Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH BERDIRINYA "PONPES SABILUL MUTTAQIN"

‫السﻼم عليكم ورحمة الله وبركاته‬


‫بسم الله الرحمن الرحيم‬ .
Dengan menyebut nama Alloh yg maha agung, Allohu Akbar, saya memulai tulisan ini,
guna memenuhi permintaan pengurus OSIS masa bakti/khidmat tahun 2018- 2019, mudah-
mudahan bermanfaat,setidaknya telah melegakan hati pengurus OSIS karena telah saya
kabulkan permintaannya.

Sejarah singkat ini adalah semata-mata hanya coretan-coretan yg mengalir dari ingatan
saya secara sepontan, karena itu saya yakin jika ingin dibakukan oleh pengurus pondok tentu
masih membutuhkan banyak perbaikan dan penyempurnaan, dengan mengumpulkan
keterangan-keterangan dan masukan-masukan dr pihak lain terutama yang ikut menjadi pelaku
sejarah pada saat persiapan,perintisan dan pendirian, saya mulai dengan,

1) CIKAL BAKAL
RINTISAN NGAJI DINIYAH SISTEM SOROGAN DI SURAU
Tersebutlah orang yang bernama asli DASUKI yang setelah remaja berganti dengan
nama TOHA yang lahir pada sekitar tahun 1911, adalah anak kedua dari tiga bersaudara
(SUPAENI, DASUKI DAN NGADENAN) dari pasangan suami istri (BUYAMIN dan
KASMIRAH). Buyamin warga dukuh Nglandean, Margoagung, sedang Kasmirah berasal
dr Kenep, Balen.

Dasuki di masa mudanya mengaji ke mbah Kiyai Abdulloh, yg tak lain adalah
pakdenya sendiri di desa Margoagung. Di saat mengaji (nyantri) tersebut nama Dasuki
diganti dengan nama TOHA (Toha adalah nama lain dari nama nabi MUHAMMAD
S.A,W)

Setelah merasa cukup, pada tahun 1940an, Toha mendirikan surau kecil, dari
bambu, dengan jerambah. Surau tersebut semula berada di lokasi yang sekarang ditempati
bangunan asrama putri, kemudian dipindah di lokasi sebelah utara, dimana dibangun
musholla yg permanen sekarang ini.
Pada tanggal 14 Juli 1952 lahirlah anak ke 7 dari tujuh bersaudara yaitu (JULAIR,
YATENI, YATIMAH, dan MUNASIR) sedangkn tiga dari saudaranya meninggal di saat
masih kecil. Dari pernikahan (TOHA dengan NGASTIJAH), yang merupakan anak
perempuan pertama dari 4 bersaudara (NGASTIJAH, SADIG, JUWARIYAH,
NGARPIAH) dari pasangan (KARTO KASIM dan WANTIYAH), dari desa Tlogoagung,
Kedungadem, dan anak tersebut tidak lain adalah yang bernama MUNASIR. Ayahanda
Munasir, yaitu Kiyai Toha meninggal dunia pada hari ahad wage, tanggal 21 Pebruari
th.1988, pada usia 77 th, dan Ibundanya yaitu Nyai Ngastijah meninggal dunia pada tanggal
6 Mei 2000.

Pada tahun 1961 Munasir dimasukkan oleh ayahnya ke pendidikan dasar SDN
MARGOAGUNG yg berlokasi di dukuh temas (musholla p.k.Sunan sekarang),dan tamat
dari pendidikan di SDN Margoagung pada th 1965. Pada tahun itu juga (1965) kemudian
oleh ayahnya Munasir dimasukkan ke jenjang pendidikan lebih atas yaitu MADRASAH
MU'ALLIMIN AL-ISLAMIYAH TALUN dibawah pengasuhan K.H.M.SHOLEH, dan
tamat dari sekolah tersebut pada tahun 1971. Setelah tamat, Munasir diminta ikut
mengabdikan ilmunya di madrasah dimana ia menimba ilmu sampai dengan tahun 1994,
ketika menimba ilmu di madrasah tersebut nama MUNASIR ditambahkan dibelakang
namanya AL-MAHDI oleh gurunya, sehingga menjadi MUNASIR AL-MAHDI.

Pada tahun 1980 di usia 28 tahun, Kiyai Munasir menikah dengan seorang
perempuan yg bernama SRI KARTIMAH, anak ke 4 dari lima bersaudara (SUTOMO,
SUTIKNO ,KAMARI, SRI KARTIMAH, dan NGATEMI) dari pasangan (KARMIDI
dengan TIKAH). Tiga tahun kemudian atau pada tahun 1983 Kiyai Munasir dikaruniai anak
pertama laki-laki yang bernama UHUD AHMAD SU'UDI, dan tiga tahun kemudian
dikaruniai anak yang kedua perempun bernama SANIYATUS SA'DIYAH, namun anak
yg kedua ini dipanggil Alloh pada tanggal, 15 januari 2019 pada usia ke 34 th, tepatnya
pada hari selasa kliwon, ia merupakan istri dari ust Suliyono MA.

2) RINTISAN PONDOK PESANTREN


Kiyai Munasir memulai mengajar kitab kuning pada tahun 1979 dengan kitab
(taqrib) dimulai pada bulan Ramadhan dengan 3 orang santri yaitu (MASHURI,
MUNJALIS dan SARWI), mereka bertiga merupakan cikal bakal dari santri dan murid
SABILUL MUTTAQIN yang sekarang ini.

Bersama 3 santri tersebut Kiyai Munasir memulai perjuangan dengan penuh


semangat, telaten dan ulet dalam menghadapi dan menyelesaikan semua persoalan yang
muncul. 3 santri tersebut diajar dengan tekun, dengan sarana seadanya, akhirnya santri yg
mengaji meningkat dengan pesat sehingga pada tahun itu juga mencapai lebih dari 100 anak
remaja.

Berkat usulan dari menantunya Bapak Wiji Ndean yang dari Kayulemah, maka
dibentuklah jam'iyah manakib, dan dari jam'iyah manakib tersebut terbentuklah jam'iyah-
jam’iyah yang lain, seperti : jam'yah ummahat, jam'yah tahlil, jam'iyah yasin, jam'yah dibak
putra, dan jam'iyah dibak putri.

3) RINTISAN MADRASAH DINIYAH SISTEM KLASIKAL.


Setelah dipandang kuat, sayap perjuangan telah berkembang, maka pada tahun
1990 dibukalah MADRASAH DINNIYAH, yang santrinya selain dari desa Margoagung
sendiri juga dari desa sekitar, yaitu: Tulungrejo, Sambongrejo, Pejambon, Mlangi, Jatigede,
Prayungan, Medalem, Sroyo, Mejuwet, Mampir, Butoh, Galang, Karangdinoyo, Sadang,
Kantep.

Pada tahun 1990 itu pula dibuka asrama putri dengan sebuah gothakan untuk
menginap anak putri, sedangka yang putra setelah mengaji kitab kuning pulang ke rumah
masing-masing.

Pada masa itulah kiyai Munasir sowan ke Kiyai Hammam Gilang dan namanya di
tambah Muhammad di depannya, sehingga menjadi Muhammad Munasir al-Mahdi.
Sebenarnya Kiyai Munasir pernah bernimpi bertemu Gus Dur dan diberitahu bahwa nama
tambahan yang akhir sebaiknya jangan al-Mahdi, tapi al-Hasyimi, namun Kiyai Munasir
ewuh pakewuh akan mengganti al-Mahdi dengan al-Hasyimi.

Adapun kitab-kitab yang diajarkan kepada santri besar (KIBAAR) adalah: Fathul
qorib, Kifayatul akhyar, Bulughul marom, Riyadlus sholihin, At-thibyan, Mabadi
awwaliyah, Al-hikam, Al-kailani, Al-maqsud, Imrithi, Uqudullijain, dan Tankih.

Sedangkn kepada santri kecil/pemula (SHIGHOOR) adalah: Al-mabadiu al-


fiqhiyyah, Al-washooya, Aqidatul 'awam, Ak-akhlaqu lilbanin, dll.

Pada tahun 1994 Kiyai Munasir mengundurkan diri dari mengajar di talun, setelah
mengabdi selama 23 tahun,dan kemudian mendirikan lembaga pendidikan formal yang
bernaung dibawah YAYASAN PONPES SABILUL MUTTAQIN.

4) PENDIDIKAN FORMAL DIBUKA


Pada tahun 1995 Kiyai Munasir merintis mendirikan lembaga pendidikan formal
yang bernama MADRASAH TSANAWIYAH SABILUL MUTTAQIN. Sejak tahun
pertama berdiri sudah diadakan program TAKHOSSUS untuk memperdalam bahasa arab
dan ilmu-ilmu agama. Program ini dimulai jam 16.00 sampai jam 21.00 WIB. Tengah
malam para santri dibangunkan untuk melaksanakan sholat malam diteruskan dengan
berbagai wirid dan doa. Setelah selesai sholat subuh berjamaah mereka pulang, dan ketika
jam 07.00 mereka harus sudah datang di sekolah lagi untuk memulai pembelajaran
pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah. Alhamdulillah hingga sekarang program
takhossus masih berjalan dengan baik, meskipun waktu masuknya dirubah, dimana
sekarang takhossus masuk 1 minggu sekali pada malam jum'at untuk seluruh murid
Tsanawiyah dengan cara bergantian.
Tiga tahun berikutnya membuka lembaga pendidikan baru yaitu MADRASAH
ALIYAH SABILUL MUTTAQIN.

Pada tahun 2011, sebagaimana biasa, dalam rangka Penggalangan Siswa Baru
(PSB), panitia PSB (namanya ketika itu), yang sekarang dirubah nama menjadi panitia
PPDB membagi angket ke kls 9 MTS. Dari angket yang dibagikan tersebut yang
menyatakan meneruskan ke MA sebanyak 3 rombel, dimana biasanya hanya 2 rombel,
alangkah senangnya hati para bapak guru dan pengurus ketika itu. Namun apa yang rerjadi,
setelah formulir dibagikan, ternyata yang daftar hanya 2 rombel, maka pihak MA dan
pengurus mencari tahu, kemana anak-anak tersebut menjatuhkan pilihannya. Dan ternyata
mereka daftar ke SMK di lembaga lain. Berpulang ke kasus tersebut, maka pengurus
berusaha sekuat tenaga untuk membuka SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/SMK
SABILUL MUTTAQIN dengan dua jurusan yaitu TKR dan TKJ.

5) KURIKULUM
Adapun kurikulum yg dipergunakan di MTS-MA adalah:
-kurikulum pemerintah
-kurikulum pondok modern Gontor, Ponorogo.
-kurikulum pondok salaf,

Sedangkan untuk SMK menggunakan kurikulum pemerintah dengan ditambah muatan


lokal.

6) KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
1.Pramuka
2.PMR

3.Seni baca alquran


4.Kaligrafi
5.Khitobah/pidato
6.Komputer
7.Olahraga

7) PROGRAM TAHFIDZUL QUR’AN


Diawal tahun pelajaran 2018-2019 diadakan program Tahfidzul Qur’an, di MTS,MA
DAN SMK. Waktu pelaksanaannya 15 menit setelah masuk jam pertama, dengan ketentuan
sebagai berikut :
-kelas 7 dan 8 kelancaran membaca Al-Quran,dengan tajwid dan makhrojnya.
-kls 9 hafalan surat-surat pendek
-kls 10 - 12 ALIYAH hafalan alquran, dan
-kls 10 - 12 SMK hafalan surat pendek dan asmaul husna.

8) UNIT PENDIDIKAN
1.TPQ SABILUL MUTTAQIN 1, 2 DAN 3.

2.MADRASAH TSANAWIYAH
3.MADRASAH ALIYAH
4.SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
5.KURSUS
6.MAJLIS TA'LIM

9) PENUTUP.
Alhamdulillah berkat ijin Alloh, wejangan para aliim, bantuan para aghniyak dan
doa para dlu'afa, serta kritik membangun dan masukan para simpatisan sampai hari ini
PONPES SABILUL MUTTAQIN DAN SELURUH UNIT PENDIDIKAN YANG ADA
SERTA KEGIATAN-KEGIATAN LAIN masih berjalan dengan baik,sebagaimana yg kita
dambakan bersama, semoga seluruh elemen ummat yg terlibat didalam perjuangan ini
mendapat ridho Alloh, (Aamiin).
‫والله يهدى الى الحق وهو أرحم الراحمين‬
‫والسﻼم عليكم ورحمة الله وبركاته‬

Pengasuh

YAYASAN PONPES SABILUL MUTTAQIN

K.H. MUHAMMAD MUNASIR ALMAHDY

Anda mungkin juga menyukai