Anda di halaman 1dari 49

Oleh : Dan Tandi, S.Kep.,Ns.,M.

Kep
n Keamanan adalah prinsip paling mendasar dalam
memberikan pelayanan kesehatan maupun keperawatan.

n Data JCI : 13 % surgical error, 67 % kesalahan Transfusi

n National Patient Safety Agency ( 2003 – 2005 ) : 236


kejadian dan Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) akibat
kesalahan gelang nama dan label pasien.
Pengertian
Patient safety adalah pencegahan terhadap
faktor-faktor yang dapat menyebabkan
bahaya pada pasien. ( American Medical Assosiation )
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal
ini termasuk : assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem
ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
Terciptanya budaya keselamatan pasien
di RS
• Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat;
• Menurunnya KTD di RS
• Terlaksananya program-program
pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD.
7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda
peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien
LANJUTAN ...
5. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan
pasien
6. Mendidik staf tentang
keselamatan pasien
7. Komunikasi yang merupakan
kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
No 1691 th 2011

• SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN


• SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
• SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI
• SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT LOKASI, TEPAT
PROSEDUR, DAN TEPAT PASIEN OPERASI
• SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
• SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)/
International Patient Safety Goals (IPSG)

IPSG 1 • Identifikasi pasien secara benar

IPSG 2 • Meningkatkan komunikasi yang efektif

New IPSG 2.1 • Meningkatkan proses serah terima hasil kritis


dari uji diagnostik
• Menerapkan proses komunikasi untuk serah
IPSG 2.2 ew terima
N
• Meningkatkan keamanan penggunaan
IPSG 3 obat yang membutuhkan kewaspadaan
tinggi ……

New • Menerapkan proses untuk mengatur


IPSG 3.1 penggunaan elektrolit pekat dengan aman.
GOALS IPSG

• Menerapkan keselamatan operasi


IPSG 4 dengan lokasi yang benar, prosedur
yang benar, dan pasien yang benar

New• Menerapkan proses jeda di kamar operasi


sesaat sebelum operasi untuk
IPSG 4.1 memastikan lokasi yang benar, prosedur
yang benar dan pasien yang benar

• Menurunkan risiko infeksi akibat


IPSG 5 pelayanan rumah sakit

• Mengurangi risiko pasien cedera karena


IPSG 6 jatuh
Standard IPSG 1:
Identifikasi Pasien Secara Benar

Pasien diidentifikasi :
§ Sebelum pemberian obat
§ Sebelum pemberian diet/makan pasien
§ Sebelum transfusi darah atau produk darah lainnya
§ Sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk
keperluan pemeriksaan
§ Sebelum memberikan perawatan/tindakan/operasi
§ Tindakan diagnosis

Pasien diidentifikasi dengan cara memberikan pertanyaan


terbuka, menanyakan Dua Identitas Pasien (nama lengkap
dan tanggal lahir) dan mencocokkan dengan gelang
identitas pasien
Pada pasien yang tidak dapat
dipasang gelang risiko 🡪 STIKER
berwarna yang ditempel pada
halaman depan status pasien.
IPSG 1: Identifikasi pasien untuk
pemberian obat dengan Prinsip 7 Benar
Benar Obat:
7 a. Lihat Instruksi Dokter
di Rekam Medik Pasien,
cocokkan denga
n catatan di Kardek
b. S i a p k a n o b a t s e s u a i
yang tercantum
d i Kardek Pasien
c. Kebenaran jenis obat,
terutama yang
Benar Informasi perlu kewaspadaan
tinggi di c e k o l e h d
u a o r a n g (double
check).
Meningkatkan
1. Teknik komunikasi:
-SBAR (Situation - Background – Assessment – Recommendation)
-TBaK Tulis Baca Konfirmasi

2. SBAR digunakan untuk melaporkan:


n Pasien dengan kondisi kritis.
n Pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan
penunjang.
n Pasien dalam pengobatan yang memerlukan pengawasan
khusus,
n Kondisi yang memerlukan monitoring ketat.

3. Ketika petugas kesehatan menerima pesan verbal/per telepon


menerapkan TBaK
Situasi
Saya menelpon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)
Masalah yang ingin disampaikan adalah: _________________________________
S Tanda-tanda vital:
TD: __/__, Nadi: ___, Pernapasan: ___, dan Suhu:
___ Saya khawatir tentang:

Background/ Latar Belakang


Status mental pasien:
B Kulit/ Ekstremitas:
Pasien memakai/ tidak
memakai oksigen
Assessment/ Penilaian
Masalah yang saya pikirkan adalah: (katakan apa masalah yang anda pikirkan)
A Masalahnya tampaknya adalah: jantung, infeksi, neurologis, respirasi, _____ Saya
tidak yakin apa masalahnya tapi pasien memburuk.
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk. Kita perlu
melakukan sesuatu, Dok.

Rekomendasi
Apakah (katakan apa yang ingin disarankan).

R Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan:

Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan:


New

LOGO RS
Serah terima pasien dengan Teknik SBAR
digunakan pada:
Informasi yang perlu disampaikan saat serah terima pasien
antar shift dan antar petugas atau antar unit/ruangan
minimal meliputi:
a. Identitas pasien (nama lengkap, tanggal lahir, nomor
rekam medik)
b. diagnosis
c. keadaan klinis pasien, tanda-tanda vital, pemeriksaan
fisik yang penting
d. pemeriksaan penunjang ter-update, hasil nilai kritis bila
ada
e. diit yang diberikan dan asupan gizi pasien
f. terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sudah
dan yang akan diberikan
g. rencana tindakan yang akan dilakukan
Standard IPSG. 3
Meningkatkan keamanan obat-obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi
(higt alert medication)
Kebijakan:
1. Obat high alert harus disimpan di tempat terpisah, akses
terbatas dengan diberi lakban merah dan diberi stiker yang
jelas.
2. Rumah sakit membuat Daftar Obat Hight Alert.

Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications)


merupakan obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
(adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak
mirip
CONTOH OBAT HIGH ALERT

1. Elektrolit pekat:
• KCl 7,45%
• Natrium bikarbonat 8,4%
• Magnesium sulfat 20%
• NaCl 3%
2. Insulin
3. Heparin
4. Antineoplastik
Look Alike Sound Alike
Look alike (terlihat mirip)
PRINSIP :
1. Kurangi atau eliminasi kemungkinan terjadinya
kesalahan
2. Mengurangi jumlah high alert medications yang
disimpan di suatu unit
3. Mengurangi konsentrasi dan volume obat yang
tersedia
4. Hindarkan penggunaan high alert medications
sebisa mungkin

Lakukan pengecekan ganda


PRINSIP 7 BENARPEMBERIANOBAT
1. Benar Pasien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis
4. Benar Cara Pemberian
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
7. Benar Informasi
Standard IPSG. 4
Menerapkan keselamatan operasi dengan menjamin sisi operasi
yang tepat, prosedur yang benar, &pasien yang benar.

Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur, Salah Pasien


Pada Operasi
1. Komunikasi Yang Tidak Efektif/Tidak Adekuat Antara
Anggota Tim Bedah
2. Kurang/Tidak Melibatkan Pasien Di Dalam Penandaan Lokasi
(Site Marking)
3. Tidak Ada Prosedur Untuk Verifikasi Lokasi Operasi
4. Asesmen Pasien Yang Tidak Adekuat
5. Penelaahan Ulang Catatan Medis Tidak Adekuat
6. Budaya Yang Tidak Mendukung Komunikasi Terbuka Antar
Anggota Tim Bedah
7. Tulisan perintah/Resep Yang Tidak Terbaca (Illegible
Handwriting)
8. Penggunaan Singkatan
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI OPERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi),
atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. Dibuat oleh operator /orang yang akan
melakukan tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
akan disayat

30
Penandaan Lokasi Operasi/Prosedur Invasif
Pasien yang tidak dilakukan penandaan lokasi
operasi/ tindakan invasif yaitu pasien bayi
prematur, tindakan pada gigi, dan pasien yang
menolak dilakukan penandaan maka penandaan
dilakukan dengan cara memberi tanda pada
formulir Site Marking/Penandaan Operasi
(khusus pada gigi, dilakukan juga dengan
memberi tanda pada rontgen foto gigi bila ada)
1. Verifikasi lokasi/prosedur dan pasien yang benar

2. Memastikan bahwa semua dokumen, foto/ images dari hasil


pemeriksaan yang tersedia yang relevan tersedia, diberi
label dengan baik dan dipampang

3. Memverifikasi keberadaan peralatan khusus / implant yang


dibutuhkan

4. Tahap Time out :


• Memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan
diselesaikan
• Dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum
dimulai,
• Melibatkan seluruh tim operasi

5. Menggunakan surgical safety check-list (WHO .


Standard SKP 4

Sk
inMarkeratau Spidol 70.

Tanda yang ditulis adalah “YA”.

didokumentasikan pada formulir


SiteMarking(Penandaan
Operasi)
YES

35
New

Rumah sakit
mengembangkan dan
menerapkan proses jeda di
kamar operasi sesaat
sebelum operasi untuk
memastikan lokasi yang
benar, prosedur yang benar
dan pasien yang benar
Seluruh anggota tim operasi
melakukan komunik
asisecara verbal
d a nmendokumentas
i k a n p ro s e d u r t i m e o u t
sesaat sebelum mulai
operasi.
Standard IPSG. 5
Menurunkan Risiko Infeksi
Rumah Sakit

1. Setiap petugas melakukan kebersihan


tangan sesuai 6 langkah dari WHO

2. Menggunakan APD sesuai dengan


indikasi

3. Menerapkan etika batuk/bersin


5 Moments
Standard IPSG. 6
Menurunkan Risiko Cedera karena Jatuh
Pasien yang mempunyai risiko tinggi jatuh,
adalah:
a. Pasien usia <12 tahun yang rewel
b.Pasien di ruang intensif
c. Pasien pasca operasi dan prosedur invasif
selama dalam pengaruh sedasi.
d.Pasien pasca prosedur mata
e. Pasien yang menggunakan alat bantu
f. Pasien usia lanjut
g. Pasien yang mengkonsumsi obat-obat yang 46
menyebabkan kantuk
Penilaian skala resiko jatuh dengan MFS (Morse Falls Scale)
No Kriteria Skor
1 Riwayat jatuh baru Tidak = 0 Ya=25
saja atau dalam 3
bulan
2 Diagnosa laian Tidak = 0 Ya=15
3 Bantuan berjalan Tidak ada, tirah baring, di kursi roda, bantuan
perawat = 0
Tongkat ketiak, alat bantu berjalan = 15
Forniture = 30
4 IV / Heparin lock Tidak = 0 Ya=20
5 Cara Normal, tirah baring, duduk bergerak = 0
berjalan/berpinda Lemah = 10
h Terganggu = 20
6 Status mental Mengetahui kemampuan diri = 0
Lupa keterbatasan = 15
Interpretasi
Tingkat resiko Skor MFS Tindakan
Tidak ada resiko 0 – 24 Tidak ada
Resiko rendah 25 – 50 Lakukan pencegahan
jatuh standar
Resiko tinggi ≥ 51 Lakukan intervensi
pencegahan jatuh resiko
tinggi
Pencegahan resiko jatuh
1. Pastikan lantai tidak licin
2. Pastikan pengaman tempat tidur terpasang
3. Pastikan rem roda tempat tidur terpasang
4. Singkirkan barang berbahaya seperti
barang pecah belah
5. Lampu menyala terang pada saat malam
6. Kamar mandi dan WC terpasang sidereal
7. Pasang gelang penanda resiko jatuh
KESIMPULAN
1. LAKUKAN PENDEKATAN SISTEM TERHADAP KESELAMATAN
PASIEN :
• MODIFIKASI LINGKUNGAN SEHINGGA MENGURANGI
KECENDERUNGAN TERJADINYA KESALAHAN
• GUNAKAN CHECKLIST DAN SPO
• BANGUN KEMAMPUAN ANGGOTA TIM UNTUK MENGENALI
DAN MELAKUKAN KOREKSI KESALAHAN YANG TERJADI
SEBELUM TERKENA PASIEN
• DORONG KEBERANIAN SETIAP ANGGOTA TIM UNTUK
IKUT BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KESELAMATAN
PASIEN DAN BERANI BICARA APABILA TIMBUL MASALAH
2. BILA TERJADI INSIDEN :
LAPORKAN DAN DITINDAK LANJUTI
3. TINGKAT KAN KOMUNIKASI TIM
4. KESELAMATAN PASIEN ADALAH TANGGUNG JAWAB SETIAP
ORANG
Kesembuhan Pasien Ada
Ditangan ALLAH,
Tetapi
Keselamatan Pasien Ada
Ditangan Kita …
Keselamatan Pasien
Adalah Amanah
Yang Harus Kita
Pertanggung
Jawabkan
Kepada Allah S.W.T
(Adib Ay)

Anda mungkin juga menyukai