Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Assalamu`alaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
RUJUKAN” ini tepat pada waktunya dalam memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, karena saya masih dalam tahap
belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Untaian terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senentiasa meridhoi segala usaha kita.
AMIN.

Banjarbaru, 17 September 2016

Penyusun,
Siti Tri Nurmayati
Nim P07125116209
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
secara menyeluruh yang penyelenggaraannya terintegrasi secara lintas program dan lintas
sektoral. Rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut ( gimul), dilaksanakan melalui
pelayanan medik gigi dasar sampai dengan spesialistik. Banyak faktor yang
mempengaruhi terselenggaranya rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut, antara lain
faktor lingkungan, geografi, transportasi, sosial ekonomi dan sosial budaya

Tujuan system rujukan adalah meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi


pelakasanaan pelayanan. System rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan
fasilitas pelayanan kesehatanyang memungkinkan terjadinya penyerahan tenggungjawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul, baik secara vertical maupun secara
horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten,terjangkau dan rasional.
 
Tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. Dengan pengertian tersebut, maka merujuk
berarti meminta pertolongan secara timbale balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih
kompeten untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) atau secara
horizontal (diantara unit-unit yang setingkat kemampuannya) ke fasilitas yang lebih
kompeten, terjangkau dan rasional tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

B. Tujuan Rujukan
Rujukan bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan
cakupan dan efensiasi pelayanan kesehatan secara terpadu.

C. Jenis rujukan
Secara garis besar rujukan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Rujukan medik
Rujukan ini berkaitan dengan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan pasien.|Disamping itu juga mencakup rujukan pengetahuan (konsultasi
medis) dan bahan-bahan pemeriksaan.

b) Rujukan kesehatan masyarakat


Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan(promosi), rujukan ini mencakup rujukan teknologi, sarana dan
operasional.

D. Tingkat Rujukan
Tingkatan rujukan berdasarkan pada bentuk pelayanan:

a) Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan dan
masyarakat sehatuntuk meningkatkan kesehatan mereka atau promosi kesehatan.
Oleh karena jumlah kelompok inididalam suatu populasi sangat besar (kurang lebih
85%), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok inibersifat pelayanan kesehatan
dasar (basib health services). Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalahpuskesmas,
puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.

b) Pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services)


Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatannginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer. Bentuk pelayanan inimisalnya Rumah Sakit tipe C dan D dan
memerlukan tersedianya tenaga spesialis
c) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services)
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien yang
sudah tidak dapatditangani oleh pelayanan kesehatan sreekunder. Pelayanan sudah
komplek, dan memerlukn tenaga-tenaga super spesialis. Contoh di Indonesia: RS tipe
A dan B.

E. Rujukan Upaya Kesehatan


Rujukan upaya kesehatan ini pada dasarnya meliputi :

a) Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan terutama berkaitan dengan upaya peningkatan dan
pencegahan. Rujkan horizontal dapat dilakukan melalui wadah-wadah koordinat yang
yang setingkat kemampuannya.

Permintaan bantuan dapat diajukan dari tingkat bawah termasuk masyarakat


kepada puskesmaspembantu. Jika puskesmas pembantu tidak dapat memenuhinya,
maka ia akan melanjutkan kepadapuskesmas dan seterusnya: untuk rujukan tertentu
yang berkaitan dengan kesehatan, permintaanbantuan dapat juga diajukan oleh
puskesmas kepada sector-sector teknis lain diluar kesehatan, sepertipekerjaan umum ,
pembangunan desa, peternakan, dan swasta.

Rujukan ada tiap tingkatan upaya kesehatan seperti Lembaga ketahanan


Masyarakat Desa ditingkat desa, badan-badan koordinasi lintas sektoral yang berada
di tingkat kecamatan, kabupaten, dankotamadya, propinsi, atau tingkat nasional.

Rujukan kesehatan tersebut diatas pada dasarnya mencakup :


1. Bantuan Teknologi
Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan teknologi tertentu baik dalam
bidang kesehatanmaupun yang berkaitan dengan kesehatan, dimana eselon-eselon
yang mampu dapat memberikanteknologi tersebut. Teknologi yang diberikan
harus tepat guna dan cukup dibiayai oleh masyarakat yangbersangkutan.

Bantuan teknologi tersebut dapat berupa, antara lain :


1) Pembuatan jamban keluarga dan sarana air minum
2) Pemugaran rumah
3) Pembuangan air limbah
4) Penimbangan bayi untuk pengisian kartu sehat menuju sehat
5) Pemeliharaan
6) Perbaikan dan sarana kalibrasi peralatan kesehatan
 
2. Bantuan Sarana
 Rujukan ini dapat berupa permintaan bantuan baik sarana tertentu dalam
bidang kesehatanmaupun sarana yang terdapat pada sector-sector teknis lain.
Bantuan sarana tersebut dapat berupa, antara lain :
1) Obat
2) Peralatan
3) Biaya
4) Bibit tanaman
5) Ikan dan ternak 
6) Pangan untuk usaha padat karya
7) Bahan bangunan dan tenaga
 
3. Bantuan Operasional
Rujukan ini dapat berupa permintaan kepada eselon untuk menyelesaikan
suatu masalahtertentu yang tidak dapat diatasi oleh masyarakat sendiri . Dalam
hal ini masalah tersebut harus diatasisepenuhnya oleh eselon yang mampu.

Bantuan tersebut dapat diantara lain:


1) Survei epidemiologic untuk menentukanbesarnya permasalahan yang dihadapi
serta metodepenanggulangan yang penting sesuai dengan situasi dan kondisi
daerah .
2) Mengatasi wabah atau kejadian luar biasa dilapangan oleh tim gerak cepat
tingkat kabupaten dankotamadya, propinsi atau pusat.
3) Membangun sarana komunikasi

b) Rujukan Medik
Yang dimaksud adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya
penyembuhan danpemulihan. Dalam kaitan ini rumah sakit mempunyai fungsi utama
menyelenggarakan upaya kesehatanyang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi
penderita. Pelayanan dirumah sakit perlu diatursedemikian rupa sehingga dapat
memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan lebih berkasil gunadan berdaya guna,
karena itu perlu dihindari adanya tumpang tindih antara berbagai upaya
yangdiselenggarakan oleh pemerintah atau swasta. Di waktu yang akan datang secara
bertahap bahwapelayanan dirumah sakit baik untuk rawat jalan maupun rawat tinggal,
hanya bersifat spesialistik atau subspesialistik, karena pelayanan yang bersifat non
spesialistik atau pelayanan dasar harus dapat dilakukandi puskesmas, ditempat praktik
dokter dan unit upaya setingkat.
 
Demikian pula rumah sakit, yang dimanfaatkan untuk pendidikan calon dokter dan
calondokterspesialis, harus dapat dibatasi dan mengkhususkan diri untuk menjadi pusat
pelayanan subspesialistik tertentu dalam suatu wilayah. Dengan demikian dapat dihindari
adanya tumpang tindihpelayanan sub spesialistik sejenis antara pusat-pusat dalam suatu
wilayah, sehingga tercapai efisiensipemanfaatan sumber daya yang terbatas. Selain itu
masing-masing pusat harus dapat melakukan ujicoba terhadap teknologi mutakhir secara
lebih berhasil guna dan berdaya guna.
 
Dalam kaitan ini perlu ditetapkan penggolongan penyakit, menjadi 3 golongan
diantarannya :
1. Penyakit yang bersifat darurat, yaitu penyakit yang harus segera di tanggulangi,
karena bila terlambatdapat menyebabkan kematian.
2. Penyakit yang bersifat menahun, yang penyembuhan dan pemulihannya memerlukan
aktu yang lama dandapat menimbulkan beban pembiayaan yang tidak dapat dipikul
oleh penderita dan keluarganya.
3. Penyakit yang bersifat akut tetapi tidak gawat.
 
Rehabilitas social, bagi penderita yang telah sembuh dari penyakit menahun seperti
kusta dan jiwa yang tidak dapat dikembalikan kepada masyarakat, serta perawwatan
kesehatan bagi orang jompo,terutama menjadi tanggung jawab pemerintah.
 
Dalam waktu dekat harus ditetapka cara-cara akreditasi pelayan rumah sakit. Dengan
demikiandapat dilakukan penilaian terhadap mutu dan jangkauan pelayanan rumah sakit
secara berkala, yangdapat dipergunakan untuk menetapkan kebijaksanaan pengembangan
atau peningkatan mutu rumahsakit.
 
Perubahan kelas suatu rumah sakit atas dasar daya guna dapat membawa
konsekuensiperubahan biaya operasional dan pemeliharaan rumah sakit yang
bersangkutan.
 
Pelayanan medik beserta rujukan dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
1. Tingkat pelayanan dasar antara lain terdiri dari unit pelayanan jenis tertentu :
1) Puskesmas, puskesmas pembantu termasuk BP, BKIA, dan pos kesehatan.
2) Rumah bersalin
3) Praktik dokter, praktik dokter gigi, dan praktek berkelompok.
4) Balai laboratorium kesehatan, balai pemeriksaan obat dan makanan dan
laboratorium klinik.
5) Apotek, took obaty berizin dan optic
6) Pengobatan tradisional

2. Tingkat pelayanan spesialistik antara lain terdiri dari unit pelayanan


1) Rumah sakit pemerintah
2) Rumah sakit khusus
3) Rumah sakit swasta
4) Praktek dokter umum, dokter gigi, spesialis dan praktek berkelompok
5) Balai laboratorium kesehatan, balai pemeriksaan obat dan makanan dan
laboratorium klinik.
 
3. Tingkat pelayanan sun spesialistik anatara lain terdiri dari unit pelayanan :
1) Rumah sakit pendidikan pemerintah
2) Rumah sakit pendidikan swasta
4. Prosedur Pelaksanaan Sistem Rujukan
Dalam membina system rujukan ini perlu ditentukan beberapa hal.
 
1) Regionalisasi.
Regionalisasi adalah pembagian wilayah pelaksanaan system rujukan.
Pembagian wilayah inididasarkan atas pembagian wilayah secara administrative,
tetapi dimana perlu didasarkan atas lokasiatau mudahnya system rujukan itu
dicapai.
Hal ini untuk menjaga agar pusat system rujukan mendapat arus penderita
secara merata.
Tiap tingkat unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap
penderita yang akandisalurkan dalam system rujukan.
Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu
dikirim ke unit lain yanglebih mampu.

2) Penyaringan (screening) oleh tiap tingkat unit kesehatan.


Tiap unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita
yang akandisalurkan dalam system rujukan.
Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu
dikirim ke unit lain yang lebihmampu.

3) Kemampuan unit kesehatan dan petugas.


Kemampuan unit kesehatan tergantung pada macam petugas dan
peralatannya.
Walaupun demikian diharapkan mereka dapat melakukan keterampilan
tertentu. Khususnya dalamperawatan ibu dijabarkan keterampilan yang masing-
masing diharapkan dari unit kesehatan, besertapetugasnya.
 
F. Mekanisme atau Alur Rujukan
 Berikut adalah skema Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

RUMAH SAKIT TIPE A

Provinsi RUMAH SAKIT TIPE B

Kabupaten RUMAH SAKIT TIPE C & D

Kecamatan PUSKESMAS ATAU BALKESMAS

Kelurahan PUSKESMAS PEMBANTU

 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) atau secara
horizontal (diantara unit-unit yang setingkat kemampuannya) ke fasilitas yang lebih
kompeten, terjangkau dan rasional tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
Rujukan bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan meningkatkan
cakupan dan efensiasi pelayanan kesehatan secara terpadu.
Jenis rujukan terbagi menjadi dua yaitu rujukan medik dan rujukan kesehatan
masyarakat.
Tingkat rujukan terbagi menjadi tiga yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama
(primary health care), pelayanan Kesehatan tingkat kedua (secondary health services) dan
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health services).
Rujukan upaya kesehatan terbagi menjadi dua yaitu yaitu rujukan kesehatan dan
rujukan medik.
Daftar Isi

1. Kata Pengantar………………………………………………………………………......

2. Daftar Isi………………………………………………………………………………….

3. BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………...
a. Latar Belakang………………………………………………………………………..

4. BAB II Pembahasan………………………………………………………………………
a. Pengertian Rujukan……………………………………………………………………
b. Tujuan Rujukan……………………………………………………………………….
c. Jenis Rujukan…………………………………………………………………………
d. Tingkat Rujukan………………………………………………………………………
e. Rujukan Upaya Kesehatan……………………………………………………………
f. Mekanisme atau Alur Rujukan……………………………………………………….

5. BAB III Penutup………………………………………………………………………….


a. Kesimpulan……………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai