Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun terus mengalami perbaikan dan
peningkatan. Dalam rangka mencapai pelayanan kesehatan yang optimal dan
berkesinambungan diperlukan sumber daya yang cukup untuk menunjuang
semua program kesehatan, karenanya anggaran pelayanan kesehatan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat sumberdaya biaya sangat terbatas,
maka diperlukan suatu alokasi seefisien mungkin dengan jalan pemilihan
alternatif paling efektif dan efisien. Menyadari keterbatasan dana yang ada, maka
diperlukan suatu analisis mengenai biaya yang dipergunakan untuk menentukan
prioritas dari beberapa jenis pelayanan kesehatan di masa mendatang. Efisiensi
merupakan prinsip dan cara berfikir secara ekonomis.
Analisis atas program-program kesehatan merupakan usaha penerapan
teori dan kaidah ekonomi ke dalam sektor kesehatan. Usaha ini terasa semakin
penting ketika perekonomian dunia mengalami tekanan depresi. Sehingga usaha
untuk melakukan efisiensi di segala sektor muncul ke permukaan, termasuk
sektor kesehatan. Efisiensi di sini diartikan apabila dalam pelaksanaan program
kesehatan tersebut tidak mungkin lagi dapat menekan lebih lanjut biaya yang
digunakan. Efisiensi juga diartikan apabila tidak dapat lagi dilakukan pengalihan
alokasi sumber ekonomi dari satu program atau kegiatan ke kegiatan lain tanpa
mengganggu target output dari program yang sumbernya dialihkan tadi (Currin,
1987)
Ada beberapa kesulitan untuk dapat menerapkan dengan baik ilmu
ekonomi ke dalam bidang kesehatan. Yang pertama menyangkut
operasionalisasi terminologi kesehatan hingga dapat diukur secara ekonomis.
Yang kedua adalah kesulitan untuk mengukur hasil operasionalisasi tersebut,
terutama yang menyangkut masalah pengukuran output kesehatan itu sendiri.
Hal itu dikarenakan kesehatan bukanlah barang dalam pengertian ekonomi.
Sebab kesehatan tidak dapat diperjualbelikan (nontradeable).
Dalam mendekati kesulitan pengukuran output kesehatan, maka pakar
ekonomi kesehatan mencoba mengukurnya melalui tiga bentuk pendekatan. Tiga
pendekatan itu adalah pendekatan sumber daya manusia (human capital
approach), pendekatan kemauan pasien untuk membayar (willingness to pay)

1
dan pendekatan manfaat dari status sehat itu senditri (utility of health status).
Sedangkan metode yang paling umum digunakan untuk menganalisis ekonomi
program kesehatan dibagi dua, yaitu analisis ekonomi parsial (hanya
menerapkan pada sisi input atau output saja) dan analisis menyeluruh
(merangkum sekaligus masalah input dan output program). Metode pendekatan
menyeluruh lazimnya dibagi menjadi tiga kelompok besar, antara lain analisis
minimisasi biaya (Cost Minimization Analysis), analisis efektivitas biaya (Cost
Effectiveness Analysis), dan analisis manfaat biaya (Cost Benefit Analysis).
CEA (Cost Effectiveness Analysis) merupakan cara untuk menilai
program yang terbaik bila beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang
sama tersedia untuk dipilih (Thomson, 1980). Oleh karena itu, perlu mempelajari
metode CEA (Cost Effectiveness Analysis) untuk mengambil keputusan atau
memilih sebuah program dari beberapa alternatif dengan berfokus pada hasil
utama yang ditargetkan dari program tersebut dan biaya yang paling murah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis)?


2. Apa pengertian analisis biaya?
3. Apa pengertian efektivitas?
4. Apa saja perbedaan antara CBA (Cost Benefit Analysis) dan CEA (Cost
Effectiveness Analysis)?
5. Bagaimana prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
7. Bagaimana tahapan melakukan CEA (Cost Effectiveness Analysis)?
8. Bagaimana contoh penerapan CEA (Cost Effectiveness Analysis)?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis).


2. Mengetahui pengertian analisis biaya.
3. Mengetahui pengertian efektivitas.
4. Mengetahui perbedaan antara CBA (Cost Benefit Analysis) dan CEA
(Cost Effectiveness Analysis).
5. Mengetahui prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness Analysis).
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan CEA (Cost Effectiveness
Analysis).

2
7. Mengetahui tahapan melakukan CEA (Cost Effectiveness Analysis).
8. Mengetahui contoh penerapan CEA (Cost Effectiveness Analysis).

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian CEA (Cost Effectiveness


Analysis).
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian analisis biaya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian efektivitas.
4. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara CBA (Cost Benefit
Analysis) dan CEA (Cost Effectiveness Analysis).
5. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar CEA (Cost Effectiveness
Analysis).
6. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan CEA (Cost
Effectiveness Analysis).
7. Mahasiswa dapat mempelajari tahapan melakukan CEA (Cost
Effectiveness Analysis).
8. Mahasiswa dapat mempelajari contoh penerapan CEA (Cost
Effectiveness Analysis).

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian CEA (Cost Effectiveness Analysis)


Cost Effectiveness Analysis (CEA) merupakan salah satu dari analisis
ekonomi secara menyeluruh (fully economic analysis) yaitu menganalisis
program kesehatan yang merangkum sekaligus input dan output program
tersebut. CEA (Cost Effectiveness Analysis) membandingkan berbagai cara
untuk mencapai tujuan yang sama, dalam upaya untuk mengidentifikasi cara
paling murah untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas biaya diukur dengan
menggunakan suatu angka, misalnya jumlah nyawa yang terselamatkan atau
jumlah anak yang divaksinasi.
CEA biasa digunakan untuk memilih beberapa program kesehatan
dengan tujuan yang sama, dengan berfokus pada hasil utama yang ditargetkan
dari program tersebut dan biaya yang paling murah. Beberapa pengertian CEA
menurut para ahli:

a. Menurut Shepard (1979) dalam First Principles Of Cost-Effectiveness


Analysis in Health, CEA adalah suatu metode untuk menentukan program
mana yang dapat menyelesaikan tujuan tertentu dengan biaya minimum.
b. Menurut Thomson (1980), Cost Effectiveness Analysis merupakan cara
memilih untuk menilai program yang terbaik bila beberapa program yang
berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. CEA merupakan
metode untuk menilai alternative program mana yang paling murah dalam
menghasilkan output tertentu. Caranya dengan membandingkan biaya (cost)
dengan output (objective) yang dihasilkan.
c. Menurut Tjiptoherianto dan Soesetyo (1994), Analisis cost-effectiveness
merupakan salah satu cara untuk memilih dan menilai program yang terbaik
bila terdapat beberapa program yang berbeda dengan tujuan yang sama
tersedia untuk dipilih. Kriteria penilaian pogram mana yang akan dipilih
adalah berdasarkan discounted unit cost dari masing-masing alternatif
program sehingga program yang mempunyai discounted unit cost
terendahlah yang akan dipilih oleh para analisis/pengambil keputusan.
d. Reinke (1994) dalam bukunya Perencanaan Kesehatan untuk Meningkatkan
Efektifitas Manajemen menyatakan bahwa analisis efektivitas-biaya
merupakan suatu alternatif yang tidak terlalu banyak menuntut untuk

4
mengevaluasi program-program kesehatan. Metode ini memeriksa
perbedaan-perbedaan biaya diantara beberapa program yang potensial
untuk mendapatkan hasil tertentu. Metode ini memiliki kelebihan yaitu bahwa
keluaran (output) tidak dinyatakan dalam satuan moneter (dollar), sehingga
tidak perlu berhubungan dengan masalah yang penuh rintangan dalam
menentukan nilai uang kehidupan manusia.
Menurut kelompok kami, CEA merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk menganalisis biaya dan mengambil keputusan terhadap
program kesehatan mana yang lebih efisien, baik ditinjau dari ketercapaian
tujuannya maupun dari segi biayanya.

2.2 Pengertian Analisis Biaya


Menurut Meg Sewell dan Mary Marczak (2011), “cost analysis is currently
a somewhat controversial set of methods in economic evaluation, cost allocation,
and efficiency assessment. One reason for the controversy is that these terms
cover a wide range of methods”. Analisis biaya adalah sebuah metode yang
kontroversial (mencakup beberapa metode) dalam evaluasi ekonomi,
pengalokasian biaya, dan penilaian efisiensi.
Menurut Mulyadi (1990), Analisis biaya merupakan suatu upaya
mencapai penggunaan sumberdaya ekonomi yang optimal sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan, khususnya yang menyangkut berbagai macam alternatif
untuk masa mendatang.
Menurut kelompok kami, analisis biaya adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengidentifikasi data keuangan untuk menghitung biaya
output suatu produk/jasa dalam rangka peningkatan efisiensi dan profitabilitas
perusahaan.

2.3 Pengertian Efektivitas


Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun
artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.
Menurut pendapat Zahnd (2006) dalam bukunya Perancangan Kota Secara
Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai berikut: “Efektivitas
yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi
berarti tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-
buang waktu, tenaga dan biaya”. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat

5
diketahui bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh
sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu
mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam
pelaksanaannya tepat waktu.
Sedangkan menurut Kurniawan (2005) dalam bukunya Transformasi
Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah
kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi)
daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau
ketegangan diantara pelaksanaannya”. Sehubungan dengan hal-hal yang
dikemukakan di atas, maka secara singkat pengertian daripada efisiensi dan
efektivitas adalah, efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara
benar, “doing things right”, sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan
sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things”.
Menurut Mahmudi (2005), efektivitas terkait dengan hubungan antara
hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas
merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi
output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program,
atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi pada output atau
proses, maka efektifitas berfokus pada outcome (hasil).
Efektivitas menggambarkan akibat (efek) yang diinginan dari suatu
program, kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan.
Efektivitas juga digunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suatu usaha
tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto, S. 1988).
Menurut Steers (1985) dalam Ridha (2008) efektivitas berfokus pada
outcome (hasil). Program atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang
dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Secara umum telah
dikemukakan bahwa konsep efektivitas itu sendiri paling baik jika dilihat dari
sudut sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam
usahanya mengejar tujuan strategi dan operasional. Menurut kelompok kami,
efektivitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh tercapainya
suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.4 Perbedaan CBA (Cost Benefit Analysis) dan CEA (Cost Effectiveness
Analysis)

6
CEA berbeda dengan CBA dalam perhitungan biaya dan alternatif cara
yang dibandingkan untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Tujuan CEA
tidak hanya menggunakan dana dengan lebih efisien tetapi juga harus
tercapainya output yang spesifik. Output dalam CEA tidak dinyatakan dalam nilai
uang, tetapi dalam satuan keberhasilan program atau satuan status kesehatan.
Nilai akhir yang diharapkan dari CEA adalah ditemukannya alternatif atau
program yang paling cost effective.
Drummond (1987) dalam Nursyafrisda (2012) membedakan CBA dan
CEA berdasarkan metodologi evaluasi ekonomi. Perbedaan tersebut dapat
dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan CBA dan CEA

Cost Benefit Analysis Cost Effectiveness


(CBA) Analysis (CEA)
Kegunaan Mencari alternatif yang paling Mencari alternatif
menguntungkan yang murah
Tujuan a. Memilih diantara beberapa Memilih diantara
alternatif yang tujuannya beberapa alternatif
berbeda. yang tujuannya sama.
b. Memutuskan apakah suatu
rencana dilaksanakan atau
tidak
Perhitungan Tidak ada a. Dalam satuan
effectiveness output.
b. Membandingkan
biaya satuan.
Perhitungan a. Dalam nilai uang. Tidak ada
benefit b. Membandingkan B/C ratio.

Perhitungan Dalam nilai uang Dalam nilai uang


cost
Perhitungan Total cost per total benefitTotal cost per total
output
Analisis C/B<1, menguntungkan Rasio yang lebih kecil
C/B=1, sama adalah yang lebuh
C/B>1, kurang efektif
menguntungkan

2.5 Prinsip Dasar CEA (Cost Effectiveness Analysis)


Metode CEA (Cost Effectiveness Analysis) dahulu digunakan sebagai alat
evaluasi sebuah program yang artinya digunakan setelah program tersebut
berlangsung, namun sekarang CEA digunakan dalam tahapan perencanaan.

7
CEA sekarang digunakan sebagai alat mengambil keputusan mengenai program
atau alternatif manakah yang akan dipilih dan dilakukan.
Terdapat beberapa metode analisis biaya yakni Cost Benefit Analysis
(CBA) dan Cost Effectiveness Analysisi (CEA). Keduanya mengevaluasi unsur
ekonomi dengan melihat input dan output. Unsur masukan dalam CEA dan CBA
dinyatakan dalam bentuk besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan program, misalnya Rp 1.000.000,-, Rp 2.000.000,- dan
seterusnya. Pada CBA, unsur keluaran berupa manfaat yang dihasilkan
dinyatakan dalam nilai uang, Sedangkan pada CEA unsur keluarannya
berupa ketepatan (effectiveness) dalam menyelesaikan masalah, dinyatakan
dalam ukuran tertentu yang untuk bidang kesehatan adalah berupa
parameter kesehatan (Jacobs, 1987).
Prinsip dasar dari Cost-effectiveness analysis (CEA) menurut Shepard
adalah cara untuk merangkum health benefits dan sumber daya yang digunakan
dalam program-program kesehatan sehingga para pembuat kebijakan dapat
memilih diantara itu. CEA merangkum semua biaya program ke dalam satu
nomor, semua manfaat program (efektivitas) menjadi nomor kedua, dan
menetapkan aturan untuk membuat keputusan berdasarkan hubungan diantara
keduanya. Metode ini sangat berguna dalam analisis program kesehatan
preventif, karena metode ini menyediakan mekanisme untuk membandingkan
upaya yang ditujukan kepada populasi dan penyakit yang berbeda.
Cost Effectiveness Analysis (CEA) digunakan apabila benefit sulit
ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk
mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat
program atau intervensi pada tingkat daerah. Sesungguhnya untuk bidang
kesehatan memberikan nilai rupiah bagi setiap hasil yang diperoleh tidaklah
mudah. Sekalipun misalnya dua program sama-sama berhasil memperpendek
atau mempersingkat lama perawatan, misalnya dari lima menjadi tiga hari,
namun nilai dua hari yang berhasil ditekan tersebut tidak sama antara satu
program dengan program yang lain. Untuk orang yang kebetulan tidak
mempunyai pekerjaan, tentu nilai rupiahnya akan jauh lebih kecil jika
dibandingkan dengan seseorang yang kebetulan menjabat menjadi seorang
manajer. Karena kesulitan mengubah hasil program kesehatan ke dalam
bentuk nilai uang, maka tidak mengherankan kalau bidang kesehatan
banyak menggunakan teknik analisis efektifitas biaya atau CEA.

8
Menurut Gani (1994) dalam Nursyafrisda (2012), karakteristik dari Cost
Effectiveness Analysis adalah:

1. Mempunyai tujuan yang sama


2. Setiap alternatif harus dapat dibandingkan
3. Biaya dan efek atau hasil dari setiap alternatif harus dapat diukur
Sedangkan menurut Azwar, A (1989) karakteristik dari CEA adalah
sebagai berikut :
a. Bermanfaat untuk mengambil keputusan.
Hasil dari penggunaan CEA dapat digunakan untuk mengambil suatu
keputusan yang terbaik didalam suatu perusahaan untuk menetapkan suatu
kebijakan tertentu terkait dengan pelaksanaan suatu program.
b. Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.
CEA merupakan suatu metode analisis biaya dimana didalam metode
tersebut tidak dapat hanya menggunakan satu program dalam
pelaksanaannya, namun harus lebih dari satu program. Sehingga program
tersebut dapat menjadi pembanding yang kemudian dapat dilihat mana yang
lebih efektif untuk digunakan didalam suatu organisasi dengan pengeluaran
biaya yang sama di tiap program.
c. Mengutamakan unsur input (masukan) dan unsur output (keluaran).
Didalam metode CEA, unsur yang lebih dipentingkan adalah unsur masukan
(input) serta unsur keluaran (output). Sedangkan unsur lainnya, seperti
proses, umpan balik dan lingkungan agak diabaikan.
d. CEA terdiri dari tiga proses, yaitu :
1) Analisis biaya dari setiap alternatif atau program.
2) Analisis efektifitas dari tiap alternatif atau program.
3) Analisis hubungan atau ratio antara biaya dan efektifitas alternatif atau
program
Grosse (2000) menyatakan bahwa dalam evaluasi ekonomi, pengertian
efektivitas berbeda dengan penghematan biaya, dimana penghematan biaya
mengacu pada persaingan alternatif program yang memberikan biaya yang lebih
murah, sedangkan efektivitas biaya tidak semata-mata mempertimbangkan
aspek biaya yang lebih rendah. CEA membantu memberikan alternatif yang
optimal yang tidak selalu berarti biayanya lebih murah. CEA membantu
mengidentifikasi dan mempromosikan terapi pengobatan yang paling efisien
(Grosse, 2000). CEA sangat berguna bila membandingkan alternatif program

9
atau alternatif intervensi dimana aspek yang berbeda tidak hanya program atau
intervensinya, tetapi juga outcome klinisnya ataupun terapinya. Dengan
melakukan perhitungan terhadap ukuran-ukuran efisiensi (cost effectiveness
ratio), alternatif dengan perbedaan biaya, rate efikasi dan rate keamanan yang
berbeda, maka perbandingan akan dilakukan secara berimbang.
Cost Effectiveness Analysis digunakan apabila benefit sulit
ditransformasikan dalam bentuk uang sehingga CEA sangat baik untuk
mengukur efisiensi di bidang sosial, khususnya bidang kesehatan yang bersifat
program/intervensi pada tingkat kabupaten/kota. Ada 2 macam analisis
efektivitas biaya, yaitu :
a. Analisis jangka pendek
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun.
Analisis jangka pendek ini merupakan analisis yang paling banyak dan sering
dilakukan. Dalam analisis jangka pendek ini biaya satuan (unit cost) dihitung
dari biaya depresiasi.
b. Analisis jangka panjang
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Dalam analisis jangka panjang ini biaya satuan (unit cost) yang digunakan
adalah berupa nilai discounted unit cost, dimana dalam perhitungannya tanpa
mempertimbangkan biaya depresiasi.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan CEA (Cost Effectiveness Analysis)


2.6.1 Kegunaan CEA
Analisis efektivitas biaya merupakan alat utama untuk membandingkan
biaya intervensi kesehatan dengan keuntungan kesehatan yang diharapkan.
Intervensi dapat dipahami sebagai aktivitas apapun, dengan menggunakan
berbagai input, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. CEA sering
digunakan untuk mengukur efisiensi dari macam-macam program dengan tujuan
yang sama.

10
Gambar 1. Different programs in the same objective
Kadang-kadang CEA juga digunakan untuk mengukur efisiensi dari
sumber daya (masukan) satu atau lebih dari satu program dengan derajat tujuan
(hierachy of objectives).
Keuntungan CEA dibandingkan CUA dan CBA adalah perhitungan unsur
biaya lebih sederhana, dan cukup peka sebagai salah satu alat pengambil
keputusan. Kerugiannya adalah hasil keluaran yang berupa efek program tidak
diperhitungkan.

2.6.2 Kelebihan dan Kelemahan Cost Effectiveness Analysis (CEA)


Beberapa kelebihan yang dimiliki CEA (Cost Effectiveness Analysis)
antara lain:
1. Mengatasi kekurangan dalam Cost Benefit Analysis saat benefit sulit
ditransformasikan dalam bentuk uang sebab dalam CEA dilakukan
perhitungan perbandingan outcome kesehatan dan biaya yang digunakan
jadi tetap dapat memilih program yang lebih efektif untuk dilaksanakan
meskipun benefitnya sulit untuk diukur.
2. Hemat waktu dan sumber daya intensif
CEA memiliki tahap perhitungan yang lebih sederhana sehingga lebih dapat
menghemat waktu dan tidak memerlukan banyak sumber daya untuk
melakukan analisis.
3. Lebih mudah untuk memahami perhitungan unsur biaya dalam CEA lebih
sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami. Meskipun demikian CEA
masih cukup peka sebagai salah satu alat pengambil keputusan.
4. Cocok untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan program. CEA
merupakan cara memilih program yang terbaik bila beberapa program yang
berbeda dengan tujuan yang sama tersedia untuk dipilih. Sebab, CEA
memberikan penilaian alternatif program mana yang paling tepat dan murah
dalam menghasilkan output tertentu. Dalam hal ini CEA membantu
penentuan prioritas dari sumber daya yang terbatas.
5. Membantu penentuan prioritas dari sumber daya

Selain kelebihan, CEA juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan


yang dimiliki CEA (Cost Effectiveness Analysis) antara lain:

11
1. Alternatif tidak dapat dibandingkan dengan tepat
Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa sulitnya ditemui CEA yang ideal,
dimana tiap-tiap alternatif identik pada semua kriteria, sehingga analisis
dalam mendesain suatu CEA, harus sedapat mungkin membandingkan
alternatif- alternatif tersebut.
2. CEA terkadang terlalu disederhanakan.
Pada umumnya CEA berdasarkan dari analisis suatu biaya dan suatu
pengaruh misalnya rupiah/anak yang diimunisasi. Padahal banyak program-
program yang mempunyai efek berganda. Apabila CEA hanya berdasarkan
pada satu ukuran keefektifan (satu biaya dan satu pengaruh) mungkin
menghasilkan satu kesimpulan yang tidak lengkap dan menyesatkan.
3. Belum adanya pembobotan terhadap tujuan dari setiap program.
Akibat belum adanya pembobotan pada tujuan dari setiap program sehingga
muncul pertanyaan “biaya dan pengaruh mana yang harus diukur?”.
Pertanyaan ini timbul mengingat belum adanya kesepakatan diantara para
analis atau ahli. Disatu pihak menghendaki semua biaya dan pengaruh
diukur, sedangkan yang lainnya sepakat hanya mengukur biaya dan
pengaruh-pengaruh tertentu saja.
4. Cost Effectiveness Analysis terkadang terlalu disederhanakan
5. Seharusnya ada pembobotan terhadap tujuan dari setiap proyek karena
beberapa tujuan harus diprioritaskan.

2.7 Tahapan CEA (Cost Effectiveness Analysis)


Tahapan dalam menghitung Cost Effectiveness Analysis (CEA) yaitu
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi unsur biaya dari alternatif program yang ada.
b. Menghitung total cost atau present value cost dengan rumus:
𝐶𝑡 1
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 = (1+𝑛)𝑡
atau 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡 = 𝐶𝑡 𝑥 (1+𝑛)𝑡
1
Dimana (1+𝑛)𝑡 merupakan nilai discount factor

c. Menghiitung objective atau output yang berhasil.


d. Menghitung cost effectiveness ratio (CER):
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 (𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡)
𝐶𝐸𝑅 =
∑𝑂𝑏𝑗𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒

e. Membandingkan CER dari masing-masing alternatif program.


f. Memilih CER yang terkecil dari program untuk direkomendasi.

12
Langkah-langkah Cost Effectiveness Analysis (Gani, A.1999, Reynold & Gaspari,
1985) antara lain:

a. Mendefinisikan masalah dan tujuan yang akan dicapai


Langkah awal dari Cea adalah penetapan masalah dan tujuan. Pemecahan
masalah dan pencapaian tujuan sangat bergantung kepada kejelasan
perumusan masalah dengan tujuan yang jelas.
b. Mengidentifikasi alternatif untuk mencapai tujuan yang sama
Perbedaan dan perbandingan akan terlihat jelas bila alternatif pemecahan
lebih dari satu, sehingga dapat ditemukan pilihan yang terbaik.
c. Mengidentifikasi dan menghitung biaya dari setiap alternatif
Identifikasi biaya dilakukan dengan menentukan biaya langsung dan biaya
tidak langsung dari setiap alternatif, sehingga dapat diketahui biaya total
yang diperlukan. Biaya merupakan sejumlah input (faktor produksi) yang
digunakan untuk menghasilkan suatu output (produk). Jadi biaya adalah nilai
dari suatu pengorbanan guna mendapatkan output tertentu.
d. Mengidentifikasi dan menghitung efektifitas dari setiap alternatif
Penetapan kriteria dari output atau outcome yang akan dicapai atau
ditargetkan, contohnya jumlah cakupan, per pasien atau per pasien sembuh,
dan lain-lain.
e. Menghitung cost effectiveness ratio setiap alternatif
Perhitungan rasio antara total biaya dengan total output dilakukan setelah
diketahui total biaya masing-masing alternatif. Perhitungan ini dilakukan
untuk mendapatkan cost effectiveness ratio pada setiap alternatif, dan
dilanjutkan dengan membandingkan masing-masing rasio sehingga
diketahui rasio terkecil.
f. Melakukan analisis sensitifitas
Analisis ini menggunakan suatu range input biaya dan efektifitas yang
memungkinkan terjadinya pada praktek sehari-hari. Tujuan analisis ini
adalah untuk menguji pengaruh biaya dan efektifitas terhadap hasil akhir.
Jika tidak adanya perubahan, maka hasul penelitian memiliki tingkat
keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan jika terjadinya perubahan
yang mengharuskan penggunaan hasil penelitian secara hati-hati.

13
2.8 Studi kasus CEA (Cost Effectiveness Analysis)
Contoh 1.
Dinas Kesehatan Kota Kabupaten X mempunyai dua program dengan tujuan
yang sama, yaitu program A dan program B. Program A dengan biaya sebesar
Rp. 25.000.000 dari kegiatan tersebut dapat menyelamatkan 125 orang.
Sedangkan program B dengan biaya sebesar Rp 15.000.000 dapat
menyelamatkan 100 orang. Maka analisis CEA nya adalah:
Biaya (cost total) Orang yang CER
terselamatkan (CT/Output)
(output)
Program A Rp 22.950.000 135 170.000/life
Program B Rp 15.000.000 100 150.000/life

Pada contoh sederhana tabel diatas didapatkan CER untuk program A sebesar
170.000/life dan program B sebesar 150.000/life. Karena nilai CER ratio program
B lebih rendah daripada CER program A, maka program B lah yang dipilih
karena lebih efektif dari program A.

Contoh 2.
Puskesmas Sukamaju dan Sumberkasih melaksanakan imunisasi campak pada
anak balita, melalui tenaga juru imunisasi dengan metode yang berbeda. Jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukamaju adalah 25.000 jiwa dengan
hasil pencapaian imunisasinya adalah 600 bayi dengan menghabiskan 250
flacon vaksin. Sedangkan Puskesmas Sumberkasih memberikan imunisasi
campak dengan cara mendatangi penduduk (satu desa dikunjungi sekali
sebulan) dengan jumlah penduduk sebanyak 30.000 jiwa, pencapaian imunisasi
selama setahun adalah 800 bayi dengan menghabiskan 300 flacon vaksin.
Apabila diketahui target imunisasi 5% dari jumlah penduduk, maka:
Efektifitas Puskesmas Sukamaju = 600 : (5% x 25.000) x 100%
= 48%
Efektifitas Puskesmas Sumberkasih = 800 : (5% x 30.000) x100%
= 53,33%

14
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Puskesmas Sumberkasih lebih efektif
daripada Puskesmas Sukamaju. Sedangkan untuk Cost Effectiveness Analysis-
nya, diasumsikan bahwa tenaga juru imunisasi pada kedua Puskemas sama-
sama satu orang. Puskesmas Sukamaju menggunakan biaya untuk tenaga juru
imunisasi, pembelian flacon, serta biaya termos dan es untuk digunakan selama
satu setengah tahun. Sedangkan puskesmas Sumberkasih menggunakan biaya
untuk pembelian flacon dan tenaga juru imunisasi. Diasumsikan tenaga juru
imunisasi menghabiskan biaya yang sama untuk puskemas Sukamaju dan
Sumberkasih, sehingga tidak dimasukkan dalam perhitungan.
a. Puskesmas Sukamaju menghabiskan biaya sebesar 250 fl x Rp 3.000,00 =
Rp 750.000,00 (1 fl harganya Rp 3.000,00) ditambah Rp 22.000,00 yaitu
biaya termos dan es selama satu setengah tahun sehingga total adalah Rp
772.000
b. Puskesmas Sumberkasih menghabiskan biaya sebesar 300 fl x Rp 3.000,00
= Rp 900.000,00

Sedangkan untuk perbandingan output yang berhasil :


Puskesmas Sukamaju = 48% x 600 = 288
Puskesmas Sumberkasih = 53,33% x 800 = 426,64

Perbandingan Cost Effectiveness Ratio (CER) :


CER Puskesmas Sukamaju = total cost : Σ output yang yang berhasil
= 772.000 : 288 = Rp 2.680,56
CER Puskesmas Sumberkasih = total cost : Σ output yang yang berhasil
= 900.000 : 426,64 = Rp 2.109,51
Kesimpulan:
a. CER puskesmas Sumberkasih lebih kecil daripada CER puskesmas
Sukamaju, itu berarti biaya yang dikeluarkan puskesmas Sumberkasih untuk
menghasilkan output yang berhasil lebih rendah dibandingkan puskesmas
Sukamaju.
b. Oleh karena CER puskesmas Sumberkasih lebih kecil, dapat
direkomendasikan bahwa untuk imunisasi dengan efektifitas yang lebih tinggi
dapat menggunakan program seperti yang dilakukan oleh puskesmas
Sumberkasih.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
CEA (Cost Effectiveness Analysis) merupakan salah satu metode analisis
ekonomi menyeluruh, yaitu menganalisis program kesehatan dengan mengacu
pada input dan outputnya. Ciri utama dari CEA adalah unsur keluarannya
berupa ketepatan (effectiveness) dalam menyelesaikan masalah, dinyatakan
dalam ukuran tertentu yang untuk bidang kesehatan berupa parameter
kesehatan.
CEA merupakan alat yang digunakan untuk memilih beberapa program
kesehatan dengan tujuan yang sama, dengan berfokus pada hasil utama yang
ditargetkan dari program tersebut dan biaya yang paling murah.
CEA dahulu digunakan dalam tahapan evaluasi, namun sekarang
digunakan dalam tahapan perencanaan sebelum program tersebut dilakukan.
Analisis CEA dilakukan dengan cara memilih CER (Cost Effectiveness
Ratio) yang paling kecil dari beberapa program atau alternatif yang disediakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Grosse D.S.,Teutsch M.S. 2000. Developing, Implementing and Population


Intervention. Genetics and Prevention Effectiveness. Genetics and Public
Health in 21st Century: Oxford University Press.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Nursyafrisda. 2012. Analisis Efektifitas Biaya Penggunaan Ceftriaxone dan
Cefotaxime pada Pasien Pneumonia Balita di Rawat Inap RSU Kab.
Tanggerang Tahun 2010. Tesis. Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Depok.
Ridha, Muhamad. 2008. Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Polman Sulawesi Barat. Skripsi.
http://www.docstoc.com/docs/21610818/EFEKTIVITAS-PELAYANAN-
KESEHATAN-DI-RUMAH-SAKIT-UMUM-KABUPATEN . Diakses pada 11
November 2015
Sewell, Meg and Mary Marczack. 2011. Using Cost Analysis in Evaluation.
ag.arizona.edu/sfcs/cyfernet/cyfar/costben2.htm. Diakses pada 11
November 2015.

Shepard, Donald S. and Mark S.Thompson. 1979. First Principles Of Cost-


Effectiveness Analysis in Health. English Publication in Public Health
Reports 93:535 – 543.
Tjiptoherijanto, Prijono dan Soesetyo, Budhi. 1994. Ekonomi Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Vogenberg R.F. 2001. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. New York:
McGraw-Hill. Medical Publishing Division.
Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.

17

Anda mungkin juga menyukai