RS ISLAM JOMBANG
TAHUN 2019
1
1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
SKP. 1
IDENTIFIKASI PASIEN
Yang harus Setiap pasien yang masuk rawat inap
diketahui dari SKP dipasangkan gelangidentitas pasien.
Cara Ada 2 cara identitas yaitumenggunakan NAMA dan
melakukan TANGGAL LAHIR lalu dibandingkan dengan
identifikasi gelang identitas.
pasien Bila pasien tidak mampu memberitahukan
namanya, maka verifikasi identitas dilakukan
pada keluarga atau pengantarnya.
Sebutkan Gelangidentitas laki-lakiberwarna BIRU
warna gelang GelangidentitasperempuanberwarnaPINK
identitas Penanda alergi berwarna merah ditempel pada
pasien dan gelang identitas jika ada riwayat alergi
gelangrisiko Penanda risk fall berwarna kuning ditempel
pada gelang identitas jika ada risiko jatuh
Gelang Do Not Rescucitate (DNR) berwarna
ungu dipasang jika pasien/keluarga tidak mau
dilakukan resusitasi atau atas instruksi DPJP
Apa yang anda Ada 6 sasaran keselamatan pasien di RS :
ketahui 1. Ketepatan identifikasipasien.
tentang 2. Peningkatan komunikasiefektif
sasaran 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
keselamatan diwaspadai
pasiendi RS? 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasienoperasi.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan risikojatuh.
Bagaimana Perawat IGD/IRJ memakaikan gelang identitas
prosedur pada pergelangan tangan kanan, atau pada sisi
pemasangan lain sesuai dengan kondisi masing-masing
gelang pasien
identifikasi Yangtercantum padagelangidentitas:
2
1. Nama pasien
2. Tanggallahir,
3. Nomor rekammedis
Kapan 1. Sebelum pemberian obat-obatan
dilakukan 2. Sebelum Prosedur pemeriksaan
identifikasi radiologi.
pasien 3. Sebelum intervensi pembedahan dan
prosedur invasif lainnya
4. Sebelum trasfusi darah
5. Sebelum pengambilan sampel
6. Transfer pasien
7. Konfirmasi kematian
SKP.2
PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Dapatkah anda RS menggunakan teknik SBAR (Situation-
menjelaskan Background-Asessment-Recommendation)
tentang prinsip dalam melaporkan kondisi pasien yang
komunikasi memerlukan perhatian dan tindakan segera.
yangefektifdi Situation : kondisi terkait identitas,
RS? penanggung jawab, diagnosis, hari
perawatan pasien.
Background: Informasi penting di masa lalu
yang berhubungan dengan kondisi pasien .
Asessment : Hasil pengkajian kondisi
pasien terkini.
Recommendation : usulan tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.
Komunikasi efektif dilakukan melalui prinsip
terima, catat, verifikasi dan klarifikasi
Bagaimana cara 1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
melakukan 2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi
prinsip tersebut? pesan tersebut
3. Isi pesan dibacakan kembali (read back)
secara lengkap oleh penerima pesan
4. Pemberi pesan melakukan verifikasi pesan
3
kepada penerima pesan
5. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada
perbedaan pesan dengan hasil verifikasi
Bagaimana Jika dalam kondisi darurat (code blue),
komunikasi perawat akan mengaktifkan Sistem
antara perawat paging melalui telfon di papan code red
dan dokter jika
(#999 : perhatian, code red, di
ada pasien
ruang...3x) untuk memanggil tim code
kondisi darurat
blue IGD
(code blue)?
Kapan dokter Setiap melakukan klarifikasi hal-hal penting, misal
dan perawat nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil
menggunakan laboratorium dengan mengeja huruf tersebut
kode alfabetis saat membaca ulang dan verifikasi
internasional?
SKP.3
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT
Apa saja yang Obat-obatanyangtermasukdalamhigh alert
tergabung medications adalah:
dalam obat 1. LASA(lookalikesoundalike)
HIGH ALERT 2. Elektrolit pekat:KCl,MgSO4,NaCl>
MEDICATIONS 0,9%, Natriumbikarbonat
dan bagaimana 3. Insulin,
penanganannya? 4. Antikoagulan parenteral
5. Narkotik dan psikotropik
Pengelolaan high alert medication
Penyimpanan di box/troli harus diberi label
warna merah “high alert medications” yang
jelas dan dipisahkan dengan obat rutin lain
Elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di
instalasi farmasi dan tidak disimpan di unit
perawatan, kecuali MgSO4 20% dan 40% dapat
tersedia di IGD dan IRNA Fatimah
Pengecekan ganda (double check) diperlukan
sebelum memberikan obat high alert
medications
4
SKP.4
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT PASIEN OPERASI
Tahukah anda Proses standar operasi yang meliputi pembacaan
bagaimana dan pengisian formulir sign in yang dilakukan
prosedur check sebelum pasien diinduksi anestesi di ruang
list persiapan sampai dengan kamar operasi, time out
keselamatan yang dilakukan di ruang operasi sesaat
operasi? sebelum insisi pasien operasi dan sign out sebelum
menutuplukaoperasi.
Prosessignin,timeout dansignout inidikonfirmasi
oleh dokter operator, dokter anestesi
dan perawat sirkulair dengan menandatangani
form checklist keselamatan pasien
5
Sebelumberesikokontakdengancairan
tubuh pasien.
Setelah kontak dengan pasien.
Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
6
menggunakan skala humpty dumpty, untuk
dewasa menggunakan skala morse, untuk
geriatri menggunakan Ontario modified stratify-
sidney scoring.
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan
bidan kemudian dijadikan dasar pemberian
rekomendasi kepada dokter yang merawatnya
untuktatalaksanalebihlanjut.
Perawat atau bidan memasang stiker berwarna
kuning pada gelang identitas pasien dan gambar
pasien jatuh berwarna KUNING pada bed atau
tempat tidur pasien serta mengedukasi pasien
dan keluarga tentang maksud pemasangan
gelangtersebut.
Apa Sebutkan 1. Membiasakan pasien dengan lingkungan
upaya-upaya sekitarnya
yang bisa 2. Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan
dilakukan untuk darurat
mengurangi 3. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam
terjadinya jangkauan
kejadian pasien 4. Posisikan barang-barang pribadi dalam
terjatuh di jangkauan pasien
rumah sakit? 5. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di
kamar mandi, kamar dan lorong
6. Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di
posisi rendah ketika pasien sedang beristirahat,
dan posisikan sandaran tempat tidur yang
nyaman ketika pasien tidak tidur
7. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat
berada di bangsal rumah sakit
8. Menjaga roda kursi rodadi posisi terkunci saat
stasioner
9. Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat
pada pasien
10. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan
tambahan
7
11. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering.
Bersihkan semua tumpahan
12. Kondisikan daerah perawatan pasien rapi
13. Ikuti praktik yang aman ketika membantu
pasien pada saat akan ke tempat tidur dan
meninggalkan tempat tidur
8
2. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana 1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam dam
prosedur diluar RS untuk menentukan apakah pasien dapat dilayani
skrining di IGD? oleh RS
2. Skrining dilakukan berdasarkan kriteria oleh RS.Kriteria
yang tidak bisa dirawat di RSI Jombang adalah sbb :
a. Pasien dengan Diagnosa :
- Gaduh gelisah ec psikiatri
- Gagal Ginjal on HD
- CVA Hemorragic untuk peserta BPJS
- HIV/AIDS yang memerlukan ARV (terapi definitif
untuk HIV/AIDS)
- Kanker yang memelukan konsultan Hematologi dan
Onkologi medis
- Flu burung
- Flu babi
- SARS
- Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan
kepesertaan BPJS
b. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien
menghendaki/menyetujui dirawat dokter lain/asisten
DPJP
c. Tidak tersedia bed,peralatan dan pemeriksaan yang
sangat diperlukan oleh pasien dan tidak bisa ditunda
pengadaannya
d. Pasien BPJS dengan kriteria masuk HCU
SPO Skrining pasien
2. Bagaimana SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
prosedur SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
penerimaan SPO Penahan Pasien Untuk Diobservasi
pasien rawat
inap dan rawat
jalan?
3. Bagaimana Rumah Sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
prosedur memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
TRIASE? menggunakan warna Hijau,Kuning,Merah dan Hitam
4. Bagaimana 1. Kompetensi SDM untuk transfer INTRA RS Islam Jombang
prosedur Pasien Petugas Ketrampilan Peralatan
transfer yang pendamping yang dasar
berlaku di rumah (minimal) dibutuhkan
sakit? Derajat 0 Petugas Bantuan hidup
keamanan dasar
Derajat 0,5 Petugas Bantuan hidup
(orang keamanan dasar
tua/dellirium)
9
Derajat 1 Perawat / ● Bantuan ● Oksige
petugas yang Hidup n
berpengala Dasar ● Suction
Man(sesuai ● Pelatihan ● Tiang
dengan kondisi tabung Infus
pasien) gas Porta
● Pemberi Bel
an obat ● Syringe
obatan Pump
● Keterampi ● Oksime
lan tri
suction
Perawat :
● minimal 2
tahun kerja di
IGD
● Keterampilan
hidup dasar
dan lanjut
10
2. Kompetensi SDM untuk transfer ANTAR RS ISLAM Jombang
Petugas Keterampilan Peralatan
pendamping yang dasar
(minimal) dibutuhkan
Derajat 0 Perawat dan Bantuan hidup Ambulans
petugas dasar
ambulans
Derajat 0,5 Perawat dan Bantuan hidup Ambulans
petugas dasar
ambulans
Derajat 1 Perawat dan ● bantuan ● Ambulans
petugas hidup dasar ● Oksigen
ambulans ● pelatihan ● Suction
tabung gas ● Tiang infus
● pemberian portabel
obat-obatan ● Syringe
● keterampilan pumps
suction ● Oksimetri
Derajat 2 Dokter,perawat ● keterampilan ● ambulans
dan petugas di atas ● semua
ambulans ditambah peralatan
● penggunaan diatas
alat ditambah
pernafasan ● monitor
● bantuan EKG dan
hidup lanjut tekanan
● penggunaan darah
kantong ● defibrilator
pernafasan
● penggunaan
defibrilator
● penggunaan
monitor
intensif
5. Bagaimana Perencanaan pemulangan bagi pasiendibuat 1x24 jam setelah
prosedur pasien diterima sebagai pasien rawat inap
pemulangan
pasien?
11
3. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Tahukah anda Rumah Sakit Islam Jombang bertanggung jawab untuk
tentang melindungi dan mengedepankan hak pasien& keluarga sesuai
bagaimana hak dgn Permenkes RI Nomor 69 Tahun 2014yaitu :
pasien di rumah 1) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
sakit /
2) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
3) Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
4) Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
5) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
dan Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
6) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
7) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
8) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
9) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
10) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
11) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
12) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
13) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianut;
14) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medik;
15) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
16) Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam
suatu penelitian kesehatan;
12
17) Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
19) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana.
2 Bagaimana Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :Permenkes RI
prosedur Nomor 290/Menkes/PER/III/2008 ttg Persetujuan Tind.
pemberian Kedokteran)
inform consent 1. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) dari pasien
pada px & didapat melalui proses suatu proses yang ditetapkan rumah
keluarga? sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa
yang dipahami pasien
Siapa yang SPO Pemberian Informed Consent
memberi inform 2. Informed Consent diperoleh sebelum operasi, penggunaan
consent ? darah dan produk darah dan rencana lain yang beresiko
tinggi.
Apa saja yang 3. Semua tindakan harus mendapat persetujuan pasien atau
diinfokan saat keluarga setelah mendapat penjelasan hal yang berhubungan
inform consent? dengan tindakan tersebut.
Yang berhak untuk memberikan pesetujuan adalah :
a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun dan
telah menikah
b. Pasien dibawah 21 thn, persetujuan (inform consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka yang
menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/ibu kandung
2) Saudara kandung
c. Bagi pasien di bawah 21 thn dan tidak punya orang tua
atau tidak dapat hadir , persetujuan (inform consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka yang
menurut urutan hak sebagai berikut:
1) Ayah/Ibu adopsi
13
2) Saudara kandung
3) Induk semang
14
privasi pasien? Lihat SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien.
5 Bagaimana RS Kriterian kekerasan fisik dilingkungan rumah sakit antara
melindungi lain kekerasan seksual, pemukulan, penelantaran, pemalakan
pasien terhadap yang dilakukan penunggu/pengunjung.
kekerasan fisik?
6 Bagaimana bila Jelaskan kalau pasien bisa melakukan second opinion ke
ada pasien yang dokter lain sesuai dengan hasil diskusi dengan DPJP. Ambil
menginginkan form second opinion dan jelaskan sesuai SPO
second opinion Lihat SPO Second Opinion
15
4. ASESMEN PASIEN ( AP )
1. Asesmen Awal :
a. Asesmen Gawat Darurat
Dilakukan dalam waktu kurang dari 5 menit, dengan triage dalam waktu kurang dari 1
menit sejak pasien datang diselesaikan dalam waktu 30 menit atau selambat lambatnya
dalam waktu 2 jam setelah dilakukan asuhan sesuai kebutuhan pasien.
b. Asesmen Awal Rawat Jalan
Diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 2 jam sejak proses pendaftaran.
Asesmen awal untuk pasien rawat jalan diperbarui setelah 1 bulan pada pasien kondisi
akut / non kronis, dan diperbarui setelah 3 bulan pada pasien kronis.
c. Asesmen Awal Rawat Inap
Terdiri dari asesmen awal medis yang di isi oleh DPJP, dan asesmen awal
keperawatan diisi oleh perawat/bidan. Diselesaikan selambat - lambatnya dalam
waktu 24 jam sejak pasien rawat inap.
2. Asesmen Ulang
Asesmen ulang merupakan evaluasi dari respon pasien yang dilakukan oleh DPJP
(Dokter umum dan dokter spesialis), PPJA ( perawat atau bidan ), PPA lainnya ( ahli
gizi, fisioterapi, apoteker ) setelah mendapat asuhan sebagai tindak lanjut,
didokumentasikan pada lembar CPPT dalam bentuk SOAP. dan di review oleh DPJP
1X24 jam berupa paraf.
3. Asesmen Tambahan pada Populasi Khusus
a) Pada pasien anak-anak / pediatri
16
4. Asesmen Nyeri
Untuk usia < 1 tahun menggunakan Neonatal Infant Pain Scale / NIPS
Untuk usia 1-3 tahun menggunakan FLACC SCALE
>3 tahun menggunakan “Wong Baker FACES Pain Scale”
Numeric Rating Scale digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
Asesmen nyeri pada pasien tidak sadar / pengaruh sedasi
5. Asesmen Ulang Nyeri
a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
c. 1x/shift bila skor nyeri 1-3
d. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
e. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
f. Dihentikan bila skor nyeri 0
17
5. PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
18
2. Pasien yang cacat atau dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang
mempunyai keterbatasan fisik atau mental yang dirawat di rumah sakit.
3. Pasien anak adalah pasien yang berusia 18 tahun ke bawah dan belum menikah
yang dirawat di rumah sakit.
4. Populasi pasien yang berisiko kekerasan (napi, korban dan tersangka tindak
pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga serta pasien dengan risiko bunuh
diri).
19
5. PAB (Pelayanan Anestesi dan Bedah)
1. Setiap pasien operasi selain harus melengkapi persetujuan tindakan medik dan Persetujuan
anestesi. Persetujuan Anestesi terdiri dari (anestesi umum,sedasi, regional), dan anestesi
lokal
2. Semua pasien operasi juga harus diberikan penandaan operasi. Penandaan operasi dilakukan
saat masih di ruangan atau sudah di kamar operasi menjelang dilakukan anestesi dengan
menggunakan spidol permanen, atau skin marker khusus untuk penandaan. Penandaan
dilakukan dengan melingkari daerah yang akan dilakukan operasi, kecuali untuk operasi
mata dilakukan penandaan dengan plester warna putih di bagian atas mata yang akan
dilakukan operasi. Namun ada operasi tertentu yang tidak perlu dilakukan penandaan
operasi misalnya operasi yang melibatkan alat vital(kelamin), luka basah, dan di dalam
mulut. Untuk pengisian dilembar penandaan operasi, cukup di beri lingkaran pada daerah
yang akan di operasi tanpa diberi tanda panah atau yang lain
3. Semua pasien sebelum operasi dilakukan asesmen pra anestesi (ada formnya) maupun
asesmen pra bedah(tidak ada formnya, tapi berdasarkan asessmen awal pasien)
4. Sebelum pasien di induksi dilakukan sign in oleh perawat anestesi dan dokter anestesi
selanjutnya dilakukan time out setelah dokter operator dan tim bedah sudah siap untuk
melakukan operasi dan selanjutnya dilakukan sign out pada saat sebelum penutupan luka
operasi.
Selama operasi dan setelah operasi selalu dilakukan monitoring dan dicatat dalam lembar anestesi
20
7.PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
1. HAM (High Alert Medication) Sumber : Permenkes 72 thn 2016
High-alert medication adalahobat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi
kesalahan/ kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat
yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok obathigh-alertantara lain:
1. Obat yang terlihatmiripdankedengarannyamirip (NamaObatRupadanUcapanMirip/ NORUM,
atauLook Alike Sound Alike/ LASA) CONTOH: oxopect& lacons, dopamin-dobutamin
2. Elektrolitkonsentrasitinggi (misalkaliumklorida (KCl) 2 meq/ml atau yang lebihpekat,
kaliumfosfat, NaCllebihpekatdari 0,9%, dan Magnesium Sulfat (MgSO4) 50% ataulebihpekat)
3. Obat-obatsitostatika (tidakada di RSI Jombang)
4. Obat Insulin (lantus, levemir, novorapid, novomix, apidra )
5. Obat narkotika & psikotropika (codicaf, MST, miloz, dll)
21
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati-hati.
Obat high-alert diberistiker HIGH ALERT warna merah, obat NORUM/LASA diberistiker LASA
dan tidak ditempatkan berdekatan untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.
22
inap) - aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai jika perlu / prn/ pro re nata harus dituliskan
dosis maksimal dalam sehari dan fungsinya
MISAL :
R/ Diagit 650mg tab No.X
S 3 dd2 tab prn diare (maksimal 10 tab /hari)
23
8. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan oleh PPA (DPJP, PPJA,
Apoteker, Dietisien, Stap Klinis)
2. Informasi dapat diberikan berupa leflet, Benner.LCD
3. Informasi yang diberikan pada pasien dan keluarga didokumentasi pada RM 03.7
24
9. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
No Pertanyaan Jawaban
1. Apa Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
kepanjangan
dari PMKP?
2. Apa saja Indikator Mutu
program Pelaporan insiden Keselamatan Pasien
PMKP? Manajemen Resiko
Melaksanakan sasaran keselamatan pasien
3. Kejadian apa KTD
saja yang KNC
harus KS
dilaporkan ke
komite
PMKP?
4. Apa yang Tangani segera
harus Isi formulir pelaporan insiden keselamatan pasien
dilakukan bila Lapor ke PJ shift/ koordinator
anda Lihat SPO Alur Pelaporan Insiden
mendapatkan
KTD, KNC,
atau KS?
25
5. Bagaimana
alur
pelaporan
IKP?
KEJ LAPO
ADI RAN
AN
AN LAP
ALI
ORA
LAP LAP
OR OR
IKP
TIN
DA AN
GR
ALI
B M
I E KEBI
R 1.PETA
R IINSIDE JAK
INV
ESTI
6. KTD apa saja a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah
yang harus sakit
dilaporkan? b. Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit.
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis pra operasi dan diagnosis pasca
operasi
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam dan pemakaian anestesi
f. Kejadian-kejadian antara lain meliputi;
Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah
penyakit menular sebagaiman yang di definisikan rumah sakit
26
7. Kejadian a. Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak terbatas hanya :
Sentinel (AE) Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
apa saja yang pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian setelah infeksi
harus di RCA? pasca operasi atau emboli paru).
Kematian bayi aterm
Bunuh diri
b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau
kondisi pasien
c. Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien.
d. Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat tranfusi darah atau
produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
e. Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah
bukan rumah orang tuanya
f. Perkosaan, kekejaman ditempat kerja seperti penyerangan (berakibat
kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang
disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa
latihan, pengunjung atau vendor/ pihak ketiga ketika berada dalam
lingkungan rumah sakit.
Lihat SPO Root Cause Analysis (RCA)
8 Kapan a. Merupakan pengukuran area klinik baru
validasi data b. Sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga
dilakukan? sumber data berubah
c. Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di website rumah
sakit atau media lain
d. Bila ada perubahan pengukuran
e. Bila ada perubahan pengukran tanpa diketahui sebabnya
f. Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata – rata
pasien, protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru
diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
Lihat SPO Validasi Data
27
10. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
NO PERTANYAAN JAWABAN
28
airborne dan droplet
29
11. TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
30
12. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang dimaksud Tanda-tanda atau kode tertentu yang menyatakan kondisi
dengan Kode Darurat kedaruratan dalam upaya penyelamatan pasien, keluarga pasien,
Rumah Sakit? pengunjung, karyawan dan seluruh warga yang berada di
lingkungan Rumah Sakit.
31
Kategori kejadian: PENCULIKAN BAYI
32
Penatalaksanaannya? Penjelasan: HUBUNGI IPSRS DI EXT 419
KEBOCORAN GAS
TERJEBAK
9. Sebutkan jalur evakuasi Jalur Evakuasi RSI Jombang terdapat 3 Jalur Evakuasi
dan titik kumpul di area
a. Jalur Evakuasi ke Arah Halaman Depan IGD
Rumah Sakit Islam
b. Jalur Evakuasi ke Arah Instalasi Gizi
Jombang
10. Apa yang dilakukan bila Bila terjadi goncangan gempa maka lakukan DROP, COVER AND
terjadi gempa? HOLD ON selama terjadi goncangan
Bila pasien berada di tempat tidur, maka minta pasien tetap di
tempat tidur dan melindungi kepalanya dengan bantal :
Contoh ilustasi gambar seperti di bawah ini:
10. Bagaimanakah prosedur TAHAP 1 : Pindahkan korban dari daerah bahaya, misalnya dari
ruangan ke koridor
33
evakuasi? TAHAP 2 : Bersama-sama petugas lain jalan mengikuti jalur
evakuasi, jika turun menggunakan tangga darurat.
TAHAP 3 : Selesaikan evakuasi dari bangunan melalui jalur
evakuasi menuju titik kumpul.
Yang harus dilakukan saat di jalur evakuasi :
B. PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1. Sebutkan 3 unsur Api dapat terjadi dari suatu unsur reaksi kimia yang merupakan
terjadinya api hasil dari bertemunya unsur oksigen (O2), bakan bakar dan panas.
2. Apa yang dilakukan bila Bila menemukan kebakaran, melihat api atau asap ikuti prosedur
terjadi kebakaran ? sebagai berikut:
34
Remas
rAtakan
5. Sebutkan bagian-bagian
APAR
35
6. Sebutkan proteksi 1. APAR
kebakaran di Rumah Sakit
Islam Jombang
1. Bagaimana kebijakan Rumah sakit memilik kebijakan larangan merokok bagi seluruh
tentang merokok di pasien, keluarga, staff dan pengunjung di area ruma sakit.
Rumah Sakit Islam
Jombang
36
ke cleaning service dan petugas limbah
9. Laporkan kejadian mengisi formulir laporan insiden mengenai
tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan lengkap
ke K3RS.
9. Simbol B3
37
2. Bagaimanakah Medis > Incinerator
Pembuangan Limbah di
Non medis > TPA
Rumah Sakit Islam
Jombang?
E. SISTEM UTILITAS
1. Bagaimana bila listrik Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 5 detik (jeda waktu)
terganggu? terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi
dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti
OK, Laboratorium bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan
diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu
2. Bagaimana bila air Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan
terganggu dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Jika bak
penampung habis dapat diisi menggunakan air PDAM.
Perlu diketahui bahwa sumber air RSI Jombang berasal dari sumur
dalam,
38
13. KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)
39
40
41
42
14. MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM JOMBANG
1. Daftar Simbol
Alergi obat Lingkaran warna merah (AO)
Penyakit menular Lingkaran warna kuning (MN)
Hepatitis Lingkaran warna Hijau (HP)
AIDS / HIV Lingkaran warna Hitam (HV)
Hukum Lingkaran warna Biru (HK)
Kasus bermasalah Lingkaran warna Orange (MS)
1) Laki-laki :♂
2) Perempuan :♀
3) Naik/Atas :
4) Turun/Bawah :
5) Tidak :≠
6) Kurang dari :<
7) Lebih dari :>
8) Sesuai :~
9) Lingkar Abdomen : Abd
10) Kurang lebih :±
11) Negatif / Tidak :-
12) Positif / ya :+
2. DAFTAR SINGKATAN
Ab = Abortus
Adm = Administrasi
43
Ak = Alur Kegiatan
An. = Anak
BB = Berat Badan
CB = Cukup Bulan
Cor = Jantung
d/ = dengan
D 5% = Dextrosa 5%
DA = Dermatitis Atopik
44
DADS = Diare Akut Dehidrasi Sedang
Dh = Dengan hormat
DH = Diet Hati
DJ = Diet Jantung
DL = Darah Lengkap
dlm = dalam
DP = Deposit
Dx = Diagnosa
FL = Feses Lengkap
GA = General Anestesi
Ggn = Gangguan
45
Gangguan Mineral dan Tulang Pada Penyakit Ginjal
GMT-PGK =
Kronik
GNA = Glomerulonefritis
GP = Gangren Pulpa
GR = Gangren Radix
IK = Instruksi Kerja
Inf = Infus
Inj = Injeksi .
IO = Infeksi Oportunistik
46
KAS = Kanalis Akustikus Eksternus
KB = Keluarga Berencana
kb = kurang bulan
KD = Kejang Demam
Kp = Kehamilan Ektopik
Korpal
= Korpus Alienum Kavum Nasi
kav.nasi
KU = Keadaan Umum
LA = Lokal Anestesi
47
Letsu = Letak sungsang
N = Nadi
No. = Nomor
NT = Nyeri Tekan
Ny = Nyonya
O/ = Oleh
Obs = Observasi
Op = Operasi
Os = Orang Sakit
48
OT = Okupasi Terapi
PM = Periodontitis Marginalis
PO = Peoiiierian Oral -
px = Pasien
R = Respirasi
RA = Regional Anestesi
RB = Rahang Bawah
REF = Reflek
49
RG = Rendah Garam
RM = Rekam Medis
RS = Rendah Serat
S = Suhu
SAT = Saturasi
S,N,R,T = Suhu,Nadi,Respirasi,Tensi
S1 = Suara Jantung 1
S2 = Suara Jantung 2
SM = Sungkup Muka
SN = Syndrome Nefrotik
Spt = Spontan
SS = Segmentasi Spiral
50
SSP = Susunan Saraf Pusat
T = Tensimeter
t = Temperatur
TB = Tinggi Badan
TD = Tekanan Darah
TGL = Tanggal
Tn = Tuan .
Ts = Teman sejawat
TTD = Tertanda
Tx = Terapi
u/ = Untuk
ue = usus externus
UL = Urine Lengkap
51
up = usus propius
Disalahartikan Tuliskan
µg Mikrogram
sebagai „mg‟ mikrogram
Disalahartikan
cc Centimeter Kubik Tuliskan „ml‟
sebagai „u‟ (unit)
Disalahartikan Tuliskan
IN Intranasal
sebagai „IM‟ atau „IV‟ „intranasal‟
Half-strenght Disalahartikan
(setengah sebagai „pada waktu Tuliskan „half
HS kekuatan) tidur‟ strenght‟ atau
Hs Hours of sleep Disalahartikan „waktu tidur
(pada waktu sebagai „setengah (bedtime)‟
tidur) kekuatan‟
Disalahartikan
Tuliskan
International sebagai „IV‟
IU „International Unit‟
Unit (intravena) atau „10‟
(sepuluh)
atau „Unit‟
Disalahartikan
sebagai mata kanan
o.d atau OD pada Satu kali sehari (OD : Okular Tuliskan „satu kali
mata (once day) Dekstra), sehari‟
menyebabkan obat
oral diaplikasikan
52
(Okular Sinistra) atau „per oral‟
q6PM, dan
Setiap pukul 6 Disalahartikan Tuliskan „pukul 6
singkatan
malam sebagai setiap 6 jam malam setiap hari‟
lainnya
SC Disalahartikan
sebagai SL; SQ
Disalahartikan
seabagai „5 setiap‟; q
Disalahartikan
„setiap‟ (contoh :
Tuliskan
SC, Sq, subq Subkutan heparin diberi „sub q
„subkutan‟
2 jam sebelum
operasi‟
Disalahartikan
sebagai heparin
diberikan setiap 2
jam sebelum operasi
Disalahartikan
sebagai angka „0‟
atau „4‟
menyebabkan
overdosis pemberian
obat hingga 10 kali
lipat (contoh : 4U
Disalahartikan
sebagai 40 atau 4u
U atau u Unit Disalahartikan
sebagai 44).
Dapat juga
disalahartikan
sebagai „cc‟ sehingga
obat diberikan dalam
volume bukan unit
(contoh : 4u
disalahartikan
sebagai 4 cc)
53
15. PROGRAM NASIONAL (Prognas)
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat Indonesia,
Program Prioritas :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka
kesehatan ibu dan bayi
2. Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
3. Menurunkan angka kesakitan tuberkulosis
4. Pengendalian resistensi antimikroba
5. Pelayanan geriatri
PONEK
Kebijakan:
1. Menyelenggarakan PONEK 24 jam
2. Tersedianya layanan Maternal & Neunatal
3. Stabilisasi Px Obgyn di IGD
4. Penanganan kegawatdaruratan Obgyn
5. Penanganan Operasi secara cepat dan tepat
6. Tersedia Ruang rawat gabung
7. Tersedia ANC terpadu
8. IMD dan ASI Eksklusif
9. Perawatan metode kanguru pada BBLR
Alur Ponek
Mekanisme Alur Paisen Maternal dan neunatal
dr.Jaga Lab
/dr.Obgyn
Kamar
Bersalin
Admin / Farmasi
Keuangan
HIV –AIDS
Kebijakan:
1. RS membentuk Tim penanggulangan HIV-AIDS
2. Pelayanan meliputi VCT, PITC, Pemeriksaan penunjang dan
pelayanan rujukan
3. Pelayanan VCT dan PITC dilakukan di IRJ, IGD dan IRNA
4. Pelayanan VCT dan PITC dilakukan oleh Konselor / DPJP
5. Pemeriksaan Diagnosis memperhatikan prinsip Konsidensialitas
6. Setiap px TB dilakukan Tes (PITC)
7. Pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan (Aplikasi SIHA)
8. Hasil tes reaktif, Px dirujuk
54
ALUR PERAWATAN HIV
Pasien Dicurigai HIV oleh DPJP
Bila hasil R
Bila Hasil NR
DPJP memberikan
Tim HIV menyiapkan Form Rujuk dari RSI
penanganan
dan Form Rujuk Khusus HIV
simtomatis
NB:
1. Seluruh form dibawa ke laborat untuk dilengkapi oleh tim laborat kemnudian form
dikembalikan ke petugas
2. Form dari laborat dimasukan ke status pasien dan difoto kopi (khusus form konseling dari
DINKES) untuk arsip Tim HIV
3. Bila pasien dirujuk, form rujukan diisi oleh petugas pengirim,
4. Sampaikan ke pasien/keluarga setelah form rujuk khusus HIV dibawa ke RS yang dituju dan
telah diisi, maka form dapat digunting dan bagian bawah dikembalikan ke RSI (dapat dititipkan
di Informasi untuk ditujukan ke TIM HIV RSI Jombang)
5. Hasil laborat yang asli dibawakan pasien sedangkan yang fotocopy dapat disimpan distatus px.
55
Inform consent /
persetujuan
pemeriksaan
HIV ditandatangani
oleh pasien/keluarga
dan konselor.
NB: Konselor adalah
DPJP, Konselor terlatih
di RSI
Lembar ke 2 Fomulir KT
1.
56
Permintaan diagnosis
Diisi (ttd DPJP) dan
diserahkan
ke laborat
TBC
Kebijakan:
1. Pelayanan TB berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien dan
petugas
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai prosedur
3. Pelayanan rawat jalan dilaksanakan pagi jam 07.30-14.00 WIB, sore
jam 17.00 –20.00 WIB
4. Pembuatan laporan setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan melalui
Pimpinan RS
5. Pelaksanaan pelayanan TB menggunakan strategi DOTS (Manaj Px,
Laboratoriun, Logistik, SDM, Pelaporan, Link Hospital)
6. Pencegahan lewat udara maka, yg batuk diberi masker, dan
didahulukan sejak dipendaftaran
Scrining TB:
Digunakan untuk menemukan kasus TB sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan penanganan berupa pengobatan atau rujukan
kepada penderita TB Paru
57
Pencegahan penularan apabila pasien benar mengidap TB Paru
Keterangan:
Pelaksana Scrining: Petugas Pencaftaran
Bila No 1 dan 2 “ya” maka pasien langsung dikasih masker dan Form
dimasukan ke status pasien utk dilakukan scrining lebih lanjut oleh
petugas Poli paru.
PPRA
Kebijakan:
1. Komite PPRA ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
2. Penetapkan pengendalian penggunaan antibiotik oleh komite PPRA
3. Memonitoring dan evaluasi PPRA dilakukan setiap bulan
- Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba(PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi anti Mikrobasecara terpadu dan paripurnadi
Fasilitas pelayanan kesehatan
- Penggunaan Antimikroba secara bijak adalah penggunaan yang sesuai
dengan penyakit infeksidanpenyebabnya dengan rejimen dosis optimal,
Durasi pemberian optimal, Efeksamping dan dampak mikroba resisten
yang minimal.
- Indikator Mutu:
1. Penggunaan AB Profilaksis 60 menit sebelum masa insisi Operasi\
2. Perbaikan kuantitas penggunaan AB cefriaxon
3. Perbaikan kualitas penggunaan AB
58
FORM SENSUS HARIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
60 MENIT SEBELUM INSISI OPERASI
BULAN :
INJEKSI
NO RM JAM PASIEN
NO TGL NAMA ANTIBIOTIK KETERANGAN
DIOPERASI
MASUK
GERIATRI
Kebijakan:
1. Usia : > 60 Th
2. Pelayanan tingkat sederhana : Rawat jalan dan kunjungan rumah
3. Tempat layanan poli : gabung dg Poli Interna
4. Sasaran: Pasien Poli Penyakit dalam usia > 60 th dengan 2 diagnosis atau usia
70 tahun dengan 1 diagnosis
5. Jadwal: setiap hari senin-sabtu jam 12.00-selesai
ALUR
Px Geriatri -----Pendaftaran ------ Px menunggu di ruang tunggu ---
- asasement awal geriatri ---Px menunggu untuk pemeriksaan
dokter --- pelayanan dokter
59