1
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektiF.
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadaI
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan (hand Hygiene)
6. Pengurangan risiko pasien jatuh.
SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
TULBAKON
ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap NAMA LENGKAP DAN TANDA
TANGAN PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja NAMA LENGKAP DAN TANDA
untuk TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
NORUM/LASA
3. Konfirmasilisan
dan tanda tangan
Sutoto.KARS 8
METODE SBAR
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan
Background (B) :
- Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013,
- Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter,
pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu, SaO2 88%
- Program sudah dapat injeksi Lasik 3 x 1 amp IV.
- TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
- Hasil laboratorium terbaru tanggal XX-XX-XXXX: Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237
mg/dl
- Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
Assessment (A) :
- Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit lebih
- Pasien tampak gelisah.
Recommendation (R) :
- Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM? Mulai berapa liter/menit?
- Apa advise dokter?
- Perlukah peningkatan diuretic atau drip deuretik
- Apakah dokter akan memindahkan pasien ke HCU?
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki keamanan
obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert).
Dengan cara pelabelan obat2 High Allert
(stiker merah), LASA (stiker Kuning),
Elektrolit Pekat harus diencerkan (stiker
Hijau)
Obat2 High Allert hanya boleh disimpan
dengan Acces Restricted di 3 unit :
IBS/IGD/ICU
DEFINISI:
◦ Obat berisiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang
bermakna bila digunakan secara salah
KETENTUAN :
1.Setiap unit yan obat harus tersedia daftar obat high
alert, Obat LASA, Elektrolit Konsentrat, serta
panduan penata laksanaan obat high alert
2.Setiap staf klinis terkait harus tahu penata laksanaan
obat high alert
3.Obat high alert harus disimpan terpisah, akses
terbatas, diberi label yang jelas
4.Instruksi lisan obat high alert hanya boleh dalam
keadaan emergensi, atau nama obat harus di eja
perhuruf HIGH
ALERT
Sutoto.KARS 18
Sutoto.KARS 19
Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel
event bila tak disiapkan dan dikelola dengan
baik
Terpenting :
◦ Ketersediaan
◦ Akses
◦ Resep
◦ Pemesanan
◦ Persiapan
◦ Distribusi
◦ Label
◦ Verifikasi
◦ Administrasi dan pemantauan
Sutoto.KARS 20
LASA
Sutoto.KARS 21
LASA
LASA
Sutoto.KARS 22
LASA LASA
Sutoto.KARS 23
HIGH ALERT
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memastikan tepat lokasi,
tepat-prosedur, dan tepat- pasien
Digunakan juga praktek berbasis bukti
1. Surgical Site Marking (SSM) penandaan daerah
operasi
2. Surgical Safety Checklist (SSC) sign in, Time out,
Sign Out
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari
kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan
tindakan,
7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan
disayat
Sutoto.KARS 26
Sutoto.KARS
27
1. Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar
2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label
dan dipampang dg baik
3. Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau
implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out :
1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai,
3. melibatkan seluruh tim operasi
5. Pakai surgical safety check-list (WHO . 2009)
Sutoto.KARS 28
TIME OUT
Sutoto.KARS 29
Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-
infeksi lain adalah 6 langkah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat terutama dalam 5 moment
5 moment cuci tangan :
1. sebelum kontak dengan pasien
2. sebelum melakukan tindakan aseptik
3. setelah terkena cairan dan tubuh pasien
4. setelah kontak dengan pasien
5. setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien
UNTUK PASIEN RAWAT INAP:
Memasang Kancing identitas berwarna kuning
Melakukan Asesmen pasien resiko jatuh, SOP