(RE-AKREDITASI SNARS)
RUMAH SAKIT SARI ASIH KARAWACI
1
VISI :
MISI :
MOTTO :
GREETING “3S” :
1. SENYUM
2. SALAM
3. SYAFAKUMULLAH
NILAI
Nilai Rumah Sakit Sari Asih Karawaci secara umum adalah SARI ASIH yang artinya sebagai berikut :
S : Sigap
A : Amanah
R : Ramah
I : Ikhtiar
A : Aman
S : Sesuai standar
I : Islami
H : Happy
2
APA ITU AKREDITASI ?
Suatu pengakuan yang diberikan pemerintah kepada Rumah Sakit karena telah memenuhi standar
yang ditentukan.
TUJUAN AKREDITASI
1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah Sakit dan
SDM di Rumah Sakit.
3. Meningkatkan mutu dan mempertahakan standar pelayanan Rumah Sakit.
4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat dan SDM Rumah Sakit.
MANFAAT AKREDITASI
1. Terbentuknya budaya mutu dan memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di
Rumah Sakit.
2. Terlindunginya pasien dan masyarakat dari layanan yang tidak bermutu.
3. Sebagai salah satu syarat peningkatan kelas Rumah Sakit.
4. Peningkatan kesejahteraan Rumah Sakit.
D. PROGRAM NASIONAL
1. Peningkatan Kesehatan Ibu Bayi
2. Penurunan Angka Kesakitan TBC
3. Penuruan Angka Kesakitan HIV
4. Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting
5. Keluarga Berencana Rumah Sakit
3
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
N PERTANYAAN JAWABAN
O
4
keluarga yang mendampingi.
6 Dapatkah Anda Rumah Sakit menggunakan tekhnik SBAR (Situation - Background – Assesment –
Menjelaskan Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas
tentang cara komunikasi antar pemberi layanan.
Komunikasi 1. Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
yang efektif di 2. Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
Rumah sakit? terkini.
3. Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
4. Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien
saat ini.
Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi
lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah
yang diberikan.
Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter
ruangan yang bertugas.
**
Dilakukan saat terjadi komunikasi / instruksi melalui telepon dari dokter
spesialis/dokter / dokter Jaga ruangan /Apoteker dan saat dilakukan pelaporan hasil
pemeriksaan yang kritis (critical results)
Cara melakukan Read Back :
Pengirim Pesan/dokter spesialis atau dokter Jaga ruangan menyampaikan
pesan kepada penerima pesan/perawat/staf farmasi/staf laboratorium
Penerima pesan menuliskan pesan pada formulir integrated Note dan
membacakan kembali apa yang sudah didengar dan dicatat
Penerima pesan mendengarkan kembali saat dokter spesialis/ dokter Jaga
ruangan menyampaikan bahwa telah dituliskan adalah benar atau
melakukan koreksi bila salah
Dilakukan verifikasi data, 1 kali 24 jam dengan tandatangan pengirim
pesan / dokter pada integrated note
Yang perlu diperhatikan dalam read back : Berikan stempel “VERIFIKASI” pada
integrated note di samping pesan yang telah dituliskan, tempelkan stiker “SIGN
HERE” pada file sehingga mudah untuk dicari dan segera dapat dilakukan verifikasi
saat memberi pesan.
Departemen yang melakukan Read Back : Keperawatan (Rawat Inap dan rawat
jalan), Dokter, Farmasi, Rehab Medis, Penunjang Medis (Laboratorium,
Radiologi/Diagnostik)
Form. Hand Over.
5
C. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Di Waspadai (High Alert Medication)
7 Apakah yang High Alert Medication adalah obat –obat risiko tinggi yang merugikan pasien jika
dimaksud terjadi kesalahan pemberian obat
dengan Obat Obat-obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah :
High Alert? 1. Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl 3%
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound Alike)
yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
Pengelolaan high alert medication:
1. Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan
yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”.
2. NaCl 3% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit
Perawatan Intensif (ICU).
3. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan
bahwa elektrolit pekat disimpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas
yang diberi wewenang.
4. Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan
“High Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang
dituliskan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan”!
D. Memastikan Sisi Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pasien Yang Benar Pada Pembedahan/ Tindakan
Invasif.
8 Bagaiamana Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah
prosedur Operator/orang yang akan melakukan tindakan.
penandaan Operator yang membuat tanda itu harus hadir pada operasi tersebut.
lokasi yang Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang di
akan di operasi mana operasi akan dilakukan. Pasien ikut dilibatkan, terjaga dan sadar; sebaiknya
di Rumah Sakit dilakukan sebelum pemberian obat pre medikasi.
? Tanda berupa tanda panah “ ” dititik yang akan dioperasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen berwarna Hitam dan jika
memungkinkan, harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau
penyisipan instrumen harus ditandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan
pasien diagnosis misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya
dan pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterality), struktur multipel
(jari tangan, jari kaki, lesi) atau multiple level (tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan:
1. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
2. Kasus intervensi seperti kateter jantung
3. Kasus yang melibatkan gigi (penandaan dilakukan pada foto panoramic)
4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
menyebabkan tato permanen.
Dalam kasus-kasus di mana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat
dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warna kulit gelap,
boleh digunakan warna merah. Pada kasus-kasus seperti operasi spinal, dapat
dilakukan proses dua tahap yang meliputi penandaan preoperatif per level spinal
6
(yang akan dioperasi) dan interspace spesifik.
Intraoperatif menggunakan radiographic marking.
Untuk luka atau lesi yang jelas terlihat penandaan tidak berlaku.
Tujuan Time Out dan Site Marking: Untuk memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar dan pembedahan pasa pasien yang benar (tindakan
pemotongan, pengangkatan, pengubahan atau pemasukan alat diagnosis/terapi)
Departemen yang terlibat dalam proses Time Out dan Site Marking adalah: Kamar
Operasi, Cath Lab, Rawat Jalan (Poli Bedah, Poli Gigi dan Endoskopi)
7
F. Mengurangi Resiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
8
Pengkajian Semua Neonatus dikategorikan beresiko jatuh
INTERVENSI □ Pasang gelang resiko jatuh
□ Pasang tanda resiko jatuh pada box / incubator
□ Orientasi ruangan pada orang tua / keluarga
□ Dekatkan box bayi dengan ibu
□ Pastikan selalu ada pendamping
□ Pastikan lantai dan alas kaki tidak licin
□ Kontrol rutin oleh perawat / bidan
□ Bila dirawat dalam incubator, pastikan semua jendela terkunci
□ Edukasi orang tua / keluarga
EDUKASI YANG DIBERIKAN
□ Tempatkan bayi pada tempat yang aman
□ Teknik menggendong bayi
□ Cara membungkus bayi
□ Segera istirahat apabila merasa lelah dan tempatkan bayi pada box nya
□ Libatkan keluarga untuk mendampingi atau segera panggil perawat / bidan jika dibutuhkan
SASARAN □ Ibu □ Keluarga lain □ Bapak □ Wali
EDUKASI □ Lainnya ………
EVALUASI □ Memahami dan mampu menjelaskan kembali
□ Mampu mendemonstrasikan
□ Perlu edukasi ulang
SKALA RESIKO JATUH HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI
Riwayat jatuh Apakah pasien datang ke rumah sakit karena Ya / tidak Salah satu jawaban
jatuh? ya : 6
Status mental Apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat Ya / tidak Salah satu jawaban
keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan ya : 14
daya ingat)
Penglihatan Apakah pasien memakai kaca mata? Ya / tidak Salah satu jawaban
ya : 1
Apakah pasien mengeluh penglihatan buram? Ya / tidak
Transfer (dari Mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 Jumlahkan nilai transfer
tempat tidur ke dan mobilitas.
kursi dan kembali Memerlukan sedikit bantuan (1 orang)/dalam 1
lagi ke tempat pengawasan Jika nilai total 0 – 3
tidur) maka skor : 0
Memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2
Jika nilai total 4 – 6,
Tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu 3 maka skor : 7
bantuan total
Immobilisasi 3
Total skor
Keterangan Skor :
0 -5 : resiko rendah
6 – 16 : resiko sedang
17 – 30 : resiko tinggi
10
MORSE FALL SCALE ( SKALA JATUH MORSE )
1 USIA
a. Kurang dari 50 tahun 8
b. 50 – 70 tahun 10
c. Lebih dari 80 tahun 26
2 STATUS MENTAL
a. Kesadaran baik / Orientasi baik setiap saat 4
b. Agitasi / Ansietas 12
c. Kadang-kadang bingung 13
d. Bingung / Disorientasi 14
3 KLIMINASI
a. Mandiri dan mampu mengontrol BAB / BAK 8
b. Dower catheter / Colostomy 12
c. Eliminasi dengan bantuan 10
d. Gangguan eliminasi (Inkontinensia / Nukturia / Frekuensi) 12
e. Inkontinensia tetapi mampu untuk mobilisasi 12
4 PENGOBATAN
a. Tanpa obat-obatan 10
b. Obat-obatan jantung 10
c. Obat-obat Psikotropika (termasuk Benzodiazepine dan Antidepresan) 8
d. Mendapat tambahan obat-obatan dan / atau obat-obat PRN (psikiatri, anti
12
nyeri) yang diberikan dalam 24 jam terakhir
5 DIAGNOSA
a. Bipolar / Gangguan Schizoaffective 10
b. Penggunaan obat-obatan terlarang / ketergantungan alcohol 8
11
c. Gangguan depresi mayor 10
d. Dimensia / delirium 12
6 AMBULASI / KESEIMBANGAN
a. Mandiri / keseimbangan baik / Immobilisasi 7
b. Dengan alat bantu (kursi roda, walker, dll) 8
c. Vertigo / Kelemahan 10
d. Goyah / membutuhkan bantuan dan menyadari kemampuan 8
e. Goyah tapi lupa keterbatasan 15
7 NUTRISI
a. Mengkonsumsi sedikit makanan atau minuman dalam 24 jam terakhir 12
b. Tidak ada kelainan dengan nafsu makan 0
8 GANGGUAN POLA TIDUR
a. Tidak ada gangguan tidur 8
b. Ada keluhan gangguan tidur yang dilaporkan oleh pasien, keluarga atau
12
petugas
9 RIWAYAT JATUH
a. Tidak ada riwayat jatuh 8
b. Ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir 12
TOTAL SKOR
Tidak berisiko < 90
Berisiko ≥ 90
Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian
rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut.
Perawat memasang label Resiko Jatuh berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan
mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.
Pengkajian ulang secara berkala dilakukan oleh perawat sesuai hasil penilaian resiko jatuh pasien dan
jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
Pastikan keamanan dan keselamatan pasien selama dalam perawatan dengan :
1. Memakai label pada gelang identitas pasien sejak masuk RS:
Merah : Alergi
Kuning : Pasien dengan risiko jatuh
Ungu : Pasien yang menolak resusitasi (Do Not Resuscitate/DNR)
13
HAK PASIEN DAN KELUARGA (HPK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Tahukah anda tentang RS Sari Asih Karawaci bertanggung jawab untuk melindungi dan
bagaimana hak pasien di mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009
Rumah Sakit? tentang Rumah Sakit, yaitu :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Rumah Sakit.
2. Pasien berhak informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan yang manusiawi, jujur, adil dan
tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Pasien berhak memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Prakter (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit.
9. Pasien berhak mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang di
derita termasuk data-data medisnya.
10.Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata
cara tndakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
11.Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang di
deritanya.
12.Pasien berhak di dampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13.Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama tidak mengganggu pasien yang lain.
14.Pasien berhak mendapatkan keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
15.Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah
Sakit terhadap dirinya.
16.Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17.Pasien berhak menggugat dan atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana.
18.Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2 Kewajiban pasien dan KEWAJIBAN PASIEN (UU No. 44/2009 & PERMENKES No. 4 tahun 2018
keluarga Pasal 26 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien):
1. Mematuhi peraturan yang berlaku dirumah sakit.
2. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
14
3. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan tenaga
kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja dirumah sakit.
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya.
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan financial dan
jaminan kesehatan yang di milikinya
6. Mematuhi rencana terapi yang di rekomendasikan oleh tenaga
kesehatan dirumah sakit dan di setuju oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai ketentuan
perundang – undangan.
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan dan atau tidak mematuhi petunjuk yang di berikan
oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatannya dan,
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
3 Bagaimana prosedur Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai dengan kebutuhan dan
pemberian informasi dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai. Dalam pemberian
edukasi kepada pasien informasi dan edukasi ini dikoordinasikan oleh Panitia PKRS (BAB KE).
dan keluarga? SPO Pemberian Informasi dan Edukasi.
4 Bagaimana prosedur Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : PERATURAN MENTERI
pemberian informed KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008
consent kepada pasien TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
dan keluarga ? Pernyataan persetujuan (informed consent) dari pasien di dapat dari suatu
proses yang di tetapkan Rumah Sakit dan dilaksanakan oleh staf yang
terlatih dalam bahasa yang dipahami pasien.
SPO Pemberian Informed Consent
Informed consent diperoleh saat sebelum operasi, anestesi, penggunaan
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko
tinggi.
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau
keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien
(DPJP).
Yang berhak untuk memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi
adalah :
1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
2. Bagi pasien di bawah umur 21 tahun, persetujuan (informed consent)
atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut urutan
hak sebagai berikut :
Ayah / ibu kandung
Saudar-saudara kandung
3. Bagi pasien dibawah 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang
tuanya berhalangan hadir, persetujuan (informed consent) atau Penolakan
Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
Ayah / ibu adopsi
Saudara-saudara kandung
Induk semang
4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (informed
consent) atau Penolakan Tindakan Medis diberikan oleh mereka menurut
15
hak sebagai berikut :
Ayah/ibu kandung
Wali yang sah
Saudara-saudara kandung
Induk semang
5. Bagi pasien dewasa dibawah pengampunan (curatelle) Persetujuan atau
Penolakan Tindakan Medis diberikan menurut hak sebagai berikut :
Wali
Curator
6. Bagi pasien dewasa yang sudah menikah/orang tua, persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak
sebagai berikut :
Suami/istri
Ayah/ibu kandung
Anak-anak kandung
Saudara-saudara kandung
Informed consent menginformasikan tentang : diagnose (WD&DD), dasar
diagnosa, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, tata cara,
tujuan, resiko, komplikasi, prognosis, alternative .
5 Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas
mendapatkan informasi permintaan. Pasien setiap hari akan dikunjungi kerohanian Islam
pelayanan kerohanian di (ustad/ustadzah). Untuk pasien yang beragama selain Islam diperbolehkan
Rumah Sakit ? untuk membawa kerohanian sendiri yang sebelumnya harus di komunikasikan
terlebih dahulu dengan pihak Rumah Sakit dengan tidak mengganggu pasien
yang lain.
SPO Pelayanan Kerohanian
6 Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan
melindungi kebutuhan dibatasi dengan tirai.
privasi pasien? SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien
7 Bagaimana RS Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas : pelecehan
melindungi pasien seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien
terhadap kekerasan fisik? baik yang dilakukan oleh penunggu/ pengunjung pasien maupun petugas.
Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan
pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika
rumah sakit yang berlaku.
Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.
Setiap pasien/ pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit
harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu
visitor/ pengunjung atau nametag karyawan.
SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik
8 Bagaimana prosedur SPO Perlindungan Barang Milik Pasien
melindungi barang milik
pasien ?
9 Apa yang dilakukan RS Rumah Sakit menghormati pilihan dan keinginan pasien untuk menolak
jika pasien menolak/ pelayanan resusitasi.
memberhentikan tindakan Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus di catat di Rekam Medis
(resusitasi) atau pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR) . Formulir DNR harus diisi
pengobatan yang dengan lengkap dan disimpan di Rekam Medis pasien.
diberikan ? Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus di catat di Rekam Medis pasien dan
16
formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang
yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan
10 Alur komplain
17
5. Segera menyimpan obat dalam lemari obat pasien ketika obat sampai di bangsal dan lemari
obat selalu dalam kondisi terkunci.
6. Mengisi form dan dokumen lengkap sesuai dengan ketentuan.
7. Menuliskan tanda tangan, nama, jam dan profesi lengkap pada formulir sesuai dengan
ketentuan.
8. Melakukan semua prosedur dan tindakan sesuai dengan SPO.
9. Setiap Kegiatan harus dimulai dengan Bismillahirrahmanirrahim dan diakhiri dengan
Alhamdulillahirobbil’alamin.
18
KOMUNIKASI DAN EDUKASI (KE)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Siapa yang memberikan Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan
edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan
keluarga ? dikoordinasikan oleh Panitia PKRS.
2 Bagaimana prosedur pemberian SPO Pemberian Informasi dan Edukasi
informasi atau edukasi kepada
pasien atau keluarga ?
3 Bagaimana cara mengetahui Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima
pencapaian keberhasilandan memahami edukasi yang diberikan.
edukasi yang diberikan ? SPO Pemberian Informasi dan Edukasi
4 Apa bukti edukasi telah Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau
diberikan kepada pasien ? keluarga
Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian
edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima
edukasi.
5 Bagaimana jika pasien Rumah Sakit Sari Asih telah menetapkan SK penterjemah
mengalami kendala dalam Bisa dikonfirmasi terlebih dahulu ke bagian TPP (Tempat
bahasa Pendaftaran Pasien)
19
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah definisi insiden o Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), kejadian
keselamatan pasien? Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), kejadian
Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
o Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan
kematian atau cedera yang serius, biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima, seperti : operasi pada bagian tubuh salah, pasien
bunuh diri, tertukarnya bayi, bayi hilang, salah diagnose,
salah memberikan obat berakibat cedera major.
o Kejadian sentinel :
o Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan
alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh
bunuh diri.
o Kehilangan fungsi utama (majors) secara permanen yang
tidak terkait dalam perjalanan alamiah penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya.
o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang
yang bukan orang tuanya
o KNC: kejadian nyaris cedera (near miss) terjadinya
indisden yang belum sampai terpapar/tidak mengenai ke
pasien.
Contoh :
o unit tranfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang
salah, namun kesalahan tersebut sudah diketahui sebelum
tranfusi dimulai.
o Salah obat tetapi segera di ganti
o Kesalahan pengambilan sampel
o KTC : Kejadian Tidak Cedera suatu kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission), atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission),
yang dapat mencederai pasien tetapi ceder serius tidak
terjadi
Contoh :
Dapat obat kontraindikasi tidak timbul ( chance )
Dosis letal akan diberikan, diketahui, dibatalkan
( prevention)
Dapat obat dosis letal/kontraindikasi, diketahui,
diberi antidotnya (mitigation)
21
** INCIDENT REPORT
Insiden adalah suatu peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi karena ketidaksengajaan dan/atau
peristiwa atau keadaan yang telah mengakibatkan cedera baik kepada pasien/pengunjung/karyawan
dan atau menimbulkan kerusakan pada alat atau sesuatu yang menimbulkan pengaduan. Contoh:
kesalahan pengobatan, kebakaran, pencurian, kerusakan alat, dsb.
Setiap karyawan harus meaporkan semua kejadian yang terjadi. Informasi ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi penyebab dan kekurangan yang memiliki dan bertujuan menurunkan risiko dari
kesalahan yang sama bila terjadi.
Catatan :
Anda harus melaporkan semua kejadian termasuk yang hampir terjadi sesegera mungkin agar
anda tidak lupa.
Serahkan laporan tersebut ke Komite PMKP.
22
AKSES DAN KESINAMBUNGAN PELAYANAN (AKP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar
Rumah Sakit untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani
oleh Rumah Sakit.
1 Bagaimana prosedur skrining di
Skrining dilaksanakan melalui kriteria TRIASE visual atau
IGD?
pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik
atau diagnostic imaging sebelumnya.
SPO Skrining Pasien
Bagaimana prosedur SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
2 penerimaan pasien rawat inap SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
dan rawat jalan? SPO Penahanan Pasien untuk Diobservasi
Rumah Sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk
3 Bagaimana prosedur triase? memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
menggunakan ATS (Australian Triage Scale) /kategori I,II,III,IV,V.
RS mengidentifikasi hambatan di populasinya dengan membuat
kajian data cakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama.
Bagaimana RS mengidentifikasi
4 Selain itu juga dikaji factor biologis dan psikososialnya.
hambatan di populasinya dalam
Untuk mengatasi hambatan/kendala keterbatasan fisik dalam
memberikan pelayanan?
populasinya, RS Sari Asih Karawaci memiliki prosedur
penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik..
5 Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit?
23
Keterampilan menangani
permasalahan jalan nafas
dan pernafasan, minimal
level ST 3 atau sederajat.
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien
dengan sakit berat/kritis
Perawat :
Minimal 2 tahun bekerja di
ICU
Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut
Harus mengikuti pelatihan
untuk transfer pasien
dengan sakit berat/kritis.
25
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
2 Berapa lama proses assessment Assesmen awal medis dan awal keperawatan rawat inap harus
awal pasien selesai dalam waktu 1x24 jam
3 Kapan asesmen awal harus Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam
dilakukan? waktu 1x24 jam setelah pasien masuk sebagai pasien rawat
inap.
Asesmen medis awal yang dilakukan sebelum pasien masuk
sebagai pasien rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan
di rumah sakit tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau
riwayat kesehatan telah diperbarui dan pemeriksaan fisik
diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari, perubahan-
perubahan signifikan dalam kondisi pasien semenjak
asesmen di catat dalam rekam medis pada saat penerimaan
pasien sebagai pasien rawat inap.
4. Bagaimana pengkajian/ asesmen 1. Pelaksanaan pengkajian ulang medis dilaksanakan minimal
ulang pasien untuk rencana satu kali sehari, termasuk akhir minggu/ libur untuk pasien
asuhan lanjutan? akut.
2. Pelaksanaan pengkajian ulang oleh perawat minimal satu kali
per shift atau sesuai dengan perubahan kondisi pasien
3. Pengkajian ulang oleh PPA lainnya dilaksanakan dengan
interval sesuai regulasi rumah sakit.
Catatan :
Semua pengkajian dan seluruh asesmen pasien harus didokumentasikan dengan lengkap, jelas
terbaca, ditandatangani, dicantumkan tanggal dan jam, kemudian disimpan dalam berkas Rekam Medis
Pasien.
27
PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)
NO PERTANYAAN JAWABAN
Pada bayi prematur, ditambahkan 2 parameter lagi yaitu heart rate dan saturasi oksigen.
Heart rate 10% dari baseline 0
11-20% dari baseline 1
>20% dari baseline 2
Saturasi oksigen Tidak diperlukan oksigen 0
tambahan
Penambahan oksigen diperlukan 1
Skor 0 : tidak nyeri Skor 1-2 : nyeri ringan Skor 3-4 : nyeri sedang Skor >4 : nyeri hebat
FLACCS
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
WAJAH Tidak ada ekspresi Sesekali meringis atau Sering untuk cemberut
tertentu atau mengerutkan kening. konstan, rahang, ditarik,
senyum tidak tertarik bergetar dagu
KAKI Normal posisi atau Tidak nyaman, Menendang atau kaki
santai gelisah, tegang disusun
ACTIVITAS Berbaring dengan Menggeliat, Melengkung, kaku
tenang, posisi menggeser maju,
normal, bergerak mundur, tegang.
dengan mudah
MENANGIS Tidak ada teriakan Erangan atau Menangis terus, teriakan
(terjaga atau rengekan, keluhan atau isak tangis, sering
tertidur) sesekali keluhan
CONSOLABILITAS Konten, santai Diyakinkan oleh Sulit untuk konsul atau
menyentuh sesekali, kenyamanan atau sedang
memeluk berbicara , distractable
Skor 0 : tidak nyeri Skor 1-3 : nyeri Skor 4-6 : nyeri Skor 7-10 : nyeri hebat
ringan sedang
7 Bagaimana mendeteksi awal Dengan menggunakan metode NEWSS (Nursing Early Warning
kegawatan pasien rawat inap? Scoring System)
Dalam penerapannya ada formulir NEWSS untuk dewasa dan
anak-anak
8 Bagaimana penanganan pasien Kalau pasien di IGD tangani pasien dengan menggunakan
dengan curiga imunosupresan APD lengkap dan cek darah dengan metode Elisa. Kalau hasil
(HIV AIDS) ? positif pasien disarankan dirujuk ke RS rujukan.
Apabila pasien sudah masuk di rawat inap dan sudah
dipastikan dengan pemeriksaan darah, pasien disarankan
rujuk ke Rumah Sakit rujukan kasus HIV AIDS.
Apabila keluarga tidak bersedia dirujuk dan atas permintaan
sendiri di rawat di Rumah Sakir Sari Asih Karawaci maka
penanganan penyakitnya untuk perbaikan kondisi umum atau
pengobatan symptom
9 Bagaimana penanganan pasien Bila dalam anamnesa ditemukan bahwa pasien
dengan kasus kemoterapi ? membutuhkan/sudah terjadwal di Rumah Sakit lain untuk
terapi kemoterapi maka pasien disarankan dirujuk ke Rumah
Sakit yang melakukan terapi kemoterapi
Apabila keluarga tidak bersedia dirujuk dan atas permintaan
sendiri di rawat di Rumah Sakir Sari Asih Karawaci maka
penanganan penyakitnya untuk perbaikan kondisi umum atau
pengobatan symptom
10 Apa yang anda lakukan bila 1. Petugas yang menemukan pasien tidak sadar/ tergeletak :
menemukan pasien/pengunjung cek respon
yang tidak sadar Minta tolong
Resusitasi Jantung paru (RJP)
2. Petugas di ruangan yang sama atau terdekat : mengaktifkan
“Code Blue” dengan dengan alat komunikasi yaitu HT yang
ada di semua unit/ruang/instalasi dengan menyebutkan
“Code Blue ….(ruang)” sebanyak 3x, dekatkan alat
emergency ke lokasi Code Blue lalu mengambil posisi di
airway dan breathing.
3. Sambil menunggu tim Code Blue datang, petugas yang
menemukan melakukan resusitasi Jantung paru (RJP)
4. Setelah tim Code Blue datang, laporkan kondisi pasien,
Dokter jaga ruangan sebagai tim leader dan perawat dengan
pin A (airway) mengambil alih airway
5. Perawat dengan pin B (breathing) : melakukan tatalaksana
pemberian napas buatan manual
31
6. Perawat dengan pin C (circulation) : melakukan kompresi
dada atau memasang infus
7. Perawat dengan pin D (defibrillation & drugs) : membawa
defib, memasang monitor, dan memberikan obat-obatan yang
dibutuhkan
8. Perawat dengan pin Documentation : mengidentifikasi psaien
dan penyakitnya, mencatat segala kejadian yang
berlangsung, dan melaporkan kepada team leader
9. Intubasi (bila perlu), dokter mengambil alih defib, ambu bag
diambil alih oleh perawat ruangan
10. Perawat ruangan terkait membantu CPR
11. Evaluasi pasien.
12. Selanjutnya sesuai kondisi pasien
13. Apabila korban tertolong, pindahkan / rujuk korban ke ICU
secepat mungkin setelah stabil untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut
14. Jika resusitasi tidak berhasil atau korban meninggal di
tempat, korban dipindahkan ke ruang perawatan untuk
mengkonfirmasi kematian
32
PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH (PAB)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 WRONG SITE, WRONG Tiga komponen penting dalam prosedur pre operatif :
PROCEDURE, WRONG 1. Proses verifikasi
PERSON SURGERY 2. Menandai lokasi yang akan di operasi
3. Time out
Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada
pasien adalah dokter Bedah/Operator yang akan melakukan
tindakan.
Dokter bedah/operator yang membuat tanda itu harus hadir
pada operasi tersebut.
Penandaan titik yang akan di operasi adalah sebelum pasien
dipindahkan ke ruang dimana operasi akan dilakukan. Pasien
ikut dilibatkan, terjaga dan sadar, sebaiknya dilakukan sebelum
pemberian obat pre-medikasi.
Tanda berupa tanda panah ““ di titik yang akan di operasi.
Tanda itu harus dibuat dengan pena atau spidol permanen
berwarna hitam dan jika memungkinkan, harus terlihat sampai
pasien disiapkan dan diselimuti.
Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan,
tusukan perkutan, atau penyisipan instrument harus di tandai.
Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat
pengecekan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya
sinar – X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan
pastikan dengan catatan medis pasien dan gelang identitas
pasien.
Lokasi operasi ditandai pada semua kasus termasuk sisi
(laterality), struktur multiple (jari tangan, jari kaki, lesi) atau
multiple level ( tulang belakang).
Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan :
1. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi
secar)
2. Kasus intervensi seperti kateterisasi jantung
3. Kasus yang melibatkan gigi
4. Prosedur yang melibatkan bayi premature dimana
penandaan akan menyebabkan tato permanen.
Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi
pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan
sebelum pasien di anestesi di holding area, time out yang
dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum insisi pasien operasi
dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di
recovery room). Proses sign in, time out, dan sign out ini
dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter
anestesi, perawat.
33
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa saja daftar obat- Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA (Look A
obatan yang Like Sound A Like) dapat ditemukan di SPO Obat-obatan NORUM/LASA dan
termasuk dalam juga pada buku quality and safety.
NORUM? Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun
sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg).
Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erythromycin
(terdengar mirip)
2. Bagaimana Obat-obat High alert (Kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida
kebijakan 3% dalam kolf) hanya disimpan di ruang rawat intensif (ICU/ NICU/ HCU) (di
penyimpanan tempat yang ditandai dengan stiker merah). Obat high alert tersebut diberi
elektrolit pekat di stiker “High Alert” berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga
RS? diberi penandaan stiker yang bertuliskan “elektrolit pekat, harus diencerkan
sebelum diberikan!”
3. Bagaimana prosedur Obat emergensi disimpan dalam troli/kit/lemari emergensi terkunci ,
pengelolaan obat diperiksa , dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
emergensi di RS? jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang di tempel/digantung di
troli/kit/emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut
dikontrol oleh farmasi
Troli akan dibuka 1 bulan sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian
perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal
kadaluwarsa
4. Bagaimana alur Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error
pelaporan insiden boleh melaporkan kejadian tersebut
apabila terjadi
medication error? SPO Pelaporan Insiden
5. Bagaimanakah Resep harus memenuhi kelengkapan:
kebijakan RS
Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat
tentang persyaratan tanggal lahir), no rekam medic dan berat badan pasien (untuk pasien anak)
resep yang lengkap? Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan
Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep
manual
Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis
dengan nama generic. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam
formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh injeksi, tablet,
kapsul, salep) serta kekuatannya (contoh : 500 mg, 1 gram)
Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/bahan obat dan
jumlah bahan obat (untuk bahan padat : microgram, milligram, gram) dan
untuk cairan : tetes mililiter, liter
Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan kecuali
sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif
Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian ). Untuk aturan pakai jika
perlu atau prn atau “ pro re nata “ , harus dituliskan dosis maksimal dalam
sehari.
6. Bagaimana prosedur Pemberian obat menggunakan prinsip 8 Benar
pemberian obat yang 1. Benar pasien
berlaku di RS ini? 2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar cara pemberian
34
5.
Benar waktu pemberian
6.
Benar dokumentasi
7.
Benar Tanggal Kadaluarsa
8.
Benar Infomasi Obat
7. Bagaimana cara Obat Narkotik harus dikembalikan ke Farmasi dengan disaksikan 2
membuang sisa obat petugas rumah sakit
? Non Narkotik di buang di plastic kuning.
Obat – obat narkotika harus ditangani dengan baik dan
didokumentasikan sesuai dengan undang – undang narkotika.
Mendokumentasikan penggunaan obat – obat narkotika khususnya
narkotika injeksi yang disimpan di drug control.
Selalu mencatat di buku laporan narkotika, stok obat di awal shift, setiap
mengeluarkan/mengambil, dan memasukan/mengembalikan, dilengkapi
dengan keterangan yang jelas.
Resep obat narkotika harus jelas yang meliputi: stiker pasien, nama
dokter yang memberikan, SIP dokter, tanggal pemakaian, bangsal yang
menggunakan, nama obat, dosis, serta paraf dokter.
8. Apakah program Program Rumah Sakit tentang pengendalian Resistensi Antimikroba.
PRA? Sehingga dalam pemaikaian antibiotic lebih bijaksana dan tepat sasaran.
Penilaian kualitas penggunaan antibiotic sesuai alur Gyssen
35
Alur Gyyssens
36
Kategori IV C : tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik
lain yang lebih murah
Kategori IV D: tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik
lain dengan spektrum lebih sempit
Kategori V : tidak ada indikasi pemberian antibiotic
Kategori VI : data tidak lengkap sehingga
penggunaan antibiotik tidak dapat dinilai
37
MANAJEMEN REKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (MRMIK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
** DOKUMENTASI
1. Karyawan harus memahami dokumen – dokumen yang dimiliki.
2. Pastikan setiap dokumen terisi dengan lengkap sesuai dengan ketentuan yang ada (tanda
tangan, tanggal, waktu, dll)
3. Jangan melakukan penghapusan dengan menggunakan cairan penghapus (correction pen)
atau peralatan lain. Kesalahan diperbaiki dengan cara mencoret dan memberikan paraf
disampingnya.
4. Mengenal singkatan – singkatan yang TIDAK diperbolehkan
5. Pastikan pada rekam medis pasien menggunakan singkatan – singkatan yang telah dibakukan
oleh RS, silangkan merujuk ke buku daftar singkatan yang berlaku.
6. Dokumentasikan semua informasi yang didapat agar mudah dalam proses penelusuran
kembali.
7. Pastikan semua informasi pasien dijaga kerahasiaannya.
38
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF (KPS)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Dapatkah anda menjelaskan Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk
uraian jabatan anda ? memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan
dan disajikan untuk kepentingan program pegawai serta
memberikan umpan balik bagi organisasi dan tatalaksana
Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang
dimiliki
Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari nama , jabatan,
misi organisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan kerja, perangkat
kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas (uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenang) nama jabatan bawahan langsung, korelasi
jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi
fisik, butiran informasi lain dan surat tugas
Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing-
masing departemen/divisi/unit tempat bertugas dan salinannya
harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan
Sebagai dokter, perawat dan tenaga kesehatan harus memenuhi persyaratan yang berlaku :
1. Memiliki ijin profesi
2. Secara rutin memperbaharui ijin untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan
3. Memahami prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya sebelum menangani pasien.
Alur Kredensial
Pengajuan Surat Permohonan Kredensial
(ke ketua komite keperawatan : bawa fortopolio (foto copy ijazah, STR, setifikat
kompetensi, log book dan sertifikat pelatihan)
Proses kredensial
( oleh sub komite kredensial dan mitra bestari)
40
Sub komite kredensi dan mitra bestari merekomendasikan RKK ke ketua komite
keperawatan
Mengajukan permohonan setelah melakukan assessment kompetensi baik staff baru dan
lama kepada ketua komite PPA (lengkap dengan fortopolio)
Sub komite kredensi beserta mitra bestari melakukan review, verifikasi dan menyepakati
hasil assessment yang akan dikeluarkannya RKK
Sub komite kredensi dan mitra bestari merekomendasikan RKK ke ketua komite kredensi
PPA lainnya
41
TATA KELOLA RUMAH SAKIT (TKRS)
B. Hal penting yang harus diketahui oleh seluruh Pimpinan dan Staf antara lain :
1. Visi, Misi, Sasaran Mutu RS Sari Asih Karawaci serta penjabarannya dalam pelaksanaan tugas
2. Struktur organisasi RS Sari Asih Karawaci serta uraian tugas setiap pimpinan dan staf RS Sari
Asih Karawaci.
3. Kebijakan dan Standard Prosedur Operasional yang berlaku di RS Sari Asih Karawaci.
4. Arah, Tujuan, Target, dan Sasaran Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang
RS Sari Asih Karawaci.
5. Fungsi dan peran setiap unit kerja dan setiap individu dalam pencapaian Visi dan Misi serta
Program Kerja setiap Departemen.
6. Norma, Etika, Peraturan dan perundang – undangan, Hospital by Laws yang berlaku.
C. Setiap Pimpinan dan staf RS Sari Asih Karawaci harus memastikan bahwa :
1. Semua dokumen kepegawaiannya yang tersimpan di HRD lengkap dan benar.
2. Primary source verification telah dilakukan untuk ijazah terakhir, kegiatan pelatihan medis yang
penah diikuti.
3. Telah membaca, memahami, menandatangani sebagai tanda kesedian melaksanakan tugas
dan tanggung jawab tersebut.
4. Selau memperbaharui informasi tentang rumah sakit.
5. Pernah mengikuti program orientasi dan pelatihan wajib a.I : Fire and safety, Basic Life
Support, Infection Control.
42
ALUR PELAPORAN MASALAH ETIK RS
TELUSUR
WAWANCARA SAKSI
KUMPULKAN BUKTI/ INFO
KOMITE MEDIK
KOMITE
RAPAT KOORDINASI KEPERAWATAN
KOMITE PPA
LAINNYA
REKOMENDASI
Keterangan :
43
E. BUDAYA KESELAMATAN
1. RS Sari Asih Karawaci menerapkan budaya keselamatan di seluruh area Rumah Sakit
sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Semua staf memahami :
a. Code of conduct (pedoman etik dan perilaku )
b. Adanya Komite PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
c. Adanya Komite K3 ( Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja)
3. Alur Penanganan kekerasan di tempat kerja sebagai berikut :
SDM
DIREKTUR KOMITE K3 RS
TELUSUR
WAWANCARA SAKSI
KUMPULKAN BUKTI/
INFO
RAPAT KOORDINASI
REKOMENDASI
Keterangan :
1. Bagaimana pemilahan sampah Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah
medis dan non medis/benda menetapkan pemisahan sampah medis dan non medis
tajam/cair
Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung
plastik kuning
6. Manajemen Sampah
1. Semua petugas / staff harus bertanggung jawab dalam penglola sampah denga benar
dan baik.
2. Dalam rumah sakit ada kode warna untuk setiap tempat pembuangan sampah yaitu :
Kantong plastik hitam untuk sampah umum (kering dan basah).
Kantong plastik kuning untuk sampah medis infeksius yaitu yang terkena darah
dan cairan tubuh.
48
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 PROSEDURE EVAKUASI
1. Tetap tenang, jangan panik, jangan berlari, ikuti petunjuk
arah evakuasi atau dari petugas evakuasi
2. Jangan mencoba mengambil barang yang tertinggal
3. Lepaskan sepatu hak tinggi
4. Gunakan tangga darurat terdekat menuju jalur evakuasi
5. Jangan gunakan lift, lift tidak bekerja sewaktu alarm
berbunyi
6. Jalan merangkak menuju tangga darurat, bila lorong
dipenuhi asap,
tutup mulut dan hidung dengan saputangan yang telah
dibasahi air guna menghindari dari kemungkinan
menghirup zat-zat beracun
7. Keluar menuju tempat berhimpun di halaman rumah sakit
2. Bagaimana prosedur penggunaan APAR?
Prosedur penggunaan APAR :
1. Tarik keluar segel pengaman handle picu
2. Angkat nozel ke area bebas
3. Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2/powder keluar
4. Bawa APAR ke titik api
5. Arahkan nozel ke titik api, tekan nozzle terus menerus,
Sapukan searah arah angina.
6. Jarak APAR dengan titik api : 2 meter
3. Bila listrik terganggu dan padam maka dalam 7 detik (jeda waktu) terhitung sejak waktu pemadaman
listrik, genset akan berfungsi dan listrik akan berfungsi kembali. Untuk beberapa lokasi seperti ICU ,
OK, laboratorium (alat-alat Laboratorium ) bila terjadi gangguan aliran listrik maka akan di back up
dengan UPS sehingga tidak terdapat jeda waktu
4. Bila air terganggu maka cadangan air di bak penampungan akan dapat memenuhi kebutuhan air
selama 1 hari saja. Selama proses penggunaan cadangan air di bak penampung tersebut maka
kebutuhan air akan dikirim oleh perusahaan air rekanan dengan estimasi waktu pengiriman 5 – 10 jam
Perlu diketahui bahwa sumber air RS Sari Asih berasal dari air tanah
1. ** Fire Safety
DONT’s (JANGAN dilakukan)
- Jangan menutup/menghalangi jalan keluar dengan barang – barang atau kotoran.
- Jangan menggunakan listrik melampaui batas.
- Jangan menggunakan peralatan yang telah rusak/kabelyang terlepas.
- Jangan menutup pintu keluar darurat.
Pada saat evakuasi
- Perhatikan dan dengarkan dengan baik pengumuman melalui sistem paging.
- Ikuti instruktur dari KOLAK (Komandan Pelaksana)
- Jangan menggunakan lift.
- Gunakan tangga darurat terdekat dan tutup pintu di belakang anda.
- Pergilah ke daerah yang telah ditentukan.
49
Catatan :
Pastikan setiap departemen/bangsal mengenal dengan baik prosedur Code Red
(Kebakaran)
Mengetahui jalan keluar (evakuasi) bila terjadi kebakaran.
Mengenai tempat penyimpanan peralatan pemadam kebakaran.
Titik kumpul
Sistem Keamanan terhadap kebakaran :
1. APAR
2. Hydrant
3. Sprinker
4. Detektor Asap (Smoke Detector)
5. Tangga darurat dengan pintu baja dan ventilasi bertekanan udara
2. Security
Staf, dokter dan supplier harus memakai tanda pengenal pada saat berada di
lingkungan RS.
Laporkan segeran kepada Security bila anda melihat :
- Orang yang mencurigakan
- Barang – barang yang mencurigakan (tas, bingkisan)
** Petugas di ruangan yang sama atau terdekat : mengaktifkan “Code Red” dengan dengan alat
komunikasi yaitu HT yang ada di semua unit/ruang/instalasi dengan menyebutkan “Code Red ….
(ruang)” sebanyak 3x contoh :
Code blue 1012
Code blue 2012
Code blue parkir motor
Code red 3001
dst
50
3. Housekeeping
Singkirkan barang – barang yang tidak diperlukan dari area kerja anda.
Simpanlah barang- barang di tempat yang telah ditentukan, agar mudah dalam
mengambilnya kembali.
Bersihkan daerah kerja anda dan peralatan yang telah selesai digunakan.
Pertahankanlah standar yang tingi dalam kebersihan sesuai dengan SOP Housekeeping.
Catatan :
Pastikan semua area dalam keadaan bersih sesuai dengan standar.
Pastian semua staf Housekeeping mengerti mengnai prosedur pekerjaannya untuk menjaga
keamanan diri dan lingkungannya
Semua barang dan peralatan disimpan di tempat yang seharusnya, jangan menyimpan barang
– barang terlalu tinggi atau menutupi sprinkler di langit – langit.
Semua kabel – kabel terteradengan baik dan tidak ada yang terlepas.
Tabung – tabung gas tersimpan dengan aman.
PERALATAN MEDIS
Peralatan medis harus diperiksa seara regular.
Semua peralatan medis harus memiiki label Pemeliharaan yang mencantumkan waktu alat
tersebut dicek dan jangka waktu pengecekan.
Peralatan yang merusak harus diberi label dan disimpan di tempat tersendiri
TIPS-TIPS UMUM
51
Jangan menjawab jika anda tidak tahu pasti jawabannya, tanyakan pada yang lebih
mengetahui.
Jawablah hanya apa yang ditanya tepat jika anda tidak tahu.
Jika anda tidak yakin dalam memberikan jawaban, amda dapat membuka catatan, dokumen,
file atau tanyakan kepada manajer atau mencari dari sumber – sumber informasi RS.
Jangan berdebat dengan rekan sejawat di depan auditor, jangan pula mempertentangkan
pendapat pribadi.
Ketika memberikan laporan kepada auditor, pastikan laporan atau dokumentasi tesebut benar
dan memadai.
HINDARI menjawab pertanyaan auditor dengan kata – kata berikut ini:
- “Biasanya...”
- “Mungkin...”
- “Kadang – kadang...”
- “Kira – kira...”
- “Kalu tidak salah...”
52
PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda ketahui tentang Rumah sakit melaksanakan program PONEK ( Pelayanan Obtetri
PONEK? Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk menurunkan angka
kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
Rumah Sakit membentuk Tim PONEK untuk menjalankan program
PONEK Rumah Sakit.
2. Bagaimana penangan kasus IGD
HIV AIDS? 1. Bila dalam anamnesa dicurigai tersangka HIV AIDS pasien di
cek darah untuk penegakan HIV AIDS dengan metoda Rapid.
2. Bila hasilnya positif pasien disarankan untuk dirujuk ke
Rumah Sakit rujukan kasus HIV AIDS.
Rawat Inap
1. Apabila pasien sudah masuk di rawat inap dan sudah
dipastikan dengan pemeriksaan darah, pasien disarankan
rujuk ke Rumah Sakit rujukan kasus HIV AIDS.
2. Apabila keluarga tidak bersedia dirujuk dan atas permintaan
sendiri di rawat di Rumah Sakit Sari Asih Karawaci maka
penanganan penyakitnya sesuai dengan kemampuan rumah
sakit untuk perbaikan kondisi umum atau pengobatan
symptom.
3. Apa yang anda ketahui tentang Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan
TB-DOTS Rumah Sakit? pedoman strategi DOTS (Direct Observe Treathment Shortcourse).
Rumah Sakit membentuk Tim TB DOTS untuk menjalankan
program TB DOTS Rumah Sakit.
4. Apa yang anda ketahui tentang Prevalensi Stunting (Pendek dan sangat pendek) adalah
Prevalensi Stunting dan kondisi medis di mana seorang anak mengalami gangguan
Wasting? pertumbuhan dan perkembangan. Tubuh mereka tidak dapat
mencapai ketinggian yang layak seperti anak-anak seusianya.
Kondisi ini disebabkan oleh gizi buruk atau malnutrisi.
Prevalensi Wasting adalah Wasting merupakan sebuah kondisi
ketika seorang anak memiliki berat badan rendah sehubungan
dengan tinggi badannya. Seorang anak kurus memiliki berat
badan rendah namun tinggi yang cukup. Penyakit ini sebagian
besar disebabkan karena kekurangan gizi.
5. Apa yang anda ketahui tentang Pelayanan kesehatan dalam Keluarga Berencana dimaksudkan
pelayanan Keluarga Berencana untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk
Rumah Sakit? membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas melalui
upaya promotif, preventif, pelayanan, dan pemulihan termasuk
perlindungan efek samping, komplikasi, dan kegagalan alat
kontrasepsi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi, serta
pelayanan infertilitas.
YEL-YEL AKREDITASI
53
Direktur RS Sari Asih Karawaci
54