Anda di halaman 1dari 8

AKSES PELAYANAN DAN KONTINUITAS (APK)

Apa tujuan APK ?


Menyelaraskan kebutuhan pasien di bidang pelayanan kesehatan dengan pelayanan yang
tersedia di rumah sakit, mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan
dan tindakan selanjutnya.
Hasilnya adalah meningkatkan mutu pelayanan pasien dan efisiensi penggunaan sumber daya
yang tersedia di rumah sakit.

NO. PERTANYAAN JAWABAN


1. Bagaimana prosedur 1. Penerimaan pasien berdasarkan hasil skrining dan
skrining di IGD ? atau tes diagnostik sebagai dasar penerimaan
pasien, yang dilakukan pada kontak pertama di
dalam atau di luar rumah sakit.
2. Skrining dilakukan melalui kriteria triase, visual
atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik,
penunjang atau diagnostik imajing sebelumnya.
3. Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau
didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan
kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang telah
teridentifikasi dan sesuai dengan misi dan
kemampuan pelayanan RS.
4. Setelah hasil skrining didapatkan diputuskan pasien
dirawat, dipindahkan dirujuk atau dipulangkan.
5. SPO Skrining Pasien.
2. Bagaimana prosedur SPO Pendaftaran Pasien Rawat Inap.
penerimaan pasien rawat SPO Pendaftaran Pasien Rawat Jalan.
SPO Pendaftaran Pasien Gawat Darurat.
inap dan rawat jalan?
SPO Menahanan Pasien Untuk Observasi.
SPO Penundaan Pelayanan dan Pengobatan.
SPO tempat tidur penuh

3. Bagaimana prosedur triase ? 1. SPO Triase.


2. Prinsip triase MCI (Mass Casuality Insiden).
3. Rumah Sakit Islam Asy-Syifaa memprioritaskan
pelayanan pasien dengan kebutuhan emergensi
berdasarkan proses triase berbasis bukti.
4. Singapore Patient Acuity Category Scale (PACS),

4. Apkah tujuan utama dari Mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa.


triase?
Dan kapan dilakukannya? Saat pasien datang di IGD.
5. Bagaimana Rumah Sakit 1. Rumah sakit mengidentifikasi hambatan di
mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan cara melalui skrining pada saat
populasi dalam memberikan Admisi.
pelayanan ? 2. Untuk mengatasi hambatan atau kendala
keterbatasan fisik dalam populasinya, Rumah Sakit
Islam Asy Syifaa memiliki prosedur penanganan
bagi mereka dengan keterbatasan fisik. Dengan cara
kolaborasi dengan anggota keluarga sebagai
penterjemah (pasien tunarungu atau tunawicara).
Untuk kendala bahasa asing di Rsi asy Syifaa
berkoordinasi Lisa Oktaria (coding)
Untuk hambatan fisik di RSI Asy Syifaa disediakan
kursi roda, dan hand reel
Untuk Tuna Rungu dan tuna wicara RSI Asy Syifaa
bekerjasama dengan SLB KURNIA Poncowati
3. SPO penanganan kendala fisik, bahasa dan budaya
dalam pelayanan pasien.

6. Bagaimana Rumah Sakit 1. Setiap pasien rawat inap maupun rawat jalan yang
menangani pasien yang mengalami waktu menunggu yang lama dalam
sedang mengalami waktu pelayanan diagnostik maupun pengobatan atau
menunggu yang lama? dalam mendapatkan rencana pelayanan di atur
dalam panduan dan prosedur.
2. Secara lisan apabila penundaan pelayanan terjadi
dalam waktu 1 – 2 jam.
3. Secara tertulis apabila penundaan pelayanan terjadi
dalam waktu 2- 24 jam atau lebih dengan bukti
tanda tangan pasien/ keluarga dan petugas yang
memberi penjelasan pada lembar edukasi
penundaan pelayanan.
4. SPO penundaan pelayanan.
5. Bagaimana prosedur transfer Dalam menjaga kontinuitas pelayanan pasien, rumah sakit
yang berlaku berlaku di rumah telah menetapkan tata cara transfer pasien yang tepat di dalam
sakit ?
rumah sakit yang di atur dalam panduan dan prosedur.
TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT

Petugas
Pasien pendam ping Ketrampilan Peralatan
(minimal) yang dibutuhkan dasar

Derajat 0 Petugas Bantuan


keamanan hidup dasar
Derajat Petugas Bantuan
0,5 keamanan hidup dasar
(orang
tua/deliri
um)
Derajat 1 Perawat /  Bantuan  Oksige
petugas hidup n
yang dasar  Suction
berpengal  Pelatihan  Tiang
aman tabung infus
(sesuai gas portab
dengan  Pemberia el
kebutuhan n obat-  Syringe
pasien) obatan pumps
 Kenal  oksime
akan tri
tanda
deteriora
si
 Ketrampil
an
suction
Derajat 2 Perawat  Semua  semua
dan ketrampil peralat
Petugas an diatas, an
keamanan ditambah diatas,
 Pengalam ditamb
an2 ah
tahun di  monito
dalam r ekg
perawata dan
n intensif tekana
darah
 defibril
ator
Derajat 3 Dokter, Standard  monito
Perawat kompetensi r
dan dokter harus portab
Petugas diatas standar el IRI
keamanan minimal : yang
Dokter : lengka
 minimal 6 p
bulan  Ventila
pengalam tor dan
an peralat
perawata an
n pasien transfe
intensif r yang
dan memen
bekerja di uhi
IRI standar
 ketrampil d
an minima
bantuan l
hidup
dasar dan
lanjut
 ketrampil
an
mengana
ngani
jalan
nafas dan
pernafasa
n.
Minimal
ST level 3
atau
sederajat

Perawat :
 minimal 2
tahun
kerja di
IRI
 ketrampil
an
bantuan
hidup
dasar dan
lanjut

TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT

Petugas
Ketrampilan
pendam Peralatan
Pasien yang
ping dasar
dibutuhkan
(minimal)
Derajat Perawat Bantuan Kendaraan
0 dan petugas hidup dasar HDS
ambulans
/
Derajat Perawat Bantuan Kendaraan
ambulans
0,5 dan hidup dasar HDS
(orang petugas
tua/deliri ambulans /
um) ambulans
Derajat Perawat  Bantuan  Kendar
1 dan hidup aan
petugas dasar HDS
ambulans  Pelatihan /
tabung ambul
gas a ns
 Pemberi  Oksig
en
an obat-  Suction
obatan  Tiang
 Kenal infus
akan portab
tanda el
deteriora  Syringe
si pumps
 Ketrampi  oksime
lan tri
suction
Derajat 2 Dokter,Per  Semua  Ambula
awat dan ketrampi ns EMS
petugas lan  semua
ambulans diatas, peralat
ditamba an
h diatas,
 Penggun ditamb
aan alat ah
pernafas  monito
an r ekg
 Bantuan dan
hidup tekana
lanjut darah
 Penggun  defibril
aan ator
kantong
pernafas
an
 Penggun
aan
defibrilat
or
 Penggun
aan
monitor
intensif
Derajat 3 Dokter,Per Standard  ambula
awat dan kompetensi ns
petugas dokter harus lengka
ambulans diatas p 118
standar  monito
minimal : r
Dokter : portab
 minimal el IRI
6 bulan yang
pengala lengka
man p
perawat  Ventila
an tor dan
pasien peralat
intensif an
dan transfe
bekerja r yang
di IRI memen
 ketrampi uhi
lan standar
bantuan d
hidup minima
dasar l
dan
lanjut
 ketrampi
lan
mengana
ngani
jalan
nafas
dan
pernafas
an.
Minimal
ST level 3
atau
sederajat

Perawat :
 minimal
2 tahu
kerja di
IRI
 ketrampi
lan
bantuan
hidup
dasar
dan
lanjut
8. Bagaimana prosedur 1. Pemulangan pasien dilakukan berdasarkan rencana
pemulangan pasien yang ada pemulangan (discharge planning) yang dibuat oleh
di rumah sakit? dokter dan perawat ruangan sesegera mungkin
setelah pasien dirawat
2. Perencanaan pemulangan pasien bila dimungkinkan
wajib dilaksanakan dan dibuat sejak pasien MRS.
3. Perkiraan lama dirawat seyogyanya di
dokumentasikan dan di komunikasikan kepada
pasien dan keluarga dalam waktu 1 x 24 jam sejak
pasien MRS.
4. Setiap pasien rawat inap yang meninggalkan rumah sakit
dalam satu waktu tertentu untuk hal tertentu di atur
dalam prosedur dan atas seijin dari DPJP.( SPO Cuti )
5. Setiap pasien yang pulang karena menolak nasehat medis
diproses sesuai hukum dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit. ( SPO penolakan pengobatan/ SPO APS )

9. Apa itu discharge planning Discharge planning adalah merupakan suatu proses
dan kapan pasien sistematis perencanaan asuhan pasien setelah keluar
mendapatkan discharge dari Rumah Sakit.
planning? Pasien yang dibuatkan discharge planning adalah pasien
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pasien Lanjut Usia
2. Pasien dengan penyakit multisystem
3. Pasien dengan tindakan bedah mayor
4. Pasien dengan penyakit kronis atau terminal
5. Pasien dengan ketidakstabilan emosi
11. Kapan dan bagaimana pasien Setiap pasien Rawat Jalan yang berobat di poliklinik
rawat jalan yang berhak rawat jalan wajib dibuatkan resume.
mendapatkan resume medis
rawat jalan?
12. Kapan resume medis pasien Resume medis pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum
pulang itu dibuat dan pasien pulang dari rumah sakit dan salinan reume medis
siapakah yang wajib membuat pasien pulang ditempatkan dalam rekam medis serta
resume medis pasien pulang? sebuah salinan resume medis pasien pulang diberikan
kepada pasien atau keluarga apabila diminta dan kepada
praktisi kesehatan lanjutan.
13. Bagaimanakah Rumah Sakit Rumah Sakit menjamin keseluruhan pelayanan asuhan
dalam hal menangani pasien pasien yang berkelanjutan antar unit pelayanan di dalam
yang membutuhkan RS, maupun ke fasilitas kesehatan rujukan di luar RS,
perawatan lanjutan? dengan koordinasi antar para tenaga klinis; dan pada
semua fase pelayanan tersedia staf klinis yang kompeten
sebagai orang yang bertanggung jawab atas pelayanan
asuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai