Anda di halaman 1dari 12

Konsep Recovery Dan Supportive Envionment

Dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa


Konsep Recovery /Pemulihan
Pengertian
Recovery /Pemulihan adalah Fase dimana
gejala gangguan jiwa sudah terkendali yang
berlangsung seumur hidup. Kondisi ini bila tidak
dijaga dan di tingkatkan kesehatan jiwanya
maka akan kembali dalam fase akut.
 Recovery yg di jalani oleh pasien bukan hanya
sekedar pulih dari penyakitnya tetapi untuk
membuat kehidupan orang yang mengalami
keterbatasan akibat penyakitnya menjadi lebih
berarti
 Recovery menekankan bahwa meskipun individu
tdk bisa mengontrol penyakitnya tetapi bisa
mengontrol kehidupan mereka
 Proses recovery adalah menemukan dan
menghadapi setiap tantangan dari keterbatasan
akibat penyakit yg di derita agar individu bisa
hidup, bekerja, dan berkontribusi di masyarakat
 Proses Recovery membutuhkan
supportiveenvironment dari keluarga,
tetangga, masyarakat, pemerintah dan swasta
dan berfokus pada hubungan sosial,
pemberdayaan, strategi koping dan makna
hidup.
5 Tahap Proses Pemulihan
1. Tahap 1
Tahap 1: Moratorium atau penundaan.
Adalah saat dimana penderita “menarik diri”
dan merasa semuanya telah hilang dan tidak
mempunyai harapan
2. Tahap 2
Tahap 2: Awareness (kesadaran).  Penderita
mulai sadar bahwa tidak semuanya telah
hilang dan masih ada masa depan bagi dirinya
meskipun menderita gangguan jiwa
3. Tahap 3
Tahap 3: Preparation (persiapan). Pada tahap
ini penderita mulai bersiap-siap untuk
memulihkan kesehatan jiwanya.
4. Tahap 4
Tahap 4: Rebuilding (pembanguan kembali).
Penderita mulai secara aktif membangun
identititasnya yang baru, menetapkan tujuan
agar hidupnya bisa lebih berarti dan lebih
bertanggung jawab atas kehidupannya.
 Tahap 5
Tahap 5: Growth (pertumbuhan).  Mengisi
kehidupannya dengan kegiatan yang penuh
arti, mengontrol dan mengelola penyakitnya
secara bertanggung jawab, menumbuhkan
daya tahan dan harga diri.
Beberapa prinsip dasar proses pemulihan
adalah sebagai berikut:
 Pemulihan adalah suatu proses membangun suatu
kehidupan yang berarti dan memuaskan sebagaimana
didefinisikan oleh penderita sendiri, meskipun kadang ada
kondisi kambuh.
 Pemulihan adalah gerakan menjauh dari gangguan,
penyakit dan gejala menuju kearah sehat, kuat dan
sejahtera
( Andresen, R., Oades, L., dan  Caputi (2003) dalam
tulisannya “The experience of recovery from
schizophrenia: towards an empirically validated stage
model, yang dimuat dalam Journal of Psychiatry,37, 586-
594, )
 Harapan adalah titik pusat dari proses pemulihan.
Harapan timbul antara lain karena adanya “contoh”
atau role model dari mereka yang pulih.
 Dalam membantu proses pemulihan, yang penting
bukan kualifikasi pendidikan dari para staf pengelola
pelayanan pemulihan, tetapi yang diperlukan adalah
staf yang mempunyai kemampuan memberi
semangat dan memperkuat harapan, penuh
perhatian, kreatif, dan tidak mudah patah semangat.
 Keluarga dan teman teman penderita berperanan
penting dalam proses pemulihan. mereka perlu
dilibatkan dalam proses pemulihan.
4 Komponen dari proses pemulihan, yaitu:
1.Menemukan dan memupuk “harapan”. Timbulnya
harapan merupakan pusat dari proses pemulihan.
Tanpa timbulnya harapan, tidak akan ada proses
pemulihan.
2. Membentuk kembali “identitas positif”. Dalam
proses pemulihan, juga diperlukan adanya identitas
yang lain selain identitas sebagai penderita
gangguan jiwa. Penderita tetap mempunyai gejala
gangguan jiwa, namun mereka juga mempunyai
identitas positif lainnya, seperti: pelajar,
mahasiswa, pegawai, pengusaha, ayah/ibu, dll
3. Membangun kehidupan yang berarti. 
Mempunyai pekerjaan dan penghasilan,
utamanya bagi laki laki, merupakan salah satu
komponen penting dari proses pemulihan.
Kehidupan yang berarti bisa dicapai dengan
membangun hidup yang bermanfaat bagi sekitar.
4.Mengambil tanggung jawab dan kendali. Dalam
proses pemulihan, penderita gangguan jiwa tidak
hanya menggantungkan diri pada dokter dan
orang lain, tapi secara aktif dan bertanggung
jawab mengusahakan pemulihan dirinya.
.Program  pemulihan antara lain meliputi
kegiatan: psikoedukasi, animal assisted therapy
dan gardening (holticulture) therapy, penguatan
mental spiritual, melakukan dan belajar kegiatan
yang mempunyai nilai ekonomis (berternak,
berkebun, kerajinan tangan), kegiatan sosial
(sedekah nasi bungkus, merawat masjid/ rumah
janda miskin), serta olah raga dan kegiatan
kesenian (Tirto Jiwo )

Anda mungkin juga menyukai