Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
PEMBIAYAAN PUSKESMAS” ini tepat pada waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah
MANAJEMEN KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena kami masih dalam tahap
belajar.Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Untaian terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini.Semoga Allah SWT senentiasa meridhoi segala usaha kita.
AMIN.

Banjarbaru, 01 November 2016

Penyusun,

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………… 1

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………..… 2

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………………………

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………… 4
D. Manfaat ………………………………………………………………………………….. 4

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….

A. Konsep Biaya…………………………………………………………………………….. 5
a. Pengertian Biaya …………………………………………………………………….. 5
b. Jenis-Jenis Biaya …………………………………………………………………….. 5
B. Konsep Puskesmas ………………………………………………………………………. 7
C. Sistem Pembiayaan Puskesmas ………………………………………………………….. 8

BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………………………

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………..……… 11
B. Saran …………………………………………………………………………………… 11

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………... 12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin bertambah
penting dalam usaha peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.Perkembangan
sektor jasa tersebut didorong oleh kemajuan pusat dalam bidang teknologi.Tuntunan
masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan semakin dirasakan penting karena
masyarakat semakin kritis terhadap produk jasa yang diperolehnya. Masyarakat dewasa
ini semakin selektif dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas , mereka
sebagai pengguna jasa, tidak hanya membayar namun menuntut pelayanan yang baik dan
berkualitas mulai di awal hingga akhir. Masyarakat akan merasakan kepuasan apabila
menerima pelayanan yang baik dan profesional dari penyedia pelayanan. Jika mereka
memperoleh kepuasan atas layanan yang akan diberikan, maka akan timbul kepercayaan
diri masyarakat sebagai pengguna jasa untuk menggunakan kembali layanan tersebut.
(http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-puskesmas.html?
m=1)

Penyedia pelayanan kesehatan ditingkat pertama adalah pusat kesehatan adalah


pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).Puskesmas merupakan unit pelaksanaan
kesehatan di wilayah kecamatan.Pembangunan puskesmas di tingkat kecamatan
mempunyai peran yang sangat penting dalam memelihara masyarakat. Apabila berfungsi
dengan baik maka akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat
yang membutuhkan puskesmas.(http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-
pembiayaan-di-puskesmas.html?m=1)

Kesehatan sebagai investasi karena hanya manusia sehat lahir dan batin yang
mampu berperan dalam pembangunan,telah disadari oleh masyarakat namun komitmen
untuk melaksanakan kurang tampak. Kesenjangan antara kaya dan miskin serta
ketidakadilan sosial masih tampak jelas. Masyarakat kelas atas tidak akan kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik karena mereka mempunyai kekayaan untuk
pembiayaan kesehatan mereka. Sedangkan mereka yang berada di masyarakat di kelas
bawah untuk biaya kehidupan sehari-hari saja masih kekurangan apalagi untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik pastilah akan mengalami kesulitan.
(http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-puskesmas.html?
m=1)

3
Tingginya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini merupakan masalah yang
sangat serius karena sangat membebani masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan
sehingga perlu dicairkan jalan keluarnya.Masalah tingginya biaya pelayanan kesehatan
ini semakin di rasakan setelah krisis ekonomi melanda Indonesia karena sebagian besar
komponen perawatan seperti obat-obatan dan teknologi kedokteran masih diimpor
sementara nilai tukar rupiah kita masih belum terangkat. Di sisi lain kemampuan dana
pemerintah juga semakin terbatas sehingga subsidi pemerintah kepada masyarakat yang
kurang mampu atau terganggu. (Manajemen Kesehatan, A.A. Gde Muninjaya)

Sejak krisis melanda Indonesia, pemerintah telah mengalokasikan sejumlah dana


untuk membantu penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar khusus bagi penduduk yang
jatuh miskin. Krisis ekonomi telah menambah jumlah penduduk miskin dari 22,4 juta
jiwa tahun 1996 menjadi 37,5 juta jiwa tahun 2002. Sejak pertengahan tahun 1997,
pemerintah juga menggelar program Jaringan Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-
BK) untuk membantu meringankan beban penduduk miskin. Mereka mendapat pelayanan
kesehatan dasar secara Cuma-Cuma di pelayanan kesehatan pemerintah terdekat. Untuk
itu semua penduduk miskin telah memiliki kartu sehat.(Manajemen Kesehatan, A. A. Gde
Muninjaya).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembiayaan?
2. Jenis – jenis biaya?
3. Bagaimana sistem pembiayaan puskesmas?

C. Tujuan
1. Dapat mendeskripsikan pengertian pembiayaan
2. Dapat mendeskripsikan jenis-jenis pembiayaan
3. Dapat mendeskripsikan sistem pembiayaan puskesmas

D. Manfaat
1. Mengetahui dan memahami tentang pengertian pembiayaan
2. Mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis biaya
3. Mengetahui dan memahami tentang sistem pembiayaan puskesmas

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di
masa yang akan datang bagi organisasi.

Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi
kepentingan dan kelancaran yang merupakan tujuan utama.Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah penurunan manfaat
ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya ekuitas yang menyangkut
pembagian pada penanam modal.

2. Jenis-Jenis Biaya
Untuk keperluan anlisis biaya dikelompokkan menurut beberapa kriteria ada
pengelompokan yang didasarkan atas pengaruhnya pada beberapa perubahan skala
produksi, atau pengelompokkan atas lama penggunaan.Bahkan kadang-kadang biaya
dikelompokkan menurut fungsi/aktivitas, sumber, langsung dan tak langsung dan
sebagainya.Pengelompokkan komponen biaya tersebut ditentukan sesuai dengan
kebutuhan analisis dan menghasilkan beberapa istilah biaya (Mulyadi, 1993).(Mulyadi,
1993. Akuntansi Biaya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Yogyakarta.)

5
a. Berdasar pengaruh pada perubahan skala produksi
Dalam kaitannya dengan skala produksi, biaya dapat dibedakan menjadi biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (Variabel cost).

1) Biaya tetap (fixed cost)


Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara rrelatif tidak dipengaruhi
oleh besarnya jumlah produksi.Biaya ini harus tetap dikeluarkan terlepas dari
persoalan apakah pelayanan diberikan atau tidak.Contoh biaya tetap adalah nilai
dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan kedokteran, nilai tanah dan
sebagainya.Nilai gedung dimasukan dalam biaya tetap karena biaya gedung
yang digunakan tidak berubah baik ketika pelayanannya meningkat meupun
menurun.Demikian juga dengan biaya stetoskop yang relatip tetap untuk
memeriksa 5 maupun 10 pasien.Artinya stetoskop tetap tidak berubah meskipun
jumlah pasien yang dilayani berubah.

2) Biaya variabel (variabel cost)


Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang volumenya dipengaruhi
oleh banyaknya output (produksi). Contoh yang termaksut dalam biaya variabel
adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan dan
sebagainya.

b. Berdasar lama penggunaan


Disamping dikelompokkan menurut pengaruhnya teradap perbuahan skala
produksi, biaya juga dikelompokkan berdasar lama penggunaannya.Dala kaitan ini
biaya dibedakan dalam biaya investasi dan biaya operasional.

1) Biaya investasi (Invesment Cost)


Biaya investasi adalah biaya yang kegunaanya dapat berlangsung dalam
waktu yang relatif lama.Biasanya batasan waktu untuk biaya investasi
ditetapkan lebih sari satu tahun.Biaya investasi ini biasanya berhubungan

6
dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktus fisik dan kapasitas
reproduksi.

2) Biaya Operasional (Operasional Cost)


Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis pakai
dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).

c. Berdasarkan fungsi/aktivitas/sumber
Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi/aktivitas pelayanan dan dikaitkan dengan
unit cost, konsep biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (inderect cost)
sering digunakan ketika menghitung biaya satuan (unit cost).

1) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya
tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

B. Konsep Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satuan organisasi fungsional  yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan
yang optimal,tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2006).
(Depkes RI, 1996. Buku panduang analisis biaya dan penyesuaian tarif pelayanan kesehatan di
Indonesia, YPKMI-LD FE UI)

7
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2015.

Fungsi puskesmas menurut Kep.Men.Kes No.128 tahun 2004 adalah sebagai berikut;
Pusat Penggerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, Pusat Pemberdayaan Masyarakat,
Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.

C. Sistem Pembiayaan Puskesmas


Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu:

a. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
terutama adalah pemerintah kab/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana
yang berasal dari pemerintah provinsi dean pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh
pemerintah dibedakan atas dua macam yaitu: Dana anggaran pembangunan yang
mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat Dana
anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan,
pembelian barang habis pakai serta biaya operasional
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk
seterusnya dibahas bersama DPRD Kab/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan
mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas kesehatan
Kab/Kota.Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas adalah
kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan
puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas KesehatanKab/Kota atas usulan kepala
puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8
(http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-puskesmas.html?
m=1)

b. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban membiayai
upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh
Peraturan Daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada beberapa kebujakan yang
terkait dengan pemnfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan ini yakni: Seluruhnya disetor ke kas daerah Untuk ini secara berkala
puskesmas menyetor seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas
Kesehatan Kab/Kota Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari


dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya
berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya
dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut
secara berkala dipertanggungjawabkan oleh puskesmas cke pemerintah daerah melalui
Dinas Kesehatan Kab/Kota Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh


dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai
kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model
pemanfaatan dana seperti ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan
kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah diubah menjadi puskesmas
swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi
swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk membiayai
upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggungjawab pemerintah.
(http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-puskesmas.html?
m=1)

9
c. Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain seperti: PT
ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para
peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.PT Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta jamsostek.Dana tersebut juga dibagikan kepada
para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jamkesmas/Jamkesda Untuk
membantu masyarakat miskin, pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke
puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku akan terjadi perubahan
pada sistem pembiayaan kesehatan. Sesuai dengan konsep yang telah disusun
direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk
membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan
dibiayai melalui Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin
yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan
seperti ini apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk
kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional.

Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut dengan sebaik-
baiknya sehingga disatu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan
Nasional dan pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila
puskesmas hanya bertanggungjawab menye;lenggarakan upaya kesehatan masyarakat,
maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari
pemerintah. (http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-
puskesmas.html?m=1)

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan
kelancaran yang merupakan tujuan utama dan diharapkan memberi manfaat saat ini atau di
masa yang akan datang.
2. Jenis-jenis pembiayaanuntuk keperluan anlisis biaya dikelompokkan menurut beberapa
kriteria ada pengelompokan yang didasarkan atas pengaruhnya pada beberapa perubahan
skala produksi, atau pengelompokkan atas lama penggunaan. Bahkan kadang-kadang
biaya dikelompokkan menurut fungsi/aktivitas, sumber, langsung dan tak langsung dan
sebagainya.
3. Sistem pembiayaan Puskesmas untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas,
perlu ditunjang dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa
sumber pembiayaan puskesmas yaitu: Pemerintah, Pendapatan puskesmas, dan sumber
lain.

B. Saran
1. Karena pembiayaan merupakan unsur yang sangat penting dan merupakan tujuan
utama, maka dalampelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius.
2. membedakan analis pembiayaan sangat perlu kita pahami,agar kita lebih mengetahui
tentang jenis jenis pembiayaan.
3. Karena upaya kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab puskesmas sehingga
diharapkan kepada pemerintah dan sumber pembiayaan puskesmas yang lainperlu
memperhatikan sistem tersedianya pembiayaan yang cukup untuk puskesmas.

11
Daftar Pustaka

Depkes RI, 1996. Buku panduang analisis biaya dan penyesuaian tarif pelayanan kesehatan di
Indonesia, YPKMI-LD FE UI.

Gani, Ascobat. Et al. 1989.Analisis Biaya Rumah Sakit Kelas B di Indonesia. FKN UI Jakarta.

_____. 1996. Analisis dan kebijakan Tarif Pelayanan Kesehatan, Seminar Optimalisasi Investasi
Perorangan dan Kelompok di Bidang Pelayanan Kesehatan. Gedung RNI. Jakarta.

_____. 1997. Perencanaan dan penganggaran Kesehatan Terpau (P2KT), Biro Perencanaan
Depkes RI/FKM UI/Indoconsult.

_____. 1992. Analisis Biaya, Makalah yang Disajikan Pada Pelatihan Pemutakhiran Data
Biaya Kesehatan. Jakarta.

Mulyadi, 1993. Akuntansi Biaya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Yogyakarta.

_____. 1995. Akuntansi Manajemen, Edisi 2, STIE YKPN, Jogyakarta.

Raymond, Tubagus. 2001. Pendekatan “real cost” Dalam Menghitung Biaya per Pelayanan di
Rumah Sakit, Workshop analisis biaya Rumah Sakit, Pusat Manajemen Pelayanan
Kesehatan. FK UGM. Jogjakarta

Manajemen Kesehatan Edisi 2, A.A. Gde Muninjaya

http://andikasanjutsu.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pembiayaan-di-puskesmas.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai