Anda di halaman 1dari 76

Persiapan & Penyusunan Dokumen

AKREDITASI KLINIK

drg. DONI, MPH., Sp.KG, C.Me


Identitas Pribadi
1. Nama : drg. DONI, MPH., Sp.KG, C.Me
2. TTL : Banyumas, 19 Maret 1980
Pendidikan
1. Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi - FKG UGM (2018 – 2021)
2. Mediator Hukum Non Hakim – UGM (2022)
3. S2 Magister Manajemen Rumah Sakit, FK UGM (2013 – 2015)
4. Kedokteran Gigi, FKG Universitas Indonesia (1998 – 2004)

Riwayat Pekerjaan
1. District TB FIGHT Project Coordinator, WVI (2004 – 2006)
2. Community Development and Health Coordinator), World Vision Indonesia (2006 – 2007)
3. Health Officer World Vision Indonesia di kantor WVI Prov. NTT (2007 – 2008)
4. Dokter Gigi PTT (Praktisi) Puskesmas Oesao, Kabupaten Kupang (2008)
5. Provincial Program Manager UNFPA di NTT (2008 - 2011)
6. Dokter Gigi di Puskesmas Pasir Panjang, Kota Kupang (2011 – 2016)
7. Surveior Badan Mutu Provinsi DIY (2014 – 2015)
8. Dokter Gigi Staf Struktural RSUD SK LERIK (2016 – 2018)
9. Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi RSUD SK Lerik sejak 2021 sd Sekarang
10. Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi RSU Leona sejak April 2023 sd sekarang
11. Mediator Hukum Non Hakim sejak November 2022 sd sekarang
12. Surveior LPA KMKP sejak 2023

Organisasi
❑ Pengurus LPA KMKP Koordinator NTT
❑ Pengurus Pusat Ikatan Konservasi Gigi Indonesia (PP IKORGI) Divisi JKN (2021 sd sekarang)
❑ Ketua PDGI cabang Nusa Tenggara Timur (2011 – 2013)
❑ Sekertaris PDGI cabang Nusa Tenggara Timur (2009 – 2011)
AKREDITASI
KLINIK
Pasal 3
Permenkes 34/2022
Akreditasi PKLU TPMD TPMDG

(1)Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium


Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG wajib
dilakukan Akreditasi.

(2)Akreditasi dilakukan paling lambat setelah


Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
UTD, TPMD, dan TPMDG sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) beroperasi 2 (dua)
tahun sejak memperoleh perizinan
berusaha untuk pertama kali.
0
KMK 3991/2022
Juknis Akreditasi
PKLU
Penyelenggaraan Akreditasi

(2) Pelaksanaan Akreditasi


Pelaksanaan assessment
ekternal oleh Surveyor
(1) Persiapan Akreditasi • Pelaksanaan Survey (3) Paska Akreditasi
Pemenuhan SDM, Proses • Penetapan status akreditasi Kegiatan perbaikan setelah
pelayanan sesuai standar dilaksanakan survei Akreditasi
• Self Assesment • Membuat perencanaan
• Penyusunan Program perbaikan strategis
Peningkatan Mutu • Melaksanakan
• Penetapan dan Pengukuran
perencanaan perbaikan
Indikator Mutu
strategis yang telah disusun
• Pelaporan Insiden
Keselamatan pasien
Persyaratan KLINIK
(3) Seluruh Nakes memiliki SIP
Seluruh tenaga medis dan tenaga Kesehatan
di klinik yang menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan (pemberi asuhan) memiliki STR
dan SIP yang masih berlaku dan dibuktikan
melalui system informasi SDMK (4) Bukti Pengisian ASPAK
Ada bukti pengisian Aplikasi sarana
prasarana alat Kesehatan (ASPAK) yang
(2) PJ Teknis : seorang tenaga medis telah terupdate 100 % dan 100 % di validasi
oleh Dinkes Kab/kota
Penanggungjawab teknis klinik adalah
seorang tenaga medis yang memiiki SIP di Add Text
Klinik tersebut Simple (5) Ada bukti INM
PowerPoint
Presentation Ada bukti pelaporan INM melalui aplikasi
mutu fasilitas pelayanan Kesehatan utk 3
(1) Memiliki IZIN (tiga) bulan terakhir bagi survei perdana dan
12 (dua belas) bulan terakhir bagi survei
Memiliki perijinan berusaha dan sudah ulang (re-akreditasi)
terintegrasi di Kemenkes
(6) Ada bukti pelaporan IKP
Bukti pelaporan IKP melalui aplikasi mutu
fasynakes untuk 3 (tiga) bulan terakhir bagi
survei perdana dan 12 bulan terakhir bagi
survei ulang (re-akreditasi)
TAMPILAN APLIKASI TERKAIT
Aplikasi Registrasi Puskesmas (PUSDATIN) Aplikasi Regsitrasi Fasyankes

Aplikasi SISDMK (Setditjen Nakes) Aplikasi Mutu Yankes (Dit.MPK) Aplikasi ASPAK (Dit. Fasyankes)

3
3
Pemenuhan
ASPAK
Syarat Mutlak
Akreditasi
Persyaratan TPMD/TPMDG

Persyaratan Praktik
Dokter Mandiri
1 Teregistrasi di Kementrian Kesehatan

1 2
2 Memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang masih berlaku

3
4
Ada bukti pelaporan Indikator Mutu (INM) melalui aplikasi mutu
3 Fasilitas pelayanan Kesehatan untuk 3 (tiga) bulan terakhir

Ada bukti pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) melalui


4 aplikasi mutu fasilitas pelayanan Kesehatan untuk 3 (tiga) bulan
terakhir
Penundaan
Survei
Puskemas, Klimik, Labkes, UTD, TPMD dan TPMDG dapat
menunda jadwal survey tanpa denda atau ganti rugi apabila
terjadi;

1. Keadaan kahar (force majeur) antara lain bencana alam, bencana non
alam, atau peristiwa besar lainnya yang tidak terduga yang mengganggu
operasional; dan/atau
2. Mogok kerja massal yang menyebabkan Puskemas, Klinik, Labkes, UTD,
TPMD, TPMDG harus berhenti pelayanannya

Keadaan penundaan jadwal harus dituangkan dalam


kesepakayan pelaksaan akreditasi

Penyampaian adanya penundaan survei disampaikan Puskesmas, Klini,


Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, TPMDG kepada Lembaga
penyelenggara akreditasi paling sedikit 7 (tujuh) hari kerja melalui system
informasi nasional fasyankes (SINAF) sebelum tanggal pelaksanaan survei
dan tembusan kepada kementrian kesehatan
Penghentian
Survei
Kegiatan survei akreditasi akan dihentikan apabila puskesms,
Klinik, Lab.Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG Tidak
memenuhi ketentuan kesepakatan pelaksanaan survei yang
telah ditanda tangani antara Puskesmas, Klinik,
Lab.Kesehatan, TD, TPMD atau TPMDG dengan Lembaga
penyelenggara Akreditasi

Lembaga penyelenggara akreditasi kemudian menyampaikan


penhentian survei kepada Puskesmas, Klinik, Lab.Kesehatan,
TD, TPMD atau TPMDG disertai dengan alasan penghentian
survei tersebut dan tembusan kepada kementrian Kesehatan,
dinas Kesehatan daerah provinsi dan dinas Kesehatan daerah
kab/kota setempat
Status Akreditasi KLINIK
Hasil Akreditasi Kriteria
Paripurna Seluruh Bab mendapat nilai minimal 80%
1.Bab TKK mendapat nilai minimal 80%
Utama 2.Bab PMKP mendapat nilai minimal 60%
3.Bab PKP mendapat nilai minimal 80%
1.Bab TKK mendapat nilai minimal 75%
Madya 2.Bab PMKP mendapat nilai minimal 40%
3.Bab PKP mendapat nilai minimal 75%
1.Bab TKK mendapat nilai kurang dari 7 5 %
Tidak terakreditasi 2.Bab PMKP mendapat nilai kurang dari
3.Bab PKP mendapat nilai kurang dari 7 5 %
Jenis SURVEI

JENIS SURVEI

3. Yang sudah memperoleh


status akreditasi namun
banding atas status
akreditasi
Pembinaan dan Pengawasan

Pelaksanaan Survei (pasal 31)

Lembaga (pasal 32)


Struktur Standar KLINIK
RDOW
Pada
STANDARA
AKREDITASI
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
designed.
RDOW
Pada
STANDAR
AKREDITASI
Instrumen Akreditasi KLinik
Penilaian akreditasi dilakukan secara
komprehensif dan terpadu melalui
pemberian score untuk setiap EP
Tercapai
Sebagian

SCORE KLINIK:
0 : TIDAK TERCAPAI (< 20%)
Tercapai Penuh Tidak dapat 5 : TERCAPAI SEBAGIAN (20 – 79%)
diterapkan
10 : TERCAPAI PENUH (≥ 80%)
TDD : TIDAK DAPAT DITERAPKAN
Perhitungan Nilai Tiap BAB

Pada EP yang dinyatakan TDD, maka tidak diperhitungkan dalam penilaian (tidak
menjadi numerator dan denumerator)
CONTOH
FORM SA

27
Apa yang harus
dilakukan KLINIK
saat pengusulan
survei ke
aplikasi DFO

35
USER YANG TERLIBAT
APLIKASI DFO aktif APLIKASI SINAF

FASYANKES ADMIN LPA


Puskesmas, Klinik, Lab, UTD,
TPMD/TPMDG

pasif

APLIKASI DFO

DINAS KESEHATAN
Provinsi, Kab/Kota
FASYANKES
Puskesmas, Klinik, Praktik Mandiri, Lab, UTD,

APLIKASI DFO
dfo.kemkes.go.id
TUGAS USER FASYANKES
DFO https://dfo.kemkes.go.id
1. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Puskesmas,
Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD dan
TPMDG)
a. Melakukan pengajuan
usulan survei berdasarkan
ketersediaan dan
kesiapan surveior
User Fasyankes
DFO https://dfo.kemkes.go.id
User Fasyankes
DFO https://dfo.kemkes.go.id

Pemilihan tanggal Rencana survei


1. Berdasarkan ketersediaan Surveior di masing-masing
Lembaga
2. Ketersediaan Surveior pilihan awal berdasarkan provinsi
wilayah masing-masing
3. Apabila surveyor tidak ada dalam satu provinsi dengan
Fasyankes, fasyankes bisa memilih diluar provinsi
4. Tanggal yang bisa dipiliha minimal ada 1 surveyor dalam
masing-masing bidang
5. Nama surveyor yang terpilih adalah secara otomatis dari
aplikasi
TUGAS USER FASYANKES
DFO https://dfo.kemkes.go.id
1. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Puskesmas,
Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD dan
TPMDG)
b. Upload dokumen dan
update data aplikasi
pendukung :
• Data Fasyankes Online
(DFO)
• ASPAK
• SISDMK
• INM
• IKP
TUGAS USER FASYANKES
DFO https://dfo.kemkes.go.id
1. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Puskesmas,
Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD dan
TPMDG)
c. Upload dokumen yang
dipersyaratkan pada
standar dan instrumen
akreditasi melalui link
yang telah diberikan oleh
LPA
TUGAS USER FASYANKES
DFO https://dfo.kemkes.go.id
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Puskesmas, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, UTD, TPMD dan TPMDG)
d. Monitoring proses usulan akreditasi

S edang dalam
proses

S elesai proses

Belum dilakukan
proses
Pedoman
Penyusunan
DOKUMEN
Jenis Dokumen (berdasar sumber)
EKSTERNAL
Dokumen eksternal yang berupa peraturan
perundangan dan pedoman- pedoman yang
diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan
EKSTERNAL organisasi profesi, yang merupakan acuan
bagi FKTP dalam menyelenggarakan
administrasi manajemen dan upaya kesehatan
Dokumen INTERNAL perorangan serta khusus bagi Puskesmas
untuk penyelenggaraan upaya kesehatan
Sistem manajemen mutu, sistem masyarakat. Dokumen-dokumen eksternal
penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan sebaiknya ada di FKTP tersebut, sebagai
perorangan, dan sistem penyelenggaraan dokumen yang dikendalikan, meskipun
upaya kesehatan masyarakat (untuk dokumen eksternal tersebut tidak merupakan
Puskesmas) perlu dibakukan berdasarkan INTERNAL persyaratan dalam penilaian akreditasi.
dokumen internal yang ditetapkan oleh Kepala
FKTP. Dokumen internal tersebut disusun dan
ditetapkan dalam bentuk dokumen yang harus
disediakan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) untuk memenuhi standar
akreditasi.
beberapa
DOKUMEN
Beberapa Dokumen yang Perlu Diadakan

1. Surat Keputusan / Kebijakan


2. Penetapan Visi Misi
3. Struktur Organisasi
4. Tupoksi
5. Pedoman / Panduan
6. SPO (Standar Prosedur Operasional
7. Surat Izin
8. Sertifikat
9. TOR Kegiatan
10. Undangan
11. Materi
12. Notulensi
13. Daftar Hadir / Audiens
14. Gambar / Foto Kegiatan
Surat Keputusan
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus
didasarkan pada peraturan perundangan, baik Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah,
Peraturan Kepala Daerah, Peraturan Menteri dan pedoman-
pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Dinas KesehatanKabupaten/Kota.

Peraturan/ Surat Keputusan Kepala FKTP dapat dituangkan


dalam pasal-pasal dalam keputusan tersebut, atau merupakan
lampiran dari peraturan/ keputusan.

Kebijakan adalah Peraturan/ Surat Keputusan yang


ditetapkan oleh Kepala FKTP yang merupakan garis besar
yang bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan
kebijakan tersebut, disusun pedoman/ panduan dan
standar operasional prosedur (SOP) yang memberikan
kejelasan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan di
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:
Penanggungjawab Klinik

KLINIK SEHAT

Pembukaan ditulis dengan huruf kapital


KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

KONSIDERAN
KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

MENGINGAT
KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

MEMUTUSKAN
KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

BATANG TUBUH
KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

KAKI / Bagian AKHIR


KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

Penandatanganan & Lampiran


KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Format Surat Keputusan
Format Peraturan/ Surat Keputusan disesuaikan dengan Tata
Penanggungjawab Klinik Naskah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:

KLINIK SEHAT

Hal – hal lain


KLINIK SEHAT

Penanggungjawab Klinik

Klinik sehat

Penanggungjawab Klinik
Pedoman / Panduan
✓ Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan.
✓ Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.
✓ Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan
hanya mengatur 1 (satu) kegiatan.
✓ Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.

Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi


pedoman/panduan maka FKTP menyusun/membuat
sistematika buku pedoman/ panduan sesuai kebutuhan.
Pedoman/ Panduan (hal – hal yang perlu diperhatikan)

Hal hal yang perlu


diperhatikan
Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan
1 peraturan atau keputusan Kepala FKTP untuk pemberlakuan
pedoman/ panduan tersebut.

1 2 Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi


2 penggantian Kepala FKTP.
3
4
Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi
3 minimal setiap 2-3 tahun sekali.

Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/


4 Panduan untuk suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka FKTP
dalam membuat pedoman/ panduan wajib mengacu pada
pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan.
Format baku sistematika pedoman panduan yang
lazim digunakan sebagai berikut:
Format baku sistematika pedoman panduan yang
lazim digunakan sebagai berikut:
SOP (Standar Operasional Prosedur)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian
instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas

Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang


dibuat secara rinci, spesifik dan bersifat instruktif, yang
dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil kerja sesuai
persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo, 2003).

Langkah di dalam penyusunan instruksi kerja, sama dengan penyusunan


prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses
yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi.

Prinsip dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang
ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur
hasilnya.
SPO / SOP ?
SOP / SPO ?
Istilah Standar Prosedur Operasional (SPO) digunakan di UU
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU Nomor 44
Tahun 2009, tentang Rumah Sakit

Karena beraneka ragamnya istilah tentang prosedur dan untuk


Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu: menghindari salah tafsir serta dalam rangka menyeragamkan istilah
maka dalam pedoman penyusunan dokumen ini digunakan istilah “
1. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap, Standar Operasional Prosedur “ (SOP) sebagaimana yang
2. Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja, tercantum dalam Permenpan Nomor 35 tahun 2012.

disingkat PK), Prosedur yang dimaksud dalam Istilah “Standar Operasional


3. Prosedur untuk melakukan tindakan, Prosedur (SOP)“ bersifat institusi maupun perorangan sebagai
profesi sehingga dianggap lebih tepat karena prosedur yang
4. Prosedur penatalaksanaan, dimaksud dalam pedoman penyusunan dokumen akreditasi FKTP
5. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak, ini adalah prosedur yang bersifat institusi maupun perorangan
sebagai profesi, sementara istilah “ Standar
6. Petunjuk pelaksanaan secara teknis, disingkat Juknis, Prosedur Operasional “ (SPO) yang dipergunakan dalam undang-
7. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol undang Praktik Kedokteran maupun dalam undang-undang
Kesehatan lebih bersifat perorangan sebagai profesi.
klinis, Algoritma/ Clinical Pathway.
Tujuan & Manfaat SOP
TUJUAN
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan
efisien, efektif, konsisten/ seragam dan aman, dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui
pemenuhan standar yang berlaku.

MANFAAT
1. Memenuhi persyaratan standar pelayanan KLINIK
2. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
3. Memastikan staf KLINIK memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
4. Memberikan Pelindungan kepada
pasien/staff/nakes/pemilik klinik
Contoh:
SOP Pemberian informasi, SOP Pemasangan infus, SOP Pemindahan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong.
Format SOP
FORMAT SOP

Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan


dalam satu institusi harus “ SERAGAM "

Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
masing-masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan Perda tersebut.
Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP dapat
dibuat mengacu Permenpan No. 35/2012 atau pada contoh format SOP yang
ada dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen ini.

Format merupakan format minimal, oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan materi/kolom misalnya, nama penyusun SOP, unit yang memeriksa
SOP. Untuk SOP tindakan agar memudahkan di dalam melihat langkah-
langkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun
tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP.
KOMPONEN SOP

Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan


dalam satu institusi harus “ SERAGAM "

Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah:


• nama KLINIK dan logo,
• judul SOP,
• nomor dokumen,
• tanggal terbit dan tanda tangan PJ. Klinik,

sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkah-


langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi tabel/kotak.
PETUNJUK PENGISIAN SOP
Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu
institusi harus “ SERAGAM "

1. Logo:
a. bagi Puskesmas, logo yang dipakai adalah
logo Pemerintah kabupaten/kota, dan
lambing Puskesmas.
b. bagi Klinik Pratama dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter/ Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi, logo yang dicantumkan adalah
logo Klinik Pratama dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter/ Tempat Praktik Mandiri
Dokter Gigi.
PETUNJUK PENGISIAN SOP
Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu
institusi harus “ SERAGAM "

2. Kotak Kop/Heading diisi sebagaiberikut:


a. Heading hanya dicetak halaman pertama.
b. Kotak FKTP diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas atau logo
dan nama Klinik Pratama dan Tempat Praktik Mandiri Dokter/ Tempat Praktik
Mandiri DokterGigi.
c. Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya.
d. Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di
Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.
e. No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh:
dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan
seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru
dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan
seterusnya.
f. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SOP tersebut.
g. Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat
footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5.
h. Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama jelasnya.
PETUNJUK PENGISIAN SOP
Prinsipnya adalah “Format” SOP yang digunakan dalam satu
institusi harus “ SERAGAM "

2. ISI SOP diisi sebagaiberikut:


a. Pengertian: diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang
istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi.
b. Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ...”.
c. Kebijakan: berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP
tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak.
d. Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka.
e. Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerjatertentu.
f. Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
g. Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan di atas, dapat
ditambahkan antala lain: bagan alir, dokumen terkait.
Syarat Penyusunan SOP
(6) Harus Jelas, Ringkas
SOP harus jelas, ringkas, dan mudah (1) YANG MELAKUKAN
dilaksanakan. Untuk SOP pelayanan Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh
pasien maka harus memperhatikan aspek mereka yang melakukan pekerjaan tersebut atau
keselamatan, keamanan dan kenyamanan oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang
pasien. Untuk SOP profesi harus mengacu 06 01 ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya untuk
kepada standar profesi, standar pelayanan, menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal
mengikuti perkembangan Ilmu tersebut sangatlah penting, karena komitmen
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) SOP terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh
kesehatan, dan memperhatikan aspek dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja
keselamatan pasien. dalam penyusunan SOP.

(5) Kalimat Perintah


(2) Merupakan Flow charting
SOP harus menggunakan
05 02 SOP harus merupakan flowcharting dari
kalimat perintah/instruksi bagi
suatu kegiatan. Pelaksana atau unit
pelaksana dengan bahasa yang
kerja agar mencatat proses kegiatan
dikenal pemakai.
dan membuat alurnya kemudian Tim
Mutu diminta memberikan tanggapan.

(4) Harus Jelas SOP (3) Siapa dimana melakukan apa


SOP jangan menggunakan Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan
04 03
kalimat majemuk. Subjek, jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan,
predikat dan objek SOP harus dan mengapa.
jelas.
Self Asessment BAB I
Self Asessment BAB I
Self Asessment BAB I
Self Asessment BAB I
Self Asessment BAB II
Self Asessment BAB II
Self Asessment BAB II
Self Asessment BAB II
Self
Asessment
BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
Self Asessment BAB III
THANK YOU
Drg. DONI, MPH., Sp.KG, C.Me

Anda mungkin juga menyukai