Anda di halaman 1dari 19

Putus Hubungan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Posted by Darwis Suryantoro on December 30, 2013


Dear Readers,
Dilihat dari judulnya, ngeri engga sih? Ehehe, ini bukan membesar-besarkan, tapi emang di
Indonesia, penderita penyakit ini sudah terhitung banyak.
Sedikit lupa, beberapa tahun yang lalu, sekitaran tahun 2007, ketika masih kuliah di Jogja, saya
pernah ke rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, gara-gara kepala keliyengan, pengen muntah tapi
tidak muntah. Saya pikir darah tinggi, tapi ternyata bukan. Ketika sudah sampai di rumah sakit,
saya tidak tahu harus ngapain, ehehe. Bersama teman saya, hanya keliling-keliling rumah sakit.
Tiba-tiba badan terasa normal kembali, seperti ada ketenangan setelah berkunjung ke sana.
Namun, kami memtuskan untuk ke rumah sakit yang lebih kecil, yaitu RS Condongcatur di
Sleman.
Di perjalanan terasa keliyengan lagi, ban motor bocor juga, aduh, alhamdulillah. Sesampainya di
rumah sakit, saya periksa darah, ternyata normal. Setelah konsultasi ke dokter, dia mendiagnosis
kalau saya mengalami penyakit Gastroesophagus. Kata dia, penyakit ini banyak diderita orangorang di Amerika. Walah, berarti ndak perlu ke Amerika untuk dapet penyakit ini :(. Saya minta
dicatatkan nama penyakitnya oleh dokter, ternyata referensinya masih sedikit yang membahas
tentang penyakit itu dalam Bahasa Indonesia. Saya cuek, mengikuti pengobatan ala kadarnya.
Sampai di sini, saya belum benar-benar tahu apa yang terjadi pada tubuh saya.
Ok, beberapa tahun kemudian. Kisaran awal tahun 2011, saya mengalami sesak nafas ketika
akan berangkat bekerja. Yup pagi-pagi. Saya pikir saya kena asthma, jadi saya beli obat asma.
Eh, sampai di kantor masih tetap saja, trus saya ke UKS, dan saya dikasih alat Ventolin, alat
penghirup yang mengandung salbutamol itu. Aduh, kok keliatan parah gini.
Setelah itu saya ke klinik kampus di sebelah SMK. Katanya sih saya sakit maag. Lha, ini yang
mulai curiga, kenapa saya sesak nafas tapi kok didiagnosis maag. Penasaran semakin
menggila :(. Okkay. Kita akhiri kisah sampai di sini. Saya tidak menyadari kali ini jika penyakit
ini berawal dari lambung. Cuek. Ternyata obat Mas Dokter belum berefek joss terhadap tubuh
saya. Waktu itu saya beli habbatus sauda, dan alhamdulillah end. Maksudnya penyakitnya yang
end ;p.
2013. Ini tahun yang sedikit menyeramkan saya menjalani sakit yang tidak terdiagnosis sakit
oleh dokter, bahkan dokter spesialis dalam sekaligus. Sekitar bulan September, tanggal 20 hari

Jumat malam (kalau saya tidak lupa), saya merasakan tenggorokan saya berbunyi ketika
bernapas, sangat berat dan susah, terlihat seperti orang yang sedang nazak (nafas-nafas terakhir
kematian), aduh, parno sekali. Saat itu saya benar-benar berpikir akan dipanggil Alloh swt,
kembali kepada-Nya. Dari kamar tidur saya berusaha keluar meminta pertolongan, sembari saya
meminum air yang berada di meja dekat kasur. Allohu Akbar. Saya tidak jadi mati ^_^.
Teman tetangga kamar kos pun terkejut (kayaknya sih terkejut ;p mendengar reaksi teriakan
saya). Ia mengira saya sedang mengigau, wow. Kemudian saya ceritakan kronologisnya dan dia
percaya bahwa saya berteriak-teriak tersebut karena kesusahan bernapas.
Tiba-tiba suara saya menjadi parau, serak, dan sakit. Saat itu juga saya diantar teman ke rumah
sakit terdekat, yaitu Rumah Sakit Dok II Jayapura, sekitar jam 11 malam. Apa yang dilakukan
dokter adalah memeriksa dada saya dengan stetoskop dan menyentuh nadi di pangkal telapak
tangan saya, kemudian dokter tersebut langsung mendiagnosis saya kena sakit asma. Oh
tidak.. Syok sekali mendengarnya. Sakti sekali dokternya tanpa mendeteksi sakit dengan
perlatan medis yang memadai langsung mendiagnosis saya terkena asma, hanya dengan berbekal
informasi bahwa saya pernah merasakan sesak napas sewaktu kecil, itupun tidak lama dan tidak
muncul lagi hingga sekarang. Apa iya sakit asma yang sudah sembuh bisa kambuh lagi setelah
lebih dari 20 tahun kemudian? Oh, saya harus mencari second opinion, ya ke dokter lain, atau ke
rumah sakit lain.
Senin dini hari, 23 September 2013, dalam kondisi panik dan tidak bisa tidur, saya tidak bisa
bernapas lega, parno. Kepala berat, hidung seperti mampet, dan saya berusaha mengeluarkan
sesuatu yang mengganjal di tenggorokan saya. Iya, dahak, lebih mirip dengan lendir sebenarnya.
Ketika saya berhasil mengeluarkan lendir tersebut, saya merasa sedikit ringan, namun itu tidak
untuk waktu yang lama. Kemuadian saya meminta bantuan anak pemilik kos yang kebetulan saat
itu berada di rumah. Yup, dini hari sekitar jam 2, saya kembali ke rumah sakit. Kali ini menuju
ke rumah sakit Marthen Indey, di Jayapura. Saya dirujuk ke dokter umum, karena saat itu yang
hanya ada adalah dokter umum jaga UGD. Saya bilang gejala yang saya alami. Kemudian salah
satu perawat memeriksa tekanan darah saya dan ternyata dalam kategori tinggi, 149-80. Wow,
saya panik, tapi lebih tenang dan reda ketika berada di rumah sakit. Saat itu saya diberi resep
yang saya lupa macam obatnya apa saja, yang jelas bukan untuk penyakit yang baru kemudian
saya ketahui.
Kemudian saya pulang dan merasa lebih lega. Aneh, kok tiba-tiba reda serangannya, seperti
serangan jantung saja, padahal obat belum diminum. Paginya, sekitar jam 8an, saya ijin kembali
ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan lebih lanjut. Langsung saya ke poli penyakit dalam

