Praktek Kedokteran
Abstrak
Abstract
Pendahuluan
Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat luas dan
sering tumpang tindih pada sesuatu isu atau kejadian tertentu seperti informed consent, wajib
1
simpan rahasia kedokteran, profesionalisme dan lain lain. Bahkan di dalam praktek
kedoketeran, aspek etik sering kali tidak dapat dipisahkan dari aspek hukumnya oleh karena
banyaknya norma etik yang telah diangkat menjadi norma hukum atau sebaliknya norma
hukum yang mengandungi nilai-nilai etika.1
Ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan standar pelayanan medis
dianggap sebagai domain hukum, padahal selama ini profesi menganggap bahwa memenuhi
standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan sikap professional. Dengan demikian
pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai pelanggaran etik dan juga sekaligus
pelanggaran hukum.1
Skenario 6
Seorang wanita berusia 38 tahun dating ke RS dengan keluhan kaku pada jari tengah dan jari
manis tangan kanan.Untuk mengatasi keluhannya tersebut, maka harus dilakukan operasi.
Setelah dilakukan operasi, tangan pasien diletakkan pada suatu papan, kemudian dibebat
dengan kain kasa. Tetapi bebatan kain kasa terlalu kuat, sehingga darah tidak mampu mengalir
ke tangan tersebut. Setelah 2 hari, bebat dibuka, dan ternyata keempat jari pasien menghitam
(gangrene).
Definis Malpraktek
2
Menurut Black’ Law Dictionary, dari segi hukum, Black’ Law Dictionary menyatakan
bahwa malpraktek dapat terjadi karena suatu tindakan yang disengaja (intentional) seperti
misconfuct tertentu, tindakan kelalaian (negligence) ataupun suatu kekurangan
kemahiran/tidak kompeten yang tidak beralasan.1 Namun, perlu diketahui juga, seorang dokter
mempunyai hak mereka yang tertentu sehingga mereka dilindungi saat menjalankan tugas
seperti yang tertera pasa pasal 50 UU no 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran yaitu
“dokter dan dokter gigi berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”.2
Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai malpraktek dapat dilhat dari dua aliran, yaitu
aliran modern dan aliran tradisional. Menuru aliran modern malpraktek terjadi jika memenuhi
lima unsur, yaitu;3
Sementara itu, pandangan tradisional melihat malpraktek terjadi jika telah ditemukan
adanya unsur-unsur berikut;3
Menurut Jonsen et.al, menilai suatu perbuatan sebagai malpraktek atau bukan dapat
dinilai dari empat hal. Pertama, indikasi medis (medical indication) yang diberikan oleh dokter.
Pertimbangan ini meliputi diagnosis dan prognosis penyakit, indikasi pengobatan terhadap
penyakit yang diderita. Kedua ialah keinginan pasien (patient preferences) dengan mengetahui
keinginan pasien dan mengusahakan dipenuhinya keinginan tersebut, dengan
mempertimbangkan pula kemampuan atau kompetensi pasien untu mengambil keputusan
terhadap sesuatu tindakan medis.1,2
3
Ketigaialah kualitas hidup (quality of life). Pertimbangan tentang padangan pasien
terhadap keinginan pasien untuk hidup atau sembuh, serta mempertimbangkan pandangan
dokter. Keempat ialah keadaan sosial budaya masyarakat (contextual features). Keadaan sosial
budaya masyarakat menjadi pertimbangan untuk mengambil keputusan medis. Keadaan ini
termasuk didalamnya ada tidaknya dorongan masyarakat kepada pasien untuk hidup. Dapat
pula dijadikan pertimbangan, yaitu kedaan ekonomi pasien.1
Unforeseeable Risk
Malpraktek juga sering disalahartikan dengan kegagalan medis yang tidak dapat
diduga. Maka, tidak semua kegagalan medis adalah akibat malpraktek medis. Suatu peristiwa
buruk yang tidak dapat diduga sebelumnya (unforeseeable) yang terjadi saat dilakukan
tindakan medis yang sesuai standar tetapi mengakibatkan kecederaan kepada pasien tidak
termasuk ke dalam pengertian malpraktek atau kelalaian medis.3
Dengan demikian adverse events (hasil yang tidak diharapkan) dapat terjadi sebagai
akibat dari peristiwa tanpa adanya error dan dapat pula disebabkan oleh error. Adverse events
akibat error dianggap dapat dicegah (preventable). Apabila preventable, adverse events
tersebut telah menimbulkan kerugian, maka ia memenuhi semua unsur kelalaian medis
menurut hukum, sehingga disebut sebagai negligence adverse events.4
Suatu adverse events (hasil yang tidak diharapkan) di bidang medis sebenanya dapat
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan yaitu;4
Hasil dari suatu perjalanan penyakitnya sendiri, tidak berhubungan dengan tindakan
medis yang dilakukan dokter
Hasil dari risiko yang tidak dapat dihindari, yaitu risiko yang tidak dapat diketahui
sebelumnya (umforeseeable) atau risiko yang meskipun telah diketahui sebelumnya
(foreseable) tetapi tidak dapat atau tidak mungkin dihindari (unavoidable) karena
tindakan yang dilakukan adalah satu-satunya cara terapi. Risiko seperti ini haruslah
diinformasikan kepada pasien terlebih dahulu
4
Hasil dari suatu kelalaian medis
Hasil dari suatu kesengajaan
Berkaitan dengan risiko tersebut, setiap tindakan medis mengundang risiko buruk,
sehingga harus dilakukan tindakan pencegahan ataupun tindakan mereduksi risiko. Namun
demikian sebagian besar diantaranya tetap dapat dilakukan oleh karena risiko tersebut dapat
diterima (acceptable) sesuai dengan “state-of-the-art” ilmu dan teknologi kedokteran.
Risiko yang dapat diterima adalah apabila risiko yang derajat probabilitas dan
keparahannya cukup kecil, dapat diantisipasi, diperhitungkan atau dapat dikendalikan,
misalnya efek samping obat, pendarahan dan infeksi pada pembedahan dan lain-lain. Selain
itu, risiko yang derajat probabilitas dan keparahannya besar juga dapat diterima untuk
dilakukan pada kondisi tertentu, yaitu apabila tindakan medis yang berisiko tersebut harus
dilakukan karena merupakan satu-satunya cara yang harus ditempuh, teruatama dalam keadaan
gawat darurat.5
Criminal Malpraktek
Criminal malpraktek dibagi menjadi tiga yaitu; intentional (secara sedar), negligence
dan lack of skill. Professional misconduct merupakan salah satu criminal malpraktek yang
tergolong dalam intentional. Professional misconduct merupakan pelanggaran standar secara
sengaja (deliberate violation). Hal ini merupakan satu bentuk pelanggaran perilaku profesi dan
bentuk pelanggaran ketentuan etik, ketentuan disiplin profesi, hukum administratif serta hukum
pidana dan perdata.5 Antara pidana umum atau bentuk professional misconduct adalah:6,7
Pembohongan (fraud)
Keterangan palsu
Penahanan pasien
Buka rahasia kedokteran tanpa hak
Aborsi illegal
Euthanasia
Penyerangan seksual
Selain itu, bentuk criminal malpraktek yang lainnya adalah lack of skill. Lack of skill
atau kompetensi kurang atau diluar kompentesi/kewenangan sering menjadi penyebab error
5
atau kelalaian. Kompetensi kurang ini sering dikaitan dengan institusi dokter tersebut. Kesalah
ini berlaku karena dokter tidak mempunyai kompetensi atau ilmu yang cukup untuk melakukan
sesuatu tindakan medis namun, pada kondisi tertentu, dokter dibenarnya melakukan tindakan
medis yang diluar kepakarannya seperti pada kondisi lokal tertentu yang tidak cukup
kakitangan tenaga kesehatan.4.5
Malfeasance berarti melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak
(unlawful or improper), misalnya melakukan tindakan medis tanpa indikasi. Misfeasance pula
berarti melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat
(improper performance) yaitu misalnya melakukan tindakan medis dengan menyalahi
prosedur. Selanjutnya adalah nonfeasance adalah tidak melakukan tindakan medis yang
merupakan kewajiban baginya.3
Pembuktian Malpraktek
Suatu perbuatan atau sikap dokter atau dokter gigi dianggap lalai apabila memenuhi
empat unsur di bawah ini, yaitu;7
Duty atau kewajiban dokter atau dokter gigi untuk melakukan sesuatu tindakan atau
tidak melakukan sesuatu tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu
Dereliction of the duty atau penyimpangan kewajiban tersebut
Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai
kerugian akibat dari layanan kesehatan/kedokteran yang diberikan oleh pemberi
layanan
6
Direct causal relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata
Dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban
dengan kerugian yang setidakanya merupakan “procimate cause” ada hubungan kausal
(langsung) antara penyebab (causal) dan kerugian (damage) yang diderita oleh karenanya dan
tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya dan hal ini haruslah dibuktikan jelas. Hasil
(outcome) negatif tidak dapat sebagai dasar menyalahkan dokter melakukan malpraktek.
Seorang dokter atau dokter gigi yang menyimpang dari standar profesi dan melakukan
kesalahan profesi belum tentu melakukan malpraktek medis yang dapat dipidana, malpraktek
medis yang dipidana membutuhkan pembuktian adanya unsur cupla lata atau kelalaian berat
dan pula berakibat fatal atau serius. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 359 KUHP, pasal
360,pasal 361 KUHP yang dibutuhkan pembuktian culpa lata dari dokter atau dokter gigi.7
Dengan demikian untuk pembuktian malpraktek secara hukum pidana meliputi unsur;7
Adapun unsur-unsur dari pasal 359 dan pasal 360 sebagai berikut;
Cara pembuktian yang mudah bagi pasie, yakni dengan mengajukan fakta-fakta yang
dideritai olehnya sebagai hasil layan/tindakan dokter (doktrin res ipsa loquitur). Doktrin res
ipsa loquitur dapat diterapkan apabila fakta-fakta yang ada memenuhi kriteria;7
7
Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggungjawab dokter
Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien
Civil Malpraktek
Tidak melakukan (negative act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.
Melakukan (positive act) apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi
terlambat.
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan
Administratif Malpraktek
Dikatakan administratif malpratek apabila dokter melanggar hukum tata usaha negara.
Pemerintah berhak mengeluarkan berbagai macam peraturan di bidang kesehatan seperti
tentang pensyaratan bagi tenaga kesehatan untuk menjalankan profesi medis, batas
kewenangan serta kewajibannya. Apabila aturan tersebut dilanggar makan tenaga kesehatan
yang bersangkutan dapat dipersalahkan.6
Contoh yang dapat dikategorikan sebagai administratif malpratek adalah antara lain;7
8
Tidak membuat rekam medic
Kesimpulan
Malpraktek merupakan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh tenaga kesehatan
dalam dunia praktek kedokteran. Hal ini karena malpraktek bisa mengakibatkan kecederaan
atau kerugian kepada pasien yang dirawat. Malpraktek bisa dilakukan dalam pelbagai bentuk,
tergantung atas kesalahan yang dilakukan oleh pesalah. Namun, bukan semua kegagalan medis
adalah akibat dari kesalahan medis. Peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya yang terjadi
saat dilakukan tindakan medis yang sesuai standar tetapi mengakibatkan kecederaan kepada
pasien tidak dikategorikan sebagai malpraktek atau kelalaian medis.
Daftar Pustaka