MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN DAN UNGGULAN DALAM PELAYANAN DAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA.
MISI :
MEMBERIKAN PELAYANAN YANG PROFESIONAL, MELAKSANAKAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DI BIDANG
KESEHATAN YANG BERKUALITAS, DAN MEMBENTUK SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT YANG
KOMPETEN, SANTUN, BERINTEGRITAS SERTA MEMBANGUN KEMITRAAN SECARA HARMONIS.
1
5) Cara Identifikasi :
a. Pasien sadar
a) Verbal : Ditanyakan nama, tanggal lahir, alamat, dan dicocokkan dengan gelang
identitas.
b) Visual : Baca identitas pasien pada rekam medis (nama, tanggal lahir dan alamat)
b. Pasien tidak sadar
a) Dengan identitas
Dilakukan secara visual : Baca identitas pasien pada rekam medis (nama, tanggal lahir dan alamat)
b) Tanpa identitas
Dilakukan dengan mencocokkan dengan foto identitas yang sudah tercetak dari admisi
7. Bagaimana mengidentifikasi pasien yang tidak memungkinkan memakai gelang identitas, seperti pasien luka
bakar luas, pasien amputasi, pasien tidak sadar tanpa identitas dsb?
Jawab :
2
Petugas melakukan identifikasi dengan mencocokkan wajah pasien dengan foto pasien di status rekam medis
9. Apa saja yang termasuk obat-obatan yang perlu diwaspadai (obat High Alert) dan LASA di RS
dan bagaimana prosedur penyimpanannya ?
3
Jawab :
Obat-obatan yang termasuk dalam obat High Alert tercantum dalam panduan obat waspada tinggi,
diantaranya :
1) Elektrolit pekat (NaCI 3% infus, NaCl 15% dan KCI injeksi)
2) Obat narkotika jenis injeksi (Morphin injeksi, Pethidin injeksi dan Fentanyl injeksi)
3) Obat sedatif injeksi (Midazolam injeksi)
4) Obat anastesi injeksi (propofol injeksi, ketamine injeksi dan Decain injeksi)
5) Obat anti koagulan (Heparin injeksi)
6) Obat insulin (semua sediaan insulin)
7) Obat golongan adrenergic agonis (Epinephrin injeksi, Norepineprhrin injeksi
8) Obat sitostatika
9) Obat golongan LASA
Ketentuan permintaan obat katagori LASA pertelpon adalah dengan menyebutkan dengan jelas nama obat,
dosis, jumlah obat, dan mengulang kembali dengan mengeja per huruf bila diperlukan dengan menggunakan
kode internasional.
Tahapan double check pemberian obat high alert oleh petugas yang berwenang di ruang rawat inap:
a. Petugas pertama mengambil obat yang perlu diwaspadai yang berada di lemari sentralisasi obat
pasien dengan memperhatikan nama obat, kekuatan obat dan identitas pasien sesuai dengan
instruksi dokter dan memberikan paraf di sebelah kiri jam pemberian obat pada lembar sentralisasi
obat.
4
b. Petugas kedua melakukan double check obat yang telah disiapkan petugas pertama sebelum
memberikan ke pasien dengan memeriksa kembali nama dan kekuatan obat serta identitas pasien
berdasarkan lembar instruksi dokter kemudian memberikan paraf di sebelah kanan jam pemberian
obat pada lembar sentralisasi obat.
c. Petugas memberikan obat kepada pasien
5
1) Orang yang bertanggungjawab untuk membuat tanda pada pasien operasi adalah operator/dokter yang
melakukan tindakan operasi.
2) Operator yang membuat tanda harus hadir pada operasi tersebut.
3) Penandaan titik lokasi yang akan dioperasi dilakukan di ruang rawat inap yang akan dioperasi dilakukan di
ruang rawat inap tempat pasien di rawat pasien ikut dilibatkan dan sadar soal penandaan.
4) Tanda berupa Lingkaran yang tengahnya ditulisi “YA” pada lokasi yang akan dioperasi.
5) Tanda itu harus dibuat dengan Marker khusus/spidol permanen untuk penanda operasi..
6) Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan, tindakan perkutan ataupenyisipan
instrument harus ditandai.
7) Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekkan hasil pencitraan pasien diagnosis
misalnya sinar-X, scan, pencitraan elektronik atau hasil test lainnya dan pastikan dengan catatan medis
pasien dan gelang identifikasi pasien.
8) Lokasi operasi ditandai pada semua kasus yang menyangkut adanya sisi (kiri/kanan) (laterality), struktur
lebih dari satu (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang).
6
2) HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol
Waktu yang dibutuhkan : 20 – 30 detik.
7
Faktor Risiko Skala Skor
Tidak 0
Diagnosis sekunder ( ≥ Ya 15
2 diagnosis medis ) Tidak 0
Alat bantu Berpegangan pada perabot 30
Tongkat / alat penopang 15
Tidak ada / kursi roda /
perawat / tirah baring 0
Terpasang infus Ya 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Lemah 10
Normal / Tirah baring /
Imobilisasi 0
Kategori :
Risiko tinggi ≥ 45
Risiko sedang 25 – 44
Risiko rendah 0 – 24
< 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
Usia
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis Laki-laki 2
Kelamin Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia sinkop, pusing, dsb.)
Diagnosis
Gangguan perilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Ganggua Lupa akan adanya keterbatasan 2
Kognitif
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
8
sedasi / anestesi Dalam 48 jam 2
>48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi / 1
anestesi
2. Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat jalan dan prosedur penerimaan pasien IGD ke rawat
inap?
Jawab:
Prosedur Penerimaan Pasien Rawat Jalan
1) Pasien datang di bagian admisi dan diterima oleh petugas admisi
2) Petugas menanyakan apakah pasien tersebut merupakan pasien baru (pasien yang baru pertama kali
berkunjung, tidak membawa kartu berobat dan kehilangan kartu) atau pasien lama
Jika pasien tersebut adalah pasien baru, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien sbb:
Petugas pendaftaran melengkapi formulir rekam medis penerimaan pasien baru dengan mewawancarai
pasien tersebut
Petugas pendaftaran mencetak karcis pendaftaran dan nomer rekam medis
Petugas pendaftaran menyerahkan karcis pendaftaran kepada pasien
Petugas pendaftaran membawa formulir rekam medis pasien kepoli / unit pelayanan yang dituju
9
Jika pasien tersebut adalah pasien lama, maka petugas pendaftaran mendaftar pasien sebagai berikut:
Petugas menerima dan meneliti kartu identitas berobat pasien;
Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai dengan pelayanan yang akan dituju dengan
mewawancarai pasien tersebut;
Petugas mengambil berkas rekam medis pasien
10
KRITERIA PASIEN TRANSFER
KRITERIA KETERANGAN
Kuning Level 1 Untuk pasien yangg kondisinya berisiko
(pasien stabil – rIsiko memburuk, yang sebelumnya dirawat di ruang
perburukan minimal) intensif, dan yang membutuhkan ruang perawatan
akut dengan peralatan tambahan (infus pump,
suction, dan lain- lain) dan perawatan tim “critical
care” (membutuhkan pemberian obat2an dengan drip
infus/infus pump/syringe pump, monitor pulse
oksimetri)
Kuning Level 2 Untuk pasien rawat inap yang membutuhkan observasi
(pasien stabil – rIsiko ketat atau intervensi/tindakan, termasuk penunjang
perburukan sedang) untuk satu sistem organ yang gagal, perawatan paska
operasi dan pasien yang sebelumya dirawat di level
yang lebih tinggi (misal : ICCU,ICU)
Merah Level 1 Untuk pasien yang membutuhkan alat penunjang
(pasien stabil – rIsiko pernafasan (ventilator) sebagai tambahan pada level
perburukan tinggi) 2, tetapi kemampuan durasi/ staf/ alatnya terbatas
untuk menunjang kegagalan sistem organ multipel.
Merah Level 2 Kemampuan untuk menunjang dan memonitor semua
(pasien tidak stabil) sistem organ tubuh harus ada dan fasilitas ini harus
mampu merawat beberapa pasien secara simultan.
Level ini cocok untuk pasien dengan kondisi kritis yang
membutuhkan alat penunjang kegagalan sistem organ
multipel dalam jangka waktu lama.
Operasi cito
11
TRANSFER ANTAR (KELUAR) RS
KETERAMPILAN
PETUGAS PERALATAN
KRITERIA YANG
PENDAMPING UTAMA
DIBUTUHKAN
Kuning Petugas ambulan BLS (Basic Life Ambulans
Level 1 (Driver dan Support) O2 nasal
transporter) Infus
Paramedis
12
7. Bagaimana alur pasien rawat inap dan rujukan di RS?
Jawab :
13
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternatif tindakan, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasian berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata atau pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bagaimana cara Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien dan keluarga?
Jawab :
• Petugas mengkonfirmasi identitas pasien, agama & kepercayaannya saat dimulainya pelayanan di
RS, dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka.
• Semua pasien didorong untuk mengekspresikan dan menjalankan ibadah sesuai agamanya dengan
tetap menghargai kepercayaan pasien/pihak lain.
14
3) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua, persetujuan (informed
consent) atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
a. Ayah / Ibu adopsi.
b. Saudara –saudara kandung
c. Wali
4) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (informed Consent) atau penolakan
penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut:
a. Ayah atau Ibu Kandung.
b. Wali yang sah.
c. Saudara –saudara kandung.
5) Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampuan (curatelle) atau perwalian. Persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan oleh :
a. Wali yang sah.
b. Curator (yang bertanggung jawab pada hidup orang yang diampu).
6) Bagi pasien dewasa yang telah menikah atau telah mejadi orang tua, persetujuan atau penolakan
tindakan medik diberikan oleh mereka menurut urutan hal tersebut.
a. Suami atau Istri.
b. Ayah atau Ibu Kandung.
c. Anak kandung .
e. Saudara – saudara Kandung
6. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak atau memberhentikan tindakan resusitasi atau pengobatan
yang diberikan?
Jawab :
1) RS menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
2) Keputusan beserta alasan untuk tidak melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) harus dicatat di rekam
medis pasien dan diformulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan
disimpan di rekam medis pasien. Gelang identitas pasien ditandai dengan stiker berwarna UNGU
3) Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam perawatan pasien.
15
4) Prosedur yang harus diikuti
9. Apa saja yang dicatat dalam dokumen informed consent terkait rencana penelitian klinik ?
1) Menelaah protocol penelitian
2) Menimbang risiko dan manfaat yang relative bagi para peserta
3) Mendapatkan surat persetujuan dari manusia/pasien sebagai subjek penelitian
4) Mengundurkan diri dari keikutsertaan sewaktu-waktu
5) Informasi ini dikomunikasikan kepada manusia/pasien dan keluarga untuk membantu pengambilan
keputusan terkait partisipasi mereka dalam penelitian
No Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan dalam
3- 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan berat badan =0
b. Tidak yakin/tidak tahu/terasa baju lebih longgar =2
c. Jika ya, berapa penurunan berat badan tersebut
1-5 kg =1
6-10 kg =2
11-15 kg =3
> 15 kg =4
2. Apakah asupan makan berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan
menerima makanan?
a. Tidak = 0
b. Ya =1
TOTAL SKOR
Bila skor ≥ 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul ke Ahli Gizi
2) Untuk pasien anak-anak (usia 1 bulan sampai usia 14 tahun) Menggunakan metode Screening Tool for Risk on
Nutritional Status and Growth (STRONGKids), yang terdiri dari 4 pertanyaan sebagai berikut:
16
No. Pertanyaan Jawaban (Skor)
2. Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu bulan terakhir? Tidak (0) Ya (l)
(berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU penilaian
subjektif orang tua pasien) ATAU Untuk bayi <1 tahun: berat tidak naik selama
3 bulan terakhir?
3. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi berikut? Tidak (0) Ya (l)
Diare ≥5 kali/hari dan/atau muntah >3 kali/hari dalam seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien berisiko Tidak (0) Ya (2)
mengalami malnutrisi ? _________________ (lihat tabel)
SKOR
Jika Skor ≥ 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul Dokter Anak dan Ahli Gizi
Perawat / bidan melakukan skrining gizi dengan menggunakan FORM SKRINING TERINTEGRASI.
Kesimpulan/hasil dari skrining gizi tersebut adalah pasien berisiko malnutrisi atau tidak berisiko malnutrisi.
Apabila pasien berisiko malnutrisi, dalam 2x24 jam, perawat/bidan segera melaporkan kepada nutrisionis rawat
inap/jalan.
Tahap selanjutnya, nutrisionis rawat inap / jalan melakukan asesmen gizi lanjut. Dalam asesmen gizi lanjut,
nutrisionis rawat inap/jalan menentukan status gizi pasien dengan menggunakan data antropometri atau nilai
laboratorium (albumin) bila ada.
17
Asesmen nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun ,FLACCS untuk pasien
yang tidak sadar atau pasien tersedasi, Wong Baker Faces Rating Scale untuk usia > 3 tahun.
SKORING
Skor Keterangan
0 : Tidak Nyeri
1–2 : Nyeri ringan
3–4 : Nyeri Sedang
>4 : Nyeri berat
Pada bayi prematur, ditambah dua lagi parameter yaitu heart rate dan saturasi oksigen
SKORING
Skor Keterangan
0 : Tidak Nyeri
1–3 : Nyeri ringan
4–6 : Nyeri Sedang
7 – 10 : Nyeri berat
18
WONG BAKER FACES RATING SCALE & NUMERIC SCALE
4. Saat menerima pasien baru di ruang rawat inap, apa yang dokter lakukan?
Jawab :
Menanyakan identitas pasien dengan pertanyaan terbuka : siapa nama lengkap pasien, dan tanggal lahir pasien,
sambil mencocokkan dengan gelang pasien.
Pasien baru : membuat initial assessment medis dalam waktu 1x24jam dan melihat hasil initial assessment
perawat untuk mengetahui adakah hal-hal yang harus ditindaklanjuti: bila pasien memiliki risiko tinggi jatuh,
dilakukan tata laksana mencegah risiko jatuh termasuk membuat surat konsul ke Dokter Rehabilitasi Medik,
persetujuan discharge planning yang dibuat perawat, mengetahui adakah riwayat alergi, bila skala nyeri pasien > 4
dilakukan tata laksana nyeri, dll.
Pasien lama : membuat evaluasi dicatat terintegrasi dengan format SOAP.
Menuliskan obat-obatan yang telah dan sedang digunakan pasien dalam riwayat penyakir sekarang (harus
ditanyakan oleh dokter dan dituliskan jawaban apapun yang diberikan pasien).
Membuat terapi nutrisi sesuai kondisi status nutrisi pasien yang sedang diskrining oleh perawat, berkolaborasi
dengan dietesien.
Menuliskan tanggal, jam periksa, paraf, dan nama dokter.
5 Saat menerima pasien di poliklinik, apa yang dokter lakukan ?
Jawab:
Setelah menanyakan identitas pasien dengan pertanyaan terbuka (“siapa nama lengkap pasien, dan tanggal lahir
pasien, sambil mencocokkan dengan data identitas di Rekam Medis Pasien ) :
Pasien baru/akut : membuat initial assessment/ data dasar medis dan melihat hasil initial assessment perawat
untuk mengetahui adakah hal-hal yang harus ditindaklanjuti, serta membuat asesmen awal baru bila telah 1 bulan
Pasien lama/penyakit kronik : membuat evaluasi dicatat terintegrasi dengan format SOAP, dan membuat asesmen
awal/initial assessment baru, bila telah 3 bulan
Menuliskan tanggal, jam periksa, paraf, dan nama dokter.
6. Hal penting apa terkait penggunaan obat yang harus ditulis dokter pada riwayat penyakit sekarang pada pasien
rawat inap maupun rawat jalan?
Jawab:
19
Riwayat penggunaan obat sebelumnya untuk rekonsiliasi (penyelarasan) obat-obat yang akan digunakan
7. Dapatkah anda menjelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian status fungsional dan apa yang anda lakukan
bila pasien membutuhkan bantuan? Mengapa dilakukan?
Jawab:
Penilaian status fungsional untuk mengetahui tingkat kemandirian pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
menggunakan formulir Bartel Index.
Bila Hasil skor ¸4 atas ketergantungan total, PPDS/perawat melaporkan ke DPJP dan selanjutnya DPJP membuat
konsul ke dokter Rehabilitasi Medik melakukan pengkajian lanjut untuk menentukan terapi dan tindakan rehabilitasi
oleh tim Rehabilitasi Medik.
8. Dapatkah anda menjelaskan poin apa saja yang dikaji perawat pada pasien baru?
Jawab:
Terdapat 11 poin yang dilakukan dalam pengkajian awal keperawatan, yaitu :
1. Riwayat alergi
2. Alasan masuk RS
3. Riwayat kesehatan/perawatan sebelumnya
4. Riwayat psikososial
5. Pemeriksaan fisik
6. Skrining gizi
7. Risiko jatuh/cidera
8. Skrinning nyeri
9. Status fungsional
10. Kebutuhan edukasi
11. Kebutuhan perencanaan pulang (discharge planning)
9. Jika pasien merupakan pasien yang berasal dari luar dengan membawa surat rawat, maka dalam waktu berapa
lama pasien tersebut akan dilihat oleh dokter?
Jawab:
Pasien sakit diperiksa oleh DPJP/PPDS sebelum memulai tata laksana apapun. Pengkajian awal medis/ initial
assessment medis pasien rawat inap dilakukan sebelum 24 jam.
SK dan SPO initial assessment
10. Apa yang dioperkan saat serah terima pasien pada pergantian shift?
Jawab:
Saat serah terima pasien akan dibahas :
1. Identitas dan Identifikasi pasien
2. Diagnosis pasien
3. Riwayat tindakan
4. Rencana tindakan
5. Masalah keperawatan dari tindakan-tindakan
6. Pasien-pasien high dependence
7. Rekapitulasi rencana bedah
8. DPJP setiap pasien
9. Rekapitulasi jadwal pulang
10. Pasien-pasien dengan risiko code blue dan penanganannya
11. Berapa jumlah perawat dan jumlah perawat cuti/ tidak masuk
11. Bagaimana mekanisme penyusunan discharge planning saat pasien datang?
Jawab:
20
Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan membuat discharge planning pasien yang mencakup
beberapa topik dan kriteria tentang bagaiman pasien akan dirawat setelah pulang. Hal ini dikokumentasikan di
formulir pengkajian awal keperawatan rawat inap.
12. Apa yang harus dilakukan bila menerima telpon hasil kritis dari laboratorium/radiologi
Jawab:
1. Tulis Hasil Kritis Laboratorium tsb di CPPT pasien dengan metode Tulis Baca Konfirmasi (TbaK)
2. Tulis Jam dan tanggal pelaporan dari Laboratorium
3. Segera melaporkan ke dokter pengirim atau DPJP tentang nilai kritis tersebut
4. Dokter segera memberi instruksi/tindak lanjut dari hasil kritis tersebut
21
seseorang.
Fungsi kardiova Tidak terpengaruh Biasanya dapat Biasanya dapat Dapat terganggu
skuler dipertahan- kan dipertahan- kan
dengan baik dengan baik
22
6. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
23
1. Saat mengambil obat High Alert pada tempatnya.
2. Saat menyerahkan obat High Alert kepada dokter atau perawat;
3. Saat akan memberikan obat High Alert kepada pasien
24
Jumlah sediaan
Aturan pakai ( frekuensi, dosis dan rute pemberiaan obat)
Perencampuran beberapa obat jadi dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam
bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif.
3. Bila obat berupa racikan, dituliskan nama obat/ bahan obat dan jumlahnya. Untuk bahan padat dituliskan
milligram, mikrogram, gram, untuk bahan cair tetes, milliliter, liter.
4. Untuk aturan pakai jika perlu atau pro renata atau prn, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
5. Untuk sediaan insulin, penulisan dosisnya tidak boleh disingkat (ditulis “unit” bukan u atau iu). Untuk
sediaan yang mengandung obat golongan narkotika, jumlah obat ditulis dalam bentuk huruf romawi dan
terbilangnya. Contoh : R/Codein 10 mg Tab No.XXX (tiga puluh).
6. Bila dalam pemesanan obat tidak lengkap , tidak terbaca atau tidak jelas, maka petugas farmasi harus
menghubungi dokter penulis resep sesuai SPO Penanggulangan Penulisan resep dan pemesanan yang
tidak terbaca.
7. Untuk pemesanan yang dibutuhkan cepat, dokter penulis resep menuliskan “CITO” pada bagian atas
resep atau di sebelah nama obat yang dibutuhkan segera.
8. Resep atau pemesanan obat secara verbal atau melalui telpon, petugas farmasi harus menuliskan
secara lengkap, dibaca ulang dan konfirmasi dengan pihak terkait (misalnya perawat), sesuai SPO
Pemesanan Obat Melalui Telepon.
9. Resep untuk pasien anak-anak, pada identitas pasien dilengkapi dengan berat badan pasien.
2. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien dan keluarga ?
Jawab :
Ucapkan salam, pastikan identitas pasien, perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda, berikan
informasi, menjawab pertanyaan jika ada, lakukan verifikasi atas pemahaman pasien dan keluarga terhadap
materi, dokumentasikan dalam form edukasi, tawarkan bantuan kembali, ucapkan terima kasih dan salam
(SPO pemberian informasi atau edukasi).
25
3. Bagaimana cara anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan
Jawab :
Melakukan pembuktian atau verifikasi atas pemahaman pasien dan keluarganya mengenai materi yang
sudah diberikan, dalam bentuk mengulang kembali informasi atau memperagakan ketrampilan yang telah
diedukasikan.
6. Materi dan topik edukasi apa saja yang sesuai dengan kebutuhan pasien?
Jawab :
Materi dan topik edukasi disesuaikan dengan hasil pengkajian atas kebutuhan per pasien. Namun demikian
secara umum topik-topik atau materi yang lazim diberikan dapat dituangkan dalam daftar berikut:
1) Informasi Medis Pasien
2) Penggunaan Obat-obatan
3) Penggunaan Peralatan Medis
4) Diet dan Nutrisi
5) Manajemen Nyeri
6) Teknik Rehabilitasi
26
10. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penerimaan pasien baru?
Jawab :
1) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
2) Dilakukan oleh kepala ruangan atau perawat primer dan atau perawat asosiate yang telah diberi
wewenang/delegasi
3) Saat pelaksana tetap menjaga privasi klien
4) Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik
2. Daftar indikator mutu dan keselamatan pasien dan keselamatan pasien RS dan indikator prioritas 2018?
Jawab :
A. INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN NASIONAL
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
2. Emergency Respon Time (Waktu Tanggap Pelayanan Gawat darurat ≤ 5 menit).
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan
4. Penundaan Operasi Elektif
27
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis laboratorium
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider BPJS
8. Kepatuhan Cuci Tangan
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh pada pasien Rawat Inap
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
12. Kecepatan respon Terhadap Komplain
28
b. Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors)
c. Insiden serius akibat efek samping obat
d. Kesalahan dispensing obat oleh farmasi
2. Indikator Area Manajemen
a. Jumlah komplain di Instalasi Farmasi yang ditindak lanjuti
b. Persentase penggunaan E resep di IGD
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
a. Kepatuhan identifikasi pasien di loket farmasi
3. Siklus PDSA indikator mutu dan keselamatan pasien dan keselamatan pasien
29
Jawab :
Semua petugas di RS termasuk dokter melakukan kebersihan cuci tangan pada 5 MOMENTS yang
telah ditentukan, yaitu :
1) Sebelum kontak dengan pasien.
2) Sebelum prosedur bersih/aseptik
3) Sesudah prosedur/resiko terpapar cairan tubuh
4) Sesudah kontak dengan pasien
5) Sesudah kontak dengan area sekitar pasien
30
3. Bagaimana pemilahan sampah medis dan non medis / benda tajam / cair?
Jawab:
Sampah medis dibuang di tempat sampah berkantung plastik kuning. Sampah non medis
dibuang di tempat sampah berkantung plastik hitam. Sampah benda tajam dan jarum dibuang
(puncture proof) yaitu safety box. Limbah medis cair dibuang di spoolhoek dan kloset.
31
7. Bagaimana alur penangananan tertusuk jarum /pasca pajanan ?
Jawab :
Pertolongan Pertama :
a. Bila tertusuk jarum/cairan tubuh mengenai kulit yang tidak utuh segera
bilas dengan air mengalir dan sabun/cairan anti septik.(Bagian yang
tertusuk tidak boleh di tekan dan di hisap dengan mulut)
b. Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau
tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir.
c. Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumur-kumur
dengan air beberapa kali
d. Bila terpercik pada mata , cucilah mata dengan air mengalir (irigasi)
dengan posisi kepala miring ke arah mata yang terpercik.
e. Bila darah memercik ke hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan
air.
Lapor KARU/KATIM/IPCN
Konseling
Hubungi IPCN:
Badriayah sri ismi :081330518090
Sri Wahyuni :081230708500
Ari purwanti :085655364662
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
RSUD dr Moh.SOEWANDHIE SURABAYA
32
3. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)
2. Rumah Sakit wajib terakreditasi sesuai :
a. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
b. Permenkes No. 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan RS;
3. Struktur Organisasi RS : Perda No 20 Tahun 2014;
4. Ijin Operasional RS Nomor : P2T/4/03.23/02/VI/2018, Masa Berlaku : 5 Juni 2023;
5. Ijin IPAL/IPLC Nomor : 660.31/1095/436.7.12/2008, dan Nomor : 660.31/1096/436.7.12/2008, Masa
berlaku : 19 September 2023;
6. Rencana Strategis RSUD dr. Mohamad Soewandhie Tahun 2016-2021;
7. Peraturan Internal RS (Hospital by Laws) : Perwali No 54 Tahun 2012;
8. Peraturan Internal Staf Medis RS (MSBL) : Keputusan Walikota Nomor 188.45/226/436.1.2/2012;
9. Penetapan Menjadi BLUD : Keputusan Walikota Nomor : 188.45/251/436.1.2/2009;
10. Surat Penetapan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit FK Universitas Hang Tuah Surabaya, Nomor
: HK.02.02/MENKES/408/2015, Tanggal 2 Nopember 2015;
11. Surat Penetapan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit FK Universitas Airlangga Surabaya, Nomor :
HK.02.02/MENKES/452/2015, Tanggal 13 Nopember 2015;
1. Manajemen Keselamatan
33
Insiden Proteksi Respon Primer
34
Insiden Proteksi Respon Primer
Tersayat · Tutup dan tekan dengan lembut bagian 1 .Lakukan rujukan ke IGD
tubuh yang tersayat dengan kain kasa 2. Laporkan insiden ke Komite
steril K3RS
Luka Bakar · Bersihkan luka dengan air mengalir 1. Lakukan rujukan ke IGD
selama 10—20 menit 2. Laporkan insiden ke Komite
K3RS
· Lepaskan pakaian atau aksesoris yang
menutupi atau berdekatan dengan luka (menggunakan form "laporan
bakar insiden selain pasien")
35
serta diputar searah jarum jam.
6. Buang hasil serapan tersebut ke kantong plastik
warna kuning
7. Ambil sapu kecil dan serok kecil dari kotak spill
kit kemudian sapukan sisa pasir yang ada dan
masukkan ke dalam kantong plastik warna
kuning.
8. Lakukan pembersihan lantai dengan cara
mengepel menggunakan chlorine 0,5% dan
dilanjutkan dengan obat pembersih lantai untuk
menghilangkan bau di area bekas
ceceran/tumpahan darah, urine dan muntahan
pasien.
9. Lepas APD (masker, sarung tangan dan
celemek) kemudian buang ke kantong plastik
warna kuning.
10. Masukkan kantong plastik warna kuning
tersebut ke tempat sampah medis
11. Ambil tanda/rambu terjadinya tumpahan dilokasi
kejadian.
Laporkan insiden
Tumpahan B3
1. Berikan tanda atau rambu terjadinya ceceran ke Komite K3RS
Chemical tumpahan (menggunakan
form "laporan
2. Gunakan APD (sarung tangan, masker, celemek,
pelindung mata dan pelindung pernafasan bila insiden tumpahan
perlu)
B3")
3. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat.
(Lihat MSDS)
9. Ambil sapu kecil dan serok kecil dari kotak spill kit
kemudian sapukan sisa pasir yang ada dan
masukkan ke dalam kantong plastik warna
cokelat.
36
10. Lepaskan APD (masker, sarung tangan dan
celemek), kemudian buang ke kantong plastik
coklat
2.Manajemen Keamanan
5. Melakukan kesepakatan
dengan para pelaku huru-hara
untuk mengakhiri aksi tersebut.
3. Menghubungi Kepolisian
terdekat (Polsek simokerto :
031- 3765505)
4. Melakukan pemeriksaan
terhadap semua pengunjung
yang keluar rumah sakit
37
Simbol Uraian Keterangan Respon Primer Respon sekunder
Komandan Bencana
2. Jika diperlukan,
menginstruksikan bagian humas
untuk memberikan penjelasan
kepada pers terkait adanya
kejadian penculikan bayi di
rumah sakit.
4. Melaporkan kepada
Komandan Bencana
Komandan Bencana
38
Simbol Uraian Keterangan Respon Primer Respon sekunder
Masing-masing Tim
menjalankan tugasnya (sesuai
SPO Penanganan Ancaman
Bom dan SPO Penanganan
Kejadian Kebakaran)
39
Kode Uraian Keterangan Respon Primer Respon sekunder
2.Koordinator
peralatan Medis
dan Non medis
(Helm Kuning)
Memimpin proses
penyelamatan dan
evakuasi peralatan
medis dan non
medis yang ada di
masing-masing
ruangan untuk
dibawa ke titik
kumpul
3. Koordinator
Dokumen
(Helm Putih)
Memimpin proses
penyelamatan
dokumen penting
dan dokumen terkait
dengan dokumen
status atau rekam
medik pasien untuk
dibawa ke titik
kumpul
40
4. Manajemen Penanganan Kebakaran
Code Red Kondisi 1. Jangan panik, tetap tenang Tim Tanggap Darurat
kejadian dan minta bantuan Kebakaran
kebakaran, bau karyawan lain.
2. Hubungi security : Masing-masing Tim
asap atau
Kejadian 407 menjalankan tugasnya
benda terbakar 3. Informasikan ke
Kebakaran (sesuai SPO
Paging 700
(Sebutkan : Code Red, Penanganan Kejadian
Lokasi / ruangan, 3X) Kebakaran)
4. Lakukan pemadam
menggunakan APAR
dengan metode " TATS"
5. Security melaporkan
kepada Komandan Bencana
Kebakaran rumah sakit
Tekan Tombol
Springkle
Panel
Sarana Penyelamatan r
kontrol
Baju Tahan Api
Operator Sentral
41
Tindakan Apabila Tindakan Apabila
Kebakaran Terkurung dalam Gedung
yang Terbakar
Hubungi
Operator
Jika
memungkinkan
padamkan api Hubungi operator dengan telepon
menggunakan
APAR dan Fire Basahi kain dan tempatkan di sekitar dan di
Hydrant
bawah pintu untuk mencegah asap
memasuki ruangan.
42
5. Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)
1. Dapatkah anda menjelaskan uraian jabatan anda?
Jawab :
Uraian jabatan bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki. Secara umum uraian jabatan
tersebut terdiri dari nama jabatan, ikhtisar jabatan, atasan langsung, jajaran bawahan, koordinatif, tugas
pokok, tanggung jawab, wewenang, uraian tugas, mutu hasil kinerja, indikator kinerja, kondisi pelaksanaan
kerja, risiko pekerjaan, fasilitas dan peralatan, kondisi saat bencana, persyaratan jabatan. Uraian jabatan ini
disimpan oleh bagian Kepegawaian dan Diklat dan salinannya disimpan dimasing-masing bagian/instalasi/unit
tempat bertugas dan salinanya harus dimiliki oleh setiap staf yang bersangkutan. Seluruh staf wajib
memahami uraian jabatannya masing-masing.
Semua petugas kesehatan yang terlibat dalam pengisian berkas rekam medis dapat menggunakan simbol dan
singkatan sebagai pengganti istilah dalam penulisan di berkas rekam medis.
Daftar singkatan istilah yang digunakan dalam pengisian pada berkas rekam medis :
1
♂ Laki-laki
2
♀ Perempuan
3 Infus/ Cairan
4 Transfusi
9
╫ Fraktur
43
NO SIMBOL ARTI SIMBOL
13 Stiker Merah di
Alergi/ Tanda Bahaya
Sampul RM
14 Tulisan B20 di
HIV/ AIDS
Sampul RM
16
† Meninggal
17 Obat Narkotika
19 Obat bebas
21
ALERGI OBAT Alergi / keracunan terhadap obat
tertentu
22
Titik kumpul evakuasi
23
24
Jalur evakuasi
25
Awas bahaya bahan radioaktif
44
NO SIMBOL ARTI SIMBOL
26
Bahan beracun
27
Infeksius
45
pendaftaran rawat jalan yang telah disumpah, staf penyimpanan non rekam medis yang telah disumpah,
staf penunjang pelayanan medik yang telah disumpah, staf bidang pelayanan keperawatan yang telah
disumpah, staf IT yang telah disumpah dan staf cleaning service yang telah disumpah.
d. Pihak yang diperbolehkan masuk ruang penyimpanan rekam medis adalah seluruh staf rekam medik,
staf pendaftaran rawat jalan yang telah disumpah, dan staf penyimpanan non rekam medik yang telah
disumpah.
e. Selain staf rekam medik dan staf yang tidak disumpah, tidak diperbolehkan masuk ke ruang rekam medis.
5. Modul SIMRS
No Modul
1 Rawat Jalan
Pendaftaran Rawat Jalan
Layanan Rawat Jalan
Laporan Pendaftaran,Layanan, Kasir dan Kunjungan RJ
2 Rawat Inap
Layanan Rawat Inap
Laporan Pendaftaran,Layanan, Kasir dan Kunjungan RI
Update status Tempat Tidur
3 IGD
Pendaftaran Rawat IGD
Layanan Rawat IGD
Laporan Pendaftaran,Layanan, Kasir dan Kunjungan IGD
4 Admisi
Pendafatarn Rawat Inap
Info Bed
Status Kamar
5 Kasir/ Billing
Kasir Rawat Inap
Kasir Rawat Jalan
Kasir IGD
Kasir Penunjang Medis
Laporan Setoran Harian
6 Penunjang Medis
46
No Modul
Pendaftaran Penunjang Medis
Layanan Laboratorium
Layanan Patologi Anatomi
Layanan Radiologi
Jadwal Penunjang Medis
Laporan Pendaftaran, Kasir, Pendapatan, Kunjungan dan Pemeriksaan
7 Rekam Medis
Review Pendaftaran
Rujukan Pasien
Penggabungan Rekam Medis
Notifikasi Rekam Medis
Peminjaman Rekam Medis
History Pasien
Status Berkas Rekam Medis
Laporan RL
8 Bank Darah
Order Darah UTD
Terima Darah UTD
Retur Darah UTD
Order Darah Pasien
Retur Darah Pasien
Crossmatch Darah Pasien
Pembuangan Darah
Laporan
9 Instalasi GIZI
Pembelian Bahan
Retur Bahan
Pengolahan Bahan
Pemesanan Bahan
Pemesanan Menu
Pengiriman Menu
Cetak Label
Laporan
10 Keuangan
Penerimaan Pendapatan
Laporan Pendapatan RJ, INAP dan IGD
Laporan Pendapatan Penunjang Medis
Laporan Lain-lain
Laporan Pendapatan Farmasi
Laporan Storan Harian
Laporan Jasa Pelayanan
Laporan Rekap Periodik
Laporan STS
11 Inventory (Gudang ATK)
usulan pengadaan barang ATK
Order Barang ATK
Retur Pembelian ATK
Terima Barang ATK
47
No Modul
Order Mutasi ATK
Inventaris & Pelabelan ATK
Mutasi Barang ATK
Pembuangan Dan Pengalihan barang ATK
Opname Stok ATK
Laporan
12 Pengadaan Obat dan Alat
Pembelian Obat dan Alat
Penerimaan Pembelian Obat dan Alat
13 Penjualan Farmasi
Penjualan Obat
Retur Penjualan
Stok Opname
Laporan farmasi
14 E-Resep
15 Pendaftaran dan Rujukan Online
16 Survey Kepuasaan Pasien
17 Bridging BPJS
18 Penjadwalan Pasien Operasi
Rumus BOR :
(Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%
Rumus AVLOS:
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Rumus TOI :
((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +mati)
48
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-
rata dipakai 40-50 kali.
Rumus BTO :
Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
+mati)
e. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus NDR:
(Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
+mati)
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus GDR :
( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰
+mati)
7. Elemen Penilaian Mirm Yang Terkait Dengan Wawancara Bu Direktur Dan Kepala Bagian
MIRM 5 Terdapat bukti bahwa data Bukti analisis data menjadi Aplikasi SIMRS :
EP 1 dianalisis diubah menjadi informasi mendukung asuhan
informasi mendukung pasien Data 10 penyakit
asuhan pasien (D,W) terbanyak, SOAP
Kepala bidang/divisi
Kepala Unit Pelayanan
Kepala/ staf SIMRS
MIRM 5 Terdapat bukti bahwa data Bukti analisis data menjadi Aplikasi SIMRS :
dianalisis diubah menjadi informasi mendukung
49
EP 2 informasi mendukung manajemen rs Jumlah Kunjungan,
manajemen rs (D,W) Pola penyakit,
Penilaian Kepuasan,
Pelaporan Kasir
Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala Unit Pelayanan
Kepala/ staf SIMRS
MIRM 7 Rumah sakit menyediakan Bukti daftar dan bahan refrensi Offline : SELI
EP 4 fasilitas internet untuk terkini yang mendukung (Soewandhie
mendapatkan informasi manajemen Library),
ilmiah terkini dan informasi Perpustakan
lain secra tepat waktu untuk
mendukung manajemen Online : Ebook
Lihat fasilitas internet/
(D,O,W)
perpustakaan
Pimpinan RS
Kepala bidang/divisi
Kepala unit pelayanan
Kepala/ staf SIMRS
50
yang datang sendiri atau rujukan kader atau masyarakat, bidan desa, puskesmas dan puskesmas
PONED serta RS lain.
1. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi dan peningkatan kesehatan ibu dan bayi
2. Kebijakan RS dan dukungan penuh manajemen dalam Pelayanan PONEK. Terbentuknya Tim
PONEK RS yang dilantik oleh Pimpinan RS dan Memiliki SK/ Surat tugas.
3. Tercapainya kemampuan teknis Tim PONEK sesuai standar kinerja Manajemen dan standar kinerja
Klinis.
4. Proses konsultasi dan pembinaan dalam pelayanan obstetri dan neonatal emergensi antara RS
PONEK, Puskesmas, PONED, Pustu, dokter dan BPS, RS Swasta.
5. Koordinasi dan singkronisasi antar pengelola dan penanggung jawab Program pada tingkat
Kabupaten/ Kota, Propinsi dan pusat dalam manajemen Program PONEK.
6. Pelaporan instrumen penilaian RSSIB dilakukan tiap semester (6 bulan) kepada kepala SMF dan tiap
tahun kepada Direktur
51
2. MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
1. Program Penanggulangan HIV/AIDS?
Jawab :
1) Melaksanakan kegiatan voulentary Conseling and Testing (VCT) dalam rangka deteksi dini HIV dan
2) Melaksanakan Skrining tentang HIV dengan Methode Provider Initiated testing and conselling (PITC)
untuk memudahkan dan mempercepat diagnosis dan penatalaksanaan. Penyakit terkait HIV & AIDS.
3) Melaksanakan layanan perawatan, dukungan dan pengobatan bagi orang dengan HIV & AIDS.
Jawab :
1) Memperluas diagnosis / deteksi dini HIV dengan perluasan / peningkatan tes HIV
2) Mengoptimalkan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV dengan harapan akan mengurangi
risiko penularan HIV, menghambat dampak buruk infeksi oportunistik dan meningkatkan kualitas
hidup ODHA.
3) Meningkatkan upaya pengobatan dan perawatan yang efektif dan berkesinambungan untuk
4) Memberikan akses yang cepat pada ibu hamil dengan HIV agar mendapatkan perawatan, dukungan
dan pengobatan.
1. RSUD dr. M .Soewandhie sudah melaksanakan penanggulangan TB dengan strategi DOTS ( Directly
Observed Treatment Shortcourse )sejak tahun 2008 ( sejak ada poli paru ).
2. Dalam program TB DOTS yang diutamakan adalah penemuan kasus dengan pemeriksaan mikrobiologis
yaitu sputum BTA dan sputum GeneXpert ( yaitu Tes Cepat Molekuler =TCM)
1. Untuk terapi TB sebagian besar pasien TB tanpa komplikasi akan dikirim ke Puskesmas / FKTP tingkatI
untuk mendapatkan OAT ( Obat Anti Tuberkulosis )
2. Klinik DOTS sudah berdiri sejak tahun 2015 ( Akreditasi pertama ) dan semua pasien TB dewasa baik TB
paru maupun TB Extra paru akan dilayani di sana. Status medis akan ditempeli stiker DOTS
3. Sejak bulan Agustus 2018 ada program PRIORITAS yaitu semua pasien TB paru rawat jalan setelah
didiagnosa akan mendapatkan kartus Prioritas dan di status medis akan ditempel stiker PRIORITAS
berwarna orange, dan bila pasien TB paru ini mendapat reesep obat atau akan dilakukan pemeriksaan
penunjang , maka di lembar resep maupun di formulir pemeriksaan radiologi/ laboratorium/patologi
akan distempel tulisan PRIORITAS . Stempel Prioritas ini telah dibagikan ke semua klinik. Bila pasien TB
paru berobat ke klinik rawat jalan ( klini apapun ) maka akan didahulukan dan diberi masker ( bila blm
52
memakai masker ). Tujuan dari program prioritas adalah mengurangi penularan TB di RS, dengan cara
mempersingkat waktu pasien TB paru berada di RS. Sasaran program prioirtas ini adalah paasien TB
paru rawat jalan, untuk TB extra paru karena dianggap tidak menular secara “airborne” maka tidak
dijadikan sasaran program prioritas.
4. Semua pasien TB yang menjalani pengobatan di RS ini akan ditawarkan tes HIV sesuai dengan program
kolaborasi TB HIV
5. PELAYANAN GERIATRI
a. Pasien usia lanjut yang berusia 60 tahun ke atas Menderita lebih dari 1 penyakit kronis atau
degenerative atau degenerative dengan / tanpa disertai penyakit akut.
b. pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun ke atas yang memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis .
53
Pasien usia lanjut
a. TUJUAN
1). TUJUAN UMUM
Memprioritaskan pasien geriatri terutama pasien rawat jalan pada segala lini pelayanan sejak
pendaftaran hingga selesai pelayanan, sehingga waktu keberadaan pasien di rumah sakit
dipersingkat dimana karena keterbatasan kemanampuan atau kemunduran dalam kesehatan fisik.
2) TUJUAN KHUSUS
a). Mempercepat pelayanan untuk pasien geriatri diproses pendaftaran
54
b). Mempercepat pelayanan untuk pasien geriatri diproses peemeriksaan oleh dokter
c). Mempercepat pelayanan untuk pasien geriatri di farmasi, radiologi, laboratorium, maupun
laboratorium patologi anatomi.
Alur
PASIEN
DATANG
PASIEN MENDAFTAR DI
LOKET IRJ
PETUGAS RM IRJ
“Mencatat data
Pasien di Komputer”
- Laboratorium
- Radiologi
IRJ/KLINIK
- Patologi Anatomi
Hasil
Pemeriksaan
Penunjang
ADMISI
PASIEN
PULANG
55
V. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
2. Dari mana saja peserta didik yang ada di RSUD dr. M. Soewandhie?
FK UNAIR
FK UHT
STIKES/POLTEKES
3. Apa tandanya bahwa peserta didik tersebut adalah peserta didik yang sedang praktik di RSUD dr. M.
Soewandhie? Bagaimana cara mengenalinya?
Peserta didik menggunakan Tanda Pengenal sesuai jenis dan kompetensinya
Contoh Tanda Pengenal :
56
Bagi peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis (PPDS & PPDGS)
menggunakan kalung warna sesuai level kompetensinya (ditentukan oleh masing-masing koordinator
pendidikan):
4. Apa saja syarat yang harus dipenuhi peserta didik yang ada di RSUD dr. M. Soewandhie?
Institusi Pendidikan harus memiliki MOU dengan RSUD dr. M.Soewandhie
Surat Pengantar dari Institusi Pendidikan
Rincian kompetensi
Bagi peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis (PPDS & PPDGS) harus
dilengkapi dengan :
a. Fotokopi Ijazah
b. Fotokopi SIP
c. Fotokopi STR
d. Fotokopi Surat/sertifikat kompetensi sesuai levelnya
5. Bagaimana cara agar mutu dan keselamatan pasien tidak tergantu dengan adanya peserta didik yang ada di RSUD
dr. M. Soewandhie?
Rumah Sakit melalui Tim Koordinasi Pendidikan melakukan orientasi tentang Penjaminan Mutu pada setiap
peserta didik sebelum melakukan praktik di RS setiap sebulan sekali pada hari Rabu Minggu Pertama.
6. Apa saja materi yang didapat peserta didik yang ada di RSUD dr. M. Soewandhie saat kegiatan orientasi tentang
Penjaminan Mutu?
Tata Tertib Peserta Didik
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Basic Life Suport
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
BPJS Kesehatan
Program Pengendalian Resistensi Antimikroba.
57