(daftar dulu ke bagian administrasi ;p), masih di rumah sakit yang sama, RS Marthen Indey,
Jayapura. Ketika menemui dokter spesialis, saya menyampaikan keluhan yang lagi-lagi saya
perlu menjelaskan dengan detail. Saya diminta foto (dada), urin, dot, dan darah.
Pada hari pertama, hasil foto sudah dapat diketahui, kemudian saya tunjukkan ke dokter, dan,
teng teeng Kata beliau saya mengalami infeksi paru :(. Syok lagi, tambah stress. Apa salah
saya coba? Merokok tidak, minum miras juga tidak, selama di kos saya merasa menghirup udara
normal? So, whats wrong with my lung? Seketika itu saya diberi resep obat antibiotik, obat darah
tinggi (karena sebelumnya saya menginformasikan formasi nilai tekanan darah saya ;p), dan obat
racikan dari dokter (saya tidak tahu), sepertinya untuk meredakan tenggorokan (lendir dan
batuk). Obat-obatan ini masih belum bisa meredakan atau meringankan penyakit saya.
Hari rabu, 25 September 2013. Eaaa, ke rumah sakit lagi untuk mengambil hasil tes urin, dot,
dan darah. Hari itu juga saya menjalani USG. Apa kata dokter? Hati saya bermasalah, banyak
lemak di lapisannya. Dueng Namun hasil tes dot menunjukkan kalau saya negatif terkena
TBC. Ginjal juga diperiksa. Alhasil, saya dikasih tambahan obat, berupa peluruh batu ginjal,
antibiotik, obat asam urat. Aduh, pusing deh. masih muda gini kok didiagnosis yang macemmacem.
Jumat, 27 September 2013. Mengalami sesak lagi dan tenggorokan mengganjal ketika khotbah
Jumat akan dimulai. Saya mengurungkan niat mengikuti sholat Jumat dan kembali ke kantor.
Saya ganti dengan sholat dluhur kemudian ijin pulang beristirahat. Eh, sesampai di rumah, kumat
lagi, astaghfirulloh. Saya kontak orang kantor untuk minta tolong mengantarkan saya lagi ke
rumah sakit. Kali ini ke UGD lagi, saya diuap. Aduh, baru pertama kali nih sepanjang hidup saya
diuap. Eh, setelah itu tenang lagi, tangan saya merasakan kram. Saya bilang ke dokter penjaga
UGD, bahwa saya telah memeriksakan diri ke poli dalam, namun saya masih merasakan gejala
yang sama. Sang dokter mengatakan itu tidak apa-apa, efek dari obat. Wow? Efek dari obat?
Bisa end kalau terus-terusan begini. Masalahnya, saya merasa sudah terlalu banyak meminum
jenis obat. Saya masih belum sadar dengan penyakit GERD saya.
Sore itu juga saya memesan tiket ke Makassar, untuk memeriksakan diri ke rumah sakit yang
mempunyai fasilitas medis yang lebih memadai daripada di sini. Saya mengontak istri (kebetulan
istri saya sedang di Makassar) untuk menyiapkan akomodasi saya. Saya selalu berdoa agar
perjalanan saya hari Sabtu, 28 September diberi keselamatan oleh Alloh.
Saya bertekad untuk menghentikan obat-obatan kimia dari dokter tersebut, karena setelah saya
minum obat, saya merasa sesak kembali. Saya mulai meyakinkan diri bahwa paru, ginjal, dan

hati saya tidak ada masalah. Selama perjalanan dalam pesawat, saya berkali-kali merequest air
hangat ke pramugari. Untungnya pramugarinya care dan mengerti kalau saya sedang sakit.
Sempat berpikir berkali-kalai, bagaimana jika saya mati di dalam pesawat, aduh good bye
istriku :(. Masalahnya, tenggorokan saya mulai mengganjal lagi ketika di dalam pesawat,
kedinginan pula, dan agak susah bernapas. Saya mengalihkan perhatian dengan menonton film
pendek humor yang terdapat di display entertainment pada setiap seat di pesawat Garuda
Indonesia. Ketika ada hal lucu, saya mulai merasa ringan lagi. Namun, sesekali kumat sesaknya.
Dari sini saya mulai berpikir lagi, saya merasa jika kondisi pikiran panik, maka akan
meningkatkan efek penyakit ini. Ya, saya mencoba menenangkan diri.
Alhamdulillah, sekitar jam 5 sore, dengan GA 655 saya mendarat di Bandara Sultan
Hassanuddin Maros, kemudian saya melanjutkan ke Makassar untuk menemui istri di kantor,
sembari beristirahat. Dalam perjalanan dari kantor istri ke penginapan hanya sekitar 200 meter.
Namun, kali ini saya merasa sangat kelelahan. Hanya jalan 200 meter saja, keringat saya
bagaikan air hujan, nafas ngos-ngosan. Belum pernah saya merasakan secapek ini, diiringi
kepala yang berat keliyengan. Subhanalloh, benar-benar menguji kesabaran saya. Dan
dahsyatnya, ini benar-benar mengingatkan saya akan kematian, alhamdulillah. Karena kelelahan
itu saya harus beristirahat di penginapan hingga akhirnya hari minggu, 29 September 2013 saya
memberanikan diri ke rumah sakit diantar istri.
Siloam Hospital, 29 September 2013, sekitar jam 10 pagi. Karena hari minggu, praktik dokter
spesialis libur (dokter spesialis adalah dokter yang spesial butuh libur di hari minggu dan hanya
dapat dijumpai di jam-jam tertentu :) ). Saya menemui dokter umum dan beliau menyarankan
saya untuk medical check up. Saya kemudian meminta surat referensi, beliau hanya meresepkan
saya vitamin dan obat sesak (yang hanya dikonsumsi ketika sesak).
Masih sering berkeringat banyak, senin, 30 September 2013. Saya dan istri mencoba bergerak
lagi, gerakan 30 september, bukan untuk membantai orang lain, tapi untuk melawan penyakit ini.
Sesekali saya masih sesak, kepala keliyengan dan terasa berat, tenggorokan mengganjal, dan
kadang-kadang dada seperti nyut-nyutan. Saya harus kuat. Karena saya yakin paru-paru saya
tidak bermasalah, maka saya tidak mengkonsumsi obat sesaknya. Saya haya minum vitaminnya
saja. Selama satu hari ini, saya menjalani MCU, meliputi pemeriksaan darah, urin, detak jantung,
faal paru, dan foto lagi.
Rabu, 2 Oktober 2013. Saya mengambil hasil MCU sekaligus dirujuk ke dokter spesialis
penyakit dalam. Apa kata dokter? Ini sungguh berbeda 180. JANTUNG SAYA NORMAL,
PARU-PARU SAYA NORMAL, GINJAL SAYA NORMAL, KEADAAN LIVER SAYA

JUGA MASIH DALAM BATAS TOLERANSI (Berlemak karena gemuk). What??? Dokter
tersebut hanya bilang kalau saya sedang stress karena kelelahan atau kebanyakan berpikir berat.
Woww Amazing :D. Sebenarnya ini jawaban yang saya inginkan dari dokter, bahwa organorgan vital dalam tubuh saya tidak bermasalah. Namun, apa iya hanya karena stress? Akhirnya
masalah penyakit saya mengerucut di bagian tenggorokan (dan kerongkongan). Kemudian saya
dirujuk ke dokter spesialis THT. Setelah diperiksa dengan ENT Procedure, diketahui bahwa
daerah seputaran kerongkongan saya meradang, seperti terlihat luka di dalamnya. Dari dokter
THT saya kemudian diberi resep 2 obat, yaitu antibiotik dan obat pengencer dahak. 1 lagi atas
resep dokter MCU melalui dokter THT adalah curcum, adalah vitamin hati.
Sabtu, 5 Oktober 2013. Hari itu saya tidak mengikuti upacara hari TNI. Saya kembali ke Rumah
Sakit Siloam Makassar untuk memeriksakan perkembangan saya. Saya langsung menemui
dokter spesialis THT karena sebelumnya sudah janjian. Saya bilang kalau keadaan saya sudah
membaik, namun sesekali masih merasakan sesak, namun ringan. Kemudian saya diberi resep
yang sama untuk pengobatan beberapa hari. Atas saran dokter juga, saya melakukan pemeriksaan
esophagus, sebuah cairan mirip susu diminum dan kemudian difoto. Dari hasil lab kemudian,
saya bisa melihat alur minuman tersebut dari kerongkongan sampai ke lambung. Karena waktu
terbatas dan saya harus kembali ke Jayapura pada hari minggunya, maka hasil lab diambil ketika
istri saya melakukan kunjungan kerja lagi ke Makassar.
Hellooo, mari kita sekarang bicara hitung-hitungan. Bersyukurlah kalian akan nikmat sehat yang
Alloh berikan kepadamu, karena sehat itu mahal dan sangat mahal harganya. Baiklah, berapa
uang yang harus dirogoh selama kurang lebih 2 MINGGU tersebut?

Biaya jasa medis, laboratorium, dan obat-obatan sebesar Rp 6.643.808,Biaya pesawat Jayapura-Makassar PP sebesar Rp 3.766.400,Penginapan Rp 1.050.000,-

Jika dijumlahkan, akan menemui angka Rp 11.460.208,- Subhanalloh Ini belum termasuk
biaya transport lokal lho yaa.
Bersambung BAGIAN 2

Putus Hubungan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Bagian 2


Posted by Darwis Suryantoro on December 31, 2013

Mas Bro dan Mbak Sist, Para Agan dan Aganwati,


Alhamdulillah, ketika menulis blog ini saya dalam keadaan sehat walafiat. Jika Agan dan
Aganwati baru menemui tulisan ini, sebaiknya Agan dan Aganwati membaca runtutan cerita
sebelumnya supaya tidak salah paham, bisa dicek di MARI.
Agan, ketika ane kembali dari Makassar karena berobat, ane masih dalam keadaan suka lemas
dan berkeringat, mudah sekali capek. Ane masih belum menyimpulkan apakah ini adalah efek
dari penyakit GERD. Bahkan mengangkat barang ringan saja sudah ngos-ngosan. Ini Gan yang
ane rasakan ketika mengalami penyakit ini (ini tidak terjadi sepanjang waktu Gan, tapi di waktuwaktu tertentu):
1. Denyut di dada ane kadang berhenti sejenak Gan, setelah itu kembali sesuai ritmenya,
beberapa kali terserang heart burn, seperti terbakar pada dada hingga menusuk ke
belakang (punggung).
2. Di awal kejadian, suara parau, nafas berbunyi, tenggorokan berat dan serak,
kerongkongan iritasi.
3. Setelah beberapa kali minum obat kimia, bagian tengah pinggang terasa sakit, sampaisampai kesakitan ketika proses gerak dari duduk ke berdiri dan dari tidur ke duduk
maupun berdiri.
4. Betis bagian bawah terasa nyeri.
5. Kaki dan tangan kram.
6. Rasa ingin mengeluarkan lendir atau dahak, ketika lendir sudah keluar, nafas terasa lega.
7. Kalau kumat, kepala juga bereaksi, terasa keliyengan, berat, dan menimbulkan efek
panik.
8. Ingin muntah tetapi tidak muntah.
9. Tidak bisa mengangkat beban terlalu berat, mudah capek dan berkeringat, bahkan ketika
makan pun berkeringat, khususnya bagiankepala dan tangan.
10. Tidak bisa makan terlalu banyak, hanya 2 sendok saja sudah terasa penuh di perut. Ketika
makan melebihi porsi itu, nafas terasa sesak. Efek ini Gan yang bikin berat badan ane
menurun drastis. Kurang dari 3 minggu, berat badan ane turun 6 kg.
11. Bentuk feses tidak normal, kadang-kadang cair (a.k.a mencret), bahkan pernah muncul
seperti gumpalan berwarna mirip darah dalam feses.
12. Gairah seks menurun.
Oke Gan, itu 12 poin penampakan tanda-tanda ane ketika mengalami penyakit itu. Lanjut mau
baca Gan? Ane benar-benar ingin berbagi dengan para Agan dan Aganwati bagaimana
kita survive dan kemudian sembuh dari penyakit ini. Insya Alloh bisa sembuh Gan. Alloh
menganugerahkan penyakit pasti ada obatnya. Tapi dalam cerita ane ini, solusi obat tidak hanya
secara fisik, tapi obat psikologis, yang tidak nampak secara kasat mata.

KEBIASAAN
BURUK
Gan, kali ini Agan sama ane harus menyadari ini. Mungkin kita pernah mengalami hal yang
sama terkait kebiasaan buruk ini. Ane akan jabarkan kebiasaan buruk fisik dan psikis yang mulai
saat ini, mari kita hindari, atau paling tidak perlu kita kurangi intensitasnya.
Kebiasaan buruk berbentuk fisik:
1. Sehabis makan langsung tidur. Ahaha, ane benar-benar nyadar Gan. Dulu, ane punya
kebiasaan setelah makan langsung tiduran, terutama setelah makan malam. Dan
celakanya, ane baru nyadar setelah baca-baca referensi dampak tidur setelah
makan. Dalam posisi tidur, akan sangat memungkinkan makanan yang telah
diproses di lambung bersama asam, akan membuka katup antara saluran
kerongkongan dan lambung. Ketika katup terbuka, asam bisa naik hingga ke
kerongkongan. Jika sudah keseringan asam naik ke kerongkongan, ini akan membuat
kerongkongan menjadi teriritasi dan menyebabkan radang, dan ini menjadi salah satu
faktor pendukung terjadinya GERD. Ane pernah baca Gan, sifat asam di dalam lambung
itu ngeri, bahkan sifat kimiawinya bisa melunakkan pecahan kaca atau silet sekalipun.
Makanya, pertunjukan-pertunjukan orang yang makan kaca atau silet ini ndak mati
karena keajaiban fungsi asam lambung (tapi jangan dipraktekin di rumah ya, Gan ;p).
Subhanalloh.
2. Makan terlalu banyak. Ane sebelumnya emang doyan makan Gan. Porsi makan ane
jadi berubah ketika pindah ke Papua. Di Jayapura sendiri, kebanyakan warung akan
menyediakan porsi nasi segaban Gan, porsinya tukang. Jadi kalau biasanya ane makan di
Jawa cuman sepiring sekali makan, di Jayapura bisa setara 2 piring Gan sekali makan.
Dari kondisi yang biasa menjadi tidak biasa, tentunya tubuh butuh penyesuaian. Kerja
lambung semakin berat dan semakin banyak memproduksi asam untuk memproses
makanan tersebut.
3. Minum air es atau minuman dingin lainnya setelah makan berat. Gan, sebaiknya
benar-benar hindari nih kebiasaan. Dulu ane sering banget pas makan di warung,
minumnya harus es. Ternyata Gan, minuman dingin akan menurunkan suhu lambung.
Ketika lambung suhunya di bawah normal, ia tidak akan bisa bekerja normal lagi, bahkan
bisa berhenti bekerja untuk beberapa waktu hingga suhu lambung normal kembali.
4. Makan makanan yang terlalu pedas. Ketika lambung sudah memproduksi asam dalam
proses pencernaan, namun ditambah dengan makanan yang terlalu pedas, maka akan
terjadi double produksi asam di dalam lambung, mengingat makanan pedas akan
menghasilkan asam. Lagi-lagi ini menjadi efek domino. Dulu ane suka request sendiri
Gan jumlah cabe untuk sambal. Pernah ane pesen sambal dengan 30 cabe. Makanan
pedas berlevel pun pernah ane sikat Gan, macam keripik level yang pernah marak di
Indonesia, juga mie atau nasi goreng level.
5. Tidak pernah olahraga. Ehehe, ini Gan. Olahraga itu untuk melancarkan peredaran
darah. Ketika darah lancar, organ-organ tubuh akan tersuplai darah segar dengan baik,
dan tentunya akan menyegarkan kinerja organ-organ tersebut.

Ok Gan, tambahkan di komentar jika Agan dan Aganwati ingin berbagi apa saja faktor fisik yang
menyebabkan penyakit ini.
Oke, sekarang, bagaimana dengan faktor non fisik?
Kebiasaan Buruk Berbentuk Non Fisik
Ane cuman kasih 1 poin Gan, adalah STRESS PIKIRAN DAN HATI penyebabnya. Ane
orangnya suka memikirkan keadaan orang lain, apalagi ketika ane mengucapkan kata-kata yang
membuat sakit hati orang lain. Walapupun sudah minta maaf, kadang ane masih sering kepikiran.
Bahkan ane juga suka mikirin keadaan negara :(, aduh, negara saja ogah mikirin ane jadi ngapain
ane mikirin negara??? Ane juga zero tolerance Gan terhadap kesalahan. Efek berlebihan dalam
perfeksionisme ini yang membuat ane tidak bisa tidur karena lagi-lagi kepikiran dan kepikiran.
Sejauh ini sih masih di level stress pikiran Gan, kalau hati Insya Alloh ane masih bisa kontrol,
soalnya ane gak suka dengki sama orang, ane gak suka bikin masalah sama orang. Kecuali marah
Gan. Jujur ane tidak suka marah-marah Gan, tapi kalau marah, ane suka pendam dalam hati,
tidak diluapkan dalam bentuk kata-kata kotor atau luapan nada tinggi dalam berbicara. Ini kali ya
yang bikin stress ;p.
Jadi Gan, ini kesimpulannya untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut,
sekaligus untuk mengurangi dampak penyakit ini:

Bikin rileks Gan pikiran dan hatinya. Jangan suka emosi, jangan pula memendam
emosi. Cara terbaik mengontrol emosi adalah dengan mengalihkan ke kegiatan atau
aktivitas lain yang menenangkan. Ingatlah dalam situasi apa ente bisa tenang, Gan. Kalau
ane dalam keadaan emosi sangat puncak arah jam 12, biasanya ane akan berwudlu,
istighfar, sholat, dan baca Al Quran. Kadar emosi bisa larut Gan, asal Agan benar-benar
ikhlas dan berserah diri kepada-Nya. Ketika ane panik karena kambuh sesak dan
parnonya, ane biasanya langsung putus kontak sama kegiatan dunia Gan. Ane langsung
mengontak Alloh, ngadu Gan, mohon petunjuk dan banyak-banyak istighfar, sampein
Gan kalau kita ini ndak ada apa-apanya di hadapan-Nya. Kita manusia yang lemah, hanya
Dia yang mampu menyembuhkan penyakit kita. Sampaikan dengan jujur Gan, dengan
ikhlas.
Olahraga Gan, tidak perlu olahraga berat. Ane biasanya kegel, gerakan warming up, dan
push up ringan.
Jangan makan makanan yang terlalu pedas, apalagi dalam masa penyembuhan,
sebaiknya hindari atau putus hubungan sementara dengan makanan pedas. Ane
butuh sekitar 2,5 bulan Gan untuk mengontrol makanan-makanan pedas ini. Saat ini ane
sudah pada level coba-coba sambel Gan, dan alhamdulillah sudah tidak sesak nafas lagi.
Nanti Insya Alloh ane kasih tahu bagaimana proses ane menghadapi ini.
Hindari (kalau ane lebih suka pake kata STOP) makan makanan berpengawet. Ane
benar-benar puasa mie instan Gan selama proses penyembuhan. Padahal dulunya, hampir

tiap sarapan nih Gan, ane pake menu wajib mie instan. Kalau bukan mie instan bukan ane
banget. Lagi-lagi ini efek domino. Pas istri udah serumah bareng ane, ane benar-benar
dikontrol dan disupervisi Gan. Dia mengancam akan menyunat ane kalau ane makan mie
dalam masa penyembuhan. Oh, sadis :(, tapi ane sangat sayang sama dia. Oh, lebay
^_^. Sudah tahu kan Gan bagaimana lambung memproses mie instan? Kalau belum tahu,
tanya Gan ke Mbah Bro Google.
Jangan minum air yang terlalu dingin setelah makan berat. Jika dalam masa
penyembuhan, ente perlu ceraikan dulu Gan sama minum-minuman dingin. Nanti kalau
sudah sembuh, boleh lah rujuk lagi, tapi jangan terlalu sering, dan jangan minum ketika
perut sedang atau baru diisi. Beri jeda 2 atau 3 jam. Saat ini, ane sudah bisa minum es,
tapi tidak sering. Ane saat ini dah bisa menikmati es kacang hijau beras merah sama es
pisang ijo, dan alhamdulillah ndak pake sesak nafas lagi.
Jangan makan terlalu banyak. Ini yang ane lakukan ketika berjibaku menghadapi
penyakit ini. Ane pernah tidak bisa makan lebih dari 2 sendok makan. Dalam proses
mengunyah pun terasa sesak dan nafas berat, sesekali harus mengambil nafas panjang. Ini
Gan yang membuat berat badan ane turun drastis. Tapi alhamdulillaah, sekarang sudah
bisa makan normal, tapi tetap menjaga agar tidak berlebihan.
Jangan tidur sehabis makan. Janji ya Gan, kalau Agan dan Aganwati ingin sembuh,
jangan langsung tiduran sehabis makan. Alasannya sudah ane jabarkan di atas. Ane
sekarang merubah kebiasaan untuk tidak tidur sehabis makan, jeda yang biasa ane pakai
adalah 1 atau 2 jam setelah makan baru bisa rebahan. 2 jam lah bagi Agan dan Aganwati
yang masih dalam penyembuhan. Dan jika tidur, usahakan posisi kepala dan leher lebih
tinggi daripada perut.

Oke Gan, sementara ini dulu ya bagian 2 postingan ini. Ane masih ada kerjaan. Insya Alloh
lanjut ke Bagian 3 yang membahas tentang pengobatan dan pola makan.
Bersambung..

Putus Hubungan dengan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) Bagian 3 Habis


Posted by Darwis Suryantoro on January 8, 2014
Halo,
Alhamdulillaah, ketemu lagi dalam acara bedah cara berjibaku menghadapi penyakit
GERD. Bagian ke-3 ini saya tulis atas permintaan teman-teman di grup FBGIHM Indonesia.
Postingan kali ini akan lebih banyak membahas bagaimana penderita GERD mengkonsumsi

makanan dan model pengobatan seperti apa yang dilakukan. Ini pure berdasarkan pengalaman
pribadi saya. Semoga tulisan ini dapat membantu dan menjadi referensi teman-teman penderita
GERD yang belum sembuh. Temukan runtutan cerita saya di bagian ke-1, dan bagian ke-2 jika
Anda baru membaca tulisan ini.
Okkay, saya merasa rapuh ketika terlalu banyak memakan obat. Obat pun jadi disalahkan ketika
diagnosis di rumah sakit lain dinyatakan berbeda. Menurut saya ini bukan kesalahan dokter. Ini
hanya karena mungkin dokter belum berpengalaman mengidentifikasi penyakit ini. Juga
mungkin karena fasilitas lab yang digunakan masih belum memadai. Karena salah satu
komponen dokter untuk mendiagnosis penyakit adalah hasil lab, maka ia akan mengacu pada
hasil lab tersebut. Jika peralatan lab yang digunakan dengan standar minimal, maka hasilnya pun
akan menunjukkan standar minimal. Mengapa saya katakan begini? Terus terang, kurang dari
seminggu saya difoto dua kali di rumah sakit yang berbeda. Hasil gambar ronsen tersebut
berbeda. Diagnosis infeksi paru pada rumah sakit A dibantah oleh dokter rumah sakit B,
walaupun mereka bergelar sama, spesialis penyakit dalam.
Sudah 5 dokter umum dan 3 dokter spesialis menangani saya dalam 3 minggu pertama penyakit
yang pernah saya derita ini. Namun, justru dengan mengunjungi kedelapan dokter tersebut, saya
pelan-pelan paham, memahami sepenuhnya, berdasarkan informasi yang saya terima dari
mereka, walaupun mereka tidak menyimpulkan bahwa penyakit saya bernama GERD. Informasi
ini kemudian saya hubungkan di kejadian (kurang lebih) 6 tahun lalu, ada seorang dokter umum
yang mendiagnosis nama penyakit saya adalah Gastroesofagus. Ketika waktu itu dokter
mendiagnosis penyakit tersebut, saya masih merasakan gejala yang sangat ringan, yaitu ingin
muntah tapi tidak muntah pada hampir setiap bangun tidur dan sehabis makan. Setelah itu saya
lupa dengan istilah tersebut selama beberapa tahun, hingga di bulan Oktober 2013 ingatan saya
seperti terpancing lagi akibat informasi-informasi pendukung yang disampaikan dokter dan
informasi berharga dari internet dengan mencocokkan gejala-gejala primer yang saya alami.
SAYA MENGHENTIKAN OBAT-OBATAN RESEP DOKTER
Pernyataan saya ini bukan untuk memprovokasi Anda agar melakukan hal yang sama seperti
saya. Terus terang, lebih dari 10 macam obat yang telah saya konsumsi dalam 2 minggu terakhir
awal-awal penyakit saya muncul. Saya percaya dengan dokter, tapi saya lebih percaya dengan
ikhtiar saya dan juga keyakinan saya kepada Alloh swt. Ini bukan untuk menyombongkan diri,
tetapi justru dengan rendah hati saya sampaikan, ini adalah cara bagaimana saya benar-benar
berserah atas penyakit yang pernah saya derita.

Bapak dan ibu dokter, Mas dan Mbak dokter, saya mohon maaf, saya berhenti mengkonsumsi
obat-obatan yang Anda resepkan kepada saya.
Awalnya saya tidak mengerti, mengapa saya langsung bereaksi setelah meminum obat tersebut,
sesak, nafas berat. Tapi saya yakin, identifikasi saya benar. Obat-obatan tersebut malah
memperburuk keadaan lambung saya. Terutama di saat awal-awal saya berobat, atas dasar
keminiman pengalaman dokter mendiagnosis penyakit (ingat, saya tidak menggunakan kata-kata
kesalahan dokter).
Hanya 3 jenis obat terakhir yang saya terima dari dokter THT yang tidak mempengaruhi
lambung saya secara signifikan. Itupun tidak saya habiskan semuanya.
AKIBAT STRES
Wowow, saya tidak berlebihan. Tapi menurut saya, ini semacam faktor primer pemicu penyakit
GERD. FYI, saya pernah bekerja dengan aktivitas tidur hanya sekitar 4 jam, dan aktivitas di luar
4 jam tersebut lebih banyak menguras energi, berpikir namun tidak banyak bergerak. Dalam 1
hari saya pernah bekerja di 2 tempat. Di satu tempat pun saya pernah menjalani 2 shift kerja.
Saya tidak tahu jenis manusia apa saya ini. Mungkin fisik dan psikis saya stress, tapi saya tidak
merasakan hal itu. Banyak sekali pekerja yang melebihi batas toleransi tubuh bekerja, namun
mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang dihantam dengan stress. Ya, whatever pendapat
kalian, hindari dan kontrol ini.
Sayang sekali, saya hanya mempunyai 2 resep mengatasi stress ini,
1. Perbaiki hubungan dengan Sang Pencipta Alam Semesta.
2. Perbaiki hubungan dengan alam semesta.
PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN SANG PENCIPTA ALAM SEMSETA
Halo, saya ingin menjabarkan ini dalam sudut pandang agama saya, Islam. Jika Anda nonmuslim,

silakan

jabarkan

menurut

sudut

pandang

Anda.

Okkay, dalam beberapa kali ketika saya mengalami serangan penyakit ini, saya langsung ingat
mati. Kawan, kita tidak akan berlama-lama singgah di bumi ini kan? Kalau begitu, mari kita
berserah.

Dalam

beberapa

kesempatan

pun

saya

kemudian

mengambil

wudlu,

kemudian membaca Al Quran. Subhanalloh, ada ketenangan dalam hati saya yang seketika itu
meredakan rasa kumat penyakit tersebut, nafas menjadi reda, tubuh serasa dingin dan terisi
energi lagi.

Berdoa, pasrah, dan ikhlas. Ini dahsyat, kawan. Benar-benar luar biasa. Kadang kala kita
berdoa hanya sekedar berdoa, dengan mengucapkan secara lisan, dan berlalu begitu saja. Namun,
pernahkah kita berdoa hingga kita merasa merinding, gemetar, atau seperti terbang terpisah
antara badan dan rohani kita? Ini yang saya maksud, saat benar-benar kita merasa di titik nol
dalam berpasrah dan mengaku kita sangat lemah di hadapan-Nya, ada sebuah energi (yang
tentunya ini datangnya dari Alloh) yang datang ke dalam jiwa dan raga kita, seolah mengusir
partikel-partikel negatif yang menempel pada tubuh. Bahkan air mata pun tidak bisa kita
bendung karena dahsyatnya proses berserah ini. Silakan, Anda mencobanya.
PERBAIKI HUBUNGAN DENGAN ALAM SEMESTA
Semua jenis penyakit pasti ada penyebabnya. Anda setuju? Kalau tidak setuju, jangan lanjutkan
bacaan ini ;p. Ahahaha, dari tadi serius amat bahasa tulisannya. Oke, ane ganti Gan, pake Bahasa
Kaskus saja yaa, yang penting kita gak saling lempar-lemparan bata ;p. Capek nih nulis pake
bahasa resmi.
Pertama. Ok Gan, sekarang ane mau nanya, Ente pernah gak nyakitin orang lain, Gan? Atau
Ente pernah nyisain dendam kesumat sama orang lain? Ini masuk faktor xxx sih, yang gak
terlihat, tapi yakin Gan, ini bisa berdampak sama kehidupan kita. Kalo udah kejadiannya kayak
begini, perbaiki dulu Gan sama yang empunya problem sama Ente. Sampai bener-bener selesai.
Jangan sampai ada orang lain yang gak ridlo sama perlakuan kita, trus ndoain kita yang enggaengga. Prinsipnya, orang yang terdzolimi, doanya nembus Arsy. Jadi perbaiki hubungan kita
dengan sesama. Humm, kalau yang pertama ini, Insya Alloh ane fine-fine saja, ndak ada
masalah berarti sama orang lain.
Kedua, ini Gan yang penting, faktor xxx lagi. Jangan makan dari hasil harta haram. Nah, ini,
ane terus berpikir Gan, karena salah satu faktor xxx yang menyebabkan kita sakit adalah akibat
memakan dari hasil harta haram. Ane terus mikir, apa iya ane pake acara korupsi-korupsi segala?
Daan Astaghfirulloh dari pencarian ane selama ini, ane baru nyadar Gan, dulu hampir tiap
hari ane selalu bawa botol minuman dari rumah ke tempat kerja. Nah, ketika mau pulang, ane
selalu isi tuh botol sama air putih di kantor untuk ane bawa pulang. Ini simpel Gan, tapi jelas
konteks keperluannya sudah beda. Ketika ane di kantor dan minum air putih yang disediakan di
kantor, itu wajar dan sah, karena air putih emang disediain kantor untuk dikonsumsi di jam kerja.
Nah ini yang ndak wajar, karena kita bawa air putih itu ke rumah, karena sudah bukan waktu dan
wilayah kita bekerja lagi. Setelah ane nyadar tentang ini, ane gak pake acara bawa-bawa air putih
lagi dari kantor. So, what do you think? Please be consider about it! Ini ane sangat bersyukur,

Gan. Karena ane langsung diuji dan disadarkan sama hal yang sekecil ini. Udah distop duluan
sama Alloh, biar ndak menjalar ke hal-hal yang lebih besar.
Ketiga, salurkan hobi positif. Ini masuk kategori hubungan dengan alam semesta, Gan. Jika
rekreasi alam membuat Agan dan Aganwati segar kembali, lakukan. Jika shopping juga
membuat tubuh dan pikiran jadi refresh, ya laksanakan (tapi ini akan berputar lagi kayaknya,
mikir tentang pengeluaran, dan stress lagi ;p ).
CERAIKAN DULU MAKANAN DI BAWAH INI!!!
Saran saya, dalam proses penyembuhan, hindari atau bahkan ceraikan sementara makanan dan
minuman ini, Gan:

kopi
ubi-ubian
gorengan
mie instan
kacang tanah (dan beberapa jenis kacang-kacangan)
kubis
kol
coklat
santan
makanan terlalu banyak minyak dan lemak
alkohol
rokok (terutama bagi yang kerongkongan atau tenggorokannya meradang akibat asam)
cabe dan makanan pedas lainnya
jeruk
makanan yang mengandung pengawet
keju
Es, dan makanan atau minuman apapun yang mengandung kedinginan, termasuk es krim

Kalau mau coba ya silakan saja, Gan, tapi ane gak mau nanggung resikonya ya. Pola yang ane
lakukan adalah mencobanya sedikit-sedikit jika kondisi tubuh dirasa normal. Contoh, ane dah
mulai berani makan mie di 2 bulan terakhir proses penyembuhan. Awalnya agak sesak-sesak
dikit, kemudian berhenti dan dicoba lagi beberapa lama kemudian, dan alhamdulillah sekarang
sudah merasa normal, tidak berefek. Ingat Gan, ane 2 bulan, bisa jadi berbeda dengan Agan
karena respon dan kondisi tubuh kita beda.
Rokok ini Gan, juga nyumbang keparahan, asap yang kita hirup akan memperburuk situasi jika
kondisi tenggorokan kita sudah teriritasi akibat asam dari lambung tersebut.

Nah, Gan kalau udah dipastikan Agan sehat dan merasakan semubuh dari penyakit ini, silakan
untuk rujuk kembali Gan sama makanan dan minuman yang sudah diceraikan tadi ;p. Tapi Gan,
ingat, jangan berlebihan!
INI GAN YANG ALAMI
Halo, masih baca tulisan ini kah? Oke Gan, sekarang kita sudah pada inti pengobatan. Ane sebut
alami, karena bahan-bahan pengobatan ini lebih banyak diambil dari alam, dan tidak terlalu
banyak terjamah (atau bahkan tidak sama sekali) dengan campuran kimiawi obat-obatan medis.

Berkumur air garam. Alhamdulillah, ane sudah berkali-kali melakukan ini dan hasilnya
kerongkongan ane membaik dan ganjalan semakin berkurang, bahkan sekarang sudah
tidak sama sekali. Berkumur dengan air garam juga akan membasmi bakteri di sekitar
mulut dan kerongkongan. Untuk info manfaat air garam ini bisa dilihat di mari, Gan.
Apel, buah yang segar dan menyehatkan. Ane tidak berlebihan, Gan. Dulu waktu masa
penyembuhan, ane bisa makan 2 sampai 3 buah apel setiap harinya. Ane makan sebelum
atau sesudah makan. Tapi kalau pagi, biasanya ane makan sebelum makan. Konon Gan,
walaupun rasanya ada asamnya ketika berada di mulut, apel justru akan membuat lapisan
basa di lambung sehingga diharapkan fungsi tersebut dapat menyeimbangkan keadaan
asam-basa dalam perut. Ane makan pagi, siang, dan malam Gan sebelum tidur.
Alhamdulillah, sangat bermanfaat dan bereaksi baik. Oh iya Gan, ane sampe mau lupa,
ehehehe. Cuka apel, Gan. Tapi kalau untuk cuka apel ini, ane jarang minum, paling pas
kalau stok apelnya habis. 1 sendok teh bisa diminum dengan 1/2 gelas air,
tambahkan madu secukupnya.
Susu murni. Maksud ane, bukan susu formula, Gan. Ane biasanya minum susu beruang
(Bear Brand, bukan susu dari beruang lho, ya) setelah makan. Menurut beberapa artikel
yang ane baca, susu bisa berfungsi untuk menetralkan asam yang ada di dalam lambung
dan melancarkan proses pencernaan. Alhamdulillah, di awal-awal sakit dulu ane sering
mengkonsumsi susu kaleng ini setelah makan, dan reaksi sesak yang dulunya terjadi
setelah makan, menjadi berkurang sampai tidak sama sekali.
Sari temulawak. Gan, pernah lihat wawancara Jokowi? Jokowi ini penggemar minuman
sari temulawak, lho. Apa hubungannya sama ini, Gan? Ehehehe, tidak secara langsung
Gan. Ane pernah dengar ceramah dokter Gan. Ketika kita stress, liver (hati) akan bereaksi
dengan mengeluarkan zat penyebab asam lambung. Nah, temulawak ini berfungsi untuk
kesehatan hati dan berperan juga menetralkan asam lambungnya. Waktu masa
penyembuhan, ane minum temulawak paling tidak dua kali sehari. Karena ane gak suka
ribet, ane beli yang instan, Gan. Dari beberapa merk, ane lebih cocok sama produk
keluaran Konimex, Herbadrink Sari Temulawak.
Minum air putih yang cukup. Gan, pernah naik pesawat trus kena serangan panik? Apa
yang Agan lakukan? Kalau ane, langsung kontak pramugari Gan, minta air putih
hangat. Air putih hangat ini Gan, alhamdulillah bisa meredakan tenggorokan yang lagi
mengganjal, dan kata dokter yang pernah nyeramahin ane, air putih hangat punya efek
merengganggakan otot-otot yang kaku di sekitaran jalur air tersebut, menimbulkan efek
nyaman (CMIIW Gan). Minum air putih yang cukup Gan setiap hari. Ndakpapa sih
sering ke toilet buang air kecil, tapi air putih yang kita minum dapat mengurangi tingkat

keasaman di perut, terutama ketika bangun tidur. Nah sebaliknya Gan, jangan terlalu
banyak minum air putih menjelang tidur, apalagi abis minum langsung tidur, ini bisa
bikin asam ikut naik bersama air putih yang berlebih ke kerongkongan. Ane sudah
merasakan manfaat air putih ini Gan, bisa dicekdi mari untuk keterangan lebih lanjut.
Habbatussauda a.k.a Jintan Hitam. Ane benar-benar merasakan manfaat habbatus
sauda ini Gan. Dalam masa penyembuhan, ane minum 3 kali sehari, masing-masing 2
butir. Ane biasa minum habbatus sauda dalam bentuk kapsul sehabis sarapan, makan
siang, dan menjelang tidur. Dan Alhamdulillah Gan, ini sangat efektif dalam pengobatan.
Oh iya Gan, ini cocok-cocokan kali ya, setelah ane banding-bandingin jenis habbatus
sauda dan merknya, ane cocok sama yang bentuk serbuk kapsul, merk Kurma Ajwa.
Agan bisa nyari produk ini di apotek tertentu, toko herbal, toko herbal thibbun nabawi,
atau toko-toko online Gan. Untuk info, bisa dilihat di Mbah Bro Google di mari.

Itu saja? Iyah, simpel kan? Oke Gan, silakan dicoba jika berkenan. Perhatikan porsi susu Gan
jika Agan terkena masalah di ginjal, karena pada dasarnya kalsium dalam susu yang terlalu
banyak akan berpengaruh juga pada kinerja ginjal yang tidak normal.
BAGAIMANA DENGAN POLA MAKAN?
Oke Gan, mari kita bahas. Dulu, ketika ane merasakan serangan GERD yang bisa dikategorikan
pada kategori puncak, beberapa hari setelah itu dan setelah mendapatkan edukasi dari internet
dan informasi pendukung dari para dokter, ane benar-benar menjaga pola makan.
Masa sulit (tahap I). Agan pernah makan lantas merasakan nafas yang berat dan perut terasa
penuh? Aha, kalau begitu, benar-benar perhatikan pantangannya Gan. Jangan dipaksakan makan
terlalu banyak jika itu terjadi. Dulu ane makan 3 sendok saja sudah tidak sanggup lagi
melanjutkan. Ane berhenti dan mengganti nutrisi lain seperti segelas (tepatnya sekaleng) susu
(waktu itu Bear Brand). Maaf Gan, ane menyebut merk di sini bukan untuk iklan, tapi benarbenar untuk sharing pengalaman. Dalam kondisi tersebut, ane beberapa kali sarapan dengan 2
butir telur ditambah 1 kaleng susu. Siangnya makan bubur plus 1 kaleng susu (atau dibalik menu
sarapan dan makan siangnya). Bahkan porsi makan sore/malam juga bubur. Pada kondisi ini,
berat badan ane turun sampai 6 kg. Alhamdulillah, diet yang lumayan murah ;p. Ini berjalan di
kisaran bulan kedua sakit berjalan (karena sebelumnya masih belum tahu banyak tentang
karakter penyakit ini). Temulawak dan habbatus sauda masih ane konsumsi.
Masa sulit setengah lewat (tahap II). Setelah masa-masa sulit itu terlewati, ane mulai mencoba
makan nasi lagi, tapi nasi yang lumat (dibanyakin airnya pas menanak nasi tersebut), jadi lebih
halus untuk dicerna lambung. Itupun porsinya belum bisa sepiring penuh. Paling tidak 4-7
sendok sudah lumayan. Lauknya minimalis Gan, tahu, tempe, telor, dan kadang-kadang
dikombinasikan dengan ikan. Susu masih saya konsumsi, pagi dan malam. Makanan bersantan

masih ane hindari Gan pada masa ini, termasuk nasi goreng dan mie. Temulawak dan habbatus
sauda masih ane konsumsi.
Masa sulit terlewati (tahap III). Pada masa ini, ane sudah berusaha kelbali ke jalan yang
normal, Gan. Minum susunya juga sekali-kali, dan temulawak juga sekali dua kali sehari (yang
dulunya sampai 3 kali sehari rutin). Ane juga sudah mencoba makan mie (nah ini masih terasa
dikit sesaknya setelah makan mie), kemudian jeda seminggu atau 2 minggu kemudian coba mie
lagi, tapi tidak banyak.
Masa bebas (tahap IV). Tahap ini ane mulai benar-benar berani Gan, setelah sekitar 3 bulan
berteman dengan makanan ala rumah sakit ;p. Inilah saatnya ane mulai makan makanan dengan
kombinasi sambal, makan santan, minum es, makan gorengan, coklat, dan alhamdulillah, saya
berani katakan dalam tahap ini 95% sembuh Gan. Yang 5%nya apa? Yang 5% itu beberapa kali
ane merasakan tidak nyaman ketika tidur malam tanpa posisi bantal yang tinggi. Namun setelah
jalan beberapa jam tidur, tanpa bantal pun bisa nyaman. Tapi so far, alhamdulillaah, ane sehat
dan berhasil melawan penyakit ini.
Baik Gan, kelihatannya terlihat simpel? Iya, memang, ane benar-benar serius mencari informasi
tentang penyakit ini dan serius menjalani perawatannya. Kalau agan ingin bertanya dan
menambahkan pengalaman dan pertanyaan, silakan tuliskan pada komentar.
Sekian dulu ya, Gan. Ini part III habis, sesi terakhir ^_^. Semoga Agan dan Aganwati sekalian
mendapatkan kemudahan dalam proses kesembuhannya.
Best regards,
InsyaAlloh Darwis Sukses.

Tulisan Hariku

Tuesday, May 20, 2014

GERD Membuat Naik Kelas


Hidup adalah proses, itu pelajaran yang dapat saya ambil dari permasalahan ini. Berminggu-minggu
kepala saya tegang,leher tegang, perut kram, susah sendawa seperti tertahan di dada, asam lambung
naik, jantung berdebar-debar, napas sesak, mual, gak nafsu makan, serta yang paling parah adalah
cemas, ada rasa takut mati juga. Aneh-aneh ada ini penyakit, bikin parno..

dan ini mungkin apa yang yang dinamakan GERD (Gastroesophageal reflux disease) tapi belum tahu juga
karena belum pernah periksa ke dokter. Ini Cuma hasil browsing sana-sini.. hehe karena ada internet jadi
bisa kayak jadi dokter buat diri sendiri :)

Dan ini akhir bulan kedua saya merasakan kondisi seperti itu. Sampai saya sering bolos kerja. Tapi
akhirnya saya menemukan pelajaran dan kelegaan yang luar biasa di sini. Bukan hanya dari tingkah laku
tapi juga cara berpikir.

Apa itu GERD?? GERD merupakan kondisi adanya aliran balik (reflux) dari isi lambung ke kerongkongan
yang menyebabkan gejala yang mengganggu dan dapat mengakibatkan adanya komplikasi. GERD
sebenarnya bukan penyakit yang baru tetapi banyak disalah artikan oleh sebagian besar orang bahwa
seperti sakit maag biasa. Dan ciri-cirinya mungkin seperti yang saya rasakan tersebut di atas.

Kemudian apa yang menyembuhkan GERD? Hehehe di sini saya bukan seorang spesialis penyakit
dalam atau seorang dokter, Cuma belajar dari pengalaman . pengalaman yang saya peroleh dari
penyakit ini adalah bahwa mungkin dari kita lagi banyak pikiran, stress kerja, banyak keinginan (intinya
dari pikiran dech pokoknya).

Terus bagaimana donk cara biar sembuh, caranya gampang, jaga pola pikir positif (simple dan mudah ya
.hhhe) tapi itu Cuma teori dan dalam prakteknya mungkin susah banget, harus melalui meditasi atau
semacamnya sampai diri kita sadar dan menemukan akar permasalahannya.

Ini beberapa tips untuk penderita GERD berdasar pengalaman.


Ini penyakit reda saat saya melakukan sholat, ikhlas berserah kepada Allah SWT
Jangan pernah menyakiti orang lain, karena akan balik kepada diri kita. Ingat orang lain tidak akan dapat
menyakiti kita kalau kita tidak mengijinkan, begitu juga sebaliknya kita juga tidak dapat menyakiti orang
lain kalau mereka tidak mengijinkan. Dari pada buang tenaga dan pikiran mari kita berdamai. :)
Lakukan meditasi untuk menenangkan pikiran sambil dalam keyakinan hilangkan semua keinginan
(kenapa? Karena keinginan adalah sumber penderitaan, semakin kita inginnya banyak maka semakin
sengsara dan banyak pikir). Kita lepaskan semua beban yang terasa berat di pundak.
Berbuat baiklah pada sesama, pada siapapun, karena di dalam diri seseorang pasti ada kebaikan dalam
dirinya. Berterima kasihlah pada seseorang yang Anda benci karena dari sini mungkin kita bisa mendapat
pelajaran yang berharga.
Tingkatkan silaturahim. Mudah-mudahan akan membuat kita lebih percaya diri untuk menghadapi
kehidupan.
Minta maaf pada seseorang.
Jagalah pola pikir positif, karena pikiran itu ternyata sangat hebat sekali, dengan pikiran kita dapat
memperoleh kesejahteraan, kesehatan, kekayaan, kebahagiaan. Apapun dech pokoknya pikiran sangat
dahsyat sekali.
Olahraga. Bisa apa saja yang penting kita happy. Kalau saya suka lompat tali.
Jangan lupa sediakan waktu untuk refreshing, jangan sibuk bekerja melulu. Biar syaraf tidak tegang.
Jalan-jalan ke pegunungan misalnya hee udaranya segar, sambil lihat pemandangan. Kemarin saja saya
nekat jalan-jalan ke pegunungan sendirian lagi, gak pakai alas kaki, dan bener juga efeknya otot-otot jadi
pada kendor, bisa rileks lagi.
Untuk menghilangkan cemas coba lakukan kesibukan, karena pada dasarnya pikiran kita tidak bisa kita
gunakan untuk berpikir banyak hal dalam sekali waktu, ini berguna untuk mengalihkan pikiran cemas
kita.
Bersedekahlah, karena ini menenangkan hati.
Nah itu pengalaman saya, semoga bermanfaat bagi semua :)

Terapi untuk sakit GERD


Hembing Consultation Fri, 17 Nov 2006 13:17:00 WIB
Question:

Salam Prof, Saya sudah hampir setahun seringkali sendawa, ditambah lagi tiga bulan
belakangan sendawa di malam hari yg sangat mengganggu tidur karena jantung berdebardebar, saya harus duduk dulu supaya bisa sendawa baru mendingan. Juga kalau habis olahraga
sering berdebar-debar. Berat badan turun drastis, walaupun makan sangat banyak cepat sekali
lapar. Kata dokter saya menderita GERD. Makanan apa yg harus saya pantang. Dan ramuan
apa yg harus saya makan supaya cepat sembuh. Makasih banyak
Enny ~ jakarta
Answer:

Kami sarankan sebaiknya anda tetap mengikuti saran dan petunjuk dokter. Untuk membantu
gunakan resep sebagai berikut :
- 30 gr daun dewa + 2 kuntum bunga mawar + 15 gr kimcim + 15 gr biji teratai (rendam
dahulu sampai lembut) + 15 buah angco + 30 gr temulawak + 30 gr kencur + 5 butir cengkeh
+ 5 butir kapulaga + 5 gr adas rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya
diminum, angco dan biji teratai dimakan. Lakukan 1 kali sehari
Catatan :
- untuk merebus ramuan gunakan panci kaca atau panci tanah

Other articles

penyakitjamur
Fri, 17 Nov 2006 13:16:00 WIB
batuk & asthma
Tue, 14 Nov 2006 13:13:00 WIB
MENGATASI PENYAKIT KISTA
Fri, 10 Nov 2006 13:07:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai