Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT

JALAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH

PADANG TAHUN 2022

Oleh:

Yulita Fitria

Sari

NPM.2010070160002

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian

skripsi ini dengan judul “GAMBARAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT

JALAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG TAHUN 2022”.

Usulan penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

telah memberikan masukan-masukan kepada penulis dalam penyelesaiannya.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibuk Novia Zulfa Hanum, SKM, MKM selaku Ketua Prodi

Administrasi Rumah Sakit

2. Bapak Drs. Eka Trio Effandilus, M.Si dan Ibu Sri Oktarina, SKM,

M.KM selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian

3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa

kami sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan yang akan datang.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat

balasan dari Allah SWT.Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkannya.

Padang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................2
1.3 Tujuan penelitian......................................................................4
1.4 Manfaat penelitian....................................................................5
1.5 Ruang lingkup penelitian..........................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................6


2.1 Waktu menunggu........................................................................6
2.1.1 Defenisi Waktu Tunggu......................................................6
2.1.2 faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu...............6
2.2 Rumah Sakit................................................................................7
2.2.1 Defenisi Rumah Sakit.........................................................7
2.2.2 Klasifikasi Rumah Sakit.....................................................8
2.3 Perawatan Rawat Jalan...........................................................10
2.3.1 Pengertian Rawat Jalan.....................................................10
2.3.2 Prosesur Rawat Jalan........................................................10
2.3.3 Kualitas Pelayanan Rawat Jalan.......................................12
2.4 Kerangka Teoritik....................................................................15
2.5 Kerangka Konsep.....................................................................15
2.6 Hipotesis Penelitian..................................................................16

BAB III METODE PENELITIAN............................................................17


3.1 Jenis Penelitian......................................................................................17
3.2 Tempat dan waktu penelitian..............................................................17
3.2.1 lokasi penelitian............................................................................17
3.2.2 Waktu penelitian...........................................................................17

ii
3.3 Populasi Dan sampel.............................................................................17
3.3.1 Populasi.........................................................................................17
3.3.2 Sampel..........................................................................................18
3.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................................18
3.5 Pengolahan Data...................................................................................18
3.6 Teknik Analisis Data............................................................................19
3.7 Defenisi Operasional.............................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam penelitian Buhangi (2007) dan Laeliyah & Subekti (2017), waktu

tunggu pelayanan masih menjadi masalah yang sering dijumpai di pelayanan

kesehatan dan salah satu komponen yang dapat menimbulkan ketidakpuasan

ketika waktu tunggu yang lama. menimbulkan ketidakpuasan pasien. Dari sudut

pandang manajemen mutu, waktu tunggu pasien untuk pelayanan kesehatan

merupakan salah satu isu yang paling penting dan menentukan kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh unit pelayanan kesehatan dan mencerminkan

penggunaan komponen pelayanan personalisasi oleh rumah sakit. tergantung pada

situasi dan hara pan pasien. Waktu tunggu merupakan isu kontekstual yang selalu

menimbulkan keluhan dari pasien di beberapa rumah sakit, seringkali isu waktu

tunggu pelayanan ini kurang mendapat perhatian dari pihak manajemen rumah

sakit. Rumah sakit mengabaikan waktu tunggu yang lama untuk pelayanan

kesehatannya, sehingga mutu pelayanan rumah sakit secara keseluruhan dianggap

tidak profesional, dan dapat merusak kepuasan pasien dan keluarga pasien.

Menurut Kapustiak (2007) dalam penelitian Laeliyah & Subekti (2017),

waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang dihabiskan pasien untuk mencari

pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran hingga memasuki ruang pemeriksaan

dokter.
Menurut hasil penelitian Laeliyah & Subekt (2017), rata-rata waktu tunggu

pasien rawat jalan RSUD Kabupaten Indramayu adalah 70,18 menit, dan kategori

paling sering lama (>60 menit).

Menurut penelitian Dew (Febriyanti, 2013), Astuti, Werdani (2014), waktu

tunggu pasien di pelayanan TPPRJ merupakan salah satu hal terpenting yang

menentukan citra pertama rumah sakit. Waktu tunggu pasien merupakan bagian

yang dapat menimbulkan ketidakpuasan. Pasien menganggap pelayanan kesehatan

buruk ketika penyakit tidak kunjung membaik, antrian panjang dan petugas

kesehatan tidak ramah walaupun profesional. Jika waktu tunggu di ruang rawat

jalan akan mengurangi kenyamanan pasien, yang akan mempengaruhi citra rumah

sakit, yang dapat mempengaruhi keuntungan pasien di masa depan.

Menurut penelitian Kristian, Sutriningsih, Ardhiyani (2015), sebagian

besar responden memiliki waktu tunggu yang benar, sebanyak 27 orang (90%),

pasien dengan waktu tunggu yang benar lebih puas. Kualitas pelayanan yang

sering dikritik adalah waktu tunggu. Waktu tunggu adalah waktu dari pendaftaran

pasien sampai pemeriksaan kesehatan. Waktu tunggu yang lama dapat

mempengaruhi kepuasan pasien dan kualitas pelayanan. Menurut penelitian

Nugrahen (2017), berdasarkan wawancara dan observasi langsung ke UPTD-

Puskesmas 1 pesantren 1, rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan di UPTD-

Puskesmas 1 pesantren 1 (30-60 menit). Hal ini terlihat pada hasil perhitungan

waktu baik yaitu sebesar 72%.

Menurut penelitian Nugrahen (2017) (Kementerian Kesehatan, 2008),

waktu tunggu di Indonesia ditentukan oleh standar pelayanan minimal oleh

2
Kementerian Kesehatan. Misalnya, kategori antara waktu tunggu dan waktu

kontrol, yang dinilai memuaskan atau tidak memuaskan oleh pasien, antara lain

penampilan pasien di loket pendaftaran, mengantri dan menunggu panggilan ke

polisi dianalisis dan diperiksa. oleh dokter, perawat atau bidan selama lebih dari

90 menit (kategori Panjang), 30-60 menit (kategori Sedang) dan ≤ 30 menit

(kategori Cepat). Waktu tunggu di Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan

(Kemenkes) melalui standar pelayanan minimal. Pelayanan rawat jalan menurut

Permenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 minimal 60 menit.

Menurut (Anonim, 2008), waktu tunggu adalah waktu yang berlalu antara

pendaftaran pasien dan aktivitas dokter spesialis. Waktu tunggu merupakan

indikator standar kinerja minimal di rawat jalan yaitu ≤ 60 menit. Rentang

kegiatan yang dilakukan oleh dokter spesialis, mulai dari pendaftaran hingga

pelayanan, diatur dalam alur pelayanan setiap fasilitas rumah sakit.

Menurut penelitian Rusdianah (2017), rata-rata waktu tunggu obat resep

8,62 menit, waktu tunggu pelayanan resep selesai 13,49 menit, dan rata-rata total

waktu tunggu pelayanan resep 9,17 menit. Waktu tunggu pasien ditentukan jangka

waktu sejak pasien menyerahkan resep di apotek rawat jalan sampai dengan

pasien menerima obat dan meninggalkan apotek (Kepmenkes RI, 2008). Menurut

studi Health Services and Outcomes Research of the National Healthcare Group di

Singapura, selain ketepatan resep dan keterjangkauan obat, kepuasan pasien

sangat dipengaruhi oleh waktu tunggu suplai obat yang kurang dari 30 menit.

Pengalaman pasien menunggu suatu pelayanan dapat mempengaruhi persepsi

mereka terhadap kualitas pelayanan (Megawati, 2015).

3
Studi Chen Bai-Lian menyebutkan pelayanan rawat jalan rumah sakit

China, total 787 kunjungan pasien per hari, dimana 457 pasien datang untuk

konsultasi pagi. Rata-rata waktu kunjungan pasien rawat jalan di rumah sakit ini

selama masa penelitian adalah 43,6 menit pada pagi hari, 19,1 menit pada siang

hari, dan 34,3 menit pada siang hari. Total waktu kunjungan pasien pada pagi hari

dua kali lebih lama dari pasien yang datang pada sore hari. Standar pelayanan

minimal di rumah sakit, waktu tunggu pelayanan rawat jalan maksimal 60 menit

(Depkes, 2008).

1.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

Gambaran Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah

tahun 2022.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui waktu tunggu dari akhir pendaftaran hingga tiba di

ruang ujian

2. Mengetahui waktu tunggu pemeriksaan sejak pasien masuk ruang

pemeriksaan sampai pasien keluar ruang pemeriksaan.

3. Pengetahuan tentang waktu tunggu penerimaan obat yang

diperlukan sejak meninggalkan ruang pemeriksaan sampai obat

diterima pasien dari apotek.

4
1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk

memperbaiki pelayanan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Siti

Rahmah Padang rahun 2022.

2. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan dan

belajar untuk mengetahui Waktu Tunggu pasien rawat jalan bagi

pendidikan keperawatan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan untuk

peneliti selanjutnya terutama yang berhubungan denga Waktu Tunggu

Pasien dan mengembangkan untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun dalam penelitian tentang “GAMBARAN WAKTU TUNGGU

PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH

PADANG TAHUN 2022” berlokasi di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah pada

tahun 2022 dengan variabel dependen Waktu Tunggu dengan variabel independen

Gambaran waktu tunggu pasien rawat jalan seperti berapa lama waktu tunggu

setiap pasien di poli Rumah Sakit.

5
BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Waktu Menunggu

2.1.1 Definisi

Waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran sampai dengan ruang pemeriksaan

dokter. Bustan (2015). Waktu tunggu diklasifikasikan sebagai:

90 menit (kelas lama). 30-60 menit (kelas menengah) dan ≤ 30 menit (kelas

cepat). Waktu tunggu di Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan

(Kemenkes, 2008).

Waktu tunggu pasien merupakan bagian yang dapat menimbulkan

ketidakpuasan. Pasien menganggap pelayanan kesehatan buruk ketika

penyakitnya tidak kunjung sembuh, antrian panjang dan petugas kesehatan tidak

ramah, padahal profesional (Febriyanti, 2013).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa waktu tunggu

merupakan standar pelayanan yang harus dimiliki oleh kepolisian.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu

Wilayah dan infrastruktur poliklinik merupakan salah satu faktor

peningkatan kualitas pelayanan terkait dengan waktu tunggu pasien. Persyaratan

khusus prasarana poliklinik harus disesuaikan dengan lokasi (dekat jalan utama,

bagian administrasi, register medik, laboratorium, radiologi dan farmasi), lokasi

(poliklinik terbuka tidak boleh dekat), ruang tunggu yang cukup dan demarkasi.

dari penyakit menular,


6
Ketersediaan wastafel, sirkuit pasien dan staf harus terpisah. Lokasi

ambulans yang tidak tepat, sirkulasi yang kurang baik dan ruang tunggu yang

kurang memadai merupakan hal-hal yang dapat menghambat pelayanan dan

menambah waktu tunggu (Anonim, 2012).

2.2 Rumah Sakit

2.2.1 Definisi rumah sakit

Menurut UU Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009, rumah sakit adalah fasilitas

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014

memberikan pengertian rumah sakit, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus

sebagai berikut:

1. Rumah Sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan untuk segala penyakit dan penyakit. 3. Rumah

Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

penting dalam suatu bidang atau jenis penyakit tertentu

berdasarkan kekhususan, golongan umur, organ, jenis penyakit

atau kekhususan lainnya.

7
Menurut UU No. 44 Tahun 2009, rumah sakit di Indonesia dibagi menjadi

dua jenis berdasarkan kepemilikannya, yaitu:

1. Rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh negara

(termasuk pemerintah daerah) dan badan hukum nirlaba lainnya.

2. Rumah sakit swasta yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan

hukum yang tujuannya mencari keuntungan dalam bentuk

perseroan terbatas atau Persero.

2.2.2 Klasifikasi rumah sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 Tahun 2014,

klasifikasi rumah sakit menurut jenis pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Rumah sakit umum yang terdiri dari:

A. Rumah Sakit Umum Kelas A

Cakupan pelayanan yang ditawarkan oleh rumah sakit umum kelas A

paling sedikit meliputi:

1) Layanan Medis

Pelayanan medis sekurang-kurangnya terdiri dari:

a) layanan darurat

b) Pelayanan kesehatan dasar

c) dukungan untuk layanan medis khusus

d) layanan medis khusus lainnya

e) Pelayanan medis khusus

f) Pelayanan spesialis gigi dan mulut

8
2) Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian meliputi administrasi obat, alat kesehatan

dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan farmasi klinik.

3) Pelayanan keperawatan dan kebidanan

Pelayanan keperawatan dan kebidanan meliputi pelayanan medis

umum dan spesialis serta pelayanan kebidanan.

4) Layanan Penunjang Klinis

Layanan pendukung klinis meliputi layanan perbankan darah,

perawatan kritis untuk segala usia dan penyakit, nutrisi, sterilisasi

instrumen, dan catatan pasien.

5) Layanan Dukungan Non-Klinis

Layanan pendukung non-klinis meliputi binatu/linen, layanan

katering/dapur, pemeliharaan teknik dan properti, pengelolaan

limbah, penyimpanan, ambulans, sistem informasi dan komunikasi,

penanganan jenazah, sistem proteksi kebakaran, manajemen medis

dan pengelolaan air bersih (Permenkes, 2014) . ).

6) Layanan Rumah Sakit

Pelayanan rumah sakit harus memiliki fasilitas sebagai berikut:

a) Jumlah tempat tidur medis kelas III sekurang-kurangnya 30%

dari seluruh tempat tidur di rumah sakit pemerintah.

b) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III sekurang-kurangnya

20% dari seluruh tempat tidur di rumah sakit swasta

9
c) Tempat tidur perawatan intensif merupakan 5% dari semua

tempat tidur rumah sakit

2.3 Perawatan rawat jalan

2.3.1 Pengertian rawat jalan

Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan medis sehubungan dengan

penyelenggaraan klinik rawat jalan. Karena berobat jalan, maka pasien berobat

hanya pada jam kerja, pasien tidak menginap di rumah sakit. Alur pelayanan

pasien yang berkunjung ke Poliklinik diawali dengan pendaftaran, menunggu

pemeriksaan di ruang tunggu dan menerima pelayanan pemeriksaan/perawatan di

ruang pemeriksaan. Kemudian pelayanan pengambilan obat dari apotek,

pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya. Pelayanan rawat

jalan fokus pada bagian-bagian penting:

Pasar; Melayani; Organisasi ini juga mencakup:

sistem pembayaran; sistem penyampaian layanan; batas hukum; kepuasan pasien;

hasil administrasi; dan kesehatan masyarakat (Sabrguna, 2012).

2.3.2 Prosedur Rawat Jalan

Menurut (Bagus, 2010), pelayanan rawat jalan yang diberikan oleh rumah

sakit adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan pasien rawat jalan

Resepsionis memegang peranan penting di rumah sakit. Kesan baik

atau buruk administrasi rumah sakit tergantung dari pelayanan ini.

Oleh karena itu, petugas, sarana dan prasarana penerimaan pasien

harus optimal. Dibutuhkan pejabat yang benar-benar berkomitmen,

1
mis. B. cakap, ramah, santun, baik hati, luwes, pengertian dan

kemampuan komunikasi yang baik. Metode kerja yang jelas, ketat dan

tertata rapi, informasi akurat, harga dan peralatan harus memenuhi

standar.

2. Pemeriksaan medis

Pelayanan medis dalam proses pengobatan rawat jalan merupakan

pelayanan inti rumah sakit yang tujuannya adalah pemulihan pasien

secara optimal melalui prosedur dan intervensi yang dapat ditagih.

Mereka secara langsung dapat mempengaruhi kualitas pelayanan dan

menambah prestise rumah sakit. Dokter dan spesialis menyaring

pasien melalui manajemen pasien, yang mencakup pemeriksaan

tambahan, kunjungan tindak lanjut, rujukan, dan lainnya.

3. Hak atas perawatan medis

Dokter jaga berhak merawat pasien di ruang periksa/poli. Pasien

menerima jalannya pengobatan dan nasihat dokter tercapai dengan

baik ketika dokter dapat berkomunikasi dengan pasien dalam dua arah.

Dokter sangat memperhatikan kepentingan pasien dan bersedia

mendengarkan pendapat dan keluhan pasien, yang membuat pasien

lebih mau menuruti petunjuk/nasehatnya, sehingga kesembuhan

sebagai produk yang diinginkan bersama segera terwujud.

4. Menyediakan informasi

Informasi mengenai diagnosis dan pengobatan dari dokter yang

merawat Anda dapat dikatakan sebagai hak atas informasi. Inti dari

1
hak informasi ini adalah hak pasien untuk menerima informasi sejelas-

jelasnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya. Dalam

hubungan dokter-pasien, hak pasien atas informasi tersebut dengan

sendirinya menjadi kewajiban dokter untuk dipenuhi, baik pasien

memintanya atau tidak. Menurut (Isfandyarie, 2006), ada beberapa

hambatan dalam memberikan informasi yang mungkin tidak

terjangkau oleh banyak dokter:

a. sebuah. Kesibukan dan rutinitas kerja para dokter menyita banyak

waktu, sehingga para dokter tidak sempat memberikan semua

informasi.

b. Banyaknya pasien yang ditemui dokter setiap hari dapat membuat

dokter jenuh atau jenuh jika terlalu banyak memberikan informasi.

2.3.3 Kualitas pelayanan rawat jalan

Layanan adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang terjadi dalam

interaksi fisik langsung antara satu orang dengan orang lain atau mesin dan

memberikan kepuasan pelanggan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,

pelayanan diartikan sebagai upaya melayani kebutuhan orang lain. Membantu

dalam pelayanan, menyiapkan (mengurus) kebutuhan seseorang. Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81/93 menyatakan bahwa

pelayanan publik adalah semua layanan yang disediakan oleh BUMN/BUMD

pemerintah pusat/daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan/atau

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1
Kualitas pelayanan kesehatan adalah terjadinya intervensi yang tepat dan

sesuai (berhubungan dengan standar) yang dapat aman dan mampu memberikan

hasil bagi masyarakat tersebut dan berpotensi mempengaruhi kematian, kesakitan,

kecacatan, dan kekurangan gizi. (Notoadmotjo, 2010). Menurut Montgomery

yang dikutip Supranto (2007), kualitas dinyatakan sebagai berikut:

Kualitas adalah sejauh mana produk memenuhi kebutuhan orang-orang

yang menggunakannya. Jadi suatu produk dikatakan berkualitas bagi seseorang

jika produk tersebut memenuhi kebutuhannya (Sondari, 2015). Namun, kualitas

pelayanan kesehatan sering dipertanyakan Percakapan juga sering tidak lengkap,

sehingga setiap pengguna memiliki persepsi yang berbeda. Bagi pasien, kualitas

yang baik mengacu pada perbaikan penyakit, peningkatan kesehatan, kecepatan

pelayanan kesehatan, kepuasan terhadap lingkungan fisik fasilitas kesehatan, dan

harga yang mereka anggap wajar.

