Anda di halaman 1dari 7

EARLY WARNING SYSTEM

KodeDokumen : DITETAPKAN OLEH


WaktuTerbit : DIREKTUR RS SURYA
No. Revisi : MEDIKA PKU
SPO Tgl. MulaiBerlaku : MUHAMMADIYAH
Halaman : HALAMAN SUMBAWA

dr. Yogi Triatmakusuma


Pengertian Sistem peringatan dini yang dapat diartikan sebagai rangkaian sistem
komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan pengambilan
keputusan selanjutnya. Deteksi dini merupakan gambaran dan isyarat
terjadi gangguan fungsi tubuh yang buruk atau kestabilan fisik pasien
sehingga dapat menjadi kode dan atau mempersiapkan kejadian buruk
dan meminimalkan dampaknya, penilaian untuk mengukur peringatan dini
ini menggunakan Early Warning System, suatu sistem skoring psiologis
(tanda-tanda vital) yang digunakan di unit sebelum pasien mengalami
kegawatdaruratan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk mendeteksi secara cepat
keadaan pasien sebelum mengalami kegawatdaruratan.
Kebijakan

Referensi
Alat dan Bahan Form observasi EWS

6. Langkah- Langkah Bagan Alur


1. Nilai Score EWS pasien pada
assasmen awal dengan kondisi
Nilai Score EWS pasien pada
penyulit aku dan pemantauan assasmen awal dengan
secara berkala pada semua pasien kondisi penyulit aku dan Pada ruang IGD dinilai
resiko tinggi yang akan pemantauan secara berkala pada setiap pasien
pada semua pasien resiko yang datang
berkembang menjadi kritis selama tinggi yang akan berkembang
berada di rumah sakit menjadi kritis selama berada
di rumah sakit.
2. Pada ruang IGD dinilai pada setiap
pasien yang datang
Pemantauan rutin pada
3. Pemantauan rutin pada semua semua pasien, minimal 1
pasien, minimal 1 kali dalam satu Ukur skor EWS sesuai
dengan parameter kali dalam satu shift dinas
shift dinas perawat perawat
4. Ukur skor EWS sesuai dengan
parameter
5. Laporkan skor EWS ke dokter DPJP
sesuai skor Dokumentasikan hasil
6. Dokumentasikan hasil perhitungan perhitungan EWS.
EWS.
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan

1
8. Unit terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalalsi kamar operasi
4. Instalasi kamar bersalin
5. Instalasi rawat jalan

9. Dokumen 1. Rekam Medis


terkait 2. Catatan tindakan.
3. Form observasi EWS

2
PENGGUNAAN RESTRAIN
KodeDokumen : DITETAPKAN OLEH
WaktuTerbit : DIREKTUR RS SURYA
No. Revisi : MEDIKA PKU
SP Tgl. MulaiBerlaku : MUHAMMADIYAH
O SUMBAWA
Halaman : 7 HALAMAN

dr. Yogi Triatmakusuma

1. Pengertian Suatu metode/cara pembatasan/restriksi yang disengaja terhadap


gerakan/perilaku pasien di dalam pengobatan/perawatan di RS
dimana terdapat kecenderungan pasien tidak kooperatif di dalam
proses perawatan atau cenderung malah membahayakan.
2. Tujuan 1. Menjaga keamanan dan keselamatan pasien selama perawatan
2. Proses pengobatan dapat berlangsung optimal tanpa terganggu oleh
ketidakkooperatifan pasien, demi memperoleh hasil sesuai harapan.
3. Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2009 tentang
Praktik Kedokteran
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
436/SK/VI/1993 tentang penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit
dan Standar Pelayanan Medis
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/
MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
4. Referensi
5. Alat Alat Restrain Sesuai jenisnya :
1. Jacket/Vest Restrain
dan Bahan 2. Baju Restrain
3. Elbow Restrain
4. Restrain Ekstremitas
5. Mummy Restrain
6. Langkah- Langkah Bagan Alur :
1. Memberi salam pada pasien dan Menjelaskan kepada

keluarga Memberi salam pasien dan keluarga


pada pasien dan tentang alasan
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga penggunaan restrain.
keluarga tentang alasan
penggunaan restrain.
3. Apabila setuju, maka wajib
menandatangani persetujuan Melaksanakan teknik-teknik
restrain sesuai metode
Apabila setuju, maka wajib
tindakan yang terdokumentasi di menandatangani
terpilih :
persetujuan tindakan yang
Rekam Medis. a. Teknik Jacket/Vest terdokumentasi di Rekam
4. Melaksanakan teknik-teknik Restrain
b. Baju Restrain Medis
c. Teknik Elbow Restrain
d. Teknik Elbow Restrain
e. Teknik Mummy
Restrain.
3
restrain sesuai metode terpilih :
A. Teknik Jacket/Vest Restrain
Bentuk restrain yang
diaplikasikan pada badan
pasien, diletakkan diluar
pakaian, gaun atau piyama
Observasi tanda vital,
pasien. memeriksa bagian Dokumentasi
Tahapan : tubuh yang direstrain,
memperhatikan respon
a. Tahap preinteraksi pasien.
1) Mengumpulkan data
tentang klien
2) Menyiapkan alat
b. Tahap Kerja
Memulai kegiatan dengan
cara yang baik, memilih
alat restrain yang tepat
Memasang restrain pada
klien dengan cepat dan
tepat, Bantu pasiendalam
kondisi duduk jika tidak
ada kontra indikasi,
Pasang jaket restrainke
tubuh pasien.
Jaket restrain ini seperti
baju tidak berlengan dan
ada dua buah tempat tali
di samping kanan dan kiri
untuk lewat tali. Setelah
itu masukkan tali ke
lubang tadi, dan tali ke
lubang yang ada di bawah
tempat tidur (kanan dan
kiri) atau bisa tali kedua
ujungnya mengelilingi
kasur bawah.
c. Pastikan tidak ada bagian
vest yang berkerut di
bagian punggung pasien,
masukkan genggaman
tangan diantara restrain
dan pasien untuk
memastikan bahwa
pernafasan tidak dibatasi
oleh restrain.

d. Hindari mengikat restrain


pada side rail tempat
tidur, mengamankan
restrain dari jangkauan
pasiene. Melakukan

4
pemeriksaan tanda vital,
memeriksa bagian tubuh
yang direstrain,
memperhatikan respon
pasien.
B. Baju Restrain
Sama seperti di atas
perbedaan pada alat restrain
yang digunakan dan Tahapan
kerja, :
a Pegang pundak pasien dan
tangan yang agresif,
berjalan di belakang pasien
dan tetap waspada.
b Buka baju dalam posisi
"menyerbu", pakaikan baju
dengan cepat
c Handle tangan pasien ke
belakang, seperti orang
diborgol,mengamankan
restrain dari jangkauan
pasien.
d Menyediakan keamanan
dan kenyamanan sesuai
kebutuhan.
e Melakukan pemeriksaan
tanda vital, memeriksa
bagian tubuh yang
direstrain, memperhatikan
respon pasien.
C. Teknik Elbow Restrain
Digunakan pada umumnya
untuk anak-anak atau bayi
guna mencegah anak
menekuk tangan dan
mencapai insisi atau alat
terapeutik lain yang
menempel pada anak. Sama
seperti diatas, pada tahap
kerja:
a Memasang restrain pada
klien dengan cepat dan
tepat
b Pegang lengan klien,
pasang ikatan ke klien
c Masukkan satu jari
sebelum diikat agar tidak
terlalu kencang, hindari
d mengikat restrain pada
side rail tempat tidur

5
e Mengamankan restrain
dari jangkauan pasien
f Menyediakan keamanan
dan kenyamanan sesuai
kebutuhan
g Melakukan pemeriksaan
tanda vital (khususnya
pada capillary refill dan
pulsasi proximal di lengan
untuk mengetahui
sirkulasi pasien)
h Memeriksa bagian tubuh
yang direstrain.
D. Restrain Ekstremitas
Digunakan untuk membatasi
gerak ekstremitas. Tahapan
sesuai dengan diatas,
a. Pada pelaksanaan
tindakan restrain pada
daerah yang tidak
membahayakan pada
keempat ekstremitas
dengan menggunakan
bahan yang tidak
berbahaya/mencederai
pasien,
E. Teknik Mummy Restrain
Dilakukan untuk bayi agar
tidak bergerak dan
jatuh/untuk mengontrol
pergerakan selama
pemeriksaan. Bentuknya
seperti gurita/grito, bedanya
ada 2 lapis, lapisan pertama di
ikat ke tempat tidur
sedangkan lapisan kedua di
ikat ke bayi/anak (seperti
grito).
5. Observasi tanda vital, memeriksa
bagian tubuh yang direstrain,
memperhatikan respon pasien.
6. Dokumentasi.
7. Hal-hal yang perlu Pelaksanaan tindakan restrain pada daerah yang tidak
diperhatikan membahayakan, pada keempat ekstremitas dengan menggunakan
bahan yang tidak berbahaya/mencederai pasien.
8. Unit terkait 1. UGD
2. INSTALASI RAWAT INAP
3. INSTALASI KAMAR OPERASI
4. INSTALASI KAMAR BERSALIN.

8. Dokumen terkait 1. Persetujuan/Penolakan Tindakan


2. Catatan Perkembanga Pasien Terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai