Anda di halaman 1dari 59

BUKU SAKU AKREDITASI

RS ISLAM JOMBANG
TAHUN 2019

DAFTAR ISI Hal

1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP) 2


2. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK) 9
3. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK) 12
4. ASESMEN PASIEN (AP) 16
5. PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP) 18
6. PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB) 20
7. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) 21
8. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) 24
9. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP) 25
10. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) 28
11. TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS) 30
12. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) 31
13. KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS) 39
14. MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM) 43
15. PROGRAM NASIONAL (Prognas) 54

1
1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

NO PERTANYAAN JAWABAN
SKP. 1
IDENTIFIKASI PASIEN
Yang harus  Setiap pasien yang masuk rawat inap
diketahui dari SKP dipasangkan gelangidentitas pasien.
 Cara  Ada 2 cara identitas yaitumenggunakan NAMA dan
melakukan TANGGAL LAHIR lalu dibandingkan dengan
identifikasi gelang identitas.
pasien  Bila pasien tidak mampu memberitahukan
namanya, maka verifikasi identitas dilakukan
pada keluarga atau pengantarnya.
 Sebutkan  Gelangidentitas laki-lakiberwarna BIRU
warna gelang  GelangidentitasperempuanberwarnaPINK
identitas  Penanda alergi berwarna merah ditempel pada
pasien dan gelang identitas jika ada riwayat alergi
gelangrisiko  Penanda risk fall berwarna kuning ditempel
pada gelang identitas jika ada risiko jatuh
 Gelang Do Not Rescucitate (DNR) berwarna
ungu dipasang jika pasien/keluarga tidak mau
dilakukan resusitasi atau atas instruksi DPJP
 Apa yang anda Ada 6 sasaran keselamatan pasien di RS :
ketahui 1. Ketepatan identifikasipasien.
tentang 2. Peningkatan komunikasiefektif
sasaran 3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
keselamatan diwaspadai
pasiendi RS? 4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasienoperasi.
5. Pengurangan risiko infeksi terkait dengan
pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan risikojatuh.
 Bagaimana  Perawat IGD/IRJ memakaikan gelang identitas
prosedur pada pergelangan tangan kanan, atau pada sisi
pemasangan lain sesuai dengan kondisi masing-masing
gelang pasien
identifikasi  Yangtercantum padagelangidentitas:

2
1. Nama pasien
2. Tanggallahir,
3. Nomor rekammedis
 Kapan 1. Sebelum pemberian obat-obatan
dilakukan 2. Sebelum Prosedur pemeriksaan
identifikasi radiologi.
pasien 3. Sebelum intervensi pembedahan dan
prosedur invasif lainnya
4. Sebelum trasfusi darah
5. Sebelum pengambilan sampel
6. Transfer pasien
7. Konfirmasi kematian
SKP.2
PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
 Dapatkah anda  RS menggunakan teknik SBAR (Situation-
menjelaskan Background-Asessment-Recommendation)
tentang prinsip dalam melaporkan kondisi pasien yang
komunikasi memerlukan perhatian dan tindakan segera.
yangefektifdi  Situation : kondisi terkait identitas,
RS? penanggung jawab, diagnosis, hari
perawatan pasien.
 Background: Informasi penting di masa lalu
yang berhubungan dengan kondisi pasien .
 Asessment : Hasil pengkajian kondisi
pasien terkini.
 Recommendation : usulan tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien saat ini.
 Komunikasi efektif dilakukan melalui prinsip
terima, catat, verifikasi dan klarifikasi
 Bagaimana cara 1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan
melakukan 2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi
prinsip tersebut? pesan tersebut
3. Isi pesan dibacakan kembali (read back)
secara lengkap oleh penerima pesan
4. Pemberi pesan melakukan verifikasi pesan

3
kepada penerima pesan
5. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada
perbedaan pesan dengan hasil verifikasi
 Bagaimana Jika dalam kondisi darurat (code blue),
komunikasi perawat akan mengaktifkan Sistem
antara perawat paging melalui telfon di papan code red
dan dokter jika
(#999 : perhatian, code red, di
ada pasien
ruang...3x) untuk memanggil tim code
kondisi darurat
blue IGD
(code blue)?
 Kapan dokter Setiap melakukan klarifikasi hal-hal penting, misal
dan perawat nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil
menggunakan laboratorium dengan mengeja huruf tersebut
kode alfabetis saat membaca ulang dan verifikasi
internasional?
SKP.3
PENINGKATAN KEWASPADAAN OBAT-OBATAN HIGH ALERT
 Apa saja yang  Obat-obatanyangtermasukdalamhigh alert
tergabung medications adalah:
dalam obat 1. LASA(lookalikesoundalike)
HIGH ALERT 2. Elektrolit pekat:KCl,MgSO4,NaCl>
MEDICATIONS 0,9%, Natriumbikarbonat
dan bagaimana 3. Insulin,
penanganannya? 4. Antikoagulan parenteral
5. Narkotik dan psikotropik
 Pengelolaan high alert medication
 Penyimpanan di box/troli harus diberi label
warna merah “high alert medications” yang
jelas dan dipisahkan dengan obat rutin lain
 Elektrolit konsentrat hanya boleh disimpan di
instalasi farmasi dan tidak disimpan di unit
perawatan, kecuali MgSO4 20% dan 40% dapat
tersedia di IGD dan IRNA Fatimah
 Pengecekan ganda (double check) diperlukan
sebelum memberikan obat high alert
medications

4
SKP.4
KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR DAN TEPAT PASIEN OPERASI
 Tahukah anda  Proses standar operasi yang meliputi pembacaan
bagaimana dan pengisian formulir sign in yang dilakukan
prosedur check sebelum pasien diinduksi anestesi di ruang
list persiapan sampai dengan kamar operasi, time out
keselamatan yang dilakukan di ruang operasi sesaat
operasi? sebelum insisi pasien operasi dan sign out sebelum
menutuplukaoperasi.
 Prosessignin,timeout dansignout inidikonfirmasi
oleh dokter operator, dokter anestesi
dan perawat sirkulair dengan menandatangani
form checklist keselamatan pasien

 Apa prinsip 1. Sebelum tindakan, petugas melakukan


pelayanan pengecekan ulang seluruh identifikasi pasien
bedah tepat dan kelengkapan berkas penunjang sebelum
lokasi, tepat dilakukan tindakan operasi.
prosedur dan 2. sebelum tindakan dilakukan, petugas melakukan
tepat pasien penandaan area yang akan dilakukan operasi.
operasi?
 Apa tujuan dari 1. Meminimalkan risiko kesalahan insisi dan salah
penandaan area pasien
operasi ? 2. Meminimalkan risiko kesalahan prosedur
operasi.
3. Dengan memberikan penandaan pada kulit dan
daerah operasi, dokter operator melakukan
inform consent tindakan operasi.
SKP.5
PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
 Praktik dan  Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter
teori melakukan 6 langkah kebersihan tangan pada 5
kebersihan momen (five moments) yangtelah ditentukan,
tangan ? yakni:
 Sebelum kontak dengan pasien.
 Sebelum tindakanaseptik.

5
 Sebelumberesikokontakdengancairan
tubuh pasien.
 Setelah kontak dengan pasien.
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

6 LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN


EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN
ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL

LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN


SABUN/ HAND WASH

 Dapatkah anda Mencuci tangan ada 2 cara :


menyebutkan, 1. Menggunakan handrubs 20-30 detik .
berapa lama 2. Menggunakan handwash 40-60 detik.
prosedur mencuci
tangan harus
digalakkan?
SKP.6
PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH
 Bagaimana cara  Penilaian risiko jatuh dilakukan saat assesmen awal
menilai resiko dengan menggunakan metode assesmen risiko
jatuh? jatuh yang telah ditetapkan oleh RSI Jombang.
 Asesmen ulang risiko jatuh untuk anak

6
menggunakan skala humpty dumpty, untuk
dewasa menggunakan skala morse, untuk
geriatri menggunakan Ontario modified stratify-
sidney scoring.
 Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan
bidan kemudian dijadikan dasar pemberian
rekomendasi kepada dokter yang merawatnya
untuktatalaksanalebihlanjut.
 Perawat atau bidan memasang stiker berwarna
kuning pada gelang identitas pasien dan gambar
pasien jatuh berwarna KUNING pada bed atau
tempat tidur pasien serta mengedukasi pasien
dan keluarga tentang maksud pemasangan
gelangtersebut.
 Apa Sebutkan 1. Membiasakan pasien dengan lingkungan
upaya-upaya sekitarnya
yang bisa 2. Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan
dilakukan untuk darurat
mengurangi 3. Posisikan alat bantu panggil darurat dalam
terjadinya jangkauan
kejadian pasien 4. Posisikan barang-barang pribadi dalam
terjatuh di jangkauan pasien
rumah sakit? 5. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di
kamar mandi, kamar dan lorong
6. Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di
posisi rendah ketika pasien sedang beristirahat,
dan posisikan sandaran tempat tidur yang
nyaman ketika pasien tidak tidur
7. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat
berada di bangsal rumah sakit
8. Menjaga roda kursi rodadi posisi terkunci saat
stasioner
9. Gunakan alas kaki yang nyaman, baik, dan tepat
pada pasien
10. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan
tambahan

7
11. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering.
Bersihkan semua tumpahan
12. Kondisikan daerah perawatan pasien rapi
13. Ikuti praktik yang aman ketika membantu
pasien pada saat akan ke tempat tidur dan
meninggalkan tempat tidur

8
2. AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
NO. PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana 1. Skrining dilakukan pada kontak pertama didalam dam
prosedur diluar RS untuk menentukan apakah pasien dapat dilayani
skrining di IGD? oleh RS
2. Skrining dilakukan berdasarkan kriteria oleh RS.Kriteria
yang tidak bisa dirawat di RSI Jombang adalah sbb :
a. Pasien dengan Diagnosa :
- Gaduh gelisah ec psikiatri
- Gagal Ginjal on HD
- CVA Hemorragic untuk peserta BPJS
- HIV/AIDS yang memerlukan ARV (terapi definitif
untuk HIV/AIDS)
- Kanker yang memelukan konsultan Hematologi dan
Onkologi medis
- Flu burung
- Flu babi
- SARS
- Pasien KLL indikasi bedah syaraf dengan
kepesertaan BPJS
b. Tidak ada DPJP yang bertugas kecuali pasien
menghendaki/menyetujui dirawat dokter lain/asisten
DPJP
c. Tidak tersedia bed,peralatan dan pemeriksaan yang
sangat diperlukan oleh pasien dan tidak bisa ditunda
pengadaannya
d. Pasien BPJS dengan kriteria masuk HCU
SPO Skrining pasien
2. Bagaimana SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
prosedur SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
penerimaan SPO Penahan Pasien Untuk Diobservasi
pasien rawat
inap dan rawat
jalan?
3. Bagaimana Rumah Sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
prosedur memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
TRIASE? menggunakan warna Hijau,Kuning,Merah dan Hitam
4. Bagaimana 1. Kompetensi SDM untuk transfer INTRA RS Islam Jombang
prosedur Pasien Petugas Ketrampilan Peralatan
transfer yang pendamping yang dasar
berlaku di rumah (minimal) dibutuhkan
sakit? Derajat 0 Petugas Bantuan hidup
keamanan dasar
Derajat 0,5 Petugas Bantuan hidup
(orang keamanan dasar
tua/dellirium)

9
Derajat 1 Perawat / ● Bantuan ● Oksige
petugas yang Hidup n
berpengala Dasar ● Suction
Man(sesuai ● Pelatihan ● Tiang
dengan kondisi tabung Infus
pasien) gas Porta
● Pemberi Bel
an obat ● Syringe
obatan Pump
● Keterampi ● Oksime
lan tri
suction

Derajat 2 Perawat dan ● Semua ● semua


petugas Keterampi peralatan
keamanan an diatas, diatas
ditambah ditrambah
pengala ● monitor
man di EKG dan
dalam tekanan
perawata darah
n intensif ● defibrilator
Derajat 3 Dokter,perawat Standar ● monitor
dan petugas komprtensi portabel
keamanan dokter harus yang
diatas standar lengkap dan
minimal : peralatan
Dokter : transfer
● minimal yang
pernah ikut memenuhi
pelatihan ACLS standar
dan bantuan minimal
hidup dasar
dan lanjut
● ketrampilan
menangani
jalan nafas
dan
pernafasan

Perawat :
● minimal 2
tahun kerja di
IGD
● Keterampilan
hidup dasar
dan lanjut

10
2. Kompetensi SDM untuk transfer ANTAR RS ISLAM Jombang
Petugas Keterampilan Peralatan
pendamping yang dasar
(minimal) dibutuhkan
Derajat 0 Perawat dan Bantuan hidup Ambulans
petugas dasar
ambulans
Derajat 0,5 Perawat dan Bantuan hidup Ambulans
petugas dasar
ambulans
Derajat 1 Perawat dan ● bantuan ● Ambulans
petugas hidup dasar ● Oksigen
ambulans ● pelatihan ● Suction
tabung gas ● Tiang infus
● pemberian portabel
obat-obatan ● Syringe
● keterampilan pumps
suction ● Oksimetri
Derajat 2 Dokter,perawat ● keterampilan ● ambulans
dan petugas di atas ● semua
ambulans ditambah peralatan
● penggunaan diatas
alat ditambah
pernafasan ● monitor
● bantuan EKG dan
hidup lanjut tekanan
● penggunaan darah
kantong ● defibrilator
pernafasan
● penggunaan
defibrilator
● penggunaan
monitor
intensif
5. Bagaimana Perencanaan pemulangan bagi pasiendibuat 1x24 jam setelah
prosedur pasien diterima sebagai pasien rawat inap
pemulangan
pasien?

11
3. HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Tahukah anda Rumah Sakit Islam Jombang bertanggung jawab untuk
tentang melindungi dan mengedepankan hak pasien& keluarga sesuai
bagaimana hak dgn Permenkes RI Nomor 69 Tahun 2014yaitu :
pasien di rumah 1) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
sakit /
2) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional;
3) Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
4) Memilih Dokter dan Dokter Gigi serta kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
5) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter
dan Dokter Gigi lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit;
6) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
7) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
8) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh Tenaga Kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya;
9) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
10) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya
selama hal tersebut tidak mengganggu pasien lainnya;
11) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
12) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
13) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianut;
14) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medik;
15) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
16) Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam
suatu penelitian kesehatan;

12
17) Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima;
18) Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai standar
pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
19) Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata ataupun pidana.
2 Bagaimana Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan :Permenkes RI
prosedur Nomor 290/Menkes/PER/III/2008 ttg Persetujuan Tind.
pemberian Kedokteran)
inform consent 1. Pernyataan persetujuan (Informed Consent) dari pasien
pada px & didapat melalui proses suatu proses yang ditetapkan rumah
keluarga? sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa
yang dipahami pasien
Siapa yang SPO Pemberian Informed Consent
memberi inform 2. Informed Consent diperoleh sebelum operasi, penggunaan
consent ? darah dan produk darah dan rencana lain yang beresiko
tinggi.
Apa saja yang 3. Semua tindakan harus mendapat persetujuan pasien atau
diinfokan saat keluarga setelah mendapat penjelasan hal yang berhubungan
inform consent? dengan tindakan tersebut.
Yang berhak untuk memberikan pesetujuan adalah :
a. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun dan
telah menikah
b. Pasien dibawah 21 thn, persetujuan (inform consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka yang
menurut urutan hak sebagai berikut :
1) Ayah/ibu kandung
2) Saudara kandung
c. Bagi pasien di bawah 21 thn dan tidak punya orang tua
atau tidak dapat hadir , persetujuan (inform consent) atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka yang
menurut urutan hak sebagai berikut:
1) Ayah/Ibu adopsi

13
2) Saudara kandung
3) Induk semang

d. Dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau


penolakan tindakan medis diberikan kepada:
a. Ayah/ibu kandung
b. Wali yang sah
c. Saudara kandung
e. Bagi pasien dewasa yang berada di bawah
pengampunan, persetujuan atau penolakan
tindakan medis diberikan oleh:
a. Wali
b. Curator
f. Bagi pasien yang telah menikah/orang tua,
persetujuan atau penolakan tindakan medis
diberikan oleh mereka menurut urutan hal
tersebut:
a. Suami/Istri
b. Ayah/ibu kandung
c. Anak – anak kandung
d. Saudara kandung
4. Informed consent memberikan informasi tentang diagnosis
banding, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tujuan,
komplikasi, prognosis dan alternatif.
3 Bagaimana Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan rutin dan atas
pasien permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan mengisi
mendapatkan formulir permintaan pelayanan kerohanian yang akan
informasi menghubungi petugas terkait sesuai daftar yang ada
pelayanan Lihat SPO Pelayanan Kerohanian
kerohanian di
RS?
4 Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana dibatasi
melindungi dengan tirai.
kebutuhan

14
privasi pasien? Lihat SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien.
5 Bagaimana RS  Kriterian kekerasan fisik dilingkungan rumah sakit antara
melindungi lain kekerasan seksual, pemukulan, penelantaran, pemalakan
pasien terhadap yang dilakukan penunggu/pengunjung.
kekerasan fisik?
6 Bagaimana bila  Jelaskan kalau pasien bisa melakukan second opinion ke
ada pasien yang dokter lain sesuai dengan hasil diskusi dengan DPJP. Ambil
menginginkan form second opinion dan jelaskan sesuai SPO
second opinion  Lihat SPO Second Opinion

15
4. ASESMEN PASIEN ( AP )

1. Asesmen Awal :
a. Asesmen Gawat Darurat
Dilakukan dalam waktu kurang dari 5 menit, dengan triage dalam waktu kurang dari 1
menit sejak pasien datang diselesaikan dalam waktu 30 menit atau selambat lambatnya
dalam waktu 2 jam setelah dilakukan asuhan sesuai kebutuhan pasien.
b. Asesmen Awal Rawat Jalan
 Diselesaikan selambat-lambatnya dalam waktu 2 jam sejak proses pendaftaran.
 Asesmen awal untuk pasien rawat jalan diperbarui setelah 1 bulan pada pasien kondisi
akut / non kronis, dan diperbarui setelah 3 bulan pada pasien kronis.
c. Asesmen Awal Rawat Inap
 Terdiri dari asesmen awal medis yang di isi oleh DPJP, dan asesmen awal
keperawatan diisi oleh perawat/bidan. Diselesaikan selambat - lambatnya dalam
waktu 24 jam sejak pasien rawat inap.
2. Asesmen Ulang
 Asesmen ulang merupakan evaluasi dari respon pasien yang dilakukan oleh DPJP
(Dokter umum dan dokter spesialis), PPJA ( perawat atau bidan ), PPA lainnya ( ahli
gizi, fisioterapi, apoteker ) setelah mendapat asuhan sebagai tindak lanjut,
didokumentasikan pada lembar CPPT dalam bentuk SOAP. dan di review oleh DPJP
1X24 jam berupa paraf.
3. Asesmen Tambahan pada Populasi Khusus
a) Pada pasien anak-anak / pediatri

b) Pada pasien Kebidanan

c) Pada pasien Geriatri

d) Pada pasien dengan penyakit menular atau infeksius

e) Pada pasien dengan tahap terminal

f) Pada pasien dengan kebutuhan perencanaan pulang (discharge planing )

g) Pada pasien neonatus

16
4. Asesmen Nyeri
 Untuk usia < 1 tahun menggunakan Neonatal Infant Pain Scale / NIPS
 Untuk usia 1-3 tahun menggunakan FLACC SCALE
 >3 tahun menggunakan “Wong Baker FACES Pain Scale”
 Numeric Rating Scale digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
 Asesmen nyeri pada pasien tidak sadar / pengaruh sedasi
5. Asesmen Ulang Nyeri
a. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
b. 1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
c. 1x/shift bila skor nyeri 1-3
d. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
e. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
f. Dihentikan bila skor nyeri 0

17
5. PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

1. Kebijakan Pelayanan dan Asuhan pasien :


a. Rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama setiap hari
dalam seminggu dan pada setiap shift. Asuhan yang diberikan terdiri Asuhan
Medis, Asuhan Keperawatan dan Asuhan Nutrisi.
b. Pelayanan yang terkait dengan pelayanan pasien risiko tinggi, meliputi:
1) Pelayanan Kasus Emergency di Instalasi Gawat Darurat.
2) Penanganan Pelayanan Resusitasi di seluruh unit rumah sakit (yang
menemukan kasus yang membutuhkan bantuan hidup dasar).
3) Penanganan, penggunaan dan pemberian darah dan komponen darah di
Rumah Sakit Islam Jombang dikoordinasi oleh Penanggungjawab Pelayanan
Darah (Selly Indahwati, A. Md. AK)
4) Pelayanan pasien yang menggunakan peralatan bantu hidup
dasar atau yang koma bisa dilayani di IGD, IRNA, HCU.
5) Pelayanan pasien dengan Penyakit menular dan immunosupreseed
(HIV/AIDS) dilakukan oleh petugas yang pernah mengikuti pelatihan
tentang penanganan penyakit menular dan penanganan kasus
immunosupressed (HIV/AIDS) diberikan di Ruang Isolasi.
6) Penggunaan alat penghalang (restrain) dan asuhan pasien yang diberi
penghalang di Unit yang memberikan pananganan Restrain (IGD, HCU
dan IRNA).
7) Asuhan pasien lanjut usia, cacat, anak-anak dan populasi yang berisiko
disiksa, bisa dilakukan di Instalasi yang memberikan pelayanan pada
lansia atau cacat.
c. Pelayanan yang tidak dapat diberikan kepada pasien di Rumah Sakit Islam
Jombang antara lain: Donor organ, Kemoterapi, dan Radioterapi,
Hemodialisa, Pasien Koma dengan ventilator.
d. Rumah Sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko mengalami
kekerasan fisik yang harus mendapat perlindungan antara lain:
1. Pasien usia lanjut adalah pasien yang berusia 60 tahun keatas yang dirawat di
rumah sakit.

18
2. Pasien yang cacat atau dengan ketergantungan bantuan adalah pasien yang
mempunyai keterbatasan fisik atau mental yang dirawat di rumah sakit.
3. Pasien anak adalah pasien yang berusia 18 tahun ke bawah dan belum menikah
yang dirawat di rumah sakit.
4. Populasi pasien yang berisiko kekerasan (napi, korban dan tersangka tindak
pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga serta pasien dengan risiko bunuh
diri).

No Kelompok Tindakan Pencegahan


1 Bayi dan anak Ruang bayi selalu dalam kondisi tertutup dan
terkunci
Penghalang tempat tidur harus selalu dipasang
Pasien bayi yang dipulangkan harus diantar
petugas/bidan sampai ke pintu pembatas rawat inap
Bayi baru lahir yang diserahkan kepada keluarga,
harus menggunakan formulir serah terima bayi baru
lahir.
2 Usia lanjut Setiap ruangan harus tersedianya tombol darurat
Harus selalu di tunggu oleh satu orang
sesuai dengan ketentuan rumah sakit
Menyedikanalat bantu gerak misalnya: Tongkat,
Tripot, Kursi roda
3 Penyandang Menyediakan alat bantu gerak di setiap ruangan
cacat sesuai kebutuhan pasien
4 Tidak di tempatkan di dalam ruangan khusus
sadarkan diri Penunggu pasien berada di luar ruangan
(Koma)
5 Korban Ditempatkan di tempat tidak mudah diakses
Kriminal banyak orang

19
5. PAB (Pelayanan Anestesi dan Bedah)
1. Setiap pasien operasi selain harus melengkapi persetujuan tindakan medik dan Persetujuan
anestesi. Persetujuan Anestesi terdiri dari (anestesi umum,sedasi, regional), dan anestesi
lokal
2. Semua pasien operasi juga harus diberikan penandaan operasi. Penandaan operasi dilakukan
saat masih di ruangan atau sudah di kamar operasi menjelang dilakukan anestesi dengan
menggunakan spidol permanen, atau skin marker khusus untuk penandaan. Penandaan
dilakukan dengan melingkari daerah yang akan dilakukan operasi, kecuali untuk operasi
mata dilakukan penandaan dengan plester warna putih di bagian atas mata yang akan
dilakukan operasi. Namun ada operasi tertentu yang tidak perlu dilakukan penandaan
operasi misalnya operasi yang melibatkan alat vital(kelamin), luka basah, dan di dalam
mulut. Untuk pengisian dilembar penandaan operasi, cukup di beri lingkaran pada daerah
yang akan di operasi tanpa diberi tanda panah atau yang lain
3. Semua pasien sebelum operasi dilakukan asesmen pra anestesi (ada formnya) maupun
asesmen pra bedah(tidak ada formnya, tapi berdasarkan asessmen awal pasien)
4. Sebelum pasien di induksi dilakukan sign in oleh perawat anestesi dan dokter anestesi
selanjutnya dilakukan time out setelah dokter operator dan tim bedah sudah siap untuk
melakukan operasi dan selanjutnya dilakukan sign out pada saat sebelum penutupan luka
operasi.

Selama operasi dan setelah operasi selalu dilakukan monitoring dan dicatat dalam lembar anestesi

20
7.PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
1. HAM (High Alert Medication) Sumber : Permenkes 72 thn 2016
High-alert medication adalahobat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi
kesalahan/ kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat
yang Tidak Diinginkan (ROTD). Kelompok obathigh-alertantara lain:
1. Obat yang terlihatmiripdankedengarannyamirip (NamaObatRupadanUcapanMirip/ NORUM,
atauLook Alike Sound Alike/ LASA) CONTOH: oxopect& lacons, dopamin-dobutamin
2. Elektrolitkonsentrasitinggi (misalkaliumklorida (KCl) 2 meq/ml atau yang lebihpekat,
kaliumfosfat, NaCllebihpekatdari 0,9%, dan Magnesium Sulfat (MgSO4) 50% ataulebihpekat)
3. Obat-obatsitostatika (tidakada di RSI Jombang)
4. Obat Insulin (lantus, levemir, novorapid, novomix, apidra )
5. Obat narkotika & psikotropika (codicaf, MST, miloz, dll)

2. REKONSILIASI OBAT Sumber : Permenkes 72 thn 2016


Rekonsiliasi Obat adalah proses membandingkan instruksi pengobatan dg obat yang telah
didapat pasien. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan obat (medication-
error) spt obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahn dosis/interaksi obat.
Tujuan Rekonsiliasi obat :
a) Memastikan informasi ttg obat akurat
b) Mengidentifikasikan akibat tdk terdokumentasikan instruksi dokter,
c) Mengidentifikasi ketidaksesuaiaan akibat tidak terbacanya instruksi dokter
Rekonsiliasi dilakukan pada pemindahan pasien dari satu RS ke RS lain, antar ruang perawatan,
serta pada pasien yang keluar dari RS kelayanan kesehatan primer dan sebaiknya

3. PENYIMPANAN OBAT Sumber : Permenkes 72 thn 2016


 Disesuaikan dengan bentuk sediaandan jenisnya, suhu penyimpanan dan stabilitasnya, sifat
bahan, dan ketahanan terhadap cahaya serta farmakologinya
 Disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out(FEFO) danFirst In
First Out (FIFO).
 Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label: nama,
tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluarsa, dan peringatan khusus.
 Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan diruang di unit perawatan kecuali untuk
kebutuhan klinis yang penting. Elektrolitkon sentrasi tinggi yang disimpanpada unit
perawatan pasien dilengkapi dengan pengamanan, harus diberi label yang jelas dan

21
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati-hati.
 Obat high-alert diberistiker HIGH ALERT warna merah, obat NORUM/LASA diberistiker LASA
dan tidak ditempatkan berdekatan untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.

4. MESO (Monitoring Efek Samp[ing Obat) Sumber: Panduan MESO BPOM RI


2012
Monitroing Efek Samping Obat (MESO) :kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang
tidak dikehendaki, yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa, dan terapi. Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat beredar dan digunakan
dalam pelayanan kesehatan. Dilaporkan denga form MESO dan dilaporkan pada KFT (Komite Farmasi dan Terapi).
Siapa yang melaporkan : seluruh tenaga nakes yang mengetahui kejadian tersebut, meliputi :
Dokter, dokter spesialis, dokter gigi, apoteker, bidan, perawat, dan nakes lain,
Apa yg dilaporkan ???? Setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping obat (ESO) perlu
dilaporkan, baik efek samping yang belum diketahui hubungan kausalnya (KTD/Adverse Effect)
maupun yang sudah pasti merupakan suatu ESO (Adverse Drugs Reaction).

5. Prosedur pemberian obat pada pasien pada pasien, meliputi:


a. Cek identitas pasien dg : nama, No.RM, tanggal lahir
b. Pemberian obat menggunakan 5T +7B meliputi :
. Obat . Pasien
. Pasien . Indikasi
. Dosis . Obat
5T TEPAT . Waktu . Dosis
Pemberian 7B BENAR
. Cara . Cara pemberian
Pemberian
. Waktu pemberian
. Dokumentasi

6. Persyaratan resep lengkap, meliputi:


Administratif Farmastis
- Identitas pasien : Nama, - menuliskan R/ pada setiap nama obat
No.RM/Registrasi, Tgl.Lahir - menuliskan nama obat, kandungan, dilengkapi dg bentuk
(umur dan BB untuk sediaan(tab,inj, salep, cap) MISAL :
menghitung dosis pasien) R/ cefadroxil 500mg capsul
- Identitas dokter : (nama - bila racikan dituliskan nama setiap obat/bahan dan jumlah
dokter, SIP, paraf/TTD bahan obat (mg, g)
(WAJIB untuk resep R/ ambroxol 30mg
narkotika& psikotropika, tgl Salbutamol 2mg
penulisan resep (ruang rawat - ditulis dengan “JELAS dan MUDAH DIBACA”

22
inap) - aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai jika perlu / prn/ pro re nata harus dituliskan
dosis maksimal dalam sehari dan fungsinya
MISAL :
R/ Diagit 650mg tab No.X
S 3 dd2 tab prn diare (maksimal 10 tab /hari)

23
8. MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dilakukan oleh PPA (DPJP, PPJA,
Apoteker, Dietisien, Stap Klinis)
2. Informasi dapat diberikan berupa leflet, Benner.LCD
3. Informasi yang diberikan pada pasien dan keluarga didokumentasi pada RM 03.7

24
9. PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

No Pertanyaan Jawaban
1. Apa Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
kepanjangan
dari PMKP?
2. Apa saja Indikator Mutu
program Pelaporan insiden Keselamatan Pasien
PMKP? Manajemen Resiko
Melaksanakan sasaran keselamatan pasien
3. Kejadian apa KTD
saja yang KNC
harus KS
dilaporkan ke
komite
PMKP?
4. Apa yang Tangani segera
harus Isi formulir pelaporan insiden keselamatan pasien
dilakukan bila Lapor ke PJ shift/ koordinator
anda Lihat SPO Alur Pelaporan Insiden
mendapatkan
KTD, KNC,
atau KS?

25
5. Bagaimana
alur
pelaporan
IKP?
KEJ LAPO
ADI RAN
AN
AN LAP
ALI
ORA
LAP LAP
OR OR
IKP

TIN
DA AN
GR
ALI

B M
I E KEBI
R 1.PETA

R IINSIDE JAK

INV
ESTI

REK REK KEBIJA

PEMBELAJARAN / REDESAIN SISTEM

6. KTD apa saja a. Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah
yang harus sakit
dilaporkan? b. Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit.
c. Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai
d. Semua perbedaan besar antara diagnosis pra operasi dan diagnosis pasca
operasi
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam dan pemakaian anestesi
f. Kejadian-kejadian antara lain meliputi;
 Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah
penyakit menular sebagaiman yang di definisikan rumah sakit

26
7. Kejadian a. Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak terbatas hanya :
Sentinel (AE)  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit
apa saja yang pasien atau kondisi pasien (contoh, kematian setelah infeksi
harus di RCA? pasca operasi atau emboli paru).
 Kematian bayi aterm
 Bunuh diri
b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau
kondisi pasien
c. Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien.
d. Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat tranfusi darah atau
produk darah atau transplantasi organ atau jaringan
e. Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah
bukan rumah orang tuanya
f. Perkosaan, kekejaman ditempat kerja seperti penyerangan (berakibat
kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang
disengaja) atas pasien, anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa
latihan, pengunjung atau vendor/ pihak ketiga ketika berada dalam
lingkungan rumah sakit.
Lihat SPO Root Cause Analysis (RCA)
8 Kapan a. Merupakan pengukuran area klinik baru
validasi data b. Sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik sehingga
dilakukan? sumber data berubah
c. Bila data dipublikasi ke masyarakat baik melalui di website rumah
sakit atau media lain
d. Bila ada perubahan pengukuran
e. Bila ada perubahan pengukran tanpa diketahui sebabnya
f. Bila ada perubahan subyek data seperti perubahan umur rata – rata
pasien, protokol riset diubah, panduan praktik klinik baru
diberlakukan, ada teknologi dan metodologi pengobatan baru
Lihat SPO Validasi Data

27
10. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa tujuan PPI? Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi


yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf,
dan pengunjung.

2 Bagaimana 5 saat mencuci  Sebelum kontak dengan pasien


tangan ?  Sebelum melakukan tindakan bersih dan
aseptik
 Setelah kontak dengan pasien
 Setelah terpapar cairan tubuh pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan pasien
3 Berapa lama waktu cuci  20-30 detik bila menggunakan handrub
tangan?  40-60 detik bila menggunakan air mengalir

4 Bagaiman pemilahan sampah KPPIRS telah menetapkan pemisahan sampah


medis dan non medis / benda medis dan non medis,
tajam / cair ?
 Sampah medis dibuang di tempat sampah
medis berkantung plastik kuning.
 Sampah non medis dibuang di tempat sampah
non medis berkantung plastik hitam.
 Sampah benda tajam (ampul) dan jarum
dibuang ditempat sampah khusus yang tidak
dapat tembus dan tidak di reuse yaitu safety
box
 Limbah cair dibuang di spoelhok dimana
saluran pembuangan menuju IPAL RSI
Jombang
5 Apakah RS menerapkan KPPIRS telah menetapkan pemisahan pasien
pemisahan pasien infeksius infeksius dan non infeksius.
dan non infeksius?
Sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang
isolasi infeksi. Apakah pasien menular lewat

28
airborne dan droplet

6 Bagaimana bila ada tumpahan Bersihkan dengan SPILKIT, dengan cara :


darah?
 Pakai APD
 Semprot dengan cairan clorin
 Bersihkan dengan tissue memutar dari luar
kedalam
 Tissue dibuang di plastik medis (warna
kuning)
 Lepas APD dan buang di sampah medis
 cuci tangan

29
11. TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)

30
12. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

NO PERTANYAAN JAWABAN

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN & PENANGGULANGAN BENCANA

1. Apa yang dimaksud Tanda-tanda atau kode tertentu yang menyatakan kondisi
dengan Kode Darurat kedaruratan dalam upaya penyelamatan pasien, keluarga pasien,
Rumah Sakit? pengunjung, karyawan dan seluruh warga yang berada di
lingkungan Rumah Sakit.

2. Apa itu Kode Merah dan Arti: KEJADIAN KEBAKARAN


bagaimana
Penjelasan: PADAMKAN DENGAN APAR, Aktifkan Sistem paging
Penatalaksanaannya?
melalui telfon di papan code red (#999 : perhatian, code red, di
ruang...3x) untuk meminta bantuan satpam dan tim code red unit
lain

Kategori kejadian: KELUAR ASAP TEBAL, PERCIKAN API YANG


MEMEBESAR, KOMPOR GAS MELUAP

3. Apa itu kode biru dan Arti: ANCAMAN KESELAMATAN JIWA


bagaimana
Penjelasan: Aktifkan Sistem paging melalui
Penatalaksanaannya?
telfon di papan code red (#999 : perhatian,

code red, di ruang...3x) untuk memanggil tim

code blue IGD

Kategori kejadian: ORANG PINGSAN/ TIDAK SADARKAN DIRI/


HENTI JANTUNG

4. Apa itu kode pink dan Arti: PENCULIKAN BAYI


bagaimana
Penjelasan: HUBUNGI SATPAM DI EXT 403
Penatalaksanaannya?
ATAU OPERATOR DI EXT 101 / 102

31
Kategori kejadian: PENCULIKAN BAYI

5. Apa itu kode hitam dan Arti: ANCAMAN BOM


bagaimana
Penjelasan: HUBUNGI SAT PAM DI EXT 403

ATAU OPERATOR DI EXT 10 1 / 102

Kategori kejadian: TELPON ANCAMAN BOM


Penatalaksanaannya?

6. Apa itu kode abu dan Arti: GANGGUAN KEAMAN AN


bagaimana
Penjelasan: HUBUNGI SAT PAM DI EXT 403
Penatalaksanaannya?
Kategori kejadian: ORANG MENCURIGAKAN DENGAN SENJATA

7. Apa itu kode orange dan Arti: BENCANA EKSTERNAL


bagaimana
Penjelasan: PENANGANAN MELALUI IGD, IKUTI PROSEDUR
Penatalaksanaannya?
KEDARURATAN IGD

Kategori kejadian: KECELAKAAN MASSAL, KERACUNAN MASSAL,


GEMPA BUMI, BANJIR, KORBAN BENCANAMELEBIHI KAPASITAS
IGD

8. Apa itu kode kuning dan Arti: BENCANA INTERNAL


bagaimana

32
Penatalaksanaannya? Penjelasan: HUBUNGI IPSRS DI EXT 419

JIKA TERJADI TUMPAHAN B3, HUBUNGI KESLING DI EXT 419

Kategori kejadian: GANGGUAN PASOKAN LISTRIK DAN AIR

KEBOCORAN GAS

TUMPAHAN B3/ BAHAN KIMIA

TERJEBAK

9. Sebutkan jalur evakuasi Jalur Evakuasi RSI Jombang terdapat 3 Jalur Evakuasi
dan titik kumpul di area
a. Jalur Evakuasi ke Arah Halaman Depan IGD
Rumah Sakit Islam
b. Jalur Evakuasi ke Arah Instalasi Gizi
Jombang

Titik Kumpul RSI Jombang terdapat 2 Titik Kumpul

a. Halaman Depan IGD


b. Halaman Depan Ins Gizi

10. Apa yang dilakukan bila  Bila terjadi goncangan gempa maka lakukan DROP, COVER AND
terjadi gempa? HOLD ON selama terjadi goncangan
 Bila pasien berada di tempat tidur, maka minta pasien tetap di
tempat tidur dan melindungi kepalanya dengan bantal :
Contoh ilustasi gambar seperti di bawah ini:

10. Bagaimanakah prosedur  TAHAP 1 : Pindahkan korban dari daerah bahaya, misalnya dari
ruangan ke koridor

33
evakuasi?  TAHAP 2 : Bersama-sama petugas lain jalan mengikuti jalur
evakuasi, jika turun menggunakan tangga darurat.
 TAHAP 3 : Selesaikan evakuasi dari bangunan melalui jalur
evakuasi menuju titik kumpul.
Yang harus dilakukan saat di jalur evakuasi :

a. Jangan panik atau melakukan tindakan yg membuat orang


lain panik (saling mendorong, berteriak)
b. Jangan menggunakan lift
c. Berjalan dengan cepat dan teratur, jangan berlari
d. Segera menuju tangga darurat terdekat
e. Ikuti petunjuk petugas evakuasi
f. Dahulukan penghuni yang cacat, lansia dan ibu hamil
g. Lepaskan sepatu berhak tinggi
h. Segera keluar menuju titik kumpul yang telah ditetapkan
i. Jangan berhenti atau kembali ke lantai sebelumnya

B. PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Sebutkan 3 unsur Api dapat terjadi dari suatu unsur reaksi kimia yang merupakan
terjadinya api hasil dari bertemunya unsur oksigen (O2), bakan bakar dan panas.

2. Apa yang dilakukan bila Bila menemukan kebakaran, melihat api atau asap ikuti prosedur
terjadi kebakaran ? sebagai berikut:

 Pindahkan orang yang terkena bahaya langsung ke tempat yang


aman
 Segera hubungi security
 Tutup pintu ruangan dimana terjadi kebakaran
 Padamkan api menggunakan APAR dengan memperhatikan
keselamatan diri.
3. Dimana lokasi APAR di Pelajari lokasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di tempat
bagian anda? kerja masing-masing

4. Bisakah anda peregakan Cara menggunkan APAR ikuti CARA :


cara penggunaan APAR?
 Cabut pin
 Arahkan pada api

34
 Remas
 rAtakan

Ilustrasi seperti contoh gambar di bawah ini :

5. Sebutkan bagian-bagian
APAR

35
6. Sebutkan proteksi 1. APAR
kebakaran di Rumah Sakit
Islam Jombang

C. KAWASAN TANPA ROKOK

1. Bagaimana kebijakan Rumah sakit memilik kebijakan larangan merokok bagi seluruh
tentang merokok di pasien, keluarga, staff dan pengunjung di area ruma sakit.
Rumah Sakit Islam
Jombang

D. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

1. Apa yang dilakukan bila Segera setelah terjadi tumpahan B3 :


terjadi tumpahan B3?
1. Karyawan atau petugas kebersihan ruangan mengenakan alat
pelindung diri yang terdiri dari sarung tangan karet dan masker.
2. Siapkan peralatan spill kit dan gunakan sesuai prosedur
3. Masukan kedalam kantong plastik kuning, ikat dan beri label
sesuai dengan sifat cairan tumpahan
4. Bersihkan area tumpahan dengan kain pel/lap
5. Paihkan semua peralatan yang digunakan
6. Cuci tangan
7. Antarkan plastik kuning yang berisi tumpahan B3 ke petugas
limbah TPS B3
8. Apabila tumpahan tidak tertangani, segera laporkan kejadian

36
ke cleaning service dan petugas limbah
9. Laporkan kejadian mengisi formulir laporan insiden mengenai
tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan lengkap
ke K3RS.
9. Simbol B3

Mudah Meledak Pengoksidasi Mudah Menyala

Beracun Berbahaya Iritasi

Korosif Berbahaya Bagi Lingkungan

Gas Bertekanan Kersinogenik, teratogenik, Mutagenik

37
2. Bagaimanakah Medis > Incinerator
Pembuangan Limbah di
Non medis > TPA
Rumah Sakit Islam
Jombang?

E. SISTEM UTILITAS

1. Bagaimana bila listrik Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 5 detik (jeda waktu)
terganggu? terhitung sejak waktu pemadaman listrik, genset akan berfungsi
dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti
OK, Laboratorium bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan
diback up dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu

2. Bagaimana bila air Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan
terganggu dapat memenuhi kebutuhan air selama 1 hari saja. Jika bak
penampung habis dapat diisi menggunakan air PDAM.

Perlu diketahui bahwa sumber air RSI Jombang berasal dari sumur
dalam,

38
13. KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)

39
40
41
42
14. MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM JOMBANG

1. Daftar Simbol
Alergi obat Lingkaran warna merah (AO)
Penyakit menular Lingkaran warna kuning (MN)
Hepatitis Lingkaran warna Hijau (HP)
AIDS / HIV Lingkaran warna Hitam (HV)
Hukum Lingkaran warna Biru (HK)
Kasus bermasalah Lingkaran warna Orange (MS)

1) Laki-laki :♂
2) Perempuan :♀
3) Naik/Atas : 
4) Turun/Bawah : 
5) Tidak :≠
6) Kurang dari :<
7) Lebih dari :>
8) Sesuai :~
9) Lingkar Abdomen : Abd
10) Kurang lebih :±
11) Negatif / Tidak :-
12) Positif / ya :+

2. DAFTAR SINGKATAN
Ab = Abortus

ABD = Alat Bantu Dengar

ADB = Anemia Defisiensi Besi

Adm = Administrasi

AGA = Anggota Gerak Atas

AGB = Anggota Gerak Bawah

AGD = Anaiisa Gas Darah

43
Ak = Alur Kegiatan

a.n = atas nama

An. = Anak

APD = Alat Pelindung Diri

APS = Atas Permintaan Sendiri

Astek = Asuransi Tenaga Kerja

ATS = Anti Tetanus Serum

BAB = Buang Air Besar

BAK = Buang Air Kecil

BB = Berat Badan

BBL = Berat Badan Lahir

BBLB = Bayi Berat Lahir Berlebih

BBLC = Bayi Berat Lahir Cukup

BBLER = Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah

BBLR = Bayi Berat Lahir Rendah

BBLSR = Bayi Berat Lahir Sangat Rendah

BbRG = Bubur Rendah Garam

BI. Pl. = Boleh Pulang

BJA = Bunyi Jaantung Anak

BMK = Besar Masa Kehamilan

BTA = Bakteri Tahan Asam

BPJS = Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

CB = Cukup Bulan

CKB = Cidera Kepala Berai

CKR = Cidera Kepala Ringan

CKS = Cidera Kepala Sedang

Cor = Jantung

d/ = dengan

D 10% = Dextrosa 10%

D 5% = Dextrosa 5%

DA = Dermatitis Atopik

DADB = Diare Akut Dehidrasi Berat

44
DADS = Diare Akut Dehidrasi Sedang

DATD = Diare Akut Tanpa Dehidrasi

DBD = Demam Berdarah Dengue

dbn = dalam batas normal

DBP = Dosis Bawa Pulang

DCP = Defisit Cairan Pulsa

Dh = Dengan hormat

DH = Diet Hati

DJ = Diet Jantung

DJJ = Denyut Jantung Janin

DKA = Dermatitis Kontak Alergi

DKI = Dermatitis Kontak Iritan

DL = Darah Lengkap

dlm = dalam

DP = Deposit

dph = dalam perawatan hari

DPJP = Dokter Penanggung Jawab Pasien

DPMB = Dialisis Peritoneal Mandiri Bersinambungan

DPO = Dalam Pengaruh Obat

Dst = Dan Seterusnya

Dx = Diagnosa

f/d = Fleksi Defleksi

FL = Feses Lengkap

GA = General Anestesi

GAKI = Gangguan Akibat Kurang Iodium

GDP = Gula Darah Puasa

GDS = Gula Darah Sewaktu

GDT = Gambaran Darah Tepi

GGA = Gagal Ginjal Akut

GGK = Gagal Ginjal Kronik

Ggn = Gangguan

GGT = Gagal Ginjal Terminal

45
Gangguan Mineral dan Tulang Pada Penyakit Ginjal
GMT-PGK =
Kronik

GNA = Glomerulonefritis

GNAPS = Glomerulonefritis akut Paska Streptokokus

GNK = Garis PertShan Belakang

GP = Gangren Pulpa

GPB = Garis Pertengahan Belakang

GPD = Garis Pertengahan Depan

GPPH = Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

GR = Gangren Radix

gtc = Gigi Tiruan Cekat

GTL = Gigi Tiruan Lengkap

GTSL = Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

HCU Neo = High Care Unit Neonatal

IBS = Instalasi Bedah Sentral

IGD = Instalasi Gawat Darurat

IK = Instruksi Kerja

IKS = Ikatan Kerja Sama

ILO = Infeksi Luka Operasi

IMD = Inisiasi Menyusui Dini

IMS = Infeksi Menular Seksual

IMT = Indeks Massa Tubuh

Inf = Infus

Inj = Injeksi .

INOS = Infeksi Nosokomial

IO = Infeksi Oportunistik

IP = Iritasi Pulpa Intensif

IPI = Inisiasi Perawatan intensif

ISK = Infeksi Saluran Kemih

ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan Atas

k/p = kalau perlu

KAD = Ketoasidosis Diabetik

46
KAS = Kanalis Akustikus Eksternus

KAP = Konsultan Anestesi Pediatrik

KAR = Konsultan Anestesi Regional

KB = Keluarga Berencana

kb = kurang bulan

KCB = Kebutuhan Cairan Basal

KD = Kejang Demam

KDK = Kejang Demam Kompleks

KDS = Kejang Demam Sederhana

Kp = Kehamilan Ektopik

KET = Kehamilan Ektopik Terganggu

KGB = Kelanjar Getah Bening

KIC = Konsultan Intensive Care

KID = Kaogulasi intravaskuler Diseminata

KIPI = Kejadian Ikutan Paska Immunisasi

KLL = Kecelakaan Lalu Lintas

KMK = Kurang Masa Kehamilan

KMN = Konsultan Manajemen Nyeri

KNF = Kavum Nasi

KNF = Karsinoma Nasofaring

Korpal
= Korpus Alienum Kavum Nasi
kav.nasi

Korpal MAE = Korpus Alienum Meatus Austikus Eksternus

KPD = Ketuban Pecah Dini

KRR = Kehamilan resiko rendah

KRS = Keluar Rumah Sakit

KSH = Katarak Senil Hipermature

KSI = Katarak Senil Imature

KSM = Katarak Senil Mature

KU = Keadaan Umum

LA = Lokal Anestesi

Letli = Letak Lintang

47
Letsu = Letak sungsang

Ma/mi = Makan Minum

MBO = Mati Batang Otak

MEP = Malnutrisi Energi Protein

MOW = Metode Operatif Wanita

MOP = Metode Operatif Pria

MPP = Manajer Pelayanan Pasien

MRS = Masuk Rumah Sakit

Mss = Minum Sedikit-Sedikit

N = Nadi

NAPZA = Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif Lainnya

NARKOBA = Narkotika dan Obat-Obat Berbahaya

NICU = Neonatal Intensive Care Unit

NIP = Nomor Induk Pegawai

No. = Nomor

No. RM = Nomor Rekam Medis

NT = Nyeri Tekan

Ny = Nyonya

O/ = Oleh

OAE = Obat Anti Epilepsi

OAT = Obat Anti Tuberkulosis

OBH = Obat Batuk Hitam

Obs = Observasi

ODHA = Orang Dengan HIV/AIDS

OK = Oprasi Kamar (Kamar Oprasi)

OMK = Otitis media Kronik

OMP = Otitis Media Purulenta

OMSA = Otitis Media Supuratif Akut

OMSK = Otitis Media Kronik

Op = Operasi

Os = Orang Sakit

OSB = Orang Sakit Baru

48
OT = Okupasi Terapi

PAT = Pelayanan Administrasi Terpadu

PEB = Pre Eklamsi Berat

PER = Pre Eklamsi Ringan

PENASUN = Pengguna Jarum Suntik

PICU = Pediatric Intensive Care Unit

PJB = Penyakit Jantung Bawaan

PJK = Penyakit Jantung Koroner

PJR = Penyakit Jantung Reumatik

PJT = Pertumbuhan Janin Terhambat

PLJ = Pemeriksaan Luar Jenazah

PM = Periodontitis Marginalis

PMS = Penyakit Menular Seksual

PNAA = Pedoman Nasional Asthma Anak

PNK = Pyeionefritis Kronis

PO = Peoiiierian Oral -

PONEK = Pediatri Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif

PPA = Profesional Pemberi Asuhan

PPJA = Perawat Penanggung Jawab Asuhan

PPI = Post Partum Induksi

PPO = Program Pemberian Obat

PPOK = Penyakit Paru Obstruktif Kronik

PPS = Post Partum Spontan

PSA = Prostat Spesifik Antigen

PSM = Petugas Sosial Medik

px = Pasien

R = Respirasi

RA = Regional Anestesi

Rajal = Rawat jalan

Ranap = Rawat inap

RB = Rahang Bawah

REF = Reflek

49
RG = Rendah Garam

RM = Rekam Medis

RS = Rendah Serat

RUBT = Ruang Udara Bertekanan Tinggi

S = Suhu

SAT = Saturasi

S,N,R,T = Suhu,Nadi,Respirasi,Tensi

S1 = Suara Jantung 1

S2 = Suara Jantung 2

SAR = Serum Anti Rabies

SGNN = Sindrom Gawat Napas Neonatus

SlOp = Surat Ijin Operasi

SKD = Surat Keterangan Dokter

SKM = Surat Keterangan Medis

SM = Sungkup Muka

SMF = Staf Medis Fungsional

SMK = Sesuai Masa Kehamilan

SMNNT = Struma Multinodosa Non Toksika

SMNR = SungKup Muka Non Rebreathing

SMR = Sungkup Muka Rebreathing

SN = Syndrome Nefrotik

SNH = Stroke Non Haemoragik

SNT = Struma Non Toksik

SOAP = Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning

SOPT = Sindroma Obstruksi Pasca Tb

SpAn = Spesialis Anestesi

SPB = Sakit Perut Berulang

SPF = Satuan Perawat Fungsional

SPO = Standar Prosedur Operasional

Spt = Spontan

SPV = Surat Permintaan Visum Et Repertum

SS = Segmentasi Spiral

50
SSP = Susunan Saraf Pusat

SUNNT = Struma Uni Nodosa Non Toksika

T = Tensimeter

t = Temperatur

T/H/I = Tunggal Hidup Intrauteri

Tax = Temperatur Axilla

TAA = Tidak Apa-Apa

TAK = Tidak Ada Keluhan

TAP = Tak Ada Persediaan

TB = Tinggi Badan

TBJ = Tafsiran Berat Janin

TD = Tekanan Darah

TDP = Tidak Dilakukan Pemeriksaan

TFU = Tinggi Fundus Uteri

TGL = Tanggal

TGRA = Tumor Ganas Region Axilla

TIK = Tekanan Intra Kranial

TIO = Tekanan Intra Oculi

TKTP = Tinggi Kalori Tinggi Protein

Tn = Tuan .

TON = Traumatik Optik Neuropati

Tpm = Tetes per menit

Ts = Teman sejawat

TTA = Trauma Tumpul Abdomen

TTD = Tertanda

TTV = Tanda-Tanda Vital

Tumbang = Tumbuh Kembang

TVS = Tekanan Vena Sentral

Tx = Terapi

u/ = Untuk

ue = usus externus

UL = Urine Lengkap

51
up = usus propius

VTN = Ventilator Tekanan Negatif

VTP = Ventilator Tekanan Positi

3. DAFTAR SINGAKATAN YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN


Maksud
Singkatan Misintepretasi Wajib gunakan
singkatan

Disalahartikan Tuliskan
µg Mikrogram
sebagai „mg‟ mikrogram

Disalahartikan Tuliskan „telinga


Telinga kanan,
sebagai OD, OS, OU
telinga kiri, kanan‟, „telinga
AD, AS, AU (mata kanan, mata
masing-masing kiri‟, „masing
kiri, masing-masing
telinga masing telinga‟
mata)

Disalahartikan Tuliskan „mata


Mata kanan,
sebagai OD, OS, OU
Odmasing-, OS, mata kiri, kanan‟, „mata kiri‟,
(telinga kanan,
OU masing-masing „masing-masing
telinga kiri, masing
mata mata‟
masing telinga)

Disalahartikan
cc Centimeter Kubik Tuliskan „ml‟
sebagai „u‟ (unit)

Disalahartikan Tuliskan
IN Intranasal
sebagai „IM‟ atau „IV‟ „intranasal‟

Half-strenght Disalahartikan
(setengah sebagai „pada waktu Tuliskan „half
HS kekuatan) tidur‟ strenght‟ atau
Hs Hours of sleep Disalahartikan „waktu tidur
(pada waktu sebagai „setengah (bedtime)‟
tidur) kekuatan‟

Disalahartikan
Tuliskan
International sebagai „IV‟
IU „International Unit‟
Unit (intravena) atau „10‟
(sepuluh)
atau „Unit‟

Disalahartikan
sebagai mata kanan
o.d atau OD pada Satu kali sehari (OD : Okular Tuliskan „satu kali
mata (once day) Dekstra), sehari‟
menyebabkan obat
oral diaplikasikan

Melalui mulut, OS disalahartikan Tuliskan „PO‟


Per os
per oral sebagai mata kiri „melalui mulut‟,

52
(Okular Sinistra) atau „per oral‟
q6PM, dan
Setiap pukul 6 Disalahartikan Tuliskan „pukul 6
singkatan
malam sebagai setiap 6 jam malam setiap hari‟
lainnya

SC Disalahartikan
sebagai SL; SQ
Disalahartikan
seabagai „5 setiap‟; q
Disalahartikan
„setiap‟ (contoh :
Tuliskan
SC, Sq, subq Subkutan heparin diberi „sub q
„subkutan‟
2 jam sebelum
operasi‟
Disalahartikan
sebagai heparin
diberikan setiap 2
jam sebelum operasi

Disalahartikan
sebagai angka „0‟
atau „4‟
menyebabkan
overdosis pemberian
obat hingga 10 kali
lipat (contoh : 4U
Disalahartikan
sebagai 40 atau 4u
U atau u Unit Disalahartikan
sebagai 44).
Dapat juga
disalahartikan
sebagai „cc‟ sehingga
obat diberikan dalam
volume bukan unit
(contoh : 4u
disalahartikan
sebagai 4 cc)

53
15. PROGRAM NASIONAL (Prognas)
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat Indonesia,
Program Prioritas :
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan angka
kesehatan ibu dan bayi
2. Menurunkan angka kesakitan HIV/AIDS
3. Menurunkan angka kesakitan tuberkulosis
4. Pengendalian resistensi antimikroba
5. Pelayanan geriatri

PONEK
Kebijakan:
1. Menyelenggarakan PONEK 24 jam
2. Tersedianya layanan Maternal & Neunatal
3. Stabilisasi Px Obgyn di IGD
4. Penanganan kegawatdaruratan Obgyn
5. Penanganan Operasi secara cepat dan tepat
6. Tersedia Ruang rawat gabung
7. Tersedia ANC terpadu
8. IMD dan ASI Eksklusif
9. Perawatan metode kanguru pada BBLR
Alur Ponek
Mekanisme Alur Paisen Maternal dan neunatal

dr.Jaga Lab
/dr.Obgyn

Ibu Hamil + IGD Ruang


Neonatal Tindakan

Kamar Rawat Inap /


Operasi Nifas

Kamar
Bersalin

Admin / Farmasi
Keuangan

HIV –AIDS
Kebijakan:
1. RS membentuk Tim penanggulangan HIV-AIDS
2. Pelayanan meliputi VCT, PITC, Pemeriksaan penunjang dan
pelayanan rujukan
3. Pelayanan VCT dan PITC dilakukan di IRJ, IGD dan IRNA
4. Pelayanan VCT dan PITC dilakukan oleh Konselor / DPJP
5. Pemeriksaan Diagnosis memperhatikan prinsip Konsidensialitas
6. Setiap px TB dilakukan Tes (PITC)
7. Pencatatan dan pelaporan sesuai ketentuan (Aplikasi SIHA)
8. Hasil tes reaktif, Px dirujuk

54
ALUR PERAWATAN HIV
Pasien Dicurigai HIV oleh DPJP

Asisten DPJP melapor ke TIM HIV RSI

Asisten DPJP Menyiapkan Form (1 bendel)


1. Form Tes dan Konseling HIV (Dari Dinkes)
2. Inform Consent HIV
3. Permintaan Diagnosis HIV
4. Laporan hasil Laboratorium
5. Form rujukan

DPJP/Tim konselor HIV RSI Melakukan


Konseling Pra test Petugas Laboran Melakukan Pengambilan
dan Pengolahan Sample
Pasien/Keluarga Mengisi Form yang telah
disiapkan
DPJP/Tim Konselor HIV RSI bersama
pasien membuka hasil sesuai prosedur

DPJP/Tim konselor HIV RSI melakukan konseling Post tes

Bila hasil R
Bila Hasil NR

DPJP memberikan
Tim HIV menyiapkan Form Rujuk dari RSI
penanganan
dan Form Rujuk Khusus HIV
simtomatis

DPJP dapat langsung merujuk ke poli VCT/


RS yang lebih lengkap untuk pemberian terapi
ARV

NB:
1. Seluruh form dibawa ke laborat untuk dilengkapi oleh tim laborat kemnudian form
dikembalikan ke petugas
2. Form dari laborat dimasukan ke status pasien dan difoto kopi (khusus form konseling dari
DINKES) untuk arsip Tim HIV
3. Bila pasien dirujuk, form rujukan diisi oleh petugas pengirim,
4. Sampaikan ke pasien/keluarga setelah form rujuk khusus HIV dibawa ke RS yang dituju dan
telah diisi, maka form dapat digunting dan bagian bawah dikembalikan ke RSI (dapat dititipkan
di Informasi untuk ditujukan ke TIM HIV RSI Jombang)
5. Hasil laborat yang asli dibawakan pasien sedangkan yang fotocopy dapat disimpan distatus px.
55
Inform consent /
persetujuan
pemeriksaan
HIV ditandatangani
oleh pasien/keluarga
dan konselor.
NB: Konselor adalah
DPJP, Konselor terlatih
di RSI

Lembar ke 2 Fomulir KT

1.

56
Permintaan diagnosis
Diisi (ttd DPJP) dan
diserahkan
ke laborat

NB: kode klien tidak


usah diisi

Form rujuk diisi bila px HIV dirujuk.


Form bagian bawah harus di-
kembalikan ke RSI setelah diisi
oleh PDP/ faskes tempat dirujuk
NB=
K : Kerja
Amb : Ambulatori (<50% aktifasnya
berbaring)
Bar : Baring (>50% aktifitas baring)

TBC
Kebijakan:
1. Pelayanan TB berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien dan
petugas
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai prosedur
3. Pelayanan rawat jalan dilaksanakan pagi jam 07.30-14.00 WIB, sore
jam 17.00 –20.00 WIB
4. Pembuatan laporan setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan melalui
Pimpinan RS
5. Pelaksanaan pelayanan TB menggunakan strategi DOTS (Manaj Px,
Laboratoriun, Logistik, SDM, Pelaporan, Link Hospital)
6. Pencegahan lewat udara maka, yg batuk diberi masker, dan
didahulukan sejak dipendaftaran
Scrining TB:
 Digunakan untuk menemukan kasus TB sedini mungkin sehingga
dapat dilakukan penanganan berupa pengobatan atau rujukan
kepada penderita TB Paru

57
 Pencegahan penularan apabila pasien benar mengidap TB Paru

NO Gejala dan Tanda TB Ya Tidak


1 Batuk berdahak selama > 2-3 minggu
2 Batuk berdarah
3 Demam hilang timbul > 1 bulan
4 Keringat malam tanpa aktifitas
5 Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
6 Pembesaran kelenjar getah bening ( benjolan di daerah
leher) dengan ukuran > 2 cm
7 Sesak nafas dan nyeri dada
8 Pernah minum obat paru dalam waktu lama sebelumnya
9 Ada anggota serumah yang pernah sakit paru-paru /TB
/Pengobatan paru lama
10 Penyakit lain
- Asma - PPOK
- DM - HIV/ AIDS

Keterangan:
 Pelaksana Scrining: Petugas Pencaftaran
 Bila No 1 dan 2 “ya” maka pasien langsung dikasih masker dan Form
dimasukan ke status pasien utk dilakukan scrining lebih lanjut oleh
petugas Poli paru.

PPRA
Kebijakan:
1. Komite PPRA ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.
2. Penetapkan pengendalian penggunaan antibiotik oleh komite PPRA
3. Memonitoring dan evaluasi PPRA dilakukan setiap bulan
- Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba(PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi anti Mikrobasecara terpadu dan paripurnadi
Fasilitas pelayanan kesehatan
- Penggunaan Antimikroba secara bijak adalah penggunaan yang sesuai
dengan penyakit infeksidanpenyebabnya dengan rejimen dosis optimal,
Durasi pemberian optimal, Efeksamping dan dampak mikroba resisten
yang minimal.
- Indikator Mutu:
1. Penggunaan AB Profilaksis 60 menit sebelum masa insisi Operasi\
2. Perbaikan kuantitas penggunaan AB cefriaxon
3. Perbaikan kualitas penggunaan AB

58
FORM SENSUS HARIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS
60 MENIT SEBELUM INSISI OPERASI

BULAN :

INJEKSI
NO RM JAM PASIEN
NO TGL NAMA ANTIBIOTIK KETERANGAN
DIOPERASI
MASUK

GERIATRI
Kebijakan:
1. Usia : > 60 Th
2. Pelayanan tingkat sederhana : Rawat jalan dan kunjungan rumah
3. Tempat layanan poli : gabung dg Poli Interna
4. Sasaran: Pasien Poli Penyakit dalam usia > 60 th dengan 2 diagnosis atau usia
70 tahun dengan 1 diagnosis
5. Jadwal: setiap hari senin-sabtu jam 12.00-selesai

ALUR
Px Geriatri -----Pendaftaran ------ Px menunggu di ruang tunggu ---
- asasement awal geriatri ---Px menunggu untuk pemeriksaan
dokter --- pelayanan dokter

MRS Rawat jalan


IGD Kasir
Farmasi
Pasien
pulang

ASESMEN AWAL Khusus pasien Geriatri, Format disesuaikan dengan


kebutuhan pasien geriatric.

59

Anda mungkin juga menyukai