Masing-masing menilai kualitas pelayanan kesehatan menggunakan

standar atau kriteria atribut yang berbeda. Perbedaan ini antara lain karena

perbedaan latar belakang, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman,

lingkungan dan minat. Setiap pasien yang berkunjung ke suatu rumah sakit pasti

memiliki keinginan atau harapan terhadap pelayanan yang ditawarkan. Rumah

sakit harus memahami keinginan dan harapan pasien tersebut. Menimbang

perspektif yang berbeda, dapat diringkas menjadi sembilan dimensi kualitas

(Sondari, 2015), yaitu:

1. Manfaat, jasa yang diberikan menunjukkan manfaat dan hasil yang

diinginkan

1
2. Akurasi, pelayanan yang diberikan memenuhi kebutuhan pasien sesuai

standar profesi

3. Ketersediaan, layanan yang diminta tersedia

4. Affordability, layanan yang ditawarkan terjangkau dan terjangkau

5. Kenyamanan, pelayanan diberikan dalam suasana yang menyenangkan

6. Hubungan antar manusia, pelayanan yang ditawarkan dilandasi oleh

komunikasi yang baik, rasa hormat, pertimbangan dan empati

7. Waktu, pelayanan yang ditawarkan memperhitungkan waktu tunggu

pasien dan tepat waktu sesuai janji temu

8. Kontinuitas, pelayanan kesehatan yang ditawarkan dilakukan secara

terus menerus dan memerlukan perawatan lanjutan

9. Legalitas dan Tanggung Jawab Layanan yang ditawarkan dapat dilihat

baik secara medis maupun hukum.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, rumah sakit tidak

hanya harus memiliki fasilitas penunjang medis dan sumber daya yang ahli di

bidangnya, seperti dokter, perawat, dan bidan, tetapi juga fasilitas pendukung

lainnya yang harus dapat diandalkan. layanan pendukung seperti informasi pasien.

Sarana rekam medis memiliki hubungan koordinasi dengan perangkat lain seperti

ambulans, rawat inap, ruang gawat darurat, dan alat penunjang medis yang terkait

dengan pelaksanaan fungsi dokter di rumah sakit. Prosedur penerimaan pasien

yang masuk atau dirawat di poliklinik merupakan bagian dari sistem prosedur

kinerja rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa pasien pertama yang tiba di rumah

sakit mendapatkan pelayanan disana, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan

1
bahwa proses penerimaan ini memberikan kesan baik atau buruk kepada pasien

terhadap pelayanan rumah sakit tersebut. Prosedur pelayanan pasien dapat

dikatakan baik apabila dilakukan oleh pegawai yang sopan, santun, sistematis, dan

bertanggung jawab (Depkes RI, 2006).

2.4 Kerangka Teoritik

Waktu tunggu adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan mulai dari pendaftaran sampai dengan ruang pemeriksaan

dokter. Bustan (2015). Waktu tunggu diklasifikasikan sebagai:

90 menit (kelas lama). 30-60 menit (kelas menengah) dan ≤ 30 menit (kelas

cepat). Waktu tunggu di Indonesia diatur oleh Kementerian Kesehatan

(Kemenkes, 2008).

Waktu tunggu pasien merupakan bagian yang dapat menimbulkan

ketidakpuasan. Pasien menganggap pelayanan kesehatan buruk ketika

penyakitnya tidak kunjung sembuh, antrian panjang dan petugas kesehatan tidak

ramah, padahal profesional (Febriyanti, 2013).

2.5 Kerangka Konsep

Kerangka acuan adalah kajian umum konseptual. Tidak setiap studi

didasarkan pada teori formal atau model konseptual, tetapi setiap studi memiliki

kerangka konseptual. Dalam penelitian berbasis teori, kerangkanya adalah

kerangka teoritis; Dalam penelitian berdasarkan model konseptual tertentu,

kerangka acuan adalah kerangka acuan konseptual (walaupun kerangka acuan

konseptual dan kerangka acuan teoretis sering digunakan secara bergantian)

(Polit, 2012)

1
Waktu Tunggu

 Waktu
tunggu
periksa
 Lama pemeriksaan
 Waktu terima obat

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Waktu Tunggu


lan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang

2.6 Hipotesis penelitian

1
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian merupakan metode yang kompleks dalam

pendekatan kualitatif, kuantitatif dan metode campuran yang memberikan arahan

spesifik dalam desain penelitian (Creswell, 2009).

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian mengamati, menggambarkan, dan

mendokumentasikan aspek situasi seperti yang terjadi secara dan kadang untuk

dijadikan titik awal untuk hipotesis generasi atau teori pembangunan penelitian

(Polit, 2012).

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang di

Poli karena peneliti melakukan penelitian waktu tunggu dengan tingkat kepuasan

pasien rawat jalan di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada Bulan November untuk melakukan

penelitian di Poli Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo,

2012). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Rumah Sakit

1
Islam Siti Rahmah Padang yang berjumlah 39.110 orang/tahun (Rekam Medis,

2018) dengan estimasi populasi adalah 3.259 orang/bulan.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Menggunakan sampel lebih

praktis dari pada mengumpulkan data dari keseluruhan populasi, Rencana

sampling menentukan bagaimana sampel akan dipilih dan direkrut. (Polit, 2010).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Aksidental

Sampling, yaitu dilakukan berdasarkan kebetulan, siapa saja yang ditemui asalkan

sesuai dengan persyaratan data yang diinginkan dengan kategori rawat jalan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data didapat langsung dari subjek penelitian menggunakan melakukan

observasi khususnya pada Poli untuk mengetahui waktu tunggu pasien rawat jalan

di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, peneliti memeriksa apakah semua daftar

pertanyaan telah diisi. Kemudian peneliti melakukan:

1. Editing

Setelah kuisioner diisi oleh responden, selanjutnya peneliti melakukan

pengecekan kembali kuisioner yang telah diisi oleh responden apakah

sudah lengkap dan tidak ada yang kosong, apabila ada pernyataan

yang belum terjawab, maka peneliti memberikan kembali pada

responden untuk diisi (Notoatmodjo, 2012)

1
2. Coding

Kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat penting bila pengelolahan

dan analisis data menggunakan computer (Hidayat, 2009).

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan

kesimpulan, data dimasukkan kedalam bentuk table distribusi (Hidayat,

2009). Data yang diperoleh dari responden dimasukkan ke dalam program

komputerisasi.Semua data disajikan dalam bentuk table disertai narasi

sebagai penjelasan

3.6 Teknik Analisis Data

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini

metode statistik univariat digunakan untuk mengidentifikasi variable independen

waktu tunggu.

3.7 Defenisi Operasional

1
DAFTAR PUSTAKA

Aulia. U.D.; Rukma, A.; Kusuma, E.W. (2015). Hubungan Waktu Tunggu

Pendaftaran Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) RSUD

Sukoharjo.(online), (http://eprints.ums.ac.id), diakses 29 September 2018.

Desi Purwiyanti,; Antono Suryoputro,; Eka Yunila Fatmasari, (2019). Analisis

Faktor Yang Berhubungan Dengan Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan Di

Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang Menurut Persepsi Pasien.

(Online), Diakses 11 Januari 2019.

Dian Ayuningtyas Suripto, (2013). Gambaran Pengetahuan, Masa Kerja Petugas

Dan Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan Di Instalasi Farmasi Rsud

Surakarta Tahun 2013 (Online), (Http://Eprints.Ums.Ac.id), Diakses 10

Januari 2019.

Eva Rusdianah, (2017). Analisis Waktu Tunggu Pelayanan Pasien Rawat JalanDi

Instalasi Farmasi Rumah Sakit. (online), Diakses 29 September 2018.

Fidyanti Shabrina Junjungsari,; Septo Pawelas Arso,; Eka Yunila Fatmasari,

(2019). Analisis Waktu Tunggu Pada Pelayanan Unit Laboratorium

Rumah Sakit Ibu Dan Anak Swasta X Kota Jakarta. (Online),

(Https://Ejournal3.Undip.Ac.Id), Diakses 11 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai