Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Hestie Delukmiatie

NIM : PO.62.31.3.17.408

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan nutrigenomic?Mengapa nutrigenomic


dipelajari?
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara zat
makanan dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat meramalkan bagaimana
perubahan pada unsur-unsur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman terhadap polimorfisme genetik pada metabolisme lipid
dan karbohidrat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pengaturan
dan pengontrolan yang kompleks terhadap metabolisme lipid dan karbohidrat dalam
tubuh. Pengetahuan ini dapat membuka jalan bagi penyusunan rekomendasi diet yang
lebih baik berdasarkan faktor genetik seorang individu.untuk menurunkan risko petnyakit
jantung koroner dan diabetes melitus.
Nutrigenomic dipelajari karena Nutrigenomik meliputi pembelajaran yang luas
dengan dua tujuan utama. Tujuan yang pertama adalah untuk “menganalisis karakter dari
masing-masing individu.” Tujuan yang kedua adalah untuk “menggunakan informasi
tersebut dalam pencegahan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup dengan
efektifitas dari konsumsi dan komponen makanan.
Nutrigenomik berhubungan antara faktor genetik dengan nutrisi yang dapat
memengaruhi bagaimana gen bereaksi terhadap nutrisi yang menjadi asupan. Dengan
mengenal tipe gen di dalam tubuh, bagaimana gen bereaksi ketika mengonsumsi
makanan tertentu, banyak atau tidak kuantitasnya, atau bahkan kandungan gizi yang
terkandung dan dapat mengetahui apa yang sejatinya yang tubuh butuhkan.Tidak hanya
kualitas maupun kuantitas asupan nutrisi yang di butuhkan, tetapi aktivitas tubuh yang
perlu dilakukan juga menjadi faktor untuk menjaga kondisi tubuh agar sehat.."Lewat tes
Nutrigenomic, pasien akan menjalankan pola makan yang hanya dibutuhkan oleh tubuh,
gizi, vitamin dan mineral apa yang dibutuhkan. Tes DNA ini juga
memberikan report lengkap soal pantangan atau intoleransi makanan yang harus
dihindari. Jadi diet lebih efektif,".
Nutrigenomic juga menjadi acuan standar yang mampu mengaitkan jenis-jenis asupan
dengan bahaya penyakit degeneratif. Semisal jantung koroner, diabetes, hipertensi,
penyakit ginjal, serta autoimun.
Nutrigenomik berfungsi untuk menjelaskan bagaimana komponen diet tertentu
(komponen bioaktif) dapat memengaruhi ekspresi gen melalui ikatan dengan faktor
transkripsi. Faktor transkripsi kemudian berinteraksi dengan elemen yang dapat
menempel pada RNA polymerase, sehingga dapat mengubah aktivitas atau ekspresi gen.
Perubahan ini dapat bersifat meningkatkan atau menekan ekspresi gen sesuai
karakteristik individu.

2. Jelaskan hubungan antara nutrigenomic dengan nutrigenetik?


Nutrigenetik dan nutrigenomik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek
variasi genetik terhadap respons diet dan peranan nutrien serta bioaktif yang terkandung
di dalam makanan pada ekspresi gen. Eksploitasi informasi genomik ini bersama
teknologi “omic” memungkinkan pengetahuan lebih dalam atas hubungan antara nutrien
dan genetik yang tergantung genotip, sehingga strategi nutrisi personal untuk memelihara
kesehatan dan mencegah penyakit dapat lebih dikembangkan.
Hubungan nutrigenetik dan nutrigenomik diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
nutrisi yang terpersonalisasi untuk menghindari penyakit metabolik seperti obesitas dan
diabetes melitus tipe 2.
Gambar
Pada Gambar, Nutrigenomik dan nutrigenetik : dua sisi koin yang saling berkebalikan.
Untuk target tujuan dari zat gizi sendiri yang akan direalisasikan,efek-efek dari diet
terhadap metabolisme tubuh (seperti gen,protein dan metabolit) dan mempengaruhi dari
genotip dalam hubungan diet dengan penyakit harus dipertimbangkan.

3. Jelaskan manfaat nutrigenomic untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit


degeneratif?
Nutrigenomik melibatkan teknologi yang beragam dalam mengupas program
genetik yang berperan dalam sel dan jaringan yang dipengaruhi oleh diet”. Nutrisi
berbasis genomik dapat meningkatkan pengetahuan untuk melakukan diet dan pemilihan
gaya hidup yang mungkin dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan
meningkatkan potensi kesehatan (Kato, 2008).
Kajian nutrigenomik memberitahu makanan apa yang kita butuhkan dan makanan apa
yang harus kita hindari, apabila dikaji berdasarkan database gen yang berasosiasi dengan
suatu penyakit. Makanan yang kita makan tersusun atas molekul kimia yang mampu
menginduksi ekspresi gen. Komposisi kebutuhan gizi berbasis profil genotip akan
memberian pengetahuan tentang jenis-jenis pangan apa saja yang sesuai untuk
dikonsumsi. Pengetahuan ini penting untuk menjaga kesehatan dan menghindarkan dari
potensi penyakit kronis yang mungkin menyerang sehingga kebutuhan terhadap obat juga
dapat dikurangi. Beberapa komponen nutrisi essensial juga dapat mempengaruhi
perubahan aktivitas gen dan kesehatan, seperti karbohidrat, asam amino, asam lemak,
kalsium, zinc, selenium, folate dan Vitamin A, C & E, dan juga komponen bioaktif non-
essesial mempengaruhi secara signifikan terhadap kesehatan (Corthésy Theulaz et al.,
2005; Törrönen et al., 2006).
Peningkatan pengetahuan tentang nutrisi berbasis gen melalui pemilihan diet dan gaya
hidup diharapkan dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan
potensi kesehatan. Perubahan dari pasien menjadi konsumen sehat pada konsep
nutrigenetik menjadi salah satu langkah strategis untuk menunda terjadinya onset suatu
penyakit dan manifestasi klinis, sehingga mungkin dapat dikatakan pendekatan preventif
lebih baik dari pada pengobatan
Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh gen adalah penyakit
kronis seperti obesitas, diabetes tipe-2, hipertensi, dan kanker. Selain itu juga
terhadap alergi, inflamasi, kelainan otak dan deefisiensi vitamin dan mineral
Dokter Ahmad Hamim Sadewa, PhD, mengatakan manfaat ilmu nutrigenomik
dalam terapi penyakit degeneratif melalui peran single nucleotide polymorphisms (SNPs)
terhadap perubahan metabolisme mikronutrien dan antioksidan dalam penanganan
kanker.
Nutrigenomik adalah cabang ilmu baru yang mempelajari tentang bagaimana suatu
senyawa bioaktif makanan mempengaruhi ekspresi gen individu. Apabila ekspresi gen ini
berubah, pembentukan protein-protein yang berperan dalam metabolisme juga akan
berubah. Hal inilah yang menjadi fokus kajian Pokja Nutrigenomik.”Dr. Dra. Sunarti,
M.Kes. yang juga menerangkan bahwa Pokja Nutrigenomik dibentuk dengan tujuan
untuk memberikan alternatif pencegahan dan terapi penyakit berbasis nutrisi. Terkadang,
seseorang punya suatu faktor risiko dari dalam yang memicu munculnya suatu penyakit.
Faktor risiko tersebut dapat ditekan supaya tidak muncul melalui pemberian suatu
senyawa bioaktif dari makanan. “Diharapkan dengan adanya pokja nutrigenomik ini
muncul peneliti-peneliti muda yang mau mengangkat senyawa bioaktif bahan makanan
untuk diolah menjadi makanan fungsional yang berperan dalam terapi suatu penyakit”Dr.
Sunarti. “
4. Buatlah ringkasan peran nutrigenomik pada suatu penyakit degenerative
berdasarkan jurnal!
Hiperkolesterolemia merupakan kondisi yang ditandai dengan peningkatan kadar low-
density lipoprotein (LDL) puasa tanpa disertai peningkatan kadar trigiserida.
Tingginya kolesterol dapat mendasari atau memicu penyakit lain seperti kekakuan arteri
(aterosklerosis) yang merupakan pemicu penyakit jantung koroner (PJK).
Daun singawalang mengandung antioksidan yaitu senyawa flavonoid, alkaloid, dan tanin.
Antioksidan dapat melawan kolesterol LDL dan mencegah kerusakan sel atau jaringan
pembuluh darah. Selain sebagai antioksidan, senyawa flavonoid, alkaloid dan tanin
memiliki mekanisme lain yang membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam
darah. Penurunan kadar kolesterol di hati menyebabkan stimulasi terhadap reseptor LDL
(up regulation) sehingga kadarnya meningkat di permukaan hati. Reseptor LDL berfungsi
sebagai clearance kolesterol LDL sehingga bila kadarnya meningkat, akan meningkatkan
clearance kolesterol LDL plasma.
Penurunan kadar kolestesterol LDL oleh ekstrak daun singawalang mungkin disebabkan
aktivitas flavonoid, alkaloid, dan tanin. Flavonoid adalah antioksidan eksogen yang
bermanfaat mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif dengan dua mekanisme yakni
langsung dan tidak langsung.Secara langsung adalah mendonorkan ion hidrogen sehingga
dapat menetralkan efek toksik radikal bebas sedangkan secara tidak langsung dengan
meningkatkan ekspresi gen antioksidan endogen melalui beberapa mekanisme.
Flavonoid bekerja sebagai inhibitor enzim HMG-CoA reduktase sehingga sintesis
kolesterol menurun.10 Pada saat kolesterol ditranspor dari usus ke hati, maka HMG-CoA
reduktase yang bertugas mengubah asetil-koA menjadi mevalonat dalam sintesis
kolesterol akan terhambat sehingga produk sintesis kolesterol oleh hati akan berkurang.
Alkaloid bekerja sebagai antioksidan dengan mendonorkan ion hidrogen seperti pada
flavonoid. Senyawa tersebut juga dapat menghambat aktivitas enzim lipase pankreas
sehingga meningkatkan sekresi lemak melalui feses; akibatnya penyerapan lemak oleh
hati terhambat sehingga tidak dapat diubah menjadi kolesterol.
Berkurangnya aktivitas enzim lipase pankreas dapat mengurangi deposit trigliserida yang
masuk dari usus halus karena enzim tersebut mengubah trigliserida menjadi dua
monogliserid dan dua asam lemak bebas sehingga dapat masuk ke pembuluh darah.
Tanin dibagi dua kelompok, tanin yang dapat terhidrolisis dan tanin kondensasi. Zat
tersebut digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan metabolisme glukosa
dan lemak sehingga timbunan kalori dapat dihindari. Tanin menghambat penyerapan
lemak di usus dengcara bereaksi dengan protein mukosa dan sel epitel usus. Selain itu,
tanin dapat mengendapkan mukosa protein di permukaan usus halus sehingga
mengurangi efektivitas penyerapan kolesterol dan lemak.Protein dan asam amino yang
terkandung pada pakan kemungkinan diendapkan oleh tanin yang terdapat dalam ekstrak
daun singawalang sehingga penyerapan lemak dari pakan terganggu. Proses tersebut
menyebabkan transpor kolesterol oleh kilomikron ke hati jumlahnya tidak berbanding
lurus dengan konsentrasi kolesterol dari pakan.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Nutrigenomik#Penyakit

(Artha et al., 2017)Artha, C., Mustika, A., & Sulistyawati, S. W. (2017). Pengaruh Ekstrak
Daun Singawalang terhadap Kadar LDL Tikus Putih Jantan Hiperkolesterolemia
Singawalang Leaf Extract Effects on LDL Levels of Hypercholesterolemic Male Rats. 5(2),
105–109.

Biokimia, B., Kedokteran, F., & Mada, U. G. (n.d.). ANNUAL SCIENTIFIC MEETING.

Fanardy, A. (2020). Tinjauan Nutrigenomik. 47(2), 134–138.

Biokimia, B., Kedokteran, F., & Mada, U. G. (n.d.). ANNUAL SCIENTIFIC MEETING.

Proboningsih, J., Keperawatan, J., & Kemenkes, P. (2015). NUTRIGENOMICS ALTERNATIVE HEALTH CARE
IN THE FUTURE. VIII(1), 50–52.

Anda mungkin juga menyukai