Anda di halaman 1dari 45

KONSEP SEHAT-SAKIT

Rentang sehat sakit.

rentang sehat rentang sakit

sejahtera sehat sekali sehat normal setengah sakit sakit sakit kronis mati

sumber : pengantar konsep dasar keperawatan


KONSEP SEHAT-SAKIT
PENGERTIAN SEHAT-SAKIT
1. Sehat menurut WHO.
Sehat: a state of complete physical, mental, and
social well being and not merely the absence of
illness or indemnity. (sesuatu keadaan yang
sejahtera menyeluruh baik fisik, mental, dan
social dan tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan
konsep sehat yang positif (Edelman dan
Mandle. 1994) :
 Memperhatikan individu sebagai sebuah
sistem yang menyeluruh.
 Memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal.
 Penghargaan terhadap pentingnya peran
individu dalam hidup.
 Sehat Menurut Dunn (1959).
Sehat adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya
tanda-tanda dan gejala dari penyakit.
 Sehat Menurut Perkin,s.
 Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis
setara bentuk tubuh dan fungsinya yang dapat
mengadakan penyesuaian, sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.
 Sehat Menurut UU No.23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Ada 4 unsur pendatang tentang sehat:

1.  Biologis    : bebas dari penyakit.


2.  Psikologis : sejahtera dan aktualisasi diri.
3.  Sosial       : mampu mangadaptasi tanggung
jawab sosial, dan fungsi peran.
4.  Adaptasi   :  mampu beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan lingkungan
2. Sakit
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan
tubuh lemah. (Webster’s New Collegiate
Dictionary). Sakit adalah keadaan yang
disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa
suatu kejadian, kelainan yang dapat
menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri
maupun fungsi keseluruhan
Rentang sehat-sakit
Fase-fase sakit

1.  Fase Latent.


Seseorang sudah terinfeksi suatu microorganisme, karena
badan seseorang baik maka gejala-gejala dan tanda-tanda
serta keluhan belum ada, sehingga aktivitas sehari-hari
dapat dilakukan / dilaksanakan.
2.  Prodromal.
Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan,
bahwa dirinya sakit, seperti tak enak badan atau kadang-
kadang lemas.
3.  Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan
semakin lengkap, bentuknya disini klien baru
sadar bahwa dirinya sakit, kadang-kadang
emosinya tidak stabil dan lekas marah, dan ia
hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan
penyakitnya.
4.  Resolusi.
Klien perlu tindakan yang sifatnya
mengembalikan fungsi secara normal.
Rentang Sehat Sakit
1.  Status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena
sehat-sakit merupakan rentang (jarak)      
2. Skala akur secara hipotesis dengan mengukur
kesehatan seseorang. Uraian diatas menyebutkan
bahwa tidak ada standar / ukuran yang pasti untuk
mengatakan keadaan seseorang itu sehat sakit.
3.  Dinamis dan Individual.
Status kesehatan seseorang sifatnya berubah-ubah
dan sifatnya individual. Intensitasnya dan mekanisme
koping yang dipergunakan.
4.  Jarak sehat optimal Kematian.
Komponen ini memandang bahwa keperawatan
itu adalah bentuk pelayanan yang diberikan
pada manusia dalam rentang sehat sakit, yang
dapat digambarkan sebagai berikut:
1.  Rentang sehat dimulai dari tingkat sejahtera,
sehat sekali, sampai pada sehat normal.
2.    Rentang sakit dimulai dari setengah sakit,
sakit, sakit kronis, sampai mati.
A.Rentang Sehat

Rentang ini dumulai dari status kesehatan sehat


normal, sehat sekali dan sampai pada sejahtera,
dikatakan sehat bukan saja bebas dari penyakit
tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, social,
dan spiritual. Batasan sehat itu sendir dapat
diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mentas, dan social serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1974).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat
diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah;
a. Memiliki kemampuan merefleksikan
perhatian pada individu sebagai manusia.
b. Memiliki pandangan terhadap sehat dalam
konteks lingkungan, baik internal maupun
eksternal.
c.  Memiliki hidup yang kreatif dan produktif. 
Faktor Pengaruh Kesehatan
Status kesehatan merupakansuatu keadaan kesehatan
seseorang dalam batas rentang sehat sakit yang bersifat dinamis
dan dipengaruhi oleh perkembangan, social cultural,
pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya,
keturunan, lingkungan, dan pelayanan.

1.  Perkembangan.
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh factor perkembangan
yang mempunyai arti bahwa perubahanstatus kesehatan dapat
dipengaruhi oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan
dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai
dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan
respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Respon dan pemahaman itulah yang dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang.
Apabila seseorang merespon dengan baik
terhadap perubahan kesehatannya, maka akan
memiliki kesehatan yang baiksehingga,
mencapai kesehatan yang optimal, demikian
sebaliknya apabila seseorang yang merespon
dengan tidak baik terhadap perubahan status
kesehatannya, maka dapat menimbulkan
perubahan status kesehatan yang kurang.
2.Social dan cultural.
Social dan cultural dapat juga mempengaruhi proses
perubahan satatus kesehatan seseorang karena akan
mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam prilaku kesehatan.

3.Pengalaman masa lalu.


Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Hal ini dpat diketahui apabila ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau
pengalamn kesehatn yang buruk sehigga berdampak
besar dalam status kesehatan selanjutnya.
4.Harapan seseorang terhadap dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang
penting dalam meningkatkan perubahan
kesehatan kearah yang optimal.
5.Keturunan.
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap
status kesehatan seseorang mengingat potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki
melalui factor genetic, walaupun tidak terlalu
besar tetapi akan mempengaruhi respon
terhadap berbagai penyakit.
6.Lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik
seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat
pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah
yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan
sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup
sehat yang dapat merubah status kesehatan.
7.Pelayanan.
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat
pelayanan  atau system pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.
B.   Rentang Sakit
Tahap proses sakit.
1. Tahap gejala.
Tahap ini merupakan tahap awal seseorang
mengalami proses sakit dengan ditandai perasaan
tidak nyaman terhadap dirinya karena timbul suatu
gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti adanya
perasaan nyeri, panas, dan lain-lain sebagai
manifestasi terjadinya ketidakseimbangan dalam
tubuh. Setiap gejala timbul sebagai manifestasi fisik.
2.Tahap asumsi tehadap sakit.
Pada tahap ini seseorang akan melakukan
interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan
merasakan keraguan-keraguan pada kelainan atau
angguan yang dirasakan pada tubuhnya. Setelah
menginterpretasi gejala itu, maka seseorang akan
merespon dalam bentuk emosi trhadap gejala
tersebut seperti merasa katakutan atau kecemasan.
Untuk mengatasi ketakutan atau kecemasan
tersebut, kemudian dilakukan proses konsultasi
dengan orang sekitar atau orang yang dianggap lebih
mengetahui atau dating ketempat pengobatan.
Tahap ini dapat berakhir dengan ditemukan gejala yang pasti dan
terjadi perubahan terhadap sakitnya.Proses ini dapat
dipengaruhi beberapa oleh factor diantaranya pengetahuan dan
pengalaman masa lalu.
Dalam kondisi ini seseorang dapat melakukan peran selama sakit
dengan tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut
parsons meliputi;
 ü Pasien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi
selama sakit.
 ü Pasien dibebaskan dari tugas dan fungsi social.
 ü Pasien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi
sehat secepat  mungkin.
 ü Pasien dan keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3.     Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
Pada tahap ini seseorang telah mengadakan kontak
hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan seperti dokter,
perawat, atau lainnya yang dilakuak atasi inisiatifnya
sendiri. Proses pencatatan informasi ini dilakukan untuk
mencari pembenaran keadaan sakitnya, kemudian untuk
mengetahui gejala-gejala yang tidak dimengerti oleh
klien dan ada keyakinan bahwa dirinya akan lebih baik.
Jika setelah konsultasi tidak ditemukan lagi gejala yang
ada, maka klien menganggap dirinya telah sembuh.
Namun apabila gejala tersebut muncul kembali, maka
dirinya akan datang kembali ke pelayanan kesehatan.
3.Tahap ketergantungan.
Tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap
mengalami suatu penyakit yang tentunya akan
mendapatkan bantuan pengobatan sehingga
kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan
dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang
memiliki tingkat ketergantungan yang sama
melainkan berbeda berdasarkan tingkat
kebutuhannya. Kondisi ini juga dapat dipengaruhi
oleh tingkat penyakitnya. Tahap ini dapat dilakukan
dengan pengkajian kebutuhan terhadap
ketergantungan dan dapat diberikan support agar
seseorang mengalami kemandirian.
4.Tahap
4.Tahappenyembuhan.
penyembuhan.
Tahap
Tahapini
inimerupakan
merupakantahap
tahapterakhir
terakhirmenuju
menuju
proses
proseskembalinya
kembalinyakemampuan
kemampuanuntuk
untuk
beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
proses
prosesbelajar
belajaruntuk
untukmelepaskan
melepaskanperannya
perannya
selama
selamasakit
sakitdan
dankembali
kembaliberperan
berperanseperti
seperti
sebelum
sebelumsakit
sakitserta
sertaadanya
adanyapersiapan
persiapanuntuk
untuk
berfungsi
berfungsidalam
dalamkehidupan
kehidupansocial.
social.Peran
Perantenaga
tenaga
kesehatan disini dengan membantu klien untuk
kesehatan disini dengan membantu klien untuk
meningkatka
meningkatkakemandirian
kemandirianserta
sertamemberikan
memberikan
harapan
harapandan
dankehidupan
kehidupanmenuju
menujusejahtera. 
sejahtera. 
5.Tahap penyembuhan.
Tahap ini merupakan tahap terakhir menuju
proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi, dimana seseorang akan melakukan
proses belajar untuk melepaskan perannya
selama sakit dan kembali berperan seperti
sebelum sakit serta adanya persiapan untuk
berfungsi dalam kehidupan social. Peran tenaga
kesehatan di sin dengan membantu klien untuk
meningkatka kemandirian serta memberikan
harapan dan kehidupan menuju sejahtera.
Dampak Sakit

Dampak individu dapat terjadi pada individu


yang telah mengalami sakit baik yang dirawat
dirumah maupun yang dirawat di rumah sakit.
Dampak tersebut dapat terjadi pada individu,
keluarga, atau masyarakat. Dampak tersebut
antara lain:
1. Terjadi perubahan peran pada keluarga.
Selama sakit peran dalam keluarga akan
mengalami gangguan mengingat terjadi pergantian
peran dari salah satu anggota keluarga yang
mengalami sakit.
2. Terjadinya gangguan psikologis.
Keadaan ini dapat menimbulkan terjadinya stress
sampai mengalami kecemasan yang berat, apabila
psikologisnya tidak disiapkan secara baik. Proes
terganggunya psikologis ini diawali dengan konflik
terhadap dirinya seperti kecemasan, ketakutan, dll.
3.Masalah keuangan.
Dampak ini jelas akan terjadi karena adanya
beberapa pengeluaran keuangan yang
sebelumnya tidak diduga selama sakit mengingat
biaya perawatan dan obat-obatan cukup mahal.
4. Kesepian akibat perpisahan.
Dampak ini terjadi pada seseorang yang
sebelumnya selalu berkumpul bersama keluarga,
namun ketika sakit orang tersebut harus dirawat
dan berpisah dengan keluarganya.
5. Terjadi perubahan kebiasaan social.
Ini jelas terjadi mengingat selama di rumah interaksi dengan
lingkungan masyarakat selalu terjadi akan tetapi ketika
seseorang sakit seluruh aktifitas sosialnya akan mengalami
perubahan.
6. Terganggunya privasi seseorang.
Privasi seseorang dapat ditujukan pada perasaan
menyenangkan yang merefleksikan pada tingkat
penghargaan seseorang. Perasaan menyenangkan ini akan
mengalami ganguan karena aktifitas kehidupanya terbatas
pada lingkungan rumah sakit serta kebutuhannya terganggu
sehingga membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan
yang mengakibatkan penghargaan sisial sulit dicapai.
7. Otonomi.
Telah disediakannya segala kebutuhan bagi pasien di
rumah sakit mengakibatkan menurunnya kemampuan
aktivitas pasien karena dalam keadaan untuk mandiri
dan mengatur sendiri sulit dicapai sehingga pasien akan
selalu memiliki ketergantungan.
8.Terjadi perubahan gaya hidup.
Adanya peraturan dan ketentuan di rumah sakit
khususnya perilaku sehat serta aturan dalam makan,
obat dan aktivitas agar seseorang mengalami perubahan
dalam gaya hidupnya yakni selalu hati-hati dan
menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan
ketentuan proses pengobatan dan perawatan.
Perilaku Pada Orang Sakit
Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di
rumah sakit, seseorang pun selama sakit akan mengalami
perubahan dalam berprilaku yang berdampak pada dirinya. 
Adapun perubahan prilaku yang terjadi selama sakit antara lain:
1.  Adanya perasaan ketakutan.
Perubahan prilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan
ditandai adanya perassan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila
dampak penerimaan terhadap sakitnya serta dampak yang
ditimbulkan belum dapat diterima secara penuh pada seseorang
yang mengalami sakit, maka orang tersebut akan terhantui
perasaan ketakutan dan apabila hal ini dibiarkan maka akan
menggangu status mental seseorang.
• 2.     Menarik diri.
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses
kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialami seseorang
pun akan berbeda. Untuk mengurang kecemasan, maka
seseorang akan berprilaku menarik diri seperti diam jika
tidak diberi pertanyaan.  Hal tersebut sebagai bentuk
upaya menghindari kecemasan.
• 3.     Egosentris.
Prilaku ini dapat terjadi pada orang sakit yang ditunjukian
dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan
tidak mau mendengarkan perasaan orang lain atau
memikirkan orang lain.  Prilaku ini juga ditunjukkan
dengan selalu ingin bercerita tentang penyakitnya.
• 4.     Sensitive terhadap persoalan kecil.
Pada orang sakit perubahan prilaku ini biasanya
selalu ditimbulkan dengan selalu mempersoalkan
hal-hal yang kecil sebagai dampak terganggunya
psikologis seperti selalu mengomel apabila
keadaan tersebut tidak sesuai dengan dirinya.
• 5.     Reaksi emosional tinggi.
Perilaku ini dapat ditunjukka pada seseorang yang
mengalami sakit dengan mudah menangis,
tersinggung, marah serta tuntutan perhatian
yang lebih dari orang sekitar.
• 6.     Perubahan persepsi.
Perubahan persepsi selama sakit ini dapat di
tunjukkan dengan timbul persepsi bahwa dokter dan
perawat adalah orang yang dapat membantu untuk
menyembuhkannya sehingga menaruh harapan
sangat besar pada dokter dan perawat tersebut.
• 7.     Berkurangnya minat.
Perubahan prilaku yang ditunjukkan pada seseorang
yang mengalami sakit ini adalah berkurangnya minat
karena terjadi stress yang diakibatkan penyakit yang
dirasakan serta menurunnya kemampuan
melakukan aktivitas sehari-hari.
• Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat dalam
• Upaya
lingkupyang dapat dilakukan
paradigma keperawatanolehselama
perawat dalamsehat
rentang
lingkup paradigma
sakit adalah keperawatan
mengadakan tindakan selama rentangbaik
pencegahan sehat
sakit adalah
primer, mengadakan
sekunder, maupuntindakan pencegahanprimer
tersier. Pencegahan baik
primer, sekunder,
dapat meliputi maupun
upaya tersier. Pencegahan
perlindungan khusus danprimer
dapat meliputiterhadap
perlindungan upaya perlindungan
kesehatan agarkhusus dan dari
terhindar
perlindungan terhadap
bebagai penyakit, kesehatan
tindakan agar terhindar
ini dilakukan dari
dalam rentang
bebagai penyakit,
sehat. Tindakan tindakan inisekunder
pencegahan dilakukandandalam rentang
tersier
sehat. Tindakan
dilakukan denganpencegahan
penegakansekunder
diagnosisdan tersier
secara dini dan
dilakukan
pengobatan dengan penegakan
yang tepat diagnosis secara
serta mencegah dini dan
dari terjadinya
pengobatan yang
komplikasi dari tepat serta
bebbagai mencegah
penyakit dari terjadinya
yang ditimbulkan dan
komplikasi
melakukan dari bebbagai
rehabilitasi penyakit
selama yangsakit.
rentang ditimbulkan dan
melakukan rehabilitasi selama rentang sakit.
Kriteria sehat menurut WHO, Seseorang
dikatakan sehat jiwa :

 Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif


pada kenyataan, meskipun kenyataan itu
buruk.
 Memperoleh kepuasan dari usahanya atau
perjuangan hidupnya.
 Merasa bebas secara relatif dari ketegangan
dan kecemasan
 Dapat berhubungan dengan orang lain secara
tolong menolong dan saling memuaskan.
 Merasa lebih puas untuk memberi dari pada
menerima.
 Dapat menerima kecemasan untuk dipakainya
sebagai pelajaran dikemudian hari.
 Dan akhirnya, tidak kalah pentingnya
mempunyai rasa kasih sayang yang besar.
Kriteria sehat-sakit jiwa menurut America
Psychiatriy Association.

Menilai kesehatan jiwa terdiri dari 6 dimensi:


 Ketidak bahagian.
 Kehilangan kegembiraan.
 Ketegangan.
 Perasaan mudah tersinggung.
 Kurang percaya diri.
 Keragu-raguan.
• Kriteria sehat-sakit mental A. Maslow:
 Memiliki persepsi realitas yang efektif.
 Menerima diri, orang lain, lingkungan.
 Spontan.
 Sederhana dan wajar.
Kondisi sehat jiwa dan kriteria-kriterianya

•      1.  Kondisi sehat jiwa menurut, Maria Johada:


Sehat jiwa tak dapat dijelaskan dengan konsep sederhana
dan item tunggal dari perilaku tidak adekuat
Kriteria untuk menilai sehat jiwa harus dalam bentuk yang
operasional dengan sekala dan utama.
Masing-masing kriteria dengan rentang.
   Kriteria sehat jiwa menunjukan kecenderungan kearah
sehat atau sakit.Kriteria ini memuat atribut individu.
Kriteria sehat jiwa di katakan optimal bukan absolut.
 
2.Kriteria sehat jiwa menurut, Maria Johanda:

·   Sikap positif pada diri sendiri, menerima diri


sendiri identitas diri yang memadai, penilaian
yang realistik terhadap kemampuan dan
kekurangannya.Serapan terhadap kenyataan.
Integrasi kesatuan kepribadian. Kemampuan
pengembangan kemampuan dasar secara fisik,
intelegtual, emosional dan sosial.
 

Anda mungkin juga menyukai