Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akreditasi Rumah Sakit (RS) merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu. Melalui Akreditasi RS
diharapkan ada perbaikan sistem di RS yang meliputi input, process dan product output
(meliputi output dan outcome).
Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit, diperlukan dokumen
yang merupakan regulasi di RS. Regulasi ini sebaiknya diatur dalam Pedoman Tata Naskah
Rumah Sakit, yang menetapkan ada 2 jenis naskah di RS, yaitu yang merupakan produk
hukum (regulasi) dan yang bukan merupakan produk hukum (surat dinas).
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa diperlukan dalam
mendukung tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa. Pedoman ini juga
berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan regulasi. Hal ini menjadi penting, karena selain
sebagai panduan RS dalam menyusun dokumen, RS juga menyiapkan dokumen terkait
dengan aspek hukum. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 dan
telah berlaku efektif sejak tanggal 28 Oktober 2011, maka RS harus mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya dalam aspek hukum. Aspek hukum tersebut dalam kaitan kewajiban
RS untuk memberikan perlindungan hukum kepada staf RS dalam melaksanakan
pekerjaannya serta dalam rangka kewajiban RS untuk bertanggung jawab secara hukum
sesuai dengan Pasal 46 Undang-Undang Rumah Sakit yang berbunyi: “Rumah Sakit
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas
kelalalian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit.
Salah satu komponen lain yang penting dalam tata naskah Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah
penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang perkantoran. Tata
Naskah di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa sebagai salah satu unsur
administrasi umum mencakup pengaturan tentang jenis, penyusunan, penggunaan lambing
rumah sakit, logo, stempel, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
naskah. Keterpaduan tata naskah di lingkungan RSIA Assyifa sangat diperlukan untuk
menunjang kelancaran komunikasi tulis dalam penyelenggaraan tugas RSIA Assyifa
secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu diperlukan Pedoman Tata Naskah di
Rumah Sakit RSIA Assyifa sebagai acuan dalam melaksanakan tata naskah di lingkungan
RSIA Assyifa.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Pedoman Umum Tata Naskah di Lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
Tangerang dimaksudkan sebagai acuan pengelolaan dan pembuatan naskah dinas di
lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa Tangerang.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 1


2. Tujuan
Pedoman Umum Tata Naskah di Lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
Tangerang bertujuan menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang berhasil guna dan
berdaya guna dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi di lingkungan RSIA
Assyifa Tangerang.

C. SASARAN
1. Asas Daya Guna dan Hasil Guna Penyelenggaraan tata naskah secara berdaya guna dan
berhasil guna dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah, spesifikasi
informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar dan lugas.
2. Asas Pembakuan Naskah diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk yang telah
dibakukan, termasuk jenis, penyusun naskah, dan tata cara penyelenggaraannya.
3. Asas Pertanggungjawaban Penyelenggaraan tata naskah dapat dipertanggungjawabkan
dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan, dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan Kegiatan Penyelenggaraan tata naskah terkait dengan kegiatan
administrasi umum dan unsur administrasi umum lainnya.
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi satuan
kerja atau satuan organisasi, tata naskah harus dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat
sasaran, antara lain dilihat dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan
penyampaian dan distribusi.
6. Asas Keamanan Tata Naskah harus aman secara fisik dan substansi (isi) mulai dari
penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan, kearsipan
dan distribusi.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa Tangerang
meliputi pengaturan tentang jenis, bentuk, dan penyusunan naskah, serta kelengkapan
naskah termasuk penggunaan logo, stempel dan amplop serta kewenangan
penandatanganan naskah. Naskah yang dimaksud adalah naskah regulasi maupun naskah
dinas.
Selain itu, pedoman ini juga melingkupi petunjuk mulai dari pembuatan atau
penyusunan dokumen/tata naskah sampai pengesahan dokumen, penyimpanan dan
pendistribusian dokumen regulasi, sampai evaluasi dan revisi dokumen regulasi.

E. PENGERTIAN UMUM
1. Naskah adalah semua informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
2. Tata Naskah adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup pengaturan
jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan penyimpanan serta
media yang digunakan dalam komunikasi.
3. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah
(tata persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga, singkatan dan
akronim, kearsipan, dan tata ruang perkantoran.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 2


4. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi yang dilakukan
antar unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa Tangerang , secara
vertikal dan horizontal.
5. Komunikasi Ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi yang dilakukan oleh
Rumah Sakit dengan pihak lain di luar lingkungan RSIA Assyifa Tangerang.
6. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan bentuk redaksional,
termasuk tata letak dan penggunaan lambing, logo, dan stempel.
7. Kewenangan Penandatanganan Naskah adalah hak dan kewajiban yang ada pada
seorang pejabat untuk menandatangani naskah sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
pada jabatannya.
8. Kode Klasifikasi Naskah adalah tanda pengenal isi informasi dalam naskah berdasarkan
sistem tata berkas instansi bersangkutan.
9. Logo adalah tanda pengenal atau identitas dalam bentuk gambar atau tulisan.

BAB II
JENIS NASKAH

A. TATA NASKAH REGULASI


Naskah di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa terdiri dari dua jenis, naskah
dalam bentuk produk hukum yaitu regulasi dan bukan produk hukum yaitu berbentuk
surat. Terkait naskah dalam produk hukum yaitu regulasi, Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa menambahkan regulasi dari luar seperti Undang-Undang, Peraturan Presiden,
Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan) dan lain-lain.

1. Jenis-jenis naskah yang dirumuskan dalam susunan dan bentuk produk hukum berupa
regulasi, yang terdiri dari :
a. Peraturan Direktur
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa adalah naskah yang
berbentuk peraturan, yang mengatur urusan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, menetapkan
kebijakan dan memberlakukan pedoman atau panduan pelayanan dalam
lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
b. Keputusan Direktur
Keputusan adalah naskah yang bersifat penetapan, dan memuat kebijakan pokok
berupa penetapan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis, penetapan
ketalaksanaan organisasi, program kerja dan anggaran, dan pendelegasian
kewenangan terhadap individu yang bersifat tetap.
c. Surat Edaran Direktur
Surat Edaran adalah naskah yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu, bisa
berupa perintah, petunjuk, atau penjelasan yang dianggap penting dan mendesak.
d. Kebijakan
Kebijakan merupakan kelompok dokumen regulasi tertinggi yang ditetapkan oleh
Peraturan Direktur, yang berfungsi sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 3


Kebijakan terdiri dari Peraturan Direktur yang menetapkan Kebijakan tersebut dan
lampiran yang terdiri dari pokok-pokok poin dari Kebijakan tersebut. Penjabaran
lebih detail dari Kebijakan dimuat dalam bentuk Pedoman atau Panduan.
e. Pedoman/ Panduan
Pedoman adalah ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana dasar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan dalam ruang lingkup
Rumah Sakit ataupun Unit Kerja. Pemberlakuan Pedoman/ Panduan diatur dalam
peraturan Direktur Rumah Sakit. Pedoman dapat berupa Pedoman Kerja untuk tim/
komite/ panitia, atau Pedoman Pelayanan untuk Unit Kerja. Pedoman Pelayanan
harus disertai dengan Pedoman Pengorganisasian unit/ komite/ panitia/ tim yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Pedoman biasanya mengatur
beberapa hal atau kegiatan dalam ruang lingkup rumah sakit ataupun unit. Berbeda
dengan pedoman, panduan hanya mengatur satu jenis kegiatan saja. Panduan tidak
perlu disertai pedoman pengorganisasian. Agar Pedoman/ Panduan dapat
diimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan melalui Standar
Prosedur Operasional (SPO).
f. Standar Prosedur Operasional (SPO)
Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat atau instruksi/ langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. SPO
harus mengacu pada Kebijakan/ Pedoman/ Panduan.
g. Program Kerja
Program Kerja RS dimulai dengan rencana strategi (renstra) untuk selama 5 tahun,
yang dijabarkan dalam rencana kerja tahunan (RKA, RBA atau lainnya). Program
Kerja termasuk dalam regulasi karena memiliki sifat pengaturan dalam rencana
kegiatan beserta anggarannya. Oleh karena itu, program kerja selalu dijadikan
acuan pada saat dilakukan evaluasi kinerja.
h. Laporan
Laporan adalah naskah yang berisi informasi mengenai pertanggung jawaban
seorang pejabat atau pegawai kepada atasannya sehubungan dengan pelaksanaan
tugas yang diberikan/ dipercayakan kepadanya. Laporan dibuat dan ditandatangani
oleh pejabat atau pegawai yang diserahi tugas.
i. Perjanjian
Surat Perjanjian adalah naskah yang berisi kesepakatan bersama tentang suatu
objek yang mengikat antara kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan
suatu tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
j. Memorandum of Understanding (MoU)/ Nota Kesepakatan
Nota Kesepakatan atau juga bisa disebut dengan Memorandum of Understanding
(MoU) atau pra-kontrak, pada dasarnya tidak dikenal dalam hukum konvensional
di Indonesia. Akan tetapi dalam praktiknya, khususnya bidang komersil MoU
sering digunakan oleh pihak yang berkaitan.
MoU merupakan suatu perbuatan hukum dari salah satu pihak (subjek hukum)
untuk menyatakan maksudnya kepada pihak lainnya akan sesuatu yang
ditawarkannya ataupun yang dimilikinya. Dengan kata lain, MoU pada dasarnya
merupakan perjanjian pendahuluan, yang mengatur dan memberikan kesempatan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 4


kepada para pihak untuk mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu sebelum
membuat perjanjian yang lebih terperinci dan mengikat para pihak pada nantinya.
1. Pembagian jenis naskah regulasi berdasarkan kebutuhan unit kerja :
a. Unit
- Pedoman Pelayanan
- Pedoman Pengorganisasian
- Panduan Praktik Klinis
- Program
- SPO
- Laporan
b. Tim / Komite / Panitia
- Pedoman Kerja
- Program
- Laporan

B. TATA NASKAH UMUM


1. Surat Biasa
Surat Biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi pemberitahuan,
pertanyaan, permintaan jawaban atau saran dan sebagainya.
2. Surat Keterangan
Surat Keterangan adalah naskah yang berisi informasi mengenai hal atau seseorang
untuk kepentingan kedinasan.
3. Surat Perintah
Surat Perintah adalah naskah yang dibuat oleh atasan kepada bawahan dan memuat
perintah yang harus dilakukan.
4. Surat Tugas
Surat Tugas adalah surat resmi yang dibuat dan dikeluarkan oleh pimpinan dimana
isinya menugaskan seorang pegawai yang melakukan suatu pekerjaan.
5. Surat Cuti
Surat Cuti adalah surat yang berisi informasi tentang pemberian izin kepada seseorang
untuk mengambil hak cutinya atas izin dari atasannya dengan diketahui oleh Unit
SDM.
6. Surat Kuasa
Surat Kuasa adalah surat pernyataan pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada
pejabat/pegawai bawahannya atau orang lain guna bertindak dan atas namanya
melakukan suatu perbuatan hukum mengenai hak dan wewenang yang tersebut di
dalamnya.
7. Surat Undangan
Surat Undangan adalah surat yang memuat undangan kepada pejabat/pegawai pada
alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara tertentu, misalnya rapat, pertemuan, dan
sebagainya.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 5


8. Surat Panggilan
Surat Panggilan adalah naskah yang dipergunakan untuk memanggil pejabat instansi
Pemerintah/ Badan Hukum/ Swasta/ Perorangan, guna diminta keterangan mengenai
suatu permasalahan/ persoalan.
9. Memorandum
Memorandum adalah bentuk naskah intern yang dibuat oleh seorang pejabat/ pegawai
dalam melaksanakan tugas guna menyampaikan pemberitahuan, pernyataan atau
permintaan pejabat lain. Memorandum memuat hal yang bersifat rutin, berupa catatan
ringkas yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang dan dapat langsung dijawab
dengan disposisi oleh pejabat yang dituju. Memorandum dibuat dengan menggunakan
kertas setengah folio.
10. Pengumuman
Pengumuman adalah naskah yang memuat pemberitahuan yang ditujukan pada
pegawai di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
11. Surat Pengantar
Surat Pengantar adalah naskah yang berisikan penjelasan singkat atau informasi
mengenai suatu pengiriman yang digunakan untuk mengantar/ menyampaikan barang
atau naskah.
12. Lembar Disposisi
Lembar Disposisi adalah alat komunikasi yang ditujukan kepada bawahan yang berisi
informasi atau perintah. Lembar disposisi dibuat diatas kertas ukuran ¼ folio.
13. Berita Acara
Berita Acara adalah naskah yang berisi pernyataan yang bersifat pengesahan atas suatu
kejadian, peristiwa, perubahan status dan lain-lain bagi suatu permasalahan baik
berupa perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian kebijaksanaan pimpinan.
14. Telaah Staf
Telaah Staf adalah naskah yang dibuat oleh staf atau bawahan yang memuat analisis
pertimbangan-pertimbangan, pendapat dan saran-saran tentang sesuatu masalah.
15. Rekomendasi
Rekomendasi adalah naskah yang berisikan keterangan/ penjelasan atau catatan dari
pejabat yang berwenang tentang sesuatu hal urusan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan oleh atasan.
16. Daftar Hadir
Daftar Hadir adalah naskah yang dipergunakan untuk mencatat dan mengetahui
kehadiran seseorang.
17. Sertifikat Pelatihan
Sertifikat Pelatihan adalah surat tanda bukti seseorang telah mengikuti kegiatan.
18. Notulen
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan siding, rapat,
mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan
peraturan serta penutupan.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 6


19. Lembar Kerja / Formulir
Lembar Kerja atau Formulir adalah dokumen yang telah disusun dengan format
tertentu, yang digunakan untuk menerima input data. Lembar kerja juga dapat
berbentuk kuesioner. Lembar kerja dapat berbentuk hard copy maupun digital.

BAB III
FORMAT TATA NASKAH

A. FORMAT UMUM PENULISAN DOKUMEN DAN SURAT/ NASKAH DINAS


1. Bentuk Naskah
Bentuk naskah dinas di lingkungan RSIA Assyifa terdiri dari 2 (dua) bentuk, yaitu
dengan bentuk lurus atau bentuk balok (block style). Bentuk lurus ini digunakan untuk
surat dinas, sedangkan bentuk balok digunakan untuk naskah regulasi.
2. Ukuran & Jenis Kertas
a. Ukuran
Untuk keseragaman tata naskah dinas, ukuran kertas yang digunakan sebagai
berikut :
1) A4 (210x297 mm) digunakan untuk seluruh jenis naskah.
2) Folio/ F4 (216 x 330 mm) hanya digunakan untuk surat-surat non produk
hukum dengan pertimbangan estetika.
b. Jenis Kertas
Jenis naskah dinas digunakan jenis kertas HVS putih (70-80 gram)
3. Bentuk Huruf (Font)
Setiap tulisan dinas yang pengetikannya menggunakan komputer, menggunakan
bentuk huruf Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk beberapa bagian
yang akan dijelaskan kemudian.
4. Spasi
Spasi menggunakan ukuran 1,15 dan antar paragraf tidak menggunakan spasi, kecuali
pada akhir bagian.
5. Ruang Tepi (Margin)
Guna keserasian dan kerapihan bentuk surat, perlu ditetapkan ruang tepi atas, tepi kiri,
dan tepi kanan, yaitu :
a. Ruang tepi atas (Top Margin) sekurang-kurangnya 5 cm untuk naskah yang
menggunakan kop surat dan 2,54 cm yang tidak menggunakan kop surat.
b. Ruang tepi bawah (Bottom Margin) sekurang-kurangnya 2,54 cm.
c. Ruang tepi kiri (Left Margin) sekurang-kurangnya 2,54 cm dan untuk dokumen
Pedoman/ Panduan/ Laporan sekurang-kurangnya 3 cm.
d. Ruang tepi kanan (Right Margin) sekurang-kurangnya 2,54 cm.
6. Kop
Kop RSIA Assyifa digunakan untuk Peraturan Direktur, Keputusan Direktur, Surat
Edaran, dan produk non-hukum lain berupa surat.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 7


7. Tabel
Tabel diletakkan ditengah paragraf (center). Judul tabel ditulis satu spasi di atas tabel.
Judul tabel ditulis dengan cara : “Tabel Nomor Tabel. Keterangan Tabel”. Huruf
diubah menjadi miring (Italic), dan setiap huruf pertama dari kata-kata pada judul tabel
ditulis dengan huruf kapital. Penomoran tabel menggunakan nomor BAB dan urutan
nomor tabel dalam BAB tersebut, misalnya Tabel 1.1, 1.3, 2.1, 2.4.
8. Gambar
Gambar diletakkan di tengah paragraf (center). Judul gambar ditulis satu spasi di atas
gambar. Judul gambar ditulis dengan cara : “Gambar Nomor Gambar. Keterangan
Gambar”. Huruf diubah menjadi miring (Italic), dan setiap huruf pertama dari kata-
kata pada judul gambar ditulis dengan huruf kapital. Penomoran gambar menggunakan
nomor BAB dan urutan nomor gambar dalam BAB tersebut, misalnya Gambar 1.1,
1.3, 2.1, 2.4.
9. Footer
Pada bagian footer dituliskan :
a. Judul dokumen di bagian kiri dengan huruf kapital, jenis huruf Times New Roman,
ukuran 11, Italic, serta diberi garis lurus diatas footer.
c. Nomor halaman pada bagian kanan dengan huruf Times New Roman, ukuran 11.
Nomor halaman menggunakan angka (1, 2, 3, …) mulai dari BAB I dan seterusnya.
Gambar 3.1. Contoh Footer Nomor Halaman

d. Sedangkan pada halaman antara halaman judul sampai sebelum BAB I (Kata
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Lampiran, dsb.) menggunakan angka romawi kecil (i,
ii, iii, iv, …)
Gambar 3.2. Contoh Footer Halaman Daftar Isi

10. Penjilidan
Dokumen dijilid dengan sampul depan plastik bening putih dan sampul belakang
dengan kertas buffalo dengan warna sesuai jenis dokumen. Dokumen dapat dijilid
dengan menggunakan jilid lakban hitam atau jilid spiral. Warna kertas buffalo :
a. Kebijakan = Merah
b. Pedoman = Hijau
c. Panduan = Biru
d. Lain-lain = Putih

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 8


B. FORMAT SETIAP BAGIAN
1. Halaman sampul atau cover ditulis dengan format Alignment Center dan spasi 1,5 yang
terdiri dari :
• Jenis dokumen Kebijakan/ Pedoman/ Panduan/ Program Kerja/ Laporan/ dll) →
font Times New Roman, kapital, ukuran 16, Bold
• Judul Dokumen → font Times New Roman , kapital, ukuran 16, Bold
• Logo RSIA Assyifa ukuran tinggi 7,5 cm, lebar 6 cm, berwarna
• Nama Rumah Sakit → Rumah Saki Ibu dan Anak Assyifa font Times New Roman
ukuran 16, Bold
• Alamat Rumah Sakit → font Times New Roman , ukuran 12
• No telp, Ukuran 12
• Tahun Pembuatan Dokumen → font Times New Roman, ukuran 14, Bold
2. Lampiran Kebijakan
a. Lampiran kebijakan menggunakan kertas tanpa kop berukuran A4, dengan margin
atas 2,54 cm, bawah 2,54 cm, kiri 2,54 cm dan kanan 2,54 cm. Penulisan dengan
menggunakan huruf Times New Roman, ukuran 12.
b. Pada halaman pertama sudut kiri atas, ditulis sebagaimana berikut ini :
Gambar 3.3. Contoh Lampiran Kebijakan 1

c. Tulisan “LAMPIRAN”, dengan huruf kapital, font Times New Roman, ukuran 12,
Bold, diletakkan di tengah.
d. Judul Kebijakan, dengan huruf kapital, font Times New Roman, ukuran 12, Bold,
diletakkan di tengah. Setelah itu, berikan spasi. Contoh :
Gambar 3.4. Contoh Judul Lampiran Kebijakan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 9


e. Isi dari lampiran adalah pokok-pokok kebijakan yang ditulis dalam bentuk poin-
poin. Setiap poin diawali dengan nomor yang berurutan (numbering) dengan format
angka (1., 2., 3., dst) dan jika diperlukan dalam level baru, menggunakan format
huruf (a., b., c., dst). Isi dari lampiran ditulis dengan kalimat sederhana (tidak dalam
bentuk paragraph).
Gambar 3.5. Contoh Isi Lampiran Kebijakan

f. Pada halaman terakhir lampiran, pada sudut kanan bawah ditulis keterangan
penetapan dengan format rata kanan. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh
Direktur RSIA Assyifa, dicantumkan tempat dan tanggal penandatanganan
kebijakan dan di stempel rumah sakit.
Gambar 3.6. Contoh Tanda Tangan Kebijakan

g. Pedoman/ Panduan/ Program Kerja


Secara garis besar, Pedoman/ Panduan/ Program Kerja terdiri dari 3 bagian, yaitu
Halaman Depan, Isi, dan Halaman Belakang.
1) Halaman Depan yang terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar
gambar, daftar tabel dan daftar lampiran. Format halaman depan :
a) Format halaman judul sesuai dengan format yang telah dijelaskan
sebelumnya.
b) Kata Pengantar Judul
Kata pengantar ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Times New Roman,
ukuran 12, Bold, diletakkan ditengah paragraf. Isi dari kata pengantar ditulis
dengan huruf Times New Roman, ukuran 12.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 10


c) Daftar Isi Judul
Daftar isi ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Times New Roman ukuran
12, Bold, diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar isi ditulis dengan
huruf Times New Roman , ukuran 12, spasi 1,15. Judul bab dalam daftar isi
menggunakan huruf kapital, sedangkan judul bagian/ seksi dengan
menggunakan huruf kapital disetiap awal kata, kecuali kata penghubung. Isi
dari daftar isi terdiri dari judul setiap bagian (kata pengantar, daftar isi,
daftar lampiran, bab, lampiran) dan halaman setiap bagian tersebut.
d) Daftar Tabel
Daftar tabel memuat judul setiap tabel yang ada di Pedoman/ Panduan
disertai keterangan letak halaman. Judul daftar tabel ditulis dengan huruf
kapital, jenis huruf Times New Roman, ukuran 12, Bold, diletakkan di
tengah paragraf. Isi dari daftar tabel ditulis dengan huruf Times New Roman,
ukuran 12, spasi 1,15 dengan contoh (Tabel 1.1.).
e) Daftar gambar memuat judul setiap gambar yang ada di Pedoman/ Panduan
disertai keterangan letak halaman. Judul daftar gambar ditulis dengan huruf
kapital, jenis huruf Times New Roman, ukuran 12, Bold, diletakkan di
tengah paragraf. Isi dari daftar gambar ditulis dengan huruf Times New
Roman , ukuran 12, spasi 1,15 dengan contoh (Gambar 1.1. < nama tabel).
f) Daftar Gambar
Daftar gambar memuat judul setiap gambar yang ada di Pedoman/ Panduan
disertai keterangan letak halaman. Judul daftar gambar ditulis dengan huruf
kapital, jenis huruf Times New Roman , ukuran 12, Bold, diletakkan di
tengah paragraf. Isi dari daftar gambar ditulis dengan huruf Times New
Roman, ukuran 12, spasi 1,15 dengan contoh (Gambar 1.1. ).
g) Daftar Singkatan
Daftar singkatan memuat setiap singkatan yang ada di Pedoman/Panduan
tersebut. Judul daftar singkatan ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf
Times New Roman , ukuran 12, Bold, diletakkan di tengah paragraf. Isi dari
daftar singkatan ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran 12, spasi
1,15 dan diurutkan berdasarkan alphabet.
h) Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat setiap singkatan yang ada di Pedoman/Panduan
tersebut. Judul daftar lampiran ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf
Times New Roman , ukuran 12, Bold, diletakkan di tengah paragraf. Isi dari
daftar lampiran ditulis dengan huruf Times New Roman , ukuran 12, dan
spasi 1,15.
2) Isi, terdiri dari beberapa bagian yang terbagi ke dalam bab-bab. Setiap awal
halaman bab ditulis dengan nomor bab dan diikuti judul bab, ditulis di tengah
(center) paragraf, dengan huruf Times New Roman, Bold, ukuran 12, dan spasi
1,15. Kemudian dari judul bab diberi spasi 1 sebelum masuk ke dalam isi dari
bab tersebut. Penomoran sub bab menggunakan penomoran sebagai berikut :

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 11


Gambar 3.7. Contoh Isi BAB

Jika diperlukan daftar dengan menggunakan poin/bullet, maka menggunakan


bullet dengan bentuk lingkaran hitam (●) atau strip (-).
3) Halaman Belakang
a) Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat daftar sumber referensi Pedoman/Panduan. Judul
daftar pustaka ditulis menggunakan huruf kapital, Times New Roman ,
ukuran 12, Bold, diletakkan di tengah paragraf. Isi daftar pustaka ditulis
dengan menggunakan huruf Times New Roman, ukuran 12. Daftar pustaka
atau referensi menggunakan APA Style. Penulisan daftar pustaka secara
cepat dapat menggunakan Menu References pada Microsoft Word, yang
dituliskan didalam kalimat maupun dalam daftar pustaka. Berikut langkah-
langkah menuliskan daftar pustaka :
• Pertama, tuliskan referensi tepat setelah kalimat yang menggunakan
referensi tersebut. Misalnya : “Keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem rumah sakit yang membuat asuhan pasien lebih aman”
(Kementerian Kesehatan, 2017). Referensi baru dimasukkan dengan
cara klik menu References, Insert Citation, Add New Source, pilih jenis
sumber referensi, kemudian isi daftar dibawahnya, dan klik OK.
Sedangkan jika referensi sudah dimasukkan sebelumnya, dapat langsung
memilih dari daftar referensi di bawah menu References, Insert Citation.
• Kedua masukan daftar reference di bawah Daftar Pustaka, dengan cara
klik menu Reference, Bibiography, Insert Bibiography

h. Standar Prosedur Operasional (SPO) Standar Prosedur Operasional akan dijelaskan


dalam sub bab Standar Prosedur Operasional dalam Bab Naskah Regulasi.
i. Naskah Dinas atau Surat Format naskah dinas dan surat akan dijelaskan dalam Bab
Naskah Dinas/Surat

C. BAHASA
Bahasa utama yang digunakan dalam penulisan dokumen regulasi maupun naskah
dinas/surat adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa utama pada
naskah dinas/surat hanya jika dibutuhkan.
Penulisan dengan Bahasa Indonesia harus menggunakan format Ejaan yang
disempurnakan (EYD) dan setiap bahasa asing ditulis dengan menggunakan font Times

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 12


New Roman (italic). Jika menggunakan singkatan, maka kata-kata yang disingkat harus
dituliskan secara lengkap pada saat pertama kali dituliskan, dan diikuti singkatannya dalam
tanda kurung. Setiap kata-kata yang disingkat, harus masuk ke dalam daftar singkatan.

BAB IV
TATA NASKAH REGULASI

A. PERATURAN DIREKTUR
Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Assyifa digunakan untuk menetapkan
Kebijakan serta untuk memberlakukan Pedoman Pelayanan, Pedoman Pengorganisasian
dan Panduan di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa. Peraturan Direktur dibuat
oleh Kepala Instalasi atau Manajer atau Tim Ad Hoc yang ditunjuk oleh Direktur dalam
membuat peraturan tersebut. Peraturan Direktur beserta Kebijakan/Pedoman/Panduan yang
asli disimpan oleh Bagian Sekretariat dan diunggah ke Sistem Informasi Dokumen
Akreditasi. Salinan dari dokumen tersebut disimpan oleh unit terkait. Bentuk dan susunan
naskah peraturan Direktur adalah sebagai berikut:
1. Kepala
Kop naskah peraturan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
2. Pembukaan
a. Kata peraturan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis simetris dengan
huruf kapital, jenis font Times New Roman, ukuran 12, Bold.
b. Nomor peraturan ditulis dengan huruf kapital di bawah kata Peraturan. Penomoran
Naskah Peraturan Direktur menjadi tanggung jawab dari bagian Sekretariat Rumah
Sakit Ibu dan Anak Assyifa . Setiap unit atau tim yang membuat peraturan tersebut,
harus meminta penomoran naskah dari bagian Sekretariat Rumah Sakit Ibu dan
Anak Assyifa.
c. Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital (TENTANG).
d. Judul peraturan ditulis dengan huruf kapital, font Times New Roman, ukuran 12,
bold, diletakkan di tengah margin.
e. Nama jabatan yang menetapkan peraturan ditulis dengan huruf kapital secara
simetris dan diletakkan di tengah margin.
f. Konsiderans
1) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan. Huruf
awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri; Setiap poin dalam konsiderans
Menimbang, diawali dengan numbering berupa huruf kecil (a, b, c, …).
2) Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan
perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 13


3) Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi. Konsiderans Mengingat
diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang. Setiap poin
dalam konsiderans Mengingat, diawali dengan numbering berupa angka arab
(1, 2, 3,..)
3. Diktum
a. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital,
serta diletakkan di tengah margin;
1) Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;
2) Nama peraturan sesuai dengan judul (kepala) tanpa RI, seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
4. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang dirumuskan dalam dictum-
diktum.
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dan peraturan lainnya.
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan, dan pada halaman
terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan.
5. Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir substansi peraturan yang memuat penanda
tangan penetapan peraturan, pengundangan peraturan yang terdiri atas tempat dan
tanggal penetapan, nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang
menandatangani.
6. Penandatangan
Peraturan Direktur ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
dengan tanda tangan basah dan dibubuhi stempel RSIA Assyifa.
7. Lampiran, terdiri dari :
a. Kebijakan
b. Pedoman/ Panduan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 14


Gambar 4.1. Contoh Surat Peraturan Direktur

Tahun Penerbitan

Bulan Penerbitan Surat


Singkatan Untuk Jenis surat
Singkatan untuk Rumah Sakit
Direktur
Nomor Urut penertiban surat
(dihitung dari awal bulan)

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 15


B. KEPUTUSAN DIREKTUR
Bentuk dan susunan naskah Keputusan Direktur adalah sebagai berikut:
1. Kepala
a. Kop naskah keputusan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa.
b. Kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan ditulis simetris di
tengah margin dengan huruf kapital.
c. Nomor keputusan ditulis dengan huruf kapital. Penomoran Surat Keputusan
Direktur.
d. Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital.
e. Judul keputusan ditulis dengan huruf kapital.
2. Pembukaan
a. Nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan ditulis simetris di tengah
dengan huruf kapital.
b. Konsiderans
1) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok
pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan keputusan. Huruf
awal kata menimbang ditulis dengan huruf kapital, diakhiri tanda baca titik
dua, dan diletakkan di bagian kiri.
2) Konsiderans Mengingat memuat dasar kewenangan dan keputusan yang
memerintahkan pembuatan keputusan tersebut. Keputusan yang menjadi dasar
hukum adalah keputusan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi.
3) Diktum
a) Diktum Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di antara
suku kata dan diletakkan di tengah margin.
b) Diktum Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan,disejajarkan ke
bawah dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua.
c) Nama keputusun sesuai dengan judul (kepala) keputusan seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
4) Batang Tubuh
a) Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum.
b) Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan, pembatalan, pencabutan
ketentuan, dan peraturan lainnya, dan
c) Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran keputusan, dan pada halaman
terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan keputusan.
5) Kaki
Kaki memuat nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun, nama jabatan, tanda tangan dan
stempel jabatan serta nama lengkap pembuat keputusan
6) Penandatanganan
Surat Keputusan Direktur ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 16


Gambar 4.2. Contoh Surat Keputusan Direktur

Tahun Penerbitan
Bulan Penerbitan Surat
Singkatan Surat Keputusan Direktur
Singkatan untuk Rumah
( Sakit
Nomor Urut penertiban surat
(dihitung daru awal bulan)

C. SURAT EDARAN DIREKTUR


Bentuk dan susunan naskah dinas surat edaran adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop naskah dinas surat edaran terdiri atas gambar logo Rumah Sakit Ibu dan
Anak Assyifa Tangerang.
b. Tulisan surat edaran dicantumkan di bawah logo Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa Tangerang , ditulis dengan huruf kapital.
c. Nomor surat edaran ditulis dibawah surat edaran dengan huruf kapital.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 17


d. Kata tentang dicantumkan dibawah surat edaran ditulis dengan huruf kapital.
e. Rumusan judul (kepala) SURAT EDARAN ditulis dengan huruf kapital simetris
di bawah tentang.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh surat edaran memuat pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak;
3. Kaki
Kaki sebelaj kanan bawah memuat :
a. Tempat dan tinggnal penetapan
b. Nama jabatan yang menandatangan, ditulis dengan huruf awal kapital dan
diakhiri dengan tanda baca koma;
c. Tanda tangan pejabat yang menetapkan ;
d. Nama lengkap yang mendatangani ditulis dengan huruf awal kapital;
e. Stemple Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
4. Penandatanganan
Surat Edaran Direktur ditandatangani oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Assyifa.

D. KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalah penetapan Direktur/Pimpinan RS pada tataran strategis atau
bersifat garis besar yang mengikat. Karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk
penerapan kebijakan tersebut perlu disusun pedoman/panduan dan prosedur sehingga ada
kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Kebijakan ditetapkan
dengan Peraturan Direktur/Pimpinan RS. Kebijakan dapat dituangkan dalam pasal-pasal
di dalam peraturan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan.

E. PEDOMAN/ PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana dasar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan dalam ruang lingkup Rumah
Sakit ataupun unit kerja. Sedangkan panduan adalah merupakan petunjuk dalam
melakukan kegiatan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur
beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar
pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan pengaturan
melalui SPO.Dengan demikian, pedoman merupakan hal pokok yang menjadi dsar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan.
Pemberlakuan Pedoman/Panduan diatur dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit. Bila
Direktur/Pimpinan RS diganti, peraturan direktur yang memberlakukan pedoman tersebut
tidak perlu diganti. Peraturan direktur diganti hanya jika ada perubahan dalam pedoman
tersebut.
Pedoman dapat berupa Pedoman Kerja untuk tim/komite/panitia, atau Pedoman
Pelayanan untuk unit kerja. Pedoman Pelayanan harus disertai dengan Pedoman
Pengorganisasian unit/komite/panitia/tim yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
tersebut. Pedoman biasanya mengatur beberapa hal atau kegiatan dalam ruang lingkup
rumah sakit ataupun unit.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 18


Bila ada aturan perundang-undangan yang lebih tinggi, misalnya Peraturan Menteri
Kesehatan tentang pedoman untuk suatu kegiatan atau pelayanan tertentu di Rumah Sakit,
maka Rumah Sakit wajib mengikuti peraturan terbaru dan membuat pedoman/panduan
baru yang mengacu pada peraturan perundang-undangan terbaru.
Mengacu pada Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi yang disusun oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit, mengingat sangat bervariasinya bentuk dan ini pedoman/
panduan sangat sulit dibuat standar sistematikanya atau format bakunya (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit, 2012). Tetapi, terdapat beberapa format yang lazim untuk
digunakan, yaitu :
1. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
a. Halaman Depan / Cover
b. SK Direktur tentang Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian / Lembar
Pengesahan.
c. Daftar Isi
d. Isi
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Gambaran Umum RS
BAB III : Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
BAB IV : Struktur Organisasi RS
BAB V : Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI : Uraian Jabatan
BAB VII : Tata Hubungan Kerja
BAB VIII : Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX : Kegiatan Orientasi
BAB X : Pertemuan / Rapat
BAB XI : Pelaporan
1) Laporan Harian
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Tahunan
e. Halaman Belakang.
2. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja / Pelayanan atau Rumah Sakit
a. Halaman Depan / Cover
b. SK Direktur tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan /Lembar Pengesahan
c. Daftar Isi
d. Isi
BAB I : PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
2) Tujuan Pedoman
3) Ruang Lingkup Pelayanan
4) Batasan Operasional
5) Landasan Hukum

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 19


BAB II : STANDAR KETENAGAAN
1) Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2) Distribusi Ketenagaan
3) Pengaturan Jaga
BAB III : STANDAR FASILITAS
BAB IV : LOGISTIK
BAB V : KESELAMATAN PASIEN
BAB VI : KESLAMATAN KERJA
BAB VII : PENGENDALIAN MUTU
BAB VII : PENUTUP
e. Halaman Belakang.
3. Format Pedoman Kerja Komite / Panitia / Tim / Unit Kerja
a. Halaman Depan
b. Isi
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KEGIATAN KOMITE/ TIM/ PANITIA/ UNIT KERJA
BAB III : ORGANISASI KOMITE/ TIM/ PANITIA/ UNIT KERJA
BAB IV : SARANA DAN FASILITAS KOMITE/ TIM/ PANITIA/
UNIT KERJA
BAB V : MONITORING, EVLUASI DAN PELAPORAN
c. Halaman Belakang
4. Format Panduan Pelayanan RS
a. Halaman Depan / Cover
b. Daftar Isi
c. SK Direktur tentang Pemberlakuan Panduan …../ Lembar Pengesahan
d. Isi
BAB I : DEFINISI
BAB II : RUANG LINGKUP
BAB III : KEBIJAKAN
BAB IV : TATA LAKSANA
BAB V : DOKUMENTASI
e. Halaman Belakang

F. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


1. Definisi
Definisi dari SPO adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan
untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Definisi ini sesuai dengan istilah yang
digunakan dalam Undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan
Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Tujuan
Tujuan dari SPO adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
efektif, konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
melalui pemenuhan standar yang berlaku.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 20


3. Manfaat
Beberapa manfaat dari SPO adalah :
a. Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya
b. Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS / Akreditasi RS
c. Mendokumentasikan Langkah – Langkah kegiatan.
4. Format
a. Format SPO mengacu pada Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi KARS dan
ditetapkan di RSIA Assyifa Tangerang sesuai dengan Peraturan Direktur RSIA
Assyifa Tangerang yang memberlakukan pedoman ini.
b. Format merupakan format minimal, format ini dapat diberi tambahan materi
misalnya nama penyusun SPO, unit yang memeriksa SPO, dll, namun tidak boleh
mengurangi item-item yang ada di SPO.
c. Bentuk dan format SPO adaah sebagai berikut :
1) Kepala
a) Kepala naskah SPO sebelah kiri memuat :
• Nama dan logo RS
• Tulisan SPO dan klasifikasinya yaitu Admistrasi pelayanan atau profesi
b) Kepala nasakah SPO sebelah kanan memuat :
j. Judul SPO harus sesuai denga nisi / proses kerja SPO tersebut, ditulis
dengan huruf kapital.
k. Kode nomor dokumen, nomor revisi dan halaman, contoh penomoran
sebagai berikut :
• Penomoran untuk SPO profesi maupun adminstrasi pelayanan yang
bersifat umum pada Manager dan Instalasi.
Contoh :
SPO/SDM/DIKLAT/001
SPO : Sistem Prosedur Operasional
SDM : Nama Manager / Instalasi
DIKLAT : Nama Unit
001 : Nomor Urut SPO
• Penomoran untuk SPO profesi maupun administrasi pelayanan yang
bersifat khusus pada Manager/ Instalasi dan unit kerja
keprofesiannya.
l. Tanggal terbit dicantumkan tanggal terbitnya SPO ditulis di bawah kode
nomor.
m. Penetapan dengan tanda tangan dan nama jelas pejabat (Direktur) yang
menetapkan SPO dicantumkan dibawah nomor revisi dan halaman.
2) Batang Tubuh, terdiri dari :
a. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian.
b. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik
c. Kebijakan : berisi kebijakan Direktur yang menjadi dasar dibuatnya SPO
dan diikuti dengan peraturan/ keputusan dari kebijakan terkait.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 21


d. Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan Langkah
– Langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
e. Unit terkait : ditulis unit – unit kerja terkait prosedur dan atau proses kerja
tersebut.
3) Kaki
a. Tulis catatan kaki “dilarang menggandakan dokumen ini tanpa seizin
Direksi RSIA Assyifa secara terulis” yang ditulis dengan huruf kapital,
Times New Roman dengan ukuran huruf lebih kecil.
b. Tulis halaman keberapa lembar tersebut daari seluruh jumlah halaman SPO.
d. Contoh Format SPO sebagai berikut :
Gambar 4.3. Contoh Format SPO

Setiap judul bagian yang terletak di kolom dan baris pertama ditulis dengan
huruf kapital, jenis Times New Roman , ukuran 11, Bold, yang terdiri dari Nama
Rumah Sakit, Judul SPO, Standar Prosedur Operasional, Pengertian, Tujuan,
Kebijakan, Prosedur, Unit Terkait. Sedangkan nomor dokumen, nomor revisi,
halaman, tanggal terbit dan tanda tangan Direktur ditulis dengan menggunakan
huruf Times New Roman, Ukuran 11, huruf kapital di setiap awal kata. Isi dari SPO
ditulis dengan menggunakan huruf Times New Roman, Ukuran 11 dengan
menggunakan tata penulisan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Keseluruhan
dokumen ditulis dengan spasi 1 tanpa spasi antar paragraf.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 22


5. Penomoran SPO :
a. Penomoran SPO terdiri dari:
1) Jenis Dokumen
2) Kode Unit
3) Nama Rumah Sakit
4) Nomor Urut SPO Nomor urut pembuatan SPO dalam unit tersebut, terdiri dari
3 angka.
5) Contoh : SPO/KPRWT/RSIAA/001
b. Kode SPO
Daftar kode SPO dibuat oleh Tim Pengendalian Dokumen Akreditasi Rumah Sakit
Ibu dan Anak Assyifa. Berikut tabel kode SPO yang dapat dikembangkan oleh Tim
Pengendalian Dokumen Akreditasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa jika
diperlukan.
Tabel 4.1 Tabel Kode SPO
Kode Penjelasan kode level Kode unit Penjelasan kode unit
level
SDM Sumber Daya Manusia
KEU Keuangan
Administrasi IT Informasi Teknologi
1 PKRS Promosi Kesehatan Rumah
Sakit
PMKP Peningkatan Mutu &
2 Pelayanan di seluruh RS Keselamatan Pasien
PPI Pencegahan & Pengendalian
Infeksi
KKK/ Keselamatan dan Kesehatan
3 Profesi Klinis K3RS Kerja
YANMED Pelayanan Medis
JANGMED Penunjang Medis
KPRWT Keperawatan
KM Komite Medis
KOM.KEP Komite Keperawatan
TKL Komite Tenaga Kesehatan lain
PPI Komite PPI
PRA Tim Pengendalian Resistensi
4 Komite /Tim/Panitia Antinarkoba
TFT Tim Farmakologi dan Terapi
DAR Panitia Pelayanan Darah
KE Komite Etik
DOTS Tim TB DOTS
HIV Tim HIV /AIDS
5 Unit Pelayanan RANAP Unit Rawat Inap

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 23


RAJAL Unit Rawat Jalan
UGD Unit Gawat Darurat
NICU Neonatologi Intensive Care
Unit
NEO Neonatologi
OK Kamar Operasi
VK Kamar Bersalin
RAD Radiologi
LAB Laboratorium
FARMASI Unit Farmasi & Gudang
RM Rekam Medis
GIZI Unit Gizi
CSSD Central Sterile Supply
Department
CC Customer Care
6 Unit Kerja LAUNDRY Laundry
KESLING Kesehatan Lingkungan
CASEMIX Tim Casemix
MAR Marketing
ATEM Ahli Teknis Elektro Medis

6. Petunjuk Pengisian SPO


a. Kotak Heading masing-masing kotak (Rumah Sakit, Judul SPO, No Dokumen,
No.Revisi, Halaman, Standar Prosedur Operasional, Tanggal terbit, penetapan dan
tanda tangan Direktur) diisi sebagi berikut :
1) Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama
kotak heading harus lengkap. Untuk halaman-halaman berikutnya kotak
heading dapat hanya memuat: Kotak Nama RS dan Logo RS, Judul SPO, No.
Dokumen, No. Revisi dan Halaman
2) Kotak RS diberi nama dan logo RSIA Assyifa Nama “RSIA ASSYIFA”
diletakkan di bawah logo RSIA ASSYIFA
3) Judul SPO: diberi judul/nama SPO sesuai proses kerjanya
4) No. Dokumen diisi sesuai dengan ketentuan penomoran yang berlaku di RSIA
Assyifa.
5) No. Revisi: diisi dengan status revisi (revisi ke berapa), dengan menggunakan 2
digit angka. Sebagai contoh, dokumen baru diberi nomor revisi 00, sedangkan
dokumen yang pertama kali direvisi diberi nomor revisi 01, dan seterusnya.
sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
6) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SPO tersebut. Misalnya: suatu SPO yang terdiri dari total 5 halaman,
maka penulisan nomor halaman pada halaman pertama: 1/5, halaman kedua:
2/5, halaman terakhir:5/5.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 24


7) SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan RSIA Assyifa,
yaitu: “STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL”.
8) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut dengan format “DD MM YYYY”, misalnya: 03
Juni 2021.
9) Penetapan dan Tanda Tangan Direktur ditulis sesuai dengan contoh di atas.
Baris pertama ditulis dengan kata “Ditetapkan”, baris kedua ditulis dengan kata
“Direktur RS” kemudian diberi spasi 2 kali sebagai tempat tanda tangan. Baris
terakhir ditulis nama direktur lengkap dengan gelar. Setelah ditanda tangan,
bagian ini harus diberikan stempel RSIA Assyifa.
b. Isi SPO
1) Pengertian: berisi penjelasan tentang judul dari SPO. Selain itu dapat
ditambahkan definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian yang tercantum dalam judul SPO. Misalnya:
Judul SPO adalah “Perawatan Neonatologi”, maka pada bagian Pengertian
dapat ditulis: “Merupakan perawatan bayi baru lahir mulai level 1 sampai
dengan level 3, dari usia 0 sampai dengan 2 bulan dan berat badan sampai 5
kg,”
2) Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Misalnya
n. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ...............
o. Agar kasus …. mendapatkan pelayanan optimal ….
p. Agar tidak terjadi kesalahan dalam ……
q. Agar pelayanan diberikan seragam ...…
3) Kebijakan: berisi kebijakan Direktur/Pimpinan RS yang menjadi dasar
dibuatnya SPO tsb. Dicantumkan nomor kebijakan yang mendasari SPO
tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan terkait.
Misalnya: • Sesuai dengan Peraturan Direktur Nomor xxx/PER-DIR/X/xxxx
tentang Hak Pasien dan Keluarga bahwa RSIA Assyifa wajib menghormati
hak- hak pasien. • Kriteria pasien yang dapat dirawat di Neonatologi RSIA
Assyifa adalah bayi dengan usia 0-2 bulan sesuai dengan Peraturan Direktur
RSIA Assyifa Tangerang Nomor xxx/PER-DIR/X/xxxx tentang Kebijakan
Pelayanan Neonatologi.
4) Prosedur: Bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkahlangkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu. Bentuk
kalimat yang digunakan adalah kalimat perintah, misalnya: “Berikan,
Lakukan, Posisikan, Periksa, dsb…” . Bentuk dari prosedur bisa dibuat dalam
bentuk urutan yang dinarasikan atau dalam bentuk alur/flowchart
5) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dalam prosedur tersebut atau unit-unit
yang melaksanakan SPO tersebut. Misalnya, RMIK mengeluarkan SPO
tentang cara pengisian Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi, maka unit
terkaitnya adalah, keperawatan, medis, apoteker, dietisian, ruang perawatan,
dsb

G. PROGRAM KERJA
TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 25
Mengacu pada Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi STARKES (Standar
Akreditasi Kementrian Kesehatan) bahwa PROGRAM berisi rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan, yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
lembaga/unit kerja dalam jangka waktu tertentu.
Program kerja disusun oleh manajer atau kepala instalasi atau komite/panitia/tim yang
disahkan oleh Direktur rumah sakit.
1. Tujuan Pembuatan Program Kerja
a. Umum
Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan unit kerja sehingga tujuan program
dapat tercapai.
b. Khusus
1) Adanya kejelasan langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan.
2) Adanya kejelasan siapa yang melaksanakan kegiatan dan bagaimana
melaksanakan kegiatan tersebut sehingga tujuan dapat tercapai
3) Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.
2. Sistematika / Format Program
Sistematika atau format program sebagai berikut:
a. Cover
b. Lembar Pengesahan
c. Pendahuluan atau Latar Belakang
d. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
e. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
f. Cara Melaksanakan Kegiatan
g. Sasaran
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
i. Anggaran
j. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
k. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Sistematika/format tersebut diatas adalah minimal. Pembuat program dapat menambah
sesuai kebutuhan, tetapi tidak diperbolehkan mengurangi. Contoh penambahan:
ditambah point untuk pembiayaan/anggaran
3. Petunjuk Penulisan
a. Cover : Sesuai dengan tata naskah umum
b. Lembar pengesahan : ditulis dengan alignment center dengan contoh sebagai
berikut :

Gambar 4.4. Lembar Pengesahan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 26


LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN PROGRAM KERJA PENUNJANG MEDIS TAHUN 2022


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ASSYIFA

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

dr. Faraz Raihan Pembuat Program

dr. Yulitha Firdaus Direktur RSIA ASSYIFA

Lembar pengesahan dan judul program ditulis dengan huruf Times New Roman,
Ukuran 14, Bold, sedangkan tulisan lainnya dengan huruf Times New Roman,
Ukuran 12.
c. Pendahuluan Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum
yang masih terkait dengan program.
d. Latar Belakang: Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan
mengapa program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
e. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus: Tujuan disini adalah merupakan tujuan
program. Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan
khusus adalah tujuan secara rinci.
f. Kegiatan-Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan: Kegiatan pokok dan rincian
kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga
tercapainya program tersebut. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus
berkaitan dan sejalan.
g. Cara Melaksanakan Kegiatan: Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara
bisa dengan membentuk ti, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
h. Sasaran: Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program Sasaran program menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Sasaran yang baik memenuhi “SMART”
yaitu:
1) Specific → sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur
yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan
kegiatan yang spesifik pula.
2) Measurable → sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akuntabilitas harus ditanamkan
kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 27


pencapaian sasaran (keberhasilan program) harus ditetapkan sebelum kegiatan
yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Aggressive but Attainable → Apabila sasaran harus dijadikan standard
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung
target yang tidak layak. Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu
sasaran “pengurangan kematian misalnya di UGD hanya sampai ketingkat
tertentu” namun “meniadakan kematian” merupakan hal yang tidak dapat
dipastikan kelayakannya.
4) Result oriented → sedapat mungkin sasaran harus menspesifikasikan hasil
yang ingin dicapai. Misalnya: mengurangi komplain pasien sebesar 50 %.
5) Time bound → sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif
pendek, mulai dari beberapa minggu sampai ke beberapa bulan, sebaiknya
kurang dari 1 tahun. Kalau ada program 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara.
Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabila dibuatnya sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di rumah
sakit.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong
peningkatan kapasitas rumah sakit, namun dalam batas-batas kelayakan.
Sasaran yang baik itu tidak hanya akan meningkatkan program dan jasa
pelayanan yang dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan Dan rasa
percaya diri pada para pelaksanya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang
tidak mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan
menghambat daya inovasi para karyawan
i. Anggaran pelaksanaan kegiatan: bagian ini memuat perkiraan anggaran yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program kerja tersebut.
j. Jadwal pelaksanaan kegiatan: merupakan perencanaan waktu melaksanakan
langkah-langkah kegiatan program. Lama waktu tergantung rencana program
tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan maka jadwal yang dibuat adalah
jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk program 5 tahun maka jadwal yang harus
dibuat adalah jadwal 5 tahun. jadwal dapat dibuat time tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan
X
Tim
2 Rapat Tim X X X X X X X X X X X X
3 Dst

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 28


k. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya:
1) Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari
skedul (jadwal) kegiatan. Skedul (jadwal) tersebut akan dievaluasi setiap
berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga bila dari evaluasi
diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal maka dapat segera
diperbaiki sehingga tidak mengganggu program secara keseluruhan. Karena
itu, yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu
berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang
melakukan.
2) Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara atau
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat
dan ditujukan kepada siapa.
l. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan:
1) Pencatatan adalah catatan kegiatan, karena itu yang ditulis di dalam kerangka
acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.
2) Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waktu
(kapan) laporan harus diserahkan kepada siapa saja laporan tersebut harus
ditujukan. Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan program secara
menyeluruh. Jadi yang ditulis di dalam kerangka acuan bagaimana melakukan
evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan

H. PERJANJIAN
Perjanjian atau kontrak adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak berjanji
kepada seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu saling berjanji
untuk melaksanakan suatu hal (Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Indonesia).
1. Syarat sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata adalah:
a. Sepakat
b. Cakap
c. Hal Tertentu
d. Suatu Sebab Yang Halal
2. Tahapan-tahapan pembuatan surat perjanjian ini adalah sebagai berikut:
a. Pra Kontrak (MoU)
b. Negosiasi
c. Memorandum of Understanding (MoU)
d. Studi kelayakan
e. Negosiasi (Lanjutan)
f. Kontrak
g. Penulisan naskah awal
h. Perbaikan naskah
i. Penulisan naskah akhir

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 29


j. Penandatanganan
k. Pasca Kontrak
l. Pelaksanaan
m. Penafsiran
n. Penyelesaian sengketa.

Walaupun tidak ada format baku dalam perundang-undangan, penulisan surat


perjanjian (kontrak) biasanya meliputi hal-hal berikut ini:
1. Judul
Judul harus di rumuskan secara singkat, padat, dan jelas, misalnya Perjanjian Jual Beli,
Kontrak Sewa Menyewa, Joint Agreement, dll.
2. Pembukaan
Berupa kata-kata pembuka, misalnya: “Pada hari ini Selasa tanggal tiga Juni tahun
2021, kami yang bertanda tangan di bawah ini
3. Pihak-Pihak
Setelah pembukaan dijelaskan identitas lengkap pihak-pihak, dengan menyebutkan
nama lengkap, pekerjaan atau jabatan, tempat tinggal, dan bertindak untuk siapa.
Untuk perusahaan atau badan hukum, tempat kedudukan bisa digunakan sebagai
pengganti tempat tinggalnya.
Contoh:
“Nama: ……….; Pekerjaan: ……….; Bertempat tinggal di: ………. dalam hal ini
bertindak untuk diri sendiri/untuk dan atas nama ……… berkedudukan di …………,
selanjutnya di sebut sebagai PIHAK PERTAMA;
“Nama: ……….; Pekerjaan: ……….; Bertempat tinggal di: ………... dalam hal ini
bertindak untuk diri sendiri/selaku kuasa dari dan oleh karenanya bertindak untuk atas
nama………berkedudukan di ………..., selanjutnya di sebut sebagai PIHAK
KEDUA;
4. Latar Belakang Kesepakatan ( Recital)
Pada bagian ini diuraikan secara ringkas latar belakang terjadinya kesepakatan
(recital), Contoh:
……… dengan menerangkan pihak PERTAMA telah menjual kepada pihak KEDUA
dan pihak KEDUA telah membeli dari pihak PERTAMA sebuah mobil kuno merk
……. Tipe ……. dengan ciri-ciri: No mesin ……., No rangka …………, tahun
pembuatan ………, faktur kendaraan tertulis atas nama …….. alamat ……… dengan
syarat-syarat yang telah di sepakati pihak PERTAMA dan pihak KEDUA sebagai
berikut ini.
5. Isi
Pada bagian isi sebuah kontrak diuraikan secara panjang lebar isi kontrak yang di buat
dalam bentuk pasal-pasal, ayat-ayat, huruf-huruf, dan angka-angka tertentu. Isi kontrak
ini juga mengatur secara detail hak dan kewajiban pihak-pihak, dan berbagai janji atau
ketentuan yang disepakati bersama.
Jika semua hal yang diperlukan telah tertampung dalam bagian isi tersebut, kontrak di
akhiri dengan kata-kata penutup. Misalnya: “Dibuat dan ditandatangani di ….…. pada
hari ini ……. Tanggal …...

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 30


Kemudian di bawah kontrak di bubuhkan tanda tangan kedua belah pihak dan para
saksi (kalau ada), serta di tempeli materai. Untuk perusahaan atau badan hukum bisa
memakai cap lembaga masing-masing dalam surat perjanjian ini.

I. MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU)


MoU menurut beberapa ahli mempunyai beberapa unsur, diantaranya sebagai berikut:
1. MoU merupakan kesepakatan pendahuluan.
2. MoU berisikan tentang hal-hal yang diutamakan atau pokok.
3. MoU dibuat dalam bentuk kontrak dan disertai dengan peraturan dan konsekuensi yang
mengikat bagi kedua belah pihak yang terkait.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan membuat MoU. Berikut ini adalah
penjelasannya :
1. Kolom pernyataan untuk tanda tangan pada MoU harus dilengkapi dengan identitas
kedua belah pihak atau bisa saja diwakilkan.
2. Kolom pengertian umum, pada kolom ini harus dijelaskan definisi dibuatnya MoU
kerjasama tersebut secara jelas dan detail.
3. Tujuan dibuatnya MoU kerjasama, kamu harus mencantumkan di dalam MoU tersebut
tentang maksud dan tujuan dibuatnya perjanjian tersebut.
4. Lingkup pekerjaan, surat perjanjian ini hanya mengaitkan kedua pihak maka perlu ada
penjelasan lingkup pekerjaan untuk kedua belah pihak. Penjelasan lingkup pekerjaan
ini harus ditulis secara jelas dan detail.
5. Teknis pelaksanaan, merupakan ulasan mengenai tanggung jawab dan jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan oleh piha 1 ataupun pihak 2. Teknis pelaksanaan ini juga harus
dijelaskan secara jelas dan detail.
6. Kewajiban dan hukuman, berikanlah gambaran mengenai kewajiban untuk seorang
sanksi dan segala upaya hukum dan konsekuensi yang akan dikenakan jika kedua belah
pihak ada yang tidak bisa mengerjakan atau bahkan tidak sesuai amanah.
7. Penutup, pada bagian ini terdapat tanda tangan kedua belah pihak dan disertai dengan
materai sebagai bukti surat perjanjian atau MoU kerjasama ini dilandaskan dengan
hukum.

BAB V
TATA CARA PENGELOLAAN DOKUMEN REGULASI

A. PENYUSUNAN DOKUMEN
Penyusunan dokumen regulasi dapat dilakukan oleh manajer atau kepala instalasi dari
unit terkait, atau tim ad hoc yang ditunjuk oleh Tim Pengendalian Dokumen Akreditasi
Rumah Sakit.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 31


Gambar 5.1. Alur Penyusunan Dokumen Regulasi

Server

Aplikasi SMRF (Dokumen File)

Setiap dokumen regulasi yang dibuat, harus diperiksa oleh Tim Pengendalian
Dokumen. Hal-hal yang diperiksa antara lain, tata naskah dan relevansi dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah diperiksa, Tim Pengendalian
Dokumen akan mengembalikan dokumen tersebut ke Pembuat Dokumen, untuk
kemudian direvisi atau jika disetujui, untuk dievaluasi dan ditanda tangani oleh
Direktur RSIA Assyifa.

Tabel 5.1. Lembar Pemeriksaan Dokumen Regulasi


LEMBAR PEMERIKSAAN DOKUMEN REGULASI
No. Dokumen
Judul Dokumen
Tanggal Diterima
Tanggal Diserahkan
Nama & Tanda Tangan Pemeriksa

Hasil DISETUJUI / REVISI


Kekurangan Revisi

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 32


B. PENOMORAN DOKUMEN
Pengendalian penomoran dokumen dilakukan oleh Sekretariat RSIA Assyifa
Tangerang. Setiap penomoran dokumen harus berkoordinasi dengan Sekretariat Rumah
Sakit Ibu dan Anak Assyifa agar tidak terjadi penomoran ganda.

C. PENAMAAN DOKUMEN
Soft copy dokumen dibuat dalam bentuk Word (docx) dan dokumen final disimpan
dalam bentuk PDF. Penamaan dokumen harus terstandarisasi, yaitu dengan format <Jenis
Dokumen><Judul Dokumen>, tanpa ditambahkan kata-kata lain yang dapat membuat
rancu (seperti kata-kata new, baru, final, dsb). Jika yang dibuat adalah bentuk revisi yang
telah disahkan dan disetujui (bukan yang masih dalam proses perbaikan/revisi), maka
ditambahkan <Revisi ke-n>.
Contoh
1. Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
2. Pedoman Pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa Revisi ke-1
3. SPO Memulangkan Pasien
4. SPO Memulangkan Pasien Revisi ke -2

D. PENYIMPANAN DOKUMEN
Hard Copy dokumen yang asli disimpan oleh unit Kesekretariatan Rumah Sakit Ibu
dan Anak ASSYIFA Tangerang, dan disusun berdasarkan jenis dokumen regulasi dan
nomor peraturan direktur dokumen tersebut. Sedangkan soft copy (dalam bentuk
Microsoft Word) disimpan di Tim Pengendalian Dokumen.
Dokumen yang akan didistribusikan adalah dokumen salinan/ copy. Dokumen copy
adalah dokumen asli yang diubah menjadi PDF dengan watermark “COPY” dan ditulis
secara diagonal dan menggunakan tanda tangan digital. Dokumen yang dicetak untuk
didistribusikan adalah dokumen salinan/ copy, sedangkan yang hard copy dokumen yang
asli dengan tanda tangan asli Direktur disimpan oleh Sekretariat Rumah Sakit Ibu dan
Anak ASSYIFA Tangerang.
Cara Pemberian Watermark di Microsoft Word 2019 :
1. Klik Menu Design
2. Klik Watermark
3. Klik Custom Watermark
4. Klik Text watermark, tuliskan kata “COPY” pada kolom Text dan Pilih font “Times
New Roman”. Klik Apply

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 33


Ganbar 5.2. Tampilan Setting Watermark dalam Microsoft Word (1)

Gambar 5.3 Tampilan Setting Watermark dalam Microsoft Word (2)

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 34


E. PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN
Copy atau salinan dokumen didistribusikan oleh tim pengendalian dokumen dengan 2
(dua) cara, yaitu :
1. Disimpan dalam bentuk soft copy dalam hard disk Tim Pengendalian Dokumen, dan
diupload ke dalam Aplikasi Dokumen File (SMRF) Rumah Sakit. Soft copy disimpan
dalam bentuk file asli maupun copy/salinan.
2. Hard copy disimpan oleh Tim Pengendalian Dokumen sebanyak 1 (satu) salinan dan
didistribusikan oleh Tim Pengendalian Dokumen kepada Unit terkait dengan
menggunakan lembar serah terima dokumen. Lembar Serah Terima di
dokumentasikan oleh Tim Pengendalian Dokumen.

F. EVALUASI DOKUMEN
Evaluasi dokumen regulasi dilakukan oleh manajer/kepala instalasi dan Tim
Pengendalian Dokumen. Evaluasi wajib dilakukan setiap 3 tahun sekali. Hasil evaluasi
dokumen dapat berupa revisi atau dokumen dapat tetap diberlakukan tanpa dilakukan
revisi.
Hasil evaluasi dicatat dalam lembar evaluasi di setiap dokumen, yang ditempatkan
setelah halaman judul. Selain pada dokumen tersebut, hasil evaluasi dicatat dalam
document control log oleh Tim Pengendalian Dokumen.

G. REVISI DOKUMEN
Dokumen dapat direvisi sebelum 2 tahun jika diperlukan, misalnya jika ada perubahan
proses bisnis, perubahan regulasi dan lain sebagainya. Proses revisi dilakukan dengan cara
mengajukan form perubahan dokumen regulasi kepada Tim Pengendalian Dokumen dan
Draft dokumen yang akan direvisi. Dokumen yang akan direvisi kemudian direview oleh
tim, jika sudah sesuai dengan tata naskah dan regulasi yang berlaku, selanjutnya dievaluasi
dan ditanda tangani oleh direktur. Dokumen lama akan digantikan dengan dokumen baru
yang sudah ditandatangani direktur. Penggantian hard copy dokumen dilakukan dengan
cara penarikan dokumen lama di unit yang bersangkutan. Sedangkan dokumen dalam
bentuk soft copy akan dihapus dari folder yang dipublikasikan ke unit. Penarikan dokumen
dilakukan oleh Tim Pengendalian Dokumen dengan membawa berita acara sebagai bukti
bahwa pembaharuan dokumen di unit yang bersangkutan sudah dilakukan.
Proses revisi dokumen dicatat dalam lembar evaluasi di setiap dokumen, yang
ditempatkan setelah halaman judul. Selain pada dokumen tersebut, proses revisi tersebut
dicatat dalam dokument control log oleh Tim Pengendalian Dokumen.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 35


Gambar 5.4. Alur Revisi Dokumen

Server )

H. TATA LAKSANA DOKUMEN YANG TIDAK TERPAKAI


Perubahan, Pencabutan, Pembatalan dan Ralat :
1. Pengertian
a. Perubahan adalah mengubah Sebagian dari suatu naskah dinas. Dalam hal ini harus
dibedakan dengan pengertuan ralat yaitu merubah kekeliruan kecil, misalnya salah
ketik.
b. Pembatalan adalah suatu pernyataan yang dinyatakan bahwa suatu naskah dinas
harus dianggap tidak pernah dikeluarkan.
2. Tata cara mengubah, mencabut atau membatalkan naskah
a. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan dan pembatalan adalah
pejabat yang semula menandatangani naskah dinas tersebut atau oleh pejabat yang
lebih tinggi kedudukannya.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan dan pembatalan adalah
pejabat yang semula menandatangani naskah dinas tersebut atau oleh pejabat yang
lebih tinggi kedudukannya.
3. Dokumen yang telah direvisi didistribusikan ke unit terkait dengan menggunakan
formulir Pengiriman dan Pengambilan Dokumen yang dilengkapi dengan Formulir
Catatan Perubahan Dokumen.
4. Revisi dapat dilakukan sampai revisi 100, setelah itu dokumen harus diterbit ulang dan
kembali ke revisi 00.
5. Penomoran formulir yang direvisi dilakukan dengan menambahkan perubahan nomor
revisi (Rev.01).

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 36


6. Semua dokumen yang diganti dengan revisi terbaru dan dokumen yang tidak berlaku
dikembalikan pada Sekretariat.
7. Dokumen kadaluarsa yang berasal dari master dokumen diberi cap/ stempel
“KADALUARSA” berwarna biru dan tetap dipelihara untuk satu atau dua kali periode
(5 – 10 tahun) perubahan, sedangkan dokumen lama yang terkendali yang tersebar
ditarik/ dimusnahkan.
8. Khusus untuk dokumen eksternal yang dicap Salinan terkendali, apabila mengalami
perubahan Dokumen yang sudah mengalami perubahan ditarik, dipisahkan dan
dimusnahkan atau jika disimpan diberi identitas kadaluarsa.

I. PEMUSNAHAN DOKUMEN
1. Ketua Panitia Rekam Medik RSIA Assyifa mengidentifikasi dan mengusulkan
pemusnahan dokumen yang tidak berlaku dan disampaikan kepada Manajer, Kepala
Instalasi dan Koordinator Unit masing-masing melalui Memo Internal.
2. Ketua Panitia Rekam Medik RSIA Assyifa menyampaikan usulan pemusnahan
dokumen yang telah disetujui oleh Manajer kepada Direktur.
3. Atas perintah Direktur, panitia rekam medik melaksanakan pemusnahan dokumen dan
membuat berita acara pemusnahan dengan mengisi Formulir Berita Acara Pemusnahan
dengan melampirkan daftar dokumen yang dimusnahkan.
4. Pemusnahan dokumen dapat dilakukan dengan cara dibakar, dicacah atau dijadikan
bubur kertas, atau cara lain sehingga fisik dan informasinya tidak dapat dikenali lagi.
5. Dokumen yang dimusnahkan direkam dengan menggunakan Daftar Dokumen yang
dimusnahkan.

BAB VI
TATA NASKAH DINAS DAN SURAT-SURAT

A. SURAT DINAS
Bentuk dan susunan surat dinas adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop surat dinas terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak ASSYIFA;
b. Tanggal pembuatan surat diletakkan di sebelah kanan atas;
c. Nomor, lampiran, dan perihal ditulis di sebelah kiri;
d. Kata “Kepada Yth: ditulis tegak lurus di bawah kata “Perihal”.
2. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas Alinea pembuka, isi dan penutup.
3. Kaki
a. Nama jabatan
b. Tanda tangan
c. Nama lengkap
d. Stemple digunakan sesuai dengan ketentuan penggunaan
e. Tembusan, memuat nama jabatan, pejabat penerima tembusan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 37


Gambar 6.1. Contoh Surat Dinas

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 38


B. SURAT KETERANGAN
Bentuk dan susunan surat keterangan adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop surat dinas terdri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa
b. Tulisan Surat Keterangan seluruhnya menggunakan huruf kapital (font Times New
Roman, ukuran 14) dan diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat ditulis di bawah tulisan surat keterangan dan diletakkan di tengah
margin.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat nama dan jabatan pihak yang memberikan keterangan dan pihak
yang diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkan keterangan.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas :
a. Tempat, tanggal, bulan dan tahun
b. Nama RSIA Assyifa
c. Tanda tangan
d. Nama jabatan yang membuat surat keterangan, dan
e. Stemple jabatan / instalasi / unit
f. Jabatan pembuat surat keterangan
Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan
bawah.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 39


Gambar 6.2. Contoh Surat Keterangan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 40


C. SURAT TUGAS
1. Kepala
a. Kop surat tugas terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak ASSYIFA.
b. Kata Surat Tugas ditulis dengan huruf kapital (font Times New Roman, ukuran
14) diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat berada di bawah tulisan surat tugas.

2. Batang Tubuh
Diktum dimulai dengan kata Menugaskan ditulis dengan huruf kapital diletakkan di
tengah margin, diikuti kata kepada di tepi kiri, serta nama dan jabatan pegawai yang
mendapat tugas. Di bawah kepada ditulis untuk disertai tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a. Tempat dan tanggal surat tugas;
b. Jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri
dengan tanda baca koma;
c. Paraf bawahan langsung dari pejabat penanda tangan surat di sebelah kiri nama
jabatan penanda tangan;
d. Tanda tangan pejabat yang menugaskan;
e. Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat;
f. Stempel.

Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


a. Jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang ditugaskan dimasukkan
dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, jabatan, dan keterangan.
b. Surat tugas tidak berlaku lagi setelah tugas dilaksanakan atau masa berlakunya
berakhir.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 41


Gambar 6.3. Contoh Surat Tugas

D. SURAT CUTI
Bentuk dan susunan suart cuti adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop surat dinas terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan anak Assyifa;
b. Tanggal pembuatan surat diletakkan di sebelah kanan atas;
c. Kata “Kepada Yth: ditujukan kepada Manajer HRD RSIA Assyifa.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 42


2. Batang Tubuh
a. Identitas yang diberi cuti meliputi :
1) Nama
2) Jabatan
3) Unit
b. Pokok-pokok yang memuat materi dan alasan dikeluarkannya surat cuti ditulis
dalam bentuk uraian.
3. Isi
a. Sebelah kanan bawah berisi :
1) Tanda tangan pemohon
2) Nama lengkap pemohon.
b. Di bagian bawah berisi tanda tangan atasan yang menyetujui dan mengetahui
permohonan cuti, yaitu Koordinator Ruangan, Manajer Unit dan Manajer HRD.

Gambar 6.4. Contoh Surat Cuti dan Izin

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 43


E. SURAT KUASA
Bentuk dan susunan surat kuasa adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop surat kuasa terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
b. Tulisan surat kuasa seluruhnya menggunakan huruf kapital (font Times New
Roman ukuran 14) dan diletakkan di tengah margin.
c. Kata “Kepada Yth: ditujukan kepada instansi atau pihak eksternal yang akan
dituju untuk penggunaan surat kuasa.
2. Batang Tubuh
Batang Tubuh Batang tubuh memuat nama, alamat, jabatan, nomor HP, nomor KTP
pihak pemberi kuasa dan penerima surat kuasa serta objek yang dikuasakan.
3. Kaki terdiri atas
a. Tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan
b. Tanda tangan diatas materai dan nama jelas pihak pemberi kuasa dan penerima
kuasa

Hal – hal berikut perlu diperhatikan :


1. Penerima kuasa terletak di sebelah kiri dan pemberi kuasa terletak disebelah kanan.
2. Materai ditempel di tempat pemberi kuasa.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 44


Gambar 6.5. Contoh Surat Kuasa

Materai

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 45


F. SURAT UNDANGAN
Bentuk dan susunan surat undangan adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop surat undangan terdiri atas logo RSIA ASSYIFA
b. Tempat dan tanggal pembuatan undangan ditulis di sebelah kanan.
c. Nomor, lampiran, dan perihal ditulis di sebelah kiri undangan.
d. Kepada Yth dan alamat tujuan diletakkan tegak lurus dengan kata Perihal.
2. Batang Tubuh
a. Batang tubuh surat undangan terdiri atas kalimat pembuka;
b. Isi undangan, terdiri atas hari / tanggal, pukul, tempat, dan acara, serta kalimat
Penutup.
3. Isi
a. Hormat Saya;
b. Nama jabatan;
c. Nama Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa;
d. Tanda tangan;
e. Nama lengkap pembuat surat
f. Stempel jabatan/instansi, dan
g. Tembusan jika perlu dan diletakkan di sebelah kiri bawah.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 46


Gambar 6.6. Contoh Surat Undangan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 47


G. SURAT PANGGILAN
Bentuk dan susunan surat panggilan adalah sebagai berikut.
1. Kepala Surat Panggilan
a. Kop surat tugas terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
b. Kata Surat Panggilan ditulis dengan huruf kapital (font Times New Roman,
ukuran 14) diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat berada di bawah tulisan surat panggilan.
d. Kepada Yth dituliskan Nama Perorangan yang dipanggil;
2. Isi Surat Panggilan
a. Hari, Tanggal, Pukul, Tempat, Menghadap kepada;
b. Maksud Surat Panggilan tersebut
3. Bagian Akhir Surat Panggilan
a. Tempat surat dikeluarkan;
b. Tanggal pembuatan surat;
c. Nama RSIA Assyifa;
d. Stempel jabatan/instansi;
e. Tembusan apabila diperlukan.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 48


Gambar 6.7. Contoh Surat Panggilan

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 49


H. MEMORANDUM (INTERNAL MEMO)
Bentuk dan susunan memorandum adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop memorandum terdiri atas logi RSIA Assyifa
b. Kepada, dari, subyek Memo ditulis pada bagian atas kata Memo Internal
c. Kata Memo Intrenal ditulis di tengah dengan huruf kapital
2. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas Alinea pembuka isi dan penutup
3. Isi
a. Nama jabatan
b. Tanda tangan pejabat
c. Nama lengkap
d. Tembusan memuat nama jabatan pejabat peneriman.

Gambar 6.8. Contoh Memorandum/ Internal Memo

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 50


I. SURAT PENGANTAR
1. Kepala
a. Kop surat pengantar terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
b. Kata Surat Pengantar ditulis dengan huruf kapital (font Times New Roman,
ukuran 14) diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat berada di bawah tulisan surat pengantar.
d. Kepada Yth dituliskan tujuan surat pengantar diberikan;
2. Batang Tubuh
Batang tubuh surat pengantar berbetuk kolom dan memuat :
a. Nomor urut
b. Jensi yang dikirim (dokumen / barang)
c. Banyaknya ( dokumen / barang)
d. Keterangan
3. Isi
a. Diterima pada tanggal di tuliskan saat dokumen/barang sudah di terima kepada
yang dituju.
b. Yang menyerahkan berada disebelah kiri dan yang menerima berada di sebelah
kanan, ditulis nama lengkap, tanda tangan dan stempel dari masing-masing

Gambar 6.9. Contoh Surat Pengantar

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 51


J. BERITA ACARA
Bentuk dan susunan berita acara adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop berita acara terdiri atas logo Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
b. Tulisan berita acara ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diletakkan di
tengah margin.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat hal-hal berikut :
a. Kalimat pertama diawali dengan frasa Pada hari ini diikuti dengan tanggal, bulan,
dan tahun;
b. Identitas para pihak yang melaksanakan kegiatan;
c. Kegiatan yang dilaksanakan;
d. Kalimat penutup dengan frasa “Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya”.
3. Isi
Bagian kaki memuat hal – hal berikut :
a. Nama tempat
b. Tanggal, bulan dan tahun
c. Nama jelas penanda tangan
d. Stemple jabatan/ instalasi/ unit

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa saksi ditulis pada bagian tengah bawah
dengan mencantumkan nama dan tanda tangan.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 52


Gambar 6.10. Contoh Berita Acara

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 53


K. REKOMENDASI
Rekomendasi terdiri atas :
1. Kepala
a. Tulisan “Rekomendasi“ ditempatkan ditengah-tengah isi naskah;
b. Nomor ditempatkan dibawah tulisan “Rekomendasi “;
c. Tulisan “Tentang”
d. Nama/ Judul Rekomendasi
2. Batang Tubuh
Isi rekomedasi dirumuskan dalam bentuk uraian.
3. Isi
a. Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
b. Nama Jabatan pembuat Rekomendasi;
c. Tanda tangan pejabat;
d. Nama jelas;
e. Stempel jabatan/instansi

Gambar 6.11. Contoh Surat Rekomendasi


Format Naskah Rekomendasi

Nomor :
Perihal :

__________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________

a. _______________________________
b. _______________________________

_________________________________________________
_____________________________________________________

NAMA JABATAN

NAMA JELAS

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 54


L. DAFTAR HADIR
1. Kepala
Daftar hadir terdiri atas :
a. Tulisan “Daftar Hadir“ ditempatkan di kanan lembar naskah;
b. Logo dan tulisan RSIA Assyifa dan alamat di kiri lembar naskah;
c. Nama Acara, Tempat, Tanggal, Waktu dan Acara ditulis dibawah tulisan Daftar
Hadir.
2. Isi
a. Kolom nomor urut
b. Kolom nama
c. Kolom bagian
d. Kolom tanda tangan/ paraf

Gambar 6.12. Contoh Daftar Hadir

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 55


M. SERTIFIKAT PELATIHAN
Bentuk dan susunan sertifikat pelatihan terdiri atas :
1. Kepala yaitu tulisan “Sertifikat Pelatihan “
2. Isi sertifikat berisi uraian kegiatan yang telah diikuti nama peserta pelatihan termasuk
waktu kegiatan dan tempat
3. Bagian akhir sertifikat pelatihan terdiri atas :
a. Tempat, tangga;, bulan, dan tahun
b. Nama jabatan dan instansi
c. Tanda tangan
d. Nama jelas

Gambar 6.13. Contoh Sertifikat

N. NOTULEN
Notula (bentuk tidak baku: notulen, notulensi) adalah dokumentasi penting berupa
catatan singkat mengenai jalannya rapat serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula
sendiri memiliki fungsi yang tentunya sangat penting dalam kegiatan rapat, karena
disinilah semua kegiatan rapat akan dibuktikan secara tertulis.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 56


Berikut beberapa fungsi notulen :
1. Notulen dapat digunakan sebagai bukti tertulis bahwa rapat telah dilaksanakan.
2. Notulen dapat digunakan sebagai tolak ukur sukses atau tidaknya pelaksanaan rapat.
Dan juga digunakan untuk acuan pelaksanaan kegiatan yang dihasilkan dari hasil
keputusan rapat.

Gambar 6.14. Contoh Notulen

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 57


O. LEMBAR KERJA / FORMULIR
Format lembar kerja disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing unit. Tetapi
setiap unit harus melakukan standarisasi dan mendokumentasikan setiap lembar kerja yang
digunakan di unit masing-masing. Setiap lembar kerja harus mempunyai nomornya
masing-masing, dan unit memiliki daftar rekapitulasi lembar kerja yang digunakan oleh
unitnya.

Standar penomoran formulir:


<nomor urut>/Rev.<nomor revisi>/<unit>/<tahun pembuatan>
Contoh :
001/Rev.03/RM/2021
1. No. urut formula : 001
2. Revisi : 03 (revisi ketiga)
3. Unit : Rekam Medis
4. Tahun pembuatan : 2021

P. LAPORAN
1. Bentuk dan susunan laporan adalah sebagai berikut :
Sampul Pada sampul laporan memuat judul laporan yang ditulis dengan huruf kapital,
nama pejabat yang menyusun laporan, tanggal penyusunan laporan, dan jumlah
halaman laporan.
2. Isi laporan
a. Pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan
dasar laporan.
b. Materi laporan terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, hasil pelaksanaan kegiatan,
hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan.
c. Simpulan dan saran perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan. d) Penutup
merupakan akhir laporan memuat harapan dan ucapan terima kasih.

BAB VII
PENUTUP

Pedoman tata naskah Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa sebagai standar pengelolaan
dan pembuatan naskah dinas di lingkungan Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa diharapkan
dapat diterapkan pada seluruh unit kerja. Tata naskah yang sesuai dengan acuan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan keseragaman di Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa.
Dokumen yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa juga diharapkan aktual terhadap
kondisi Rumah Sakit Ibu dan Anak Assyifa saat ini.

TATA NASKAH AKREDITASI RSIA ASSYIFA | 58

Anda mungkin juga menyukai