Anda di halaman 1dari 74

OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 3

Ginekologi
Pemeriksaan Payudara
• Pemeriksaan fisik payudara
dibagi dalam empat kuadran
oleh garis horisontal dan
vertikal yang melalui papilla
mamae.
• Payudara dibagi menjadi 4
kuadran yaitu :
- Superolateral
- Superomedial
- Inferolateral
- Inferomedial
Pemeriksaan Payudara
1. Inspeksi
a. Posisi duduk tegak, kedua lengan menggantung di samping badan.
Amati payudara secara keseluruhan
- Ukuran dan simetrinya, apakah terdapat perbedaan ukuran mamae, areola mamae dan papila
mamae.
- Warna kulit, adakah penebalan atau udem, adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus,
gambaran pembuluh darah vena.
- Adakah tampak massa, retraksi/lekukan, tonjolan/benjolan.
Papila mamae diamati :
- Ukuran dan bentuk
- Arahnya
- Ujud kelainan kulit atau ulserasi
- Discharge
Pemeriksaan Payudara
b. Posisi mengangkat kedua lengan di atas kepala atau Posisi kedua tangan di pinggang.
Kedua posisi ini adalah untuk melihat lebih jelas adanya kelainan retraksi atau benjolan. Amati sekali
lagi bentuk payudara, perubahan posisi dari papila mamae, lokasi retraksi, benjolan

c. Posisi duduk/berdiri dengan membungkukkan badan ke depan, bersandar pada punggung


kursi atau lengan pemeriksa.
Posisi ini diperlukan jika payudara besar atau pendular. Payudara akan bebas dari dinding dada,
perhatikan adakah retraksi atau massa.

Sebelum mengangkat lengan Dimpling saat mengangkat lengan


Pemeriksaan Payudara
2. Palpasi
• Penderita pada posisi berbaring terlentang
dengan bagian belakang dada diganjal
menggunakan bantal. Kedua tangan penderita
diletakan di atas kepala untuk memudahkan
pemeriksaan axilla. Pemeriksaan payudara
menggunakan satu tangan dan tangan satunya
sebagai penahan. Palpasi payudara menggunakan 2 tangan
• Teknik pemeriksaan palpasi payudara bisa
menggunakan cara palpasi dengan arah radier
yaitu seperti jeruji dari tengah kearah perifer
pada seluruh lapang payudara, atau
menggunakan arah linier yaitu dari lateral atas ke
bawah selanjutnya naik lagi, dari lateral ke
medial seperti gambar dibawah.
• Teknik selanjutnya adalah teknik sirkuler. Teknik
ini dari lateral atas dari tiap payudara, melingkar
searah jarum jam ke arah dalam sampai ke
tengah, dilakukan dengan tekanan yang ringan. Gambar arah pemeriksaan palpasi payudara
SADARI
• Pijat payudara dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-
tidaknya cairan yang keluar dari puting susu
• Gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan tekanan yang berbeda-
beda, setidaknya dengan tiga macam tekanan.
• Tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit
• Tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-tengah jaringan
payudara
• Tekanan cukup kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara,
dekat dengan tulang dada/iga.
• Gunakan keempat jari
tangan kanan yang
saling dirapatkan untuk
meraba payudara.
• Rabaan dilakukan
dengan gerakan
memutar (seperti
membuat lingkaran
kecil-kecil), mulai dari
tepi payudara hingga ke
puting susu.
• Sesudah itu geser posisi
jari sedikit ke
sebelahnya, dan
lakukan lagi gerakan
memutar dari tepi
payudara sampai puting
susu.
Bila ditemukan adanya nodul perhatikan dan catat :
- Lokasi, dengan cara menggunakan kuadran atau jam dengan jarak berapa
centimeter dari papila mamae.
- Ukuran (cm)
- Bentuk, bulat/pipih, halus/berbenjol-benjol
- Konsistensi, kenyal/keras
- Batas dengan jaringan sekitar, jelas atau tidak
- Nyeri tekan atau tidak
- Mobilitas terhadap kulit, fascia pektoralis dan dinding dada di sebelah
bawahnya.
Pemeriksaan Fisik Aksila
Jika ditemukannya karsinoma mamae, kemungkinan sudah terjadi metastasis ke limfe nodi regional.
Posisi penderita duduk, kedua lengan rikleks di samping badan.

1. Inspeksi
Inspeksi kulit aksila, perhatikan adakah rash, infeksi, ulkus, benjolan.

2. Palpasi
• Letakkan jari-jari tangan kanan di bawah aksila kiri, rapatkan untuk mencapai sejauh mungkin apek fossa
aksilaris. Suruh lengan kiri penderita rileks, dan topang lengannya dengan tangan/lengan kiri pemeriksa.
• Kemudian tekan jari-jari pemeriksa ke dinding dada, cari nnll grup aksila sentralis yang terletak di tengah
dinding dada dari aksila.
• Angkat lengan penderita lebih jauh, raba dan cari nnll grup aksila lateral yang terletak di lengan atas dekat
pangkal humerus, kemudian raba dan cari nnll grup pectoral yang terletak di tepi lateral m. pektoralis mayor,
serta raba dan cari nnll grup subskapular yang terletak di tepi depan m. latisimus dorsi.
• Nnll. aksila sering dapat diraba, biasanya lunak, kecil dan tidak nyeri.
• Pemeriksaan dilanjutkan dengan meraba nnll grup infraklavikular dan supraklavikular.
• Perhatikan dan catat, adakah pembesaran nnll, perubahan konsistensi, bentuk dan adakah nyeri tekan.
• Untuk pemeriksaan aksila kanan, pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan tangan kiri penderita.
Inverted Nipple
• Bentuk puting datar/terlalu pendek  kesulitan dalam menyusui bayi
• Manifesati Klins :
• Ibu kesulitan menyusui bayi.
• Puting susu tertarik ke dalam
• Puting datar atau tenggelam.

Grade I : dipencet keluar


sebentar dan masuk lagi

Grade II : dipencet keluar,


pencetan dilepas langsung
masuk lagi

Grade III : dipencet tidak


keluar lagi
Cracked Nipple

• Terjadi akibat posisi menyusui


yang tidak benar sehingga latch
on tidak sempurna.
• Bayi menggigit papilla mammae
sehingga luka.
• Tatalaksana :
• Oleskan ASI pada papilla 
First line
• Oleskan lanolin  alternatif
Dapat terjadi abses mammae
Breast Engorgement (Mastalgia)
• Bendungan payudara yang terjadi akibat ekspansi dan
penampungan ASI berlebih.
• Faktor predisposisi :
• Posisi menyusui yang salah.
• Penyapihan yang terlalu cepat.
• Pemberian ASI jarang
• Cracked nipple
• Impan payudara

Manifestasi Klinis :
• Payudara bengkak dan keras.
• Nyeri pada payudara.
• Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan.
• Mengenai kedua payudara
TATALAKSANA
• Kompres hangat payudara
selama 5 menit (berbeda
dengan mastitis, kompresnya
dingin).
• Urut payudara dari pangkal ke
papilla.
• Susukan bayi/pompa ASI setiap
2-3 jam sekali.
• Bromokriptin 2,5 mg  agonis
dopamin, mencegah sekresi
prolactin.
Mastitis
• Infeksi pada kelenjar mammae, sering terjadi pada minggu 3-4 post partum.
• Etiologi : Staphylococcus aureus, S. viridans.

Manifestasi Klinis :
• Demam  biasnya menghilang
dalam 48-72 jam setelah terapi.
• Perubahan pada payudara :
• Eritema
• Nyeri
• Pembengkakan.
• Curiga abses payudara bila :
• Demam tidak menghilang 72 jam
pasca terapi
• Fluktuasi (+)
Contoh Resep Mastitis

Contoh : Ny. Indah 30 tahun dengan Mastitis

dr. Angela
Jl. Jambu no 88
SIP. 190244582910
TATALAKSANA
Semarang, 29 Agustus 2020
• Kompres dingin
R/ Paracetamol 500 mg tab no. X
• Antipiretik  Paracetamol 3x500 mg PO. S 3 dd tab I (prn)
• Antibiotik R/ Kloksasilin 500 mg tab no. XX
• Kloksasilin 4x500 mg PO selama 10-14 hari. S o 6 h tab 1
• Eritromisin 3x250 mg PO selama 10-14 hari.
• Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri
• Monitoring dalam 72 jam Pro : Ny. Cinta
• Pada abses  insisi drainase + antibiotik Usia : 25 tahun
Abses Mammae

Merah, fluktuasi (+),


disertai demam

INSISI DAN DRAINASE


JANGAN MENYUSUI TERLEBIH DAHULU
MATERI KB
Efektifitas KB
Cara Pemilihan KB
KB metode alami
Metode Amenorrhea Laktasi
Mekanisme
• Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk menekan ovulasi.
• Metode ini memiliki 3 syarat :
• Ibu belum mengalami haid lagi.
• Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam.
• Bayi berusia kurang dari 6 bulan
• Efektivitas : Apabila dilakukan secara benar, resiko kehamilan <1 dari 100
ibu.
Keuntungan Khusus :
• Mendorong pola ASI yang benar
• ES : tidak ada.
KB metode barier

• Menghalangi bertemunya
sperma dan sel telur
• Efektivitas: 98 %
• Mencegah penularan PMS
• Efek samping: Dapat memicu reaksi
alergi lateks, ISK , dan keputihan
(diafragma)
• Harus sedia sebelum
berhubungan
KB Hormonal
Jenis kontrasepsi Mekanisme Kerja
Pil Kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan menganggu pergerakan tuba
sehingga transportasi telur terganggu

Pil progestin Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH, meningkatkan kekentalan
lendir servix, menurunkan jumlah dan ukuran kelenjar endometrium,
menurunkan motilitas cilia di tuba falopi
Suntik kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
sehingga implantasi terganggu, dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Suntikan inidiberikan sekali tiap bulan
Suntik Progestin Kerja utama mencegah ovulasi dengan menekan FSH dan LH serta LH surge

Implan Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi, mengentalkan lendir


servix, mencegah pertumbuhan dan perkembangan endometrium
Metode Hormonal
Jenis Pil Kombinasi
• Monofasik (21 tab): E/P dalam dosis yang
sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
(placebo).
• Bifasik (21 tab): E/P dengan dua dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
• Trifasik (21 tab) : E/P dengan tiga dosis yang
berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Jenis suntikan kombinasi


• 25mg Depo Medroksiprogesteron Asetat + 5
mg Estradiol Sipionat, IM sebulan sekali.
• 50mg Noretindron Enantat + 5 mg Estradiol
Valerat, IM sebulan sekali
Pil dan suntikan progesteron
Pil Progestin
• Isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg
noretindron
• Isi 28 pil: 75 µg norgestrel
• Contoh
• Micrinor, NOR-QD, noriday, norod (0,35 mg
noretindron)
• Microval, noregeston, microlut (0,03 mg
levonogestrol)
• Suntikan Progestin
• Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera)
 150mg DMPA, IM di bokong/ 3 bulan.
• Depo Norestisteron Enantat (Depo Norissterat) 
200mg Noretdron Enantat,IM di bokong/ 2 bulan
Pil dan suntikan progesteron
• Pil KB Andalan diminum di hari pertama haid.
• Satu tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning)  harus minum 2
butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir/ lebih pil hormonal (berwarna kuning) 
minum 2 pil selama 2 hari berturut-turut dan + gunakan kondom bila
melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual selama 7 hari.
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang
pil pengingat yang terlupakan.
Implan
• Cara Kerja
• menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks,
menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma
• Efek Samping
• Serupa dengan hormonal pil dan suntikan
NORPLANT • Kontra Indikasi
36 mg levonorgestrel dan • Serupa dengan hormonal pil dansuntikan
lama kerjanya 5 tahun.

Jadena dan Indoplant


75 mg levonorgestrel lama 3 tahun.
AKDR
• AKDR bekerja langsung efektif segera setelah
pemasangan.
• AKDR bekerja dengan membuat inflamasi ringan pada
rahim.
• AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan,
khususnya selama
beberapa bulan pertama.
• Kemungkinan terjadi perdarahan atau spotting beberapa
hari setelah pemasangan perdarahan menstruasi
biasanya akan lebih lama dan lebih banyak.
• Tidak ada efek samping hormonal dari CuT-380A.
• AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak
kliennya.
• Jelaskan pada klien jenis AKDR apa yang digunakan,
kapan akan dilepas dan berikan kartu tentang
informasi semua ini.
Waktu Pemasangan Post partum

Pascaplasenta 10 menit setelah melahirkan plasenta

Segera pasca salin 10 menit hingga 48 jam pasca salin

Pasca salin tertunda Setelah 48 jam – 4 minggu pasca salin


(tidak dianjurkan karena resiko
perforasi dan ekspulsi mningkat)

Pasaca salin Extended Postpartum, setelah 4 minggu.


tertunda Tidak dianjurkan karena angka
ekspulsinya tinggi.
Kontrasepsi Mantap

Definisi
• Menutup tuba falopii (mengikat dan
memotong atau memasang cincin),
sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum
• Oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi
Efek Samping
• Nyeri pasca operasi
Kerugian
• Infertilitas bersifat permanen
Kontrasepsi darurat
• Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama
tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten
sebelumnya
• Indikasi penggunaan kontrasepsi darurat misalnya:
• Perkosaan
• Sanggama tanpa menggunakan kontrasepsi
• Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
1. Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
2. Diafragma pecah, robek, tau diangkat terlalu cepat
3. Sanggama terputus gagal dilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina
atau genitalia eksterna
4. Salah hitung masa subur
5. AKDR ekspulsi (terlepas)
6. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
GINEKOLOGI
Pemeriksaan Genitalia Eksterna
Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna
Inspeksi harus menyertakan organ genitalia eksterna, terutama vulva, dimulai dengan memperhatikan hygiene,
keadaan keseluruhan dan apakah terdapat abnormalitas.
Secara sistematik, lakukan observasi terhadap hal-hal di bawah ini:
• Distribusi rambut kemaluan dan kelainan dari folikelnya.
• Kedaan kulit di vulva.
• Keadaan klitoris.
• Keadaan orificium urethrae externum.
• Keadaan labia mayora dan minora.
• Keadaan perineum dan komisura posterior (utuh /tidak).
• Keadaan introitus vagina.
• Apakah terdapat discharge yang mengalir keluar dari vagina (jumlah, tipe, warna, bau, dll)
Palpasi pada bagian labium apakah ada kista
Genitalia Eksterna
Pemeriksaan Bimanual
Satu tangan (kiri) memegang dinding
abdomen bawah, sedangkan satu atau
dua jari tangan lainnya (kanan) berada
dalam vagina

Vaginal toucher (vt) pada umumnya


dilakukan
Dengan 2 jari telunjuk dan tengah
Dengan 1 jari pada wanita tua / sensitif
Tidak dilakukan pada virgin
Vulva / vagina : dicari benjolan, jaringan parut, indurasi

Cervix : konsistensi ( lunak, kenyal, berbenjol, rapuh )

mobilitas

nyeri putar

Corpus uteri : bentuk, besarnya, mobilitas, posisi (ante/ retro – flexi/versi), konsistensi, nyeri

Adnexa : bentuk / besarnya adnexa, konsistensi, mobilitas, (normal ovarium dan tuba tidak
teraba), nyeri

Parametrium : kaku / lemas ( soepel ), nyeri

Cavum douglasi : infiltrat, tumor nodular / irregular


Genitalia Interna
Pemeriksaan dengan Spekulum
Vagina Serviks Uteri
• Dinding vagina terlihat licin, warnanya • Bentuk portio
apa, bagaimana rugaenya • OUE: bentuk, ukuran, discharge
• Adakah darah atau discharge - Jika terdapat vaginal discharge perhatikan
• Adakah benjolan jumlah , warna, konsistensi, bau.
• Warna, permukaan (halus, berbenjol)
• Mudah berdarah atau tidak
Gambaran cervix nulipara
Artinya, serviks pada wanita yang telah
melahirkan normal

Gambaran cervix multipara


Artinya, serviks pada wanita yang telah
melahirkan normal
Pemeriksaan Rectal Touche
• Rectal examination (RT):
Jari telunjuk diberi pelumas, kemudian dimasukkan ke rektum,
untuk memeriksa:
1. Tonus sphincter ani
2. Mucosa rektum sampai kedalaman 9 cm
3. Hemoroid interna/eksterna
4. Penyebaran carcinoma cervix ke parametrium
Pemeriksaan Recto Vaginal
• Jari telunjuk di dalam vagina dan jari tengah
di dalam rektum
• Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur
panggul (sebelum pemeriksaan diukur
terlebih dahulu panjang jari tengah
pemeriksa berapa cm)
• Diperiksa:
- Septum recto-vaginal: Supel/kaku,
jaringan parut, indurasi benjolan,
penyebaran dari carcinoma
- Cavum douglas: Tumor, penilaian corpus,
uteri/adnexa/parametrium
Gangguan Menstruasi
Amenorrhea Primer Tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun, atau
berusia 14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak
terdapat tanda-tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea Tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada wanita
sekunder dengan sklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan
siklus menstruasi tidak teratur
Oligomenorea Menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan yang sangat
sedikit.

Menorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval


menstruasi yang teratur.

Metrorrhagia Perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya diantara


siklus.

Menometrorrhagia Perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih sering


dibandingkan dengan siklus normal.
DIAGNOSIS AMENORRHEA PRIMER
Abnormal Uterine Bleeding
Mioma Uteri
• Disebut juga: fibroid, leimioma, leimiomata, fibromioma
• Tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
• Dapat terdiri dari satu mioma atau beberapa mioma kecil
4 Tipe Mioma Uteri
• Subserosa : tumbuh dilapisan luar uterus dan
kearah luar.
• Intramural : tumbuh didalam dinding uterus.
• Submukosa : dibawah lapisan kavum uteri 
polimenorrhea, infertilitas, keguguran.
• Pedunculated Memiliki tangkai
Myoma submukosa dapat keluar dari rongga rahim ke
vagina melalui saluran servik: mioma geburt atau mioma
yang dilahirkan
Mioma Uteri
GEJALA DAN TANDA
• Perdarahan banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
• Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi
 Rahim.
• Penekanan organ sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum, organ lain
 gangguan BAB atau BAK, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul,
gangguan ginjal.
• Infertilitas akibat penekanan pada saluran indung telur.
• Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.
• Faktor Predisposisi : nullipara, infertilitas, Riwayat keluarga.
• Diagnosis :
• Massa yang menonjol/teraba bagian janin, tes HCG (-)
• USG abdominal/transvaginal.
MYOMA UTERINE
• Pemeriksaan Berkala
– Pemeriksaan fisik & USG setiap 6-8 minggu
untuk mengawasi pertumbuhan, ukuran, dan
jumlah  bila stabil  observasi 3-4 bulan
• Terapi Hormonal
– Preparat progestin atau GnRH efek
hipoestrogen
• Terapi Operasi
– Miomektomi
• Bila pasien masih muda/ingin memiliki anak
Popcorn calcification :
– Histerektomi
pada uterine fibroid
• Bila tidak ingin memiliki anak lagi atau
nyeri hebat yang tidak sembuh dengan
terapi.
Endometriosis
Pengertian : adanya jaringan endometrium (kelenjar atau stroma) di
luar uterus disebabkan karena adanya gangguan estrogen dependen.
1. Teori transplantasi ektopik jaringan endometrium
2. Teori metaplasia jaringan selomik
3. Teori induksi
TANDA DAN GEJALA
Dismenore
• Timbul beberapa saat sebelum keluarnya darah haid, berlangsung selama
menstruasi dan progresif
Dispareunia, subfertilitas/infertilitas, chronic pelvic pain, abortus spontan
Keluhan lain
• Di kolon & rektum : distensi abdomen, kostipasi
• Di ureter : obstruksi, disuri, hematuri dll
Tatalaksana
1. Operatif
2. Non-Operatif
• Anti nyeri (NSAID, aspirin,
morphine, and codeine)
• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-
releasing intrauterine
system (LNG-IUS) Chocolate cyst : endometrioma
• Gonadotrophin-
releasing hormone
(GnRH) analogues Ground glass appearance pada
• Progestogens endometrioma ovarium
(medroxyprogesterone
acetate)
Massa Cervix
Jenis Keterangan
Kista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di
belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma
atau infeksi
Kista Nabothi Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti
(ovula) dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan
permukaan licin (tampak spt beras)

Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran bbrp
mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari kanalis
servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai mengandung
jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan dengan metaplasia
skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.
Karsinoma Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol,
Serviks rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu
displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Kista Gartner

• Etiologi : suatu vagina yang disebabkan oleh


sisa jaringan embryonal (ductus wolffian).
• Tanda dan gejala :
• Biasanya didapatkan di dinding
anterolateral superior vagina.
• Ukuran pada umumnya <2 cm, namun
dapat berkembang lebih besar.
• Bila ukuran kista besar : dysuria, gatal,
dyspareunia, nyeri pelvis, protrusi dari
vagina.
• Penunjang  PA : epitel kuboid selapis
• Terapi : drainase
Kista Bartholini
• Kista yang paling sering.
• Disebabkan oleh obstruksi sekunder pada duktus akibat
inflamasi nonspesifik atau trauma.
• Kebanyakan asimptomatik.

Glandula Bartolini Kista Bartolini


Terapi
SIMPTOMATIK
• Kateter word selama 4-6 minggu
• Marsupialization: alternatif kateter word,
biasanya dilakukan jika rekuren  tidak
boleh dilakukan bila masih terdapat
abses  obati dulu dengan antibiotik
spektrum luas.
• Eksisi: bila tidak respon terhadap terapi
sebelumnya  dilakukan bila tidak ada
infeksi aktif, jarang dilakukan karena
menyebabkan disfigurasi anatomis serta
nyeri
Kista Nabothi
ETIOLOGI
• Terjadinya bila kelenjar peghasil
mucus di permukaan servix tersumbat
serviks tersumbat epitel.
• Gejala dan Tanda
Berbentuk seperti beras dengan
permukaan licin.
• Pemeriksaan
Pemeriksaan pelvis, kadang dengan
kolposkopi

Terapi : bila simptomatik


Policystic Ovarian Syndrome
Gejala PCOS
• Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang dan tidak teratur.
• Gangguan kehamilan, subfertile.
• Tumbuh bulu yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota badan dan rambut
mudah rontok (hirsutisme).
• Obesitas, jerawat.

Diagnosis USG
• Gambaran seperti roda
pedati.
• 12 atau lebih folikel
terlihat jelas di satu
ovarium.
• Ukuran satu atau kedua
ovarium membesar.
Meigs syndrome : disertai ascite, oedem pulmo dan PCOS
Infertilitas
Patensi Tuba
Terbanyak disebabkan oleh
Neisseria gonorrhea dan
chlamidya trachomatis
Kelainan Sperma

• Azoospermia : tidak ada sperma dalam ejakulat.


• Oligospermia : jumlah sperma <20 juta per ml cairan ejakulat.
• Necrozoospermia : tidak ada
Ca Cervix
Definisi
• Keganasa pada cervix yang terjadi umumnya pada usia 40-60 tahun.
• Faktor resiko : HPV 16 dan 18, multipartner, perokok.

Tanda dan Gejala


• Perdarahan pervagina,.
• Perdarahan post menopausal, keputihan berlebihan.
• Perdarahan pasca koitus, keputihan berbau busuk dan darah

Deteksi Lesi Pra Kanker


• Pelayanan primer : IVA, VILI (visual inspection with lugol
iodine/schiller test)
• Liqued base ciytologi
• DNA HPV
PAP negative, ulang 3-5 tahun
Pap Smear • Waktu terbaik pengambilan lendir
serviks adalah dua minggu setelah hari
pertama mendapat haid
• Jangan menggunakan pembasuh atau
sabun antiseptik di sekitar vagina
selama 72 jam sebelum pengambilan
contoh lendir serviks.
• Sebaiknya, tidak melakukan hubungan
seksual selama 48 jam sebelum
pengambilan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai