanggulangan
HIV-AIDS di Kota Cirebon.

Kegiatan evaluasi dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Evaluasi Tahunan
Dilakukan menjelang akhir tahun fiskal, menyangkut :
1) Tinjauan laporan kemajuan program
2) Kunjungan ke pusat-pusat layanan kesehatan
3) Penyusunan laporan hasil evalusi
b. Evaluasi Tengah Masa
Dilakukan pada akhir tahun kedua Rencana Strategis Pencegahan dan
Penanggulangan HIV-AIDS yang akan dititikberatkan pada evalusi mutu pelaksanan
kegiatan. Hasil evaluasi akan digunakan oleh pemerintah Kota Cirebon untuk
perencanaan peningkatan mutu kegiatan pada periode Strategi Penanggulangan HIV-
AIDS berikutnya.
c. Evaluasi Akhir Masa
Dilakukan pada akhir tahun Rencana Strategis Pencegahan dan Penanggulangan HIV-
AIDS dengan fokus pada mutu cakupan layanan kegiatan. Hasil evalusi akhir akan
digunakan oleh pemerintah Kota Cirebon sebagai dasar untuk penyusunan Rencana
Strategi Pencegahan dan Penanggulangan HIV-AIDS lima tahun berikutnya.

Karena pentingnya kegiatan monitoring dan evaluasi dalam strategi ini, maka dalam
penyusunan setiap rencana kegiatan dari semua organisasi dan kelompok, harus
dianggarkan waktu, dana, dan tenaga untuk monitoring dan evaluasi. Hal ini harus
dilakukan secara berkala dan diselenggarakan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan
agar penanggulangan HIV-AIDS dapat mencapai efisiensi yang tinggi, mampu
meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan program serta dapat melakukan tindakan
koreksi yang tepat untuk mengarahkan program dan memberikan informasi yang
berguna bagi pengelola program. Dan agar kegiatan monitoring dan evaluasi berjalan
efektif dan efisien maka perlu disusun pedoman monitoring dan evaluasi.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan

Anda mungkin juga menyukai