Outline Presentasi
1. Kehadiran
2. Pencapaian target kompetensi
3. Kinerja
Tata Tertib Umum
1. Bersikap dan berperilaku hormat kepada staf RSCM, DPJP, perawat, staf
administrasi, staf rumah sakit lainnya, sesama peserta didik, pasien dan
keluarganya
2. Sopan dan saling menghargai dan menghindari perbuatan tidak bermoral.
3. Membina kerjasama sesama peserta didik
Penampilan
1. Tata rias dan rambut yang menyolok, rambut tidak rapih. Apabila rambut
panjang pengaturan rambut disesuaikan dengan aktivitas kegiatan akademik
yang dilakukan.
2. Memakasi celna dan rok jeans, celana ketat, rok mini dan rok panjang belahan
tinggi
3. Mengenakan baju berbahan tipis dan transparan.
4. Berpakaian kaos oblong
5. Menggunakan cadar
6. Bawahan yang diperbolehkan adalah celana panjang atau rok yang bukan blue
jeans, tidak ketat, tidak berbahan tipis dan tidak transparan, panjang celana
semata kaki sedangkan panjang rok minimal di bawah lutut dan jika ada belahan
maksimal setinggi lutut.
Lain-lain, tidak diperbolehkan:
1. Mencat rambut lebih dari 1 (satu) warna atau mencat rambut dengan warna yang
mencolok
2. Memiliki tato baik permanen atau sementara yang terlihat pandangan orang.
3. Memiliki panjang kuku yang mengganggu aktivitas.
4. Menggunakan cutex kuku dengan warna yang mencolok atau warna-warni.
5. Melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan klinik
di RSCM, misalnya berbisnis.
6. Makan dan minum pada saat memberikan pelayanan kepada pasien.
Lain-lain, tidak diperbolehkan:
1. Peringatan lisan
2. Peringatan tertulis
3. Tidak siizinkan mengikuti pendidikan/ stase di RSCM
4. Sanksi tindakan kriminal sesuai ketentuan hukum yang berlaku
Proses layanan ICU Dewasa
RESPON TIME DAN ALUR PELAYANAN RAWAT INAP / ICU DEWASA
1. Kematian yang tidak terduga, termasuk, namun 3. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi.
tidak terbatas pada:
4. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena
Kematian yang tidak berkaitan dengan alamiah transfusi darah atau produk darah, atau penularan
penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakit akibat transplantasi organ atau jaringan
(contohnya seperti kematian karena infeksi yang terkontaminasi.
pasca-operasi atau hospital-acquired
5. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan
pulmonary embolism)
orangtua yang salah.
kematian janin cukup bulan
6. Pemerkosaan, kekerasan dalam pekerjaan seperti
Bunuh diri. penyerangan (yang mengakibatkan kematian atau
kehilangan fungsi); atau pembunuhan pasien,
2. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang
pegawai, dokter, mahasiswa kedokteran, trainee,
tidak disebabkan oleh penyakit pasien atau
pengunjung, atau vendor ketika berada di
kondisi yang mendasarinya
lingkungan rumah sakit.
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Definisi:
Pelaporan tertulis setiap insiden yang menimpa pasien.
Tujuan:
1. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien
rumah sakit
2. Diketahui penyebab insiden sampai akar masalah.
3. Sebagai pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama berulang lagi
Standar QPS. 8 (Insiden wajib lapor):
6 Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan selama KSM Anestesi
anestesi tanpa memandang cara pemberian
7 Kejadian tidak diharapkan serius yang berkaitan dengan pasien Komite Etik Penelitian Kesehatan
penelitian.
8 Kejadian tidak diharapkan yang berkaitan dengan identifikasi pasien Gedung A, IPJT, IRJT, IGD dan
RSCM Kencana, RSCM PKIA
Kiara
9 Kejadian-kejadian lain misalnya infeksi yang berkaitan dengan Komite PPI-PRA, IPPKK, ISSB,
perawatan kesehatan atau wabah penyakit menular, fasilitas medik, Tim Transplantasi.
pemasangan implan, transplantasi organ, akibat pemakaian alat single-
use yang dipakai kembali (re-use)
MATRIKS GRADING RISIKO
PENILAIAN DAMPAK KLINIS/ KONSEKUENSI/SEVERITY
Tingkat DESKRIPSI DAMPAK
Risiko
1 Insignificant Tidak ada cedera
2 Minor – Cedera ringan misalnya: luka lecet
– Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3 Moderate – Cedera sedang, misalnya: luka robek
– Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(revesibel) yang tidak berhubungan dengan penyakit
– Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
Dampak
Probabilitas
Tdk Signifikan Minor Moderat Major Katastropik
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap mgg /bln) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering terjadi
(Bebrp x /thn) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
Moderat
(1-2 thn/x) Rendah Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/x) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang sekali
(>5 thn/x) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1
Formulir laporan insiden:
Alamat : http://172.16.5.1/ehr/
Langkah-langkah Pelaporan EHR
PJ Mutu sesuai
unit/KSM
masing2
Lokasi
Langkah Laporan Insiden KPC
Disesuaikan dengan
kejadian
PJ Mutu sesuai
unit/KSM
masing2
Sesuaikan dengan
kejadian
Wajib diisi
Ventilator rusak saat akan digunakan
Ketika akan digunakan oleh pasien PICU ventilator merk Hahaha dengan
Deskripsi singkat
nomor 5678 tiba-tiba mati. Ventilator dapat digantikan dengan ventilator lainnya
sehingga pasien tidak cedera.
Laporan Insiden Pasien (KNC, KTC,
KTD, Sentinel)
Laporan Insiden Pasien (KNC, KTC,
KTD, Sentinel)
Disesuaikan dengan
kejadiannya
Laporan Insiden Pasien (KNC, KTC,
KTD, Sentinel)
Disesuaikan dengan
kejadiannya
Indikator IPSG 1:
Kelengkapan identitas pasien di rekam medis pasien
Identifikasi pasien Menggunakan
Dokumentasi Foto
Identifikasi pasien yang tidak bisa dipasang Pada proses print cetak foto ditambah
gelang identitas, mis: identitas:
Pasien luka bakar luas Nama lengkap
Pasien yang tidak kooperati/ gaduh Nomor rekam medis
gelisah Anggal lahir
Pasien tanpa anggota gerak Jenis kelamin
Pasien tanpa identitas
Proses identifikasi pasien yang berisiko: alergi, jatuh, DNR (do not resuscitate),
keterbatasan ekstremitas dan pemasangan implan radioaktif.
Penanda Risiko:
Klip kuning : Risiko jatuh
Klip Merah : Risiko alergi
Klip Ungu : DNR (Do Not Resuscitate)
Klip pink : Keterbatasan ekstremitas
Gelang Abu-abu : Terpasang implant radioaktif
Pada pasien yang tidak dapat dipasang gelang risiko STIKER berwarna yang ditempel pada halaman depan
status pasien.
Standar IPSG.2: Meningkatkan
Komunikasi Efektif
1. Teknik Komunikasi:
SBAR (Situation-Background-Assessment-Recommendation)
TBaK Tulis Baca Konfirmasi
2. SBAR digunakan untuk melaporkan:
Pasien dengan kondisi kritis
Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan penunjang
Pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan khusus,
Kondisi yang memerlukan monitoring ketat
3. Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/ per telepon menerapkan TBaK
4. DPJP pemberi instruksi, menandatangani catatan pesan yang ditulis dalam kotak stempel
KONFIRMASI sebagai tanda persetujuan dalam waktu 1x 24 jam
5. Pemberian obat epidural dan obat high alert tidak boleh diberikan melalui instruksi
verbal/ per telepon, kecuali kondisi emergensi.
6. DPJP memberikan instruksi pemberian obat LASA/ Look Alike Sound Alike, petugas
kesehatan yang menerima pesan mengulang kembali nama obat dan instruksi yang
diberikan dengan mengeja nama obat per huruf.
Indikator IPSG 2:
Kepatuhan pelaporan nilai
kritis laboratorium
Standard IPSG 2.1: Pelaporan Hasil Kritis
(critical result)
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan dalam waktu kurang dari
30 menit.
2. Nilai/hasil kritis (critical values/result) adalah hasil pemeriksaan
diagnostik/penunjang yang memerlukan penanganan segera.
3. Dokumentasikan nilai kritis di CPPT
Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di kamar operasi
jantung dan unit perawatan intensif (ICU):
1. KCl 7.46%
2. NaCl 3%
3. Kalium dihydrogen phosphate
4. Natrium Gliserofosfat pentahidrat
a. Wajib ditandai di tubuh dan form site c. Wajib di form tidak wajib di tubuh dalam
marking: arti perlu penandaan tapi tidak
memungkinkan:
Memiliki 2 sisi
Pasien dengan luka bakar
Multi level, misal: jari
Pasien yang menolak dilakukan site
Multi struktural seperti tulang belakang,
marking (harus ada surat penolakannya)
ruas jari
Pasien bayi premature
Penandaan pada organ mata dengan
memberikan tanda pada dahi pasien tindakan pada gigi (dilakukan juga
sesuai sisi operasi dengan memberi tanda pada rontgen foto
gigi bila ada)
b. Untuk 1 organ tidak perlu site marking di
form dan ditubuh: laparaskopi,
appendektomi, SC, perianal, mukosa,
jantung
Indikator IPSG 4:
Ketidakpatuhan pelaksanaan penandaan lokasi operasi (site marking)
sebelum Sign In di IBP dan ODC
Standar IPSG.4.1: Menerapkan proses time
out dan sign out
Time Out Sign Out
Seluruh anggota tim operasi/prosedur Perawat sebagai anggota tim melakukan
melakukan komunikasi secara verbal dan konfirmasi secara lisan untuk
mendokumentasikan prosedur time out komponen-komponen sign out, yang
sesaat sebelum mulai operasi/prosedur dilakukan di area tempat tindakan
Checklist Keselamatan Operasi/ berlangsung sebelum pasien
Keselamatan Prosedur. meninggalkan ruangan nama tindakan
invasif/operasi, kelengkapan perhitungan
instrumen, kasa dan jarum (bila ada),
pelabelan spesimen, masalah perlatan
yang perlu ditangani (bila ada
Indikator IPSG
4.1:
Penerapan Time
Out secara verbal
pada tindakan
operasi
Standar IPSG.5: Mengurangi risiko infeksi
akibat perawatan
Setiap petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 6 langkah dari World Health
Organization (WHO) Tahun 2009:
Cuci tangan dengan air mengalir: 40-60 detik
Cuci tangan dengan handrub: 20-30 detik
Lima Indikasi kebersihan tangan sesuai World Health Organization (WHO) Tahun 2009
yaitu:
a. sebelum kontak dengan pasien;
b. sebelum melakukan tindakan aseptik;
c. setelah kontak dengan pasien;
d. setelah terpajan dengan cairan tubuh;
e. setelah kontak dengan lingkungan pasien;
Empat indikasi kebersihan tangan pengunjung;
a. Sebelum masuk ruangan
b. Setelah kontak pasien
c. Setelah kontak cairan tubuh pasien
d. Setelah menyentuh lingkungan pasien
Indikator IPSG 5:
Kepatuhan Kebersihan Tangan Peserta Didik
Standar IPSG.6: Mengurangi Risiko
Cedera Pasien akibat Jatuh
Semua pasien rawat inap, dinilai risiko jatuh
Penilaian ulang dilakukan bila terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan
Pasien berisiko tinggi jatuh dikaji ulang risiko jatuh setiap shift
Tools penilaian risiko jatuh rawat inap:
1. Humpty Dumpty: untuk pasien 12-18 tahun
2. Morse Falls Scale: pasien dewasa > 18 tahun dan < 60 tahun
3. Penilaian pasien usia lanjut: usia 60 tahun ke atas
(Joint Commission Resources, Reducing The Risk of Falls in Your Health Care
Organization).
Pasien yang mempunyai risiko tinggi jatuh, adalah:
a. Pasien usia < 12 tahun
b. Pasien di ruang intensif
c. Pasien pasca operasi dan prosedur invasive selama dalam pengaruh sedasi
d. Pasien pasca prosedur mata
Indikator IPSG 6:
Kepatuhan pelaksanaan edukasi pencegahan jatuh pasien rawat inap
Standar IPSG.6.1: Mengurangi Risiko Cedera Pasien
akibat Jatuh pada populasi rawat jalan
Laporan
Tatalaksana kegawatan bersama Chief Residen /
Kegawatan Jaga 1
Alur manajemen
permintaan tempat di Laporkan dan evaluasi permintaan di
grup Bed Manajemen ICU / HCU
ICU / HCU
DPJP ICU / HCU akan menjawab
permintaan