Hanya saja, proses pemulihan tersebut tidak selalu berjalan lurus dan lancar,
kadang ada proses naik turunnya. Hal ini tidak berbeda dengan orang
kegemukan yang ingin menjadi kurus. Bila tidak dijaga, orang yang telah
bersusah payah untuk menjadi langsing bisa kembali gemuk lagi. Begitu pula
dengan penderita diabetes (penyakit gula darah), hipertensi (tekanan darah
tinggi), bila tidak menjaga kesehatannya, mereka bisa jatuh sakit lagi.
Pada saat ini, sebagian besar penderita gangguan jiwa di Indonesia tidak
mendapat dukungan yang memadai. Mereka hanya minum obat dan kontrol ke
dokter ahli jiwa sekali atau dua kali dalam sebulannya. Selepas itu, proses
pemulihan hanya ditangan keluarganya (yang sering tidak mempunyai
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mendukung proses
pemulihan). Akibatnya, setelah berusaha selama beberapa tahun tanpa hasil,
keluarga akhirnya menyerah. Mereka menelantarkan anggota keluarganya yang
terkena gangguan jiwa. Ada yang menjadi gelandangan, ada yang dipasung,
ada yang dibuang oleh keluarganya dan dititipkan di panti panti rehabilitasi.
Saat ini kami sedang membangun Tirto Jiwo di desa Kalinongko, Purworejo
diatas lahan seluas 2500 m2. Insya Allah, pada bulan April 2014, Tirto Jiwo akan
sudah operasional. Tirto Jiwo dalam waktu dekat akan menjadi sebuah pusat
pemulihan dan pelatihan bagi penderita gangguan jiwa berat.
Di Tirto Jiwo, masing masing peserta akan mendapat dukungan dan pelatihan
sesuai dengan tingkat pemulihannya. Program pemulihan Tirto Jiwo antara lain
meliputi kegiatan: psikoedukasi, animal assisted therapy dan gardening
(holticulture) therapy, penguatan mental spiritual, melakukan dan belajar
kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis (berternak, berkebun, kerajinan
tangan), kegiatan sosial (sedekah nasi bungkus, merawat masjid/ rumah janda
miskin), serta olah raga dan kegiatan kesenian.
Program pemulihan di Tirto Jiwo disusun fleksibel (tidak kaku), sesuai kebutuhan
dan kesempatan masing masing peserta. Peserta bisa tinggal di Tirto Jiwo
selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Hanya perlu diingat bahwa
proses pemulihan biasanya berlangsung cukup lama (lebih dari sebulan) dan
berkelanjutan. Bila peserta hanya bisa tinggal di Tirto Jiwo selama sekitar 1-2
minggu, maka diharapkan pada bulan berikutnya, peserta akan kembali ke Tirto
Jiwo lagi untuk tinggal selama 1-2 minggu lagi. Begitu seterusnya hingga
peserta pulih dan hidup mandiri di masyarakat. Peserta program yang telah
mencapai tingkat lanjut akan membibing dan menjadi panutan (role model) bagi
peserta yang masih berada d tingkat awal dalam jenjang pemulihan. Tirto Jiwo
juga akan dikembangkan agar dapat menjadi “club house”, dimana alumni bisa
berkunjung dan bertemu dan bersosialisasi dengan peserta rogram.
Dukungan keluarga atau orang orang dekat sangat penting dalam pemulihan
penderita gangguan jiwa. Untuk mendukung proses pemulihan, keluarga dari
peserta program pemulihan dapat berkunjung dan menginap (selama beberapa
hari) di Tirto Jiwo. Selama kunjungan, keluarga diharapkan dapat terlibat dalam
kegiatan pemulihan, khususnya kegiatan yang bersifat sosial (sedekah nasi
bungkus, perawatan rumah janda miskin, dll). Untuk memperlancar proses
pemulihan, dukungan spiritual keluarga (melalui sholat malam, sholat hajad,
sedekah, dll) sangat diperlukan.
Pelayanan psikososial di Tirto Jiwo, tidak bersifat komersial. Tidak akan ada
penderita datang yang ditolak hanya karena ketiadaan biaya dari keluarga,
tentu saja selama masih tersedia fasilitas untuk menampung mereka. Tidak ada
biaya khusus bagi peserta program pemulihan. Peserta diminta mengisi kotak
amal sesuai kemampuannya. Selain itu, peserta dan keluarga yang
mampu diajak untuk menjadi donator untuk mendukung penderita yang kurang
mampu dan membiayai program sedekah nasi bungkus setiap hari Jumat
serta kegiatan sosial lainnya.
Tahapan Pemulihan
Dari sisi kedokteran, ada beberapa jenis gangguan jiwa berat, seperti
schizophrenia, bipolar disorder, dan depresi. Obat untuk masing masing
gangguan jiwa tersebut berbeda-beda. Penanganan gangguan jiwa secara
medis bagi penderita gangguan jiwa yang menjadi peserta program Tirto Jiwo
diserahkan sepenuhnya kepada dokter ahli jiwa yang selama ini merawatnya.
Tirto Jiwo hanya menangani aspek pemulihan psikososialnya.
Gangguan jiwa itu bertingkat tingkat, mulai dari gangguan jiwa ringan hingga
berat. Gejala gejala yang seperti disampaikan memang mengarah ke gangguan
jiwa. Coba ditanyakan kepada yang bersangkutan apakah kadang mendengar
suara suara yg orang lain tidak mendengarnya, atau melihat seseuatu yg orang
lain tidak melihatnya. Saran saya, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter
spesialis jiwa terdekat
Terima kasih atas perhatian dan doanya mas Taufan Irianto. Semoga mas
Taufan Irianto sekeluarga juga selalu dalam limpahan rahmat serta karunia Allah
SWT. amiin
Dampak yg paling sering dari berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter
adalah penderita menjadi kambuh. Kambuh biasanya akan muncul setelah 3-6
bulan berhenti minum obat. Karena itu sebaiknya keluarga mengupayakan agar
penderita gangguan jiwa minum obat sesuai ketentuan dokter. Selain minum
obat, penderita perlu memperkuat ketahanan jiwanya, misalnya dengan banyak
berdoa, bersosialisasi, beraktivitas, dll
Gejala kalau akan kambuh bervariasi antara satu orang dgn orang lainnya,
namun yg sering gejala awal kalau akan kambuh adalah gelisah,tidak tenang,
sulit tidur, gampang tersinggung, dll
Pak, suami saya memiliki gejala penyakit jiwa (halusinasi gangguan jin) dan ke
dokter psikiater diberi obat setelah 1 minggu gejala sudah hilang, selanjutnya
setelah beberapa hari suami saya yakin bisa mengendalikan gejala dan
memutuskan berhenti dari obat, baru 1 hari tidak minum obat gejala kambuh
(merasakan ada gangguan jin), yang saya mau tanyakan apakah berhenti 1 hari
obat dapat secepat itu menimbulkan gejala? Mohon diberikan pencerahan dan
ilmu dalam mendampingi suami.
Salam
Arum
Biasanya obat gangguan jiwa itu berekasinya pelan pelan, perlu waktu beberapa
minggu untuk benar benar beraksi secara penuh. Bila baru minum obat 1
minggu terus berhenti, maka kemungkinan untuk kambuh sangat besar.
Silhakan download dari website tirto jiwo atau website lain di luar negeri tentang
cara mendampingi anggota keluarga yg menderita gangguan jiwa. Coba
kunjungi page download di web tirto jiwo, disana ada buku pedoman
pendampingan untuk membantu pemulihan.
Saran saya: bujuk agar suami kembali minum obat sesuai ketentuan dokter,
belajar cara melawan halusinasi (ada di buku pedoman), ciptakan suasana yg
tenang dirumah, libatkan suami dalam kegiatan kecil sehari hari (jangan biarkan
banyak melamun), banyak berdoa dan memohon kepada Allah.
Semoga bermanfaat
assalamualaikum, suami sy depresi dan skrg minum obat tapi masih merasa tdk
tenang dan sering cemas dan gelisah. bagaimana cara pemulihan yg tepat yg
dpt sy lakukan agar suami sy cepat pulih. terimakasih wassalam.
Assalamu’alaikum wr wb, Mohon maaf, hingga saat ini di Tirto Jiwo bangunan
bagi penderita gangguan jiwa perempuan belum tersedia (masih dalam proses
pembangunan). Bila selama ini beliau tidak minum obat, kami sarankan agar ibu
bisa diajak berobat ke dokter spesialis jiwa yang ada di Yogyakarta. Selain itu,
sebaiknya ditanyakan apakah beliau sering mendengar suara suara/ bisikan
(halusinasi suara). Hal penting lainnya, perlu dipelajari (atau ditanyakan ketika
sedang agak tenang) hal hal berikut: apa saja yang membuat beliau gelisah,
apa pemicu kegelisahannya, kapan biasanya kegelisahan muncul (misal: ketika
sedang menganggur tanpa kegiatan, dll), apa yang selama ini bisa mengurangi
kegelisahan (misal: mengerjakan pekerjaan rumah yg ringan, dll). Dengan
mempelajari hal hal tersebut, selain minum obat, maka bisa dibuat program
atau kegiatan untuk mengurangi kegelisahan beliau. Bila kondisi sudah lebih
membaik, buat program untuk memperkuat ketahanan jiwa (misalnya: ikut
pengajian, sibukkan dengan kegiatan positif, olah raga ringan diluar rumah, dll).
Insya Allah dengan melaksanakan saran diatas, kondisi kejiwaan ibu akan bisa
pulih. Yang juga tidak kalah penting adalah: usahakan agar seluruh keluarga
mempelajari seluk beluk gangguan jiwa, upayakan untuk melakukan sholat
tahajud dan sholat hajad setiap hari, sedekah, puasa senin-kamis, dll.
Semoga bermanfaat
Mohon maaf, saya tidak punya informasi tentang pusat pemulihan gangguan
jiwa di Yogya. Bila saat ini kegelisahan masih tinggi, mungkin ada baiknya bila
untuk sementara dirawat di rsj. Bila ada masalah biaya, bisa diatasi dengan
menjadi anggota BPJS. Selama ibu dirawat, sebaiknya seluruh anggota keluarga
(terutama yang tinggal serumah dan yang tinggal di Yogya) untuk mempelajari
seluk beluk gangguan jiwa dan cara membantu pemulihannya. Ilmunya bisa
dipelajari dari website tirtojiwo atau website serupa di LN. Insya Allah, dengan
dukungan keluarga dan rajin minum obat, beliau akan bisa kembali pulih.
Memang tidak akan berjalan dengan mudah dan perlu pengorbanan, namun
mungkin itu cara terbaik dalam mebantu pemulihan gangguan jiwa ibunda.
salam
saya mempunyi anak laki laki sudah 14 th terserang gangguan jiwa walaupun
minum obat tetap saja kambuh mohon solusinya
Yth Bu Suharti
Mohon maaf, solusi untuk putra ibu yang sudah 14 tahun terserang gangguan
jiwa tidak dapat diberikan hanya melalui ruang komentar ini. Ilmu yang dapat
dituangkan melalui ruang komentar sangatlah terbatas.
Ibu dapat mempelajari ilmu tentang pemulihan gangguan jiwa yang ada di
website Tirto jiwo. Ibu juga dapat memondokkan putranya ke panti pemulihan
gangguan jiwa yang memakai pendekatan yang sama dengan yang dipakai oleh
Pusat Pemulihan Tirto Jiwo atau dapat juga diikutkan dalam program pemulihan
di Tirto Jiwo.
Salam
Gunawan Setiadi