Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1987, menurut
data Kemenkes sejak tahun 2005 sampai September 2015, terdapat kasus HIV
sebanyak 184.929 yang didapat dari laporan layanan konseling dan tes HIV.
Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), Jawa Timur
(24.104 kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus) dan Jawa
Tengah (12.267 kasus). Kasus HIV pada Juli – September 2015 sejumlah 6.779
kasus. Faktor penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks yang tidak aman
pada heteroseksual (46,2 %), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun
(3,4%) dan LSL (24,4%).
Sementara kasus di Provinsi Banten sendiri berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Banten jumlah kumulatif temuan kasus hingga bulan
September 2014 sudah berjumlah 3.237 kasus dengan rincian HIV sebanyak
2.079 dan 1.158 kasus AIDS, meningeal 182 orang. Di Kota Tangerang data
kumulatif yang didapat dari Dinas Kesehatan dalam kurun waktu 2004 sampai
dengan Oktober 2016 adalah 1.216 kasus. Januari – Oktober 2016 ditemukan 67
kasus dimana 64% HIV dan 34% AIDS.
Secara Geografis Provinsi Banten merupakan wilayah yang strategis di ujung
Pulau Jawa, mulai dari jalur transportasi darat, laut dan udara, sehingga situasi ini
mendukung mudahnya NARKOBA dan HIV AIDS masuk ke wilayah Banten.
Kasus HIV AIDS di Provinsi Banten dalam setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup tinggi, terlihat dari hasil kajian Kementrian Kesehatan
berupa Estimasi tahun 2012 pada ODHA sudah berjumlah 9.047 kasus.
Tentunya permasalahan HIV AIDS ini menjadi tanggung jawab kita bersama,
karena HIV AIDS merupakan kasus sosial bukan kasus kesehatan semata saja,
paradigma bahwa kasus HIV AIDS merupakan masalah kesehatan saja sangat
berkembang di masyarakat sehingga dengan minimnya informasi yang ada dan
berdampak pada berkembangnya stigma dan deskriminasi di masyarakat pada
penderita HIV AIDS. Tentunya dengan menstigma dan mendeskriminasi ODHA
bukan menyelesaikan masalah dan memutuskan mata rantai penularan virus HIV
AIDS, namun justru dapat memperkeruh situasi sosial dengan ODHA yang tidak
mau terbuka sehingga berdampak pada sulitnya penanganan dalam pengobatan.
Dengan demikian situasi ini perlunya kita bekerja bersama sama dan multi sektor
dalam menyelesaikan permasalahan HIV AIDS.
Penyebaran kasus HIV dan AIDS yang begitu cepat memerlukan
penanganan yang terkoordinasi, terencana, terarah dan berkesinambungan antar
lintas sektor. Penanggulangan dan penanganan AIDS merupakan tanggung jawab
bersama, baik Pemerintah, swasta, LSM, Akademisi, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat dan Masyarakat secara umum. Selain itu juga keterbatasan sumber
daya (manusia, sarana prasarana dan dana) dihadapi dalam upaya
penanggulangan AIDS di Kota Tangerang, sehingga berbagai upaya harus terus
dilakukan agar penyebaran HIV dapat dikendalikan untuk menyelamatkan
kehidupan di masa yang akan datang.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dibentuklah Komisi Penanggulangavn
AIDS Kota Tangerang sejak tahun 2006 yang di revitalisasi pada tahun 2011,
sesuai dengan kebutuhan maka direvitalisasi kembali pada tahun 2014 dengan
Surat Keputusan Walikota Nomor : 800/Kep.443/Dinkes/2014 dan kembali
diperbaharui pada 28 Februari 2017 dengan surat Keputusan Walikota Nomor :
800/Kep. 207/Dinkes 2017.
Pada tahun 2016 Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota
Tangerang telah didukung Anggaran Hibah Daerah Kota Tangerang sebesar
Rp.300.000.000 ,- (Tiga Ratus Juta Rupiah), dana tersebut dialokasikan untuk
Kegiatan Sosialisasi baik di SKPD dan Masyarakat, Keperluan Kantor, Kegiatan
Monitoring, kegiatan Rapat Internal dan kegiatan Lokakarya penganggaran SKPD
terkait. Pada Tahun 2017 kami mengajukan Hibah sebesar Rp. 450.000.000,-
(Empat Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
Penemuan kasus HIV dan AIDS sudah dilaporkan oleh RSU Usada Insani,
9 Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) yaitu RSUD Kota Tangerang,
Puskesmas Cibodasari, Batu Ceper, Karawaci Baru, Ciledug, Gondrong, Tanah
Tinggi, Karang Tengah, Benda dan Cipondoh.
Untuk Rumah Sakit Rujukan Odha yaitu : RS USADA INSANI, RSUD Kota
Tangerang (Proses), Puskesmas Cibodasari ( SATELIT ) sedang proses untuk
menjadi mandiri dan Puskesmas Karawaci baru (satelit).
Usia produktif 20 tahun – 40 tahun masih mendominasi angka kelompok umur
terbanyak yang terinfeksi HIV/AIDS.
VII. PENUTUP
Penyebaran HIV dan AIDS yang begitu cepat khususnya di Kota Tangerang
harus diimbangi dengan upaya penanggulangan yang cepat pula, sehingga kasus
HIV dan AIDS dapat ditekan sekecil mungkin. Upaya penanggulangan ini
memerlukan kerja sama berbagai pihak baik pemerintah, swasta, LSM, Akademisi,
Tokoh agama, Tokoh Masyarakat yang dilakukan secara terkoordinasi, sinergis
dan komprehensif.
Komisi penanggulangan AIDS Kota Tangerang tidak akan mampu bekerja
secara maksimal dalam upaya penanggulangan AIDS di Kota Tangerang tanpa
adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah
dukungan dari pemerintah pusat melalui Komisi Penanggulangan AIDS Propinsi
dan Nasional, sehingga keberadaan komisi ini dapat memberikan kontribusi dalam
penanggulangan AIDS secara nasional.
Demikian proposal ini disusun dengan harapan dapat memberikan data dan
informasi tentang program Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Tangerang
sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap anggaran yang telah diberikan.
( H. EDI WANTORO)
Lampiran I.
Rincian Perhitungan
No Uraian Volume Satuan Tarif Jumlah Jumlah Total Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Total 818.060.494
1 Biaya Pengurus
II KEGIATAN 781.042.994
1 Evaluasi Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS untuk Mitra KPA 23.800.000
1. Belanja Makan Minum
(50 Org x 1 kali) 50 OH 47.500 2.375.000
2. Uang Saku peserta
(30 Org x 1 kali) 30 OH 100.000 3.000.000
3. Honorarium
a. Pembina Kegiatan 1 OK 4.000.000 4.000.000
b. Pembuka / Penutup Kegiatan 1 OK 2.500.000 2.500.000
c. Honorarium Narasumber Non PNS 2 OK 1.500.000 3.000.000
d. Transport Narasumber Non PNS 2 OK 500.000 1.000.000
e. Honorarium Narasumber PNS 1 OK 1.500.000 1.500.000
f. Transport Narasumber PNS 1 OK 500.000 500.000
4. ATK dan Penggandaan
a. Tas Sosialisasi 50 Buah 100.000 5.000.000
b. Pulpen 50 Buah 3.500 175.000
c. Note book 50 Buah 5.000 250.000
d. Penggandaan Materi 2500 Lembar 200 500.000
2 Lokakarya Peningkatan Anggaran Kegiatan SKPD 28.005.000
1. Belanja Makan Minum
(30 Org x 1 kali) 30 OH 175.000 5.250.000
2. Uang Saku peserta
(30 Org x 1 kali) 30 OH 100.000 3.000.000
3. Honorarium
a. Pembina Kegiatan 2 OK 4.000.000 8.000.000
b. Pembuka / Penutup Kegiatan 2 OK 2.500.000 5.000.000
c. Honorarium Narasumber Non PNS 2 OK 1.500.000 3.000.000
d. Transport Narasumber Non PNS 2 OK 500.000 1.000.000
e. Honorarium Narasumber PNS 1 OK 1.500.000 1.500.000
f. Transport Narasumber PNS 1 OK 500.000 500.000
4. ATK dan Penggandaan
a. Pulpen 30 Buah 3.500 105.000
b. Note book 30 Buah 5.000 150.000
c. Penggandaan Materi 2500 Lembar 200 500.000
3 Study Banding KPA Ke KPA Kota Semarang 84.255.994
Tujuan KPA Kota Semarang
(Sekretaris I KPA, Sekretariat KPA, KPA Provinsi Banten,
Dinas Kesehatan, Bappeda, BPMPKB, Dinas Sosial,GF
Dinkes, LSM ,WPA, KDS dan Komunitas)
a. Transport Pesawat PP (17 org x 2 kali ) 17 OH 1.572.000 26.724.000
b. Penginapan (17 org x 2 Malam 3 hari) 34 OH 302.191 10.274.494
c. Transport harian (11 org x 3 hari) 33 OH 200.000 6.600.000
d. Uang saku (11 org x 3 hari) 33 OH 250.000 8.250.000
e. Uang Saku PNS (6 org x 3 hari) 18 OH 600.000 10.800.000
f. Transport Harian PNS (6 Org x 3 hari) 18 OH 300.000 5.400.000
g. Belanja Makan (17 Org x 6 kali) 102 OH 47.500 4.845.000
h. Sewa kendaraan Mini bus (1 x 3 hari) 3 Hari 2.000.000 6.000.000
i. Souvenir (Plakat) 6 Tempat 500.000 3.000.000
Pertemuan Kegiatan dengan KPA Kota Semarang
1. Belanja Makan Minum 35 OH 47.500 1.662.500
2. Pembicara Non PNS (KPA Kota Semarang) 1 OK 500.000 500.000
3. Pembawa acara 1 OK 200.000 200.000
4 Pembentukan WPA 70.125.000
1. Belanja Snack dan makan (15 kel x 30 Org) 450 OH 47.500 21.375.000
2. Pembicara PNS dalam Pemda Kota Tangerang 15 OK 500.000 7.500.000
3. Pembicara Non PNS 15 OK 500.000 7.500.000
3. Transport Peserta 450 OK 75.000 33.750.000
3 Cetakan 26.678.400
Cetak Spanduk Flexi Korea Uk.4m x 1 m x Rp.52.500 5 Buah 210.000 1.050.000
Cetak Spanduk 4m x 1 m x Rp. 29.800/m 2 Buah 119.200 238.400
Cetak Role Banner (60 x160 cm) 4 Buah 285.000 1.140.000
Map KPA 300 Buah 4.500 1.350.000
Cetak Amplop KPA 6 Pak 125.000 750.000
HVS F4 Kop KPA 10 Rim 345.000 3.450.000
HVS A4 Kop KPA 10 Rim 300.000 3.000.000
Cetak Leaflet KPA (3 Macam) 5000 Buah 2.000 10.000.000
Kalender KPA 200 Buah 28.500 5.700.000
4 Belanja Pemeliharaan Peralatan Kantor 3.396.000
Pemeliharaan Laptop /Tahun 3 Unit 574.000 1.722.000
Pemeliharaan Printer/Tahun 2 Unit 546.000 1.092.000
Pemeliharaan AC/Tahun 1 Unit 482.000 482.000
Pemeliharaan Mesin Tik 1 Unit 100.000 100.000
TOTAL 818.060.494,00
-