(PATIENT SAFETY)
By . Maryati, SKM.M.Kes
Keselamatan Pasien diatur dlm :
UU No. 29 Tahun 2004 Ttg Praktik
Kedokteran, Pasal 2.
UU No. 36 Tahun 2009 Ttg Kesehatan,
Pasal 5 (2), Pasal 19, Pasal 54.
UU No. 44 Tahun 2009 Ttg Rumah Sakit,
Pasal 13 (3), Pasal 32 (e),(n) dan Pasal 43.
Permenkes No.11 Thn 2017 Ttg
Keselamatan Pasien.
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman,dan diharapkan dapat
mencegah terjadinya cidera. Termasuk di
dalamnya: mengukur risiko; identifikasi dan
pengelolaan risiko terhadap pasien; pelaporan dan
analisis insiden; kemampuan untuk belajar dan
menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi
untuk mencegah, mengurangi serta meminimalkan
risiko.
Insiden adalah setiap kejadian yg tidak
disengaja dan kondisi yg mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dpt
dicegah pd pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera,
Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.
KejadianTidak Diharapkan, selanjutnya
disingkat KTD adalah insiden yang
mengakibatkan c e d e r a pada pasien.
Kejadian
sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau ce d e r a yang
serius.
Standar keselamatan pasien terdiri dari
1. Hak pasien.
2. Mendidik pasien dan keluarga.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan
pelayanan.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja
untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien meliputi
tercapainya bbrp hal :
a. Ketepatan identifikasi pasien;
b. Peningkatan komunikasi yang efektif;
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai;
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi;
e. Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan;
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
4. Mengembangkan sistem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;