I. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperanpenting
dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secaramenyeluruh, berjenjang dan terpadu. Klinik merupakan garda depan
dalam penyelenggara upaya kesehatan dasar. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 09 Tahun
2014, tentang ”Klinik” merupakan landasan hukum dalam penyelenggaraan Klinik, yang
merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Klinik adalah tercapainya
masyarakat sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Agar Klinik dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik
kinerja pelayanan, proses pelayanan,maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab
kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan
keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan klinik dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat.
Penilaian keberhasilan klinik dapat dilakukan oleh internal organisasi klinik itu sendiri,
yaitu dengan ”Penilaian Kinerja Klinik,” yang mencakup manajemen sumber daya termasuk
alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen pencatatan dan
pelaporan.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan
manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di klinik, maka perlu dilakukan
penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui
mekanisme akreditasi yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2022
tentang “Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi”
2
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
dilakukan paling lambat setelah beroperasi dua tahun sejak memperoleh perizinan berusaha
untuk pertama kali.
3
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
V. PELAKSANAAN
Untuk pelaksanaan survei akreditasi, Klinik Pratama PAL Indonesia perlu membentuk
Tim Akreditasi. Tm akan membuat planning dan target dalam setiap kelompok kerja untuk
mensukseskan berjalannya survei akreditasi sehingga dapat mencapai target yang diharapkan
yaitu PARIPURNA
Adapun paparan mengenai Tim Kerja Akreditasi adalah sebagai berikut: Guna
mendukung percepatan keberhasilan proyek penerapan yang diusahakan perolehan
Akreditasi secepat mungkin, disarankan agar manajemen melakukan penambahan tiga
karyawan Klinik yaitu dokter umum, apoteker, dan perawat umum, serta menunjuk beberapa
karyawan internal Klinik untuk menangani pelaksanaan pengembangan dan penerapan
dengan membentuk suatu tim yang secara langsung bertanggung jawab kepada Direktur,
Adapun usulan struktur organisasi tim akreditasi Klinik Pratama PAL Indonesia adalah sebagai
berikut:
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Tim Akreditasi Klinik Pratama PAL Indonesia
Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
adalah sebagai berikut:
4
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
1. Fungsi
Menghimpun dan mengolah segala data atau permasalahan mutu dan keselamatan
pasien klinik serta terlaksananya penyuluhan, pengawasan, pelatihan mutu dan
keselamatan pasien.
2. Tanggung Jawab
a. Menyiapkan kebijakan dan sosialisasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan
pasien.
b. Mengawasi pelaksanaan monitoring peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
c. Merencanakan dan melaksanakan pelatihan pemahaman staf mengenai
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
d. Monitoring pencatatan, pengumpulan dan analisis data.
e. Monitoring validasi data.
f. Membuat laporan pencapaian peningkatan mutu dan keselamatan pasien klinik
minimal 1 tahun sekali.
g. Melakukan penilaian secara sistematis dan obyektif, berkala dan berkelanjutan ke
unit kerja sehingga dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan sebelum terjadi
kejadian yang tidak diharapkan.
3. Uraian Tugas
a. Ketua Tim Mutu
b. Tugas : Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan hasil kegiatan tim
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
Uraian tugas :
1) Melaksanakan koordinasi dengan ketua tim dalam rangka menyelaraskan
kegiatan yang akan dilaksanakan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan kegiatan pendokumentasian hasil pengukuran indikator mutu
layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien.
3) Melaksanakan kegiatan pengolahan data, penyusunaan program kerja,
monitoring dan evaluasi, berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan.
4) Menyusun laporan hasil kegiatan tim peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
5
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
6
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
7
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
V. PENUTUP
Demikianlah proposal ini saya ajukan, sehingga persiapan demi persiapan sudah bisa
dilakukan demi terlaksananya survei akreditasi Klinik Pratama PAL Indonesia sesuai dengan
rencana yang sudah ditentukan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai dengan
target yang sudah ditentukan maka pelaksanaan survei akreditasi klinik perlu mendapat
dukungan dan komitmen dari semua pihak. Baik komitmen waktu, biaya dan tenaga. Atas
perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih
8
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
LAMPIRAN I
NO Langkah 2024
Persiapan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Lokakarya
Penggalangan
Komitmen di
Klinik
2 Pelatihan
Pemahaman
Standar dan
Instrumen
3 Pelaksanaan
Self
Assessment
4 Penyusunan
Dokumen
5 Implementasi
dan Evaluasi
6 Penilaian Pra
Survei
7 Survei
Akreditasi
9
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
LAMPIRAN II
RENCANA ANGGARAN BIAYA
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
10
AKREDITASI KLINIK PRATAMA PAL INDONESIA
11