Anda di halaman 1dari 15

sMakalah

MANAJEMEN STRATEGI LAYANAN KESEHATAN


TENTANG
MANAJEMEN STRATEGI PADA RUMAH SAKIT

Disusun Oleh:

ROSDIYANTI (20453018)

POLITEKNIK KARYA PERSADA MUNA


DIII ADMINISTRASI LAYANAN KESEHATAN
RAHA
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
guna memenuhi mata kuliah Manajemen Strategi Layanan Kesehatan, dengan
dosen pengampu Ibu Dewi Kurniati, SKM., MM.
Dalam Penyelesaian Makalah ini, kami juga mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen Mata Kuliah Manajemen Strategi Layanan Kesehatan
2. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan agar terciptanya perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
khususnya penyusun sendiri.
Waalaikumsallam Warahmatullahi Wabarakatuh

Raha, October 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................iv
1.1 Latar Belakang ............................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................iv
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................v
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................6
2.1 Pengertian Pemeliharaan Kesehatan.............................................6
2.2 Manajemen Pemeliharaan Kesehatan...........................................7
2.3 Perencanaan Program Pemeliharaan Alat Medis..........................8
BAB III PENUTUP ........................................................................................17
3.1 Kesimpulan ..................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem manajemen adalah suatu totalitas yang terdiri dari subsistem-
subsistem dengan atributnya yang satu sama yang lain saling berkaitan, saling
ketergantungan, saling berinteraksi dan saling pengaruh mempengaruhi dalam
penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien sehingga mempunyai peranan,
sasaran, dan tujuan tertentu. Sistem manajemen yang diterapkan oleh manajer
dalam memimpin suatu organisasi tergantung pada karakter seorang manajer dan
keadaan organisasi yang dipimpinnya (Asih, 2010).
Sistem manajemen terdiri atas Sistem Manajemen Organisasi, Sistem
Pengambilan Keputusan, Sistem Informasi Manajemen, Sistem Nilai dan Budaya
Organisasi, dan Sistem Manajemen tertutup dan terbuka. Proses manajemen
adalah cara sistematis dalam melakukan sesuatu terutama dalam mengelola
sebuah pekerjaan atau obyek (Kusnanto,2004).
Manajemen strategi sangat penting didalam pengelolaan sebuah organisasi
kesehatan maupun non kesehatan, karena dapat membedakan seberapa baik
pencapaian kinerja suatu organisasi, dapat menghadapi segala bentuk perubhana
dan setipa keputusan memberikan manfaat bagi berbagai bentuk dan jenis
organisasi baik yang beriorientasi laba, lembaga-lembaga pemerintah, organisasi
kesehatan dan organisasi nirlaba lainnya. Strategi sebagai suatu proses
pelaksanaan perencanaan untuk pencapaian tujuan jangka panjang organisasi
pelayanan kesehatan dari sektor industri/bisnis. Hal ini terjadi karena industri
pelayanan kesehatan berkembang menjadi hal yang kompleks, dan sebagian besar
proses layanan yang diberikan mirip denagn industri secara umum. Namun,
manajemen strategi untuk organisasi pelayanan kesehatan mengalami
penyesuaian-penyesuaian dengan budaya dan etika layanan kesehatan paa rumah
sakit.
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen strategi pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana konsep manajemen srategi dalam pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana manfaat dari manajemen strategi pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana model manajemen startegi pelayanan kesehatan?

2.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui manajemen strategi pelayanan kesehatan
2. Untuk mengetahui konsep manajemen strategi pelayanan kesehatan
3. Untuk mengetahui manfaaf dari manajemen strategi pelayanan kesehatan
4. Untuk mengetahui model manajemen strategi pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHSAN

2.2 Manajemen Strategi Pelayanan Kesehatan


Manajemen strategi dalam layanan kesehatan merupakan proses atau
rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya yang dibuat oleh pimpinan
dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu pusat layanan
kesehatan, yang digunakan untuk mencapai tujuan. Manajemen pelayanan
kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat berjalan
dengan baik, sesuai dengan prosedur, teratur, menempatkan orang-orang yang
tebaik pada bidang-bidang pekerjaannya, efisien, dan yang lebih penting lagi
adalah dapat menyenangkan konsumsi atau membuat konsumen puas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan (Suyadi, 2011).
Dalam manajemen strategi dalam layanan kesehatan ada 2 komponen
yakni komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya
yanng tediri dari visi misi, tujuan dan strategi utama dalam layanan kesehatan.
Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional, pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi
penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja intenal dan eksternal,
fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik (Taufiqurokham, 2016). Pelayanan
kesehatan mencangkup semua pelayanan yang bertumpu pada diagnosis suatu
pemyakit dan perlakuan yang harus diberikan atau sistem promosi, perawatan dan
restorasi kesehatan. Hal ini mencangkup pelayanan kesehatan yang besifat
personal dan non personal. Pelayanan kesehatan merupakan fungsi yang paling
mudah nampak dari semua sistem kesehatan, baik pada pengguna maupun tehadap
masyarakat umum. Penyediaan layanan menunjukkan semua input yang
mendukung pelayanan kesehatan seperti berbagai input dana, staf, peralatan dan
obat-obatan. Peningkatan akses, kemapuan dan kualitas pelayanan tergantung
pada ketersediaan semua pendukung tersebut, mutu dari terorganisasinya suatu
sistem dan manajemen yang berlaku dan juga besarnya insentif yang diberikan
kepada para pelaku teknis. Hal ini tentunya pada ujungnya akan mempengaruhi
besarnya dana yang harus dibayarkan oleh konsumen (Suyadi, 2011)
Berkaitan dengan hal tesebut, untuk membangun suatu sistem manajemen
strategi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga pelayanan yang
diberikan dapat berjalan dengan sangat efisien dan memiliki mutu yang dapat
diandalkan. Beberapa ahli menyatan bahwa konsep pengembangan manajemen
strategi diambil dari pengalaman pengebangan lembaga yang bersifat for profit.
Keadaan ini sebenarnya menunjukan kekurangan lembaga non profit dalam
menjalankan usahanya dan nampaknya sistem yang berjalan sering tidak berjalan
tidak efisien dan kurang memuaskan konsumen. Hal ini dapat membahayakan
kelangsungan/keberlanjutan eksistensi lembaga non profit, khususnya yang harus
bersaing dengan pelayanan serupa tetapii memiliki orientasi usaha for profit.
2.2 Konsep Manajemen Strategi dalam Pelayanan Kesehatan
Manajemen strategi merupakan cara berpikir dan berprilaku untuk
mencapai perubahan. Manajemen strategis merupakan konsep yang
pelaksanaanya bersifat kesinambungan dan terus menerus. Secara sistematis,
manajemen strategis merupakan kerangka kerja untuk bebagai fase manajemen.
1. Adanya komitmen untuk melakukan perubahan agar organisasi pelayanan
kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan klinik) dapat berkembang dalam
persaingan usaha pelayanan kesehatan.
2. Harus paradigma yang tepat sebagai dasar penggunaan manajemen
strategis.
3. Adanya manajer strategis yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Mereka
adalah orang-orang yang memegang tanggung untuk kinerja keseluruhan
rumah sakit atau untuk unit usaha strategis, atau unit pendukung. Kriteria
manajer strategi adalah mempunyai leadership dan terampil secara
manajerial.
4. Faktor penting keempat adalah konsistensi berbagai tahapan diatas
Penggunaan konsep manajerial strategis di pelayanan kesehatan
membutuhkan yang namanya manajemen perusahaan. Permasalahan yang
terkadang timbul adalah ketidaksamaan persepsi seluruh komponen (rumah sakit,
puskesmas dan layanan kesehatan lainnya) dalamm menafsirkan peubahan serta
tindakan strategis yang diperlukan. Hal pokok selanjutnya yang menjadi kunci
yaitu pemahaman mengenai tujuan perubahan keterlibatan sumber daya manusia,
momentum, serta indikator utuk proses perubahan. Pada intinya manajemen
strategis (rumah sakit, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya) ditulang
punggungi oleh suatu model perencanaan strategis rumah sakit, puskesmas
maupun layanan kesehatan lainnya diikiti dengan pelaksanaan dan pengendalian
yang tepat. Model perencanaan strategis menekankan persoalan visi dan analisis
faktor-faktor eksternal dan intenal. Faktor-faktor internal tersebut dapat
menunjukan kekuatan dan kelemahan lembaga, sedangkan analisis faktor
eksternal dapat mengambarkan hambatan dan dorongan dari luar lembaga
(Rahmawati, 2022)
Langkah pertama adalah melakukan analisis tren dan pesiapan penyusunan
dengan cara memahami dinamika lingkungan serta faktor-faktor intenal dan
eksternal yang ada harus di analisis untuk menyusun strategi dimasa mendatang.
Langkah kedua dalam menggunakan manajemen strategis adalah melakukan
diagnosis (rumah sakit, puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya). Melakukan
proses manajemen strategis, beberapa hal yang perlu dilakukan. Bebrapa hal
dalam diagnosis kelembagaan yaitu keterkaitan antara visi, misi analisis
eksternaldan intenal, serta isu-isu pengembangan. Hubungan antara berbagai hal
ini yang perlu dilakukan dalam berpikir menyeluruh. Langkah ketiga yaitu
menetapkan strategi. Ketetapan dalam menetapkan strategi meupakan awal dari
suksesnya pengembangan rumah sakit, puskesmas maupun layanan kesehatan
lainnya. Dalam hal ini akan ditemukan penetapan strategi tingkatan rumah sakit,
puskesmas dan layanan kesehatan lainnya dan strategi unit-unit usahanya. Pada
intinya strategi yang ditetapkan menunjukan integrasi keputusan untuk mencapai
tujuan organisasi, alokasi sumber daya dan prospek keberhasilan dan kompetisi.
Penerapan strategi (langkah keempat) adalah proses pentejemahan strategi
menjadi tindakan dan hasil. Pada intinya pelaksanaan strategi akan mencangkup
pelaksanaan pada level rumah sakit, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya
secara keseluruhan, unit-unit usaha, dan pada unit-unit pendukung. Langkah
kelima adalah pengendalian strategi. Pengendalian ini merupakan proses
penentuan apakah strategi telah mencapai tujuan, mendekati tujuan, atau gagal
mencapai tujuan (Rahmawati, 2022)
Manajemen strategis merupakan filosofi, cara berpikir dan mengolah
organisasi. Tidak tebatas pada bagian yang mengelola pelaksanaan kegiatan dalam
organisasi, tetapi juga bagaimana mengembangkan sikap baru dengan perubahan
ekstenal. Pemahaman mengenai makna manajemen strategis tidak hanya terbatas
pada aspek pelaksanaan rencana, tetapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan
tujuan kelembagaan. Secara singkat beberapa penulis seperti (Caper et all, 1996)
menggambarkan manajemen strategis sebagai langkah-langkah para pemimpin
organisasi melakukan bebagai kegaiatan secara sistematis. Langkah-langkah
tersebut antara lain melakukan analisis lingkungan orgnanisasi yang memberi
gambaran mengenai peluang dan ancaman. Kemudian langkah berikutnya
melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi dalam konteks
lingkunagan intenal. Kedau langkah ini dilakukan dalam usaha menetapkan visi,
misi, dan tujuan oragnisasi.
Dengan fase-fase seperti tersebut diatas berbagai sifat manajemen strategis
(Koteen, 1997). Manajemen strategis berorientasi ke masa depan. Keputusan yang
dilakukan di masa ini mempunyai implikasi untuk masa mendatang. Implikasi ini
harus diperhitungkan dalam bentuk bebagai alternatif tindakan. Manajemen
strategis meupakan cara bepikir dan berprilaku mencapai tujuan. Manajemen
strategis merupakan konsep dan pelaksanaannya bersifat kesinambungan dan terus
menerus. Dengan melihat sifat-sifat manajemen strategis, dapat disebutkan
berbagai kebutuhan dasar agar manajemen strategis dapat dipergunakan di rumah
sakit.
Pertama adanya komitmen melakukan perubahan agar rumah sakit dapat
berkembang dalam persaingan usaha pelayanan kesehatan. Kedua, harus ada
paradigma yang tepat sebagai dasar penggunaan manajemen strategis. Ketiga,
adanya manajer strategi yang mempunyai jiwa kepemimpinan. Meraka adalah
orang-orang yang memegang tanggung jawab untuk kinerja keseluruhan rumah
sakit atau unit usaha strategis, atau unit pendukung. Faktor keempat adalah
konsistensi berbagai tahapan diatas (Rahmawati, 2022)

2.3 Model Manajemen Strategis Pelayanan Kesehatan


Model manajeme strategis berkembang seiring dengan semakin
meningkatnya kompetisi usaha non profit seperti layanan kesehatan dan tuntutan
kebutuhan masyarakat sebagai konsumen, serta adanya tuntutan agar
pepemerintah bekerja secara benar.
Dalam artikel klasik, (Gluck, Kaufman, dan Welleck, 1980) mengurikan
empat nilai dalam perencanaan strategi suatu lembaga, sebagai berikut.
1. Sistem Nilai : memenuhi anggaran perkembangan pada sistim ini,
manajemen diartikan hanya sebagai penyusunan anggaran belanja
tahunan, dan perencanaan lebih ke arah masalah mencari dana. Prosedur
dirancang untuk memenuhi anggaran pembelanjaan. Sistem inforomasi
disusun untuk mencocokkan hasil atau pencapaian dengan sasaran mata
anggaran. Sistem ini dapat cenderung menjadi tidak transparan. Biasanya
dijumpai pada rrumah sakit atau lembaga pelayanan kesehatan yang
mengandalakan anggaran pemerintah atau kemanusiaan.
2. Sistem nilai yang memperkirakan masa depan fase ini merupakan suatu
perencanaan yang berbasis pada fore casting atau perkiraan. Kerangka
waktu untuk perencanaan adalah 5-25 tahun kedepan. Pada awalanya
sistem perencanaan ini dilakukan berbasis pada ekstrapolasi/ekstrapolasi
data masa lalu. Akan tetapi ternyata keadaan lingkunga luar membuat
berbagai ekstrapolasi ini dapat meleset jauh.
3. Sistem nilai yang berfikir secara abstrak pada fase dengan sistem nilai
ini, terjadi suatu kedaan dimana para menejer mulai tidak percaya pada
prediksi akibat kegagalan-kegagalan yang ada, para manajer mulai
mempelajari fenomena-fenomena ataupun keadaan-keadaan yang
menyebabkan suatu lembaga suskses atau gagal. Mereka akhirnya
mempunyai suatu pemahaman mengenai kunci sukses suatu lembaga.
Kelemahan internal, dan komposisi produk dibandingkan dengan
pesaingnya, para manajer mulai dirangsang untuk berfikir secara inovatif,
dan bahkan cenderung bersifat abstrak pada masanya, atau sulit
diterapkan menjadi suatu rencana operasional. Keadaan ini yang menjadi
cikal bakal suatu sistem manajemen yang mengarah pada penciptaan
masa depan.
4. Sistem nilai yang menciptakan masa depan dalam sistem manajemen,
para menejer mulai merencanakan dengan berbasis pada visi masa
mendatang. Gambaran masa depan yang dicita-citakan akan diusahakan
tercapai dengan berbagai program yang oprsional. Disuatu lembaga
pelayanan kesehatan yang maju, cita-cita ini sudaah dapat dilaksanakan
dengan baik dan sangat profesional. Namun disebagian besar rumah sakit
dan puskesmas, keberadaan visi mis yang merupakan cita-cita kondisi
masa depan yang bnayak dijuampai hanyalah sutu susunan kata-kata
indah yang dipasang di dinding atau banner untuk melengkapi institusi
bila sewaktu-waktu ada kunjungan tamu adata ada pemeriksaan.
Suatu lembaga ternyta tidak bisa terlepas dari kebaikan lembaga lain.
Artinya suatu lembaga kesehatan yang baik. Artinya suatu lembaga kesehatan
yang baik tidak akan bisa berjalan baik dan efisien bila lembaga pendukung dan
lembaga terkait tidak berjalan dengan baik pula. Program pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin ternyata melibatkan banyak komponen, minimal dua
lembaga/instansi, dan masing-masing instansi masih terdiri banyak komponen,
baik komponen pokok maupun pendukung. Apabila kita uraikan lebih rinci,
pelayanan kesehatan masyarakat miskin tersebut ditingkat rumah sakit ternyata
terdiri dari komponen utama yaitu pelayanan kesehatan meliputi dokter, tenaga
paramedis, prasarana dan sarana pelayanan, peralayan dan laboratorium
pendukung, tersedianya berbagai jenis obat-obatan, sistem administrasi, sitem
bukti asuransi dan sistem teknologi informasi. Kemudina unsur-unsur tersebut
masih memiliki komponen pendukung yang memiliki suatu pedoman manajemen
khusus yang berlaku pada lingkungannya masing-masing. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pelayana kesehatan ternyata tidak hanya mengandalkan
kehebatan seorang dokter atau tenaga medis, namun harus terintegrasi dari
berbagai komponen yang berjalan dari berbagai sistem yang terkait dan harus
saling sinergis.
Manajemen layanan kesehatan tidak bisa berjalan sendiri, namun harus
berjalan dan didukung dengan komponen lain. Secara garis besar sifat
interrelationship ini dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu organ
manajemen dan fungsi manajemen. Untuk yang pertama dapat diungkapkan
bahwa Interdiciplinary approach (IDA) adalah suatu model pendekatan oleh tim
atau individual yang mengintegrasikan informasi, data, techniques, tools,
perspektif, konsep dan atau teori dari dua atau lebih disiplin untuk
mengembangkan pemahaman yang mendsar atau menyelesaikan masalah diluar
lingkup suatu disiplin ilmu.
Organisasi manajemen layanan kesehatan diantaranya terdiri dari para
pimpinan, manajer lini bawah, sarana manajemen (dana, material, pemesinan dan
peralatan laboratorium, tenaga para medis, tenaga administrasi, tenaga pendukung
dan tenaga riset pengembangan), unsur pemerintah dan tenaga pendukung lain.
Sedangkan fungsi manajemen pelayanan kesehatan tidak mlepaskan fungsi-fungsi
manajemen secara umum yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penempatan dan pembinaan staf yang sesuai, sistem penganggaran, sistem
pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi.
Dalam suatu perangkat yang diterapkan di dalam rumah sakit, saat ini
terjadi perubahan sistem evaluasi mutu pelayanan suatu rumah sakit dimana
kepuasan pasien menjadi titik tolak utama. Sedikitnya ada 5 kriteria dalam
melakukan evaluasi rumah sakit kaitannya dengan tingkat kepuasaan pelayanan
yaitu bukti langsung (sarana, prasaran, kelengkapan laboratorium, dll),
kehandalan (yang menyangkut mutu sumberdya manusia pelaku pelayanan
kesehatan), respon (daya tangkap para pelaku pelayanan dan kecepatan wktu
pelayanan), empati (sikap, perilaku, keramahan, kesopanan) dan budget (besaran
dana yang dikeluarkan oleh pasien dibandingkan dengan mutu pelayanan yang
diterima). Input data untuk evaluasi diperoleh dari para pasien yanng
mendapatkan layanan kesehatan di suatu rumah sakit atau puskesmas, baik rawat
jalan maupun rawat inap.
2.4. Manfaat Manajemen Strategi dalam Pelayanan Kesehatan
Manajemen strategi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu cara dalam
mengatur seluruh sumberdaya yang dimiliki rumah sakit, puskesmas atau lembaga
kesehatan lainnya baik itu SDM ataupun sumber daya yang lain untuk bisa
meaksanakan semua aktivitas-aktivitas yang pada akhirnya mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Manajemen strategi memungkinkan sebuah rumah sakit,
puskesmas atau lembaga kesehatan lainnya untuk lebih proaktiv daripada reaktif
dalam upayanya membentu masa depan rumah sakit, puskesmas dan lembaga
kesehatan lainnya itu sendiri, hal tersebut memungkinkan satu organisasi non
profit untuk memulai dan memengaruhi kegiatan sehingga bisa mengendalikan
tujuannya sendiri.

1. Manajemen strategi setidaknya bisa mencegah terjadinya berbagai macam


masalah di dalam maupun di dalam perusahaan serta meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam menghadapi sebuah masalah
2. Manajemen strategi bisa membuat atas kondisi penolakan terhadap suatu
perubahan dapat berkurang
3. Manajemen strategi membuat peusahaan akan bisa melaksanakan seluruh
aktivitas operasionalnya secara lebih efesien dan efektif
4. Keterlibatan tenaga kerja atau karyawan perusahaan terhadap perumusan
strategi bisa memperbaiki pengertian karyawan atas penghargaan sebuah
produktivitas dalam sebuah perencanaan strategi sehingga ujungnya bisa
meningkatkan motivasi kerja dan rasa kebersamaan antar-karyawan
5. Seluruh keputusan yang dijlankan oleh para manager di dalam perusahaan
cenderung lebih tepat, hal dikarenkan seluruhnya didasarkan pada
perencanaan yang sudah matang dan sudah memperhitungkan seluruh aspek
yang terkait
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen strategi dalam layanan kesehatan merupakan proses atau


rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya yang dibuat oleh pimpinan
dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu pusat layanan
kesehatan, yang digunakan untuk mencapai tujuan. Manajemen pelayanan
kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat berjalan
dengan baik, sesuai dengan prosedur, teratur, menempatkan orang-orang yang
tebaik pada bidang-bidang pekerjaannya, efisien, dan yang lebih penting lagi
adalah dapat menyenangkan konsumsi atau membuat konsumen puas terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan.

3.2 Saran

Saran kami yaitu semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi
pembaca maupun penulis khususnya. Dan diperlukan kritik yang membangun
sehingga dapat meningktakan pengetahuan penulis dalam meyusun makalah.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai