1. Vitamin A (Retinol)
a. Sifat Vitamin A
1. Dalam makanan bentuk ester retinil yang terikat pada rantai asam lemak
rantai panjang.
2. Dalam tubuh dalam bentuk ikatan kimia aktif; retinol (alkohol), retinal
(aldehid), asam retinoat (asam alkanoat).
3. Tahan terhadap panas, namun rusak oleh sinar ultraviolet. Tahan terhadap
alkali namun tidak tahan terhadap asam dan oksidasi.
4. Tidak mudah rusak jika disimpan pada tempat tertutup rapat dan pada suhu
dibawah nol.
5. Bentuk aktif vitamin A terdapat dalam pangan hewani yaitu ester retinil.
6. Bentuk provitamin terdapat dalam pangan nabati.
b. Klasifikasi vitamin A
1. Preform vitamin A
Vitamin A atau retinol adalah nama generik yang diberikan untuk semua
retinoid yang mempunyai aktivitas biologi all-trans retinol.Disebut retinol
karena mempunyai fungsi spesifik di retina.
Vitamin A dalam bahan makanan umumnya terdapat dalam bentuk rantai
panjang retinil ester (retinil palmitat).
Vitamin A berasal dari prekursor / provitamin A yang dikonsumsi hewan /
manusia yang akan menjadi preform vitamin A.
Vitamin Larut 3Lemak
2. Provitamin A
Trans Cis
9. Setelah asam retinoat terbentuk, maka akan berkonversi menjadi bentuk yang
siap untuk dikeluarkan melalui urine (30 %) atau melalui melalui feces
(70%).
3. Karotenoid tidak ditemukan dalam urine dan ekskresi melalui garam empedu
sangat minimal.
Vitamin Larut 6Lemak
e. Fungsi Vitamin A
1. Preform vitamin A
2. Aktivasi karotenoid
1. Preform vitamin A
Pre formed vitamin A hanya terdapat dari pangan hewani seperti : hati, lemak
dari susu, kuning telur, ikan
2. Provitamin A
Prekursor vitamin A terdapat pada pangan nabati seperti sayuran berwarna
hijau dan buah berwarna kuning oranye yaitu; wortel, ubi jalar, labu, brokoli,
bayam, semangka,melon. Selain itu ASI juga merupakan sumber β-karoten.
Vitamin Larut 7Lemak
Gejala hypervitaminosis A
nausea (mual dan muntah)
sakit kepala, mudah lelah
anoreksia
sakit pada tulang dan otot
rambut rontok
Akibat hypervitaminosis A
Akibat dari kelebihan vitamin A dapat menimbulakan gejala-gejala
seperti diatas, selain itu kelebihan atau keracunan vitamin A menyebabkan :
Gangguan pada hati,
Nyeri tulang
Gangguan penglihatan
Kerontokan tambut
2. Vitamin D (Kalsiferol)
a. Sifat vitamin D
b. Klasifikasi Vitamin D
e. Fungsi vitamin D
f. Sumber vitamin D
Selain itu vitamin D dapat berasal dari kulit tubuh yang terkena paparan
sinar matahari.
1 μg kalsiferol : 40 IU
Gejala awalnya rasa sakit seperti reumatik dan lemah, tulang membengkok
atau membentuk x. Akibat defisiensi vitamin D yaitu :
Ricketsia, diderita oleh anak-anak yang ditandai dengan bengkoknya kaki
sehingga membentuk huruf O. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada
anak-anak terlambat sehingga menjadi lembek.
Tetani, gejala yang ditandai dengan bengkoknya pergelangan tangan dan
sendi akibat rendahnya kalsium dalam serum dan kekurangan vitamin D.
Osteomalacia, diderita oleh orang-orang dewasa seperti pada ricketsia
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa yang biasanya terjadi karena
konsumsi kalsiumnya rendah, serta hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara
berlebihan di dalam tulang, tidak banyak mendapatkan sinar matahari dan
mengalami banyak kehamilan dan menyusui pada wanita. Kekurangan pada
orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis.
Osteomalacia terjadi karena kurangnya penumpukan osteoid dengan
mineralisasi permukaan tulang. Berbeda dengan osteoporosis yang
merupakan penurunan total massa tulang tanpa ada gangguan mineralisasi.
Vitamin Larut 13
Lemak
Tanda-tanda hypervitaminosis D:
hiperkalsemia, hiperkalsiuria, anoreksia, nausea (mual dan muntah).
nyeri pada persendian, lemah.
sakit kepala, kurang nafsu makan.
Akibat hypervitaminosis D :
Kelebihan vitamin D akan menyebabkan keracunan dengan gejala kelebihan
absorpsi vitamin D yang pada akhirnya mengakibatkan pengerasan dinding
pembuluh darah dan saluran-saluran dalam ginjal.
3. Vitamin E (Tokoferol)
a. Sifat vitamin E
1 Tokoferol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Karena tidak
larut dalam air, vitamin E dalam tubuh hanya dapat dicerna
dalam empedu hati.
2. Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu
tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh
oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan
teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya
akan menjadi gelap secara bertahap.
3. Kelarutannya dalam lemak merupakan sifat yang menguntungkan karena
sebagian besar kerusakan akibat radikal bebas terjadi di dalam membran sel
dan lipoprotein yang terbuat dari molekul lemak.
Vitamin Larut 14
Lemak
b. Klasifikasi Tokoferol
d. Fungsi vitamin E
e. Sumber vitamin E
Dosis kebutuhan vitamin E untuk bayi sehat usia 0-6 bulan 4 miligram per
hari (6 IU), untuk bayi usia 7-12 bulan 5 miligram per hari (7,5 IU), untuk anak
usia 1-3 tahun adalah 6 miligram per hari (9 IU); untuk usia 4-8 tahun adalah 7
miligram per hari (10,5 IU); untuk usia 9-13 tahun adalah 11 miligram per hari
( 16,5 IU).
Dosis kebutuhan harian vitamin E untuk pria atau wanita yang lebih tua dari
14 tahun adalah 15 miligram (atau 22,5 IU); bagi usia wanita hamil adalah 15
miligram (atau 22,5 IU), dan untuk wanita menyusui segala usia adalah 19
miligram (atau 28,5 IU) . batas maksimal pemberian tambahan alfa-tokoferol
untuk usia diatas 18 tahun adalah 1000 mg atau setara dengan 1500 IU. Batas
rekomendasi ini tidak berubah selama kehamilan dan menyusui.
Vitamin Larut 16
Lemak
Kekurangan vitamin E jarang terjadi, dan mungkin terjadi pada orang dengan
penyerapan lemak yang buruk melalui usus seperti karena operasi, penyakit crohn
atau fibrosis kistik. Kekurangan vitamin E juga dapat terjadi pada gizi buruk, diet
rendah lemak, bayi prematur, bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Kadar
vitamin E yang sangat rendah dalam dapat menyebabkan sel darah merah dapat
terbelah. Proses ini disebut hemolisis eritrosit dan dapat dihindari dengan vitamin
E. Kekurangan vitamin E dapat berakibat pada sistem syaraf dan otot yang
menyebabkan kelemahan, kesulitan berjalan dan nyeri pada otot betis.
Keracunan dapat terjadi jika konsumsi suplemen vitamin E berlebih, tetapi
hal ini tidak mudah terjadi seperti pada vitamin A dan D. keracunan vitamin E
tidak akan terjadi jika mengkonsumsi vitamin E dari makanan sehari – hari yang
kita makan. Gejala keracuanan vitamin E antara lain sakit kepala, lemah, lelah,
pusing dan penglihatan tidak normal. Dosis tinggi vitamin E bisa meningkatkan
risiko pendarahan, karena menghambat agregasi trombosit dan antagonisme faktor
pembekuan vitamin K-dependent (terutama pada pasien dengan kekurangan
vitamin K).
4. Vitamin K (phytonadione)
a. Sifat vitamin K
Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh
radiasi, asam, dan alkali. Vitamin K juga terdapat di alam dalam dua bentuk,
keduanya terdiri atas cincin 2-metilnaftakinon dengan rantai samping. Vitamin K1
mempunyai rantai samping fitil. Vitamin K2 merupakan sekumpulan ikatan yang
rantai sampingnya terdiri atas beberapa satuan isoprene (berjumlah 1 samping
dengan 14 unit). Vitamin K3 terdiri atas naftakinon tanpa rantai samping, oleh
Vitamin Larut 17
Lemak
karena itu mempunyai sifat larut air. Vitamin K atau metadion baru aktif secara
biologis setelah mengalami alkalilasi didalam tubuh (Almatsier, 2006).
b. Klasifikasi Vitamin K
d. Fungsi vitamin K
setiap sebelum tidur untuk mencegah iritasi. Vitamin K uga berperan penting
dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
Seluruh vitamin K dalam tubuh diproses dalam liver di mana nantinya akan
digunakan untuk memproduksi zat pembuat darah bisa membeku. Selain
berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang
terutama jenis K1. Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang
menjadi maksimal dan memastikan tidak salah sasaran.
e. Sumber vitamin K
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal
ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan
vitamin K jarang terjadi karena hampir semua orang memperolehnya dari bakteri
dalam usus dan dari makanan.
Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka
masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K,
sedangkan air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu
bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.
Vitamin Larut 21
Lemak