Kumar, Abbas, Aster. Robbins and Cotran pathologic basis of diseases. 9th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015: hlm 247.
Respon Imun terhadap Infeksi TB
Kumar, Abbas, Aster. Robbins and Cotran pathologic basis of diseases. 9th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015: hlm 372.
Perjalanan Penyakit TB-HIV
– TB yang tidak diobati:
– 50% meninggal
– 30% sembuh sendiri
– 20% penyakit kronis menular
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk teknis
tatalaksana klinis ko-infeksi TB-HIV. Jakarta. 2012
‘Dangerous-Couple’ Model TB-HIV
Shankar EM, Vignesh R, Ellegard R, Barathan M, Chong YK, Bador MK, et al. HIV-Mycobacterium tuberculosis co-infection: a ‘danger-couple
model’ of disease pathogenesis. Pathog Dis. 2014; 70: hlm. 110-8.
Capaian Indikator Utama TB-HIV Indonesia
Diskusikan:
1. Apa tantangan di dalam memastikan semua
pasien TB dites HIV?
2. Apa tantangan di dalam memastikan semua
pasien TB dengan HIV positif mengapatkan ARV?
3. Apa tantangan di dalam memastikan ODHA
mendapatkan TPT?
4. Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi
tantangan tersebut?
Aktivitas Kolaborasi TB-HIV
Sebagai respons terdapatnya epidemi ganda HIV dan TB, Kementerian Kesehatan
sejalan dengan rekomendasi WHO melakukan upaya terdiri atas 12 aktivitas kolaborasi
TB/HIV:
A. Membentuk mekanisme kolaborasi antara program TB dan HIV/AIDS
A.1. Pokja TB-HIV
A.2 Surveilans HIV pada pasien TB
A.3. Perencanaan bersama TB-HIV
A.4. Monitoring dan evaluasi
Untuk melaksanakan kegiatan TB-HIV, pada tingkat layanan kesehatan dapat dibentuk
mekanisme kolaborasi/koordinasi TB-HIV yang dapat berupa pembentukan tim TB-HIV
yang padu dan terdiri dari Tim DOTS, Tim HIV dan unsur manajemen dan ditentukan
ketua dari Tim TB-HIV tersebut. Sebagai contoh Tim TB-HIV tersebut dapat terdiri atas:
500 CD4
HIV awal
Typical Tuberculosis
200 CD4
Atypical
PTB
HIV lanjut EPTB
50 CD4
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Masalah terapi:
• Adherence / jumlah pil banyak
• Efek toksisitas yang tumpang tindih
– mual, muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
• Interaksi obat
– Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
• ‘Paradoxical worsening’ TB
– Reaksi Immune reconstitution
– Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi TB
– Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif selesai
6. Immune Reconstitution
Inflammatory Syndrome (IRIS)
TB Immune reconstitution
Infeksi TB yang sebelumnya tenang menjadi nyata
2-3 minggu setelah memulai ART akibat
meningkatnya respons inflamasi
Parut BCG : Tidak ada Ada Tipe Diagnosis dan Klasifikasi Pasien TB
Jumlah Skoring TB Anak: ………………………… Tipe Diagnosis Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi
……………………………………………………………………………………………………….. Terkonfirmasi bakteriologis TB Paru
Terdiagnosis klinis TB Ekstraparu, Lokasi………………………..
Hasil Pemeriksaan Contoh Uji (Sesuai dengan TB.05) Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
Bulan
ke Tanggal No. Reg Lab BTA*) Biakan Tes Cepat Baru Kambuh
0 Diobati setelah gagal Diobati setelah putus berobat (lost to follow up )
2 Lain-lain Riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui
3 Klasifikasi berdasarkan status HIV
5 Positif Negatif Tidak diketahui
6 Dirujuk oleh : Inisiatif Pasien/Keluarga Anggota Masyarakat/Kader………………
8 Faskes…………………………. Dokter Praktek Mandiri……………………..
*) Tulislah 1+, 2+, 3+, scanty, atau Neg sesuai hasil pemeriksaan dahak Poli Lain………………………. Lain-lain…………………………………………….
Pemeriksaan Lain-lain Pindahan dari:
● Uji Tuberkulin: ………………….. mm (Indurasi bukan eritema) Nama Faskes : ……………………………………… Kab/Kota : ………………………………………
● Foto toraks: Tanggal: ___/___/_____ No Seri: ……………………. Alamat Faskes : ……………………………………… Provinsi : ………………………………………
Kesan: ………………………………………………………………………………………. Pemeriksaan Kontak ……………………………..
Kontak erat dengan anak, sebutkan
Hasil pemeriksaan
● Biopsi jarum halus (FNAB): Tanggal __/__/____ Hasil: ………………….. No. Nama L/P Umur Tindak Lanjut
kontak*)
● Biakan hasil contoh uji selain dahak : MTB Bukan MTB 1
Sebutkan……………………………………….. 2
Kegiatan TB DM 3
Riwayat DM : Ya Tidak 4
5
Hasil Tes DM : Positif Negatif
*) Hasil diisi: Untuk Dewasa: Sehat/Sakit TB
Terapi DM : OHO Inj. Insulin Untuk Anak: Sehat/Infeksi Laten TB/Sakit TB
Pencatatan dan Pelaporan TB-HIV (4):
TB 01 (Belakang)
Paduan OAT : Kategori-1 Kategori-2 Kategori anak Sumber Obat : Program TB Bayar sendiri
………………… …………………
I. TAHAP AWAL : *)
KDT : __________ Tablet No. Batch ____________________ Streptomisin**) mg/hari No. Batch __________________
*) Berilah tanda √ jika pasien datang mengambil obat dan menelan obat di depan petugas kesehatan
Berilah tanda "garis lurus sesuai tanggal minum obat" jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri di rumah
**) Diisi untuk OAT kategori-2 dan keadaan khusus
KDT : __________ Tablet No. Batch ____________________ Etambutol ****) mg/hari No. Batch __________________
***) Berilah tanda √ jika pasien datang mengambil obat dan menelan obat di depan petugas kesehatan
Berilah tanda "garis lurus putus-putus sesuai tanggal minum obat" jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri di rumah
****) Diisi untuk OAT kategori-2
*Hasil Tes ditulis dengan kode: R= Reaktif, I= Indeterminate, NR= Non Reaktif
Sembuh Pengobatan Lengkap Gagal
Dosis INH:
10 mg/kg BB
Sumber Obat : Program Bayar Sendiri
20 mg/kgBB (dosis tinggi)
Asuransi Lain-lain
PENGOBATAN
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah dosis
Peran Tenaga Kesehatan
Peran nakes HIV
Skrining TB pada semua pasien HIV setiap kunjungan
Diagnostik TB atau merujuk ke poli TB
Memastikan profilaksis TB pada pasien HIV tanpa TB
Memastikan semua ODHA mendapat ARV dengan
adherence yang baik
Melakukan PPI TB
Berkoordinasi dengan tim TB memastikan semua pasien
HIV yang terduga TB mendapatkan tindak lanjut
Peran Tenaga Kesehatan
Peran nakes TB
Melakukan PITC pada semua kasus TB
Memastikan pasien TB-HIV mendapatkan OAT dan ARV
Memberikan profilaksis cotrimoxazole pada kasus TB-HIV
Melakukan PPI TB
Melakukan tracing kontak TB
Berkoordinasi dengan tim HIV memastikan semua pasien
TB dengan HIV mendapatkan